Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Dengan
banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah
sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain dapat di manfaatkan, alga juga
memiliki banyak peranan yang sangat penting khususnya bagi kaum ilmuan atau peneliti yaitu
dapat dijadikan objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu. Alga dalam istilah Indonesia
sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang
dan daun sejati. Alga dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi menurut Harol Blood yaitu
Cholorophyta (Green Algae), Phaeophyta (Brown algae),Rhodopyta (Red algae), Chrysophyta
(Gold algae) Bacillariophyta (Diatom),dan Pyrrophyta yang akan dibahas dalam makalah ini
yaitu alga Uniselluler. Berikut adalah penjelasan mengenai salah satu jenis alga yaitu Divisi
Phaeophyta (Brown Algae) menyangkut ciri-ciri umum, habitat, struktur tubuh, reproduksi,
klasifikasi serta peranannya dalam kehidupan manusia.

Ganggang dapat hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup di tempat-
tempat yang lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan, atap rumah, atau kulit-
kulit pohon. Ganggang juga memiliki ciri lain yang sama dengan Protista, yaitu memiliki
membran inti, ada yang bersifat uniseluler dan ada yang multiseluler. Ganggang dapat berbentuk
benang, lembaran, atau koloni sel. Reproduksi ganggang dapat dilakukan secara seksual dan
aseksual. Secara seksual dilakukan dengan cara isogami dan oogami. Isogami terjadi jika antara
sel betina dan sel kelamin jantan mempunyai ukuran yang sama dan sulit dibedakan. Oogami
terjadi jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina mempunyai bentuk dan ukuran yang
berbeda dan mudah dibedakan. Dari peleburan dua sel kelamin tersebut, akan terjadi pembuahan
yang menghasilkan zigot. Zigot akan terus berkembang menjadi individu baru. Ganggang dapat
dikelompokkan menurut pigmen yang dimilikinya menjadi beberapa golongan, yaitu ganggang
cokelat (Phaeophyta), ganggang pirang (Chrysophyta), ganggang merah (Rhodophyta),
ganggang hijau (Chlorophyta), dan ganggang Euglenophyta.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi Alga ?

2. Bagaimanakah ciri-ciri umum dari Alga ?

3. Bagaimana Klasifikasi pada Alga ?

4. Bagaimana daur hidup Alga ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui definis Alga

2. Untuk mengetahui cirri umum Alga

3. Untuk mengetahui Klasifikasi Alga

4. Untuk mengetahi bagaimana daur hidup Alga


BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISIS ALGA

Iistilah alga (jamak algae), dalam bahasa indonesia disebut ganggang. Mempunyai
batasan dan variasi. Sulit untuk mendefinisikan dalam rangkaian kalimat yang singkat. Alga
adalah tanaman laut yang di kelompokkan dalam 2 kelompok besar makro alga dan mikro alga,
mikro alga (berukuran kecil) tidak dapat dilihat secara kasat mata tetapi hanya boleh dilihat
dengan menggunakan alat bantu yaitu mikroskop. Sebaliknya alga makro atau alga yang
berukuran besar dapat dilihat langsung (kasat mata). Menurut Marianngsih, dkk (2013:219).
Salah satu organisme laut yang banyak dijumpai di hampir seluruh pantai di Indonesia adalah
makroalga. Makroalga merupakan alga yang berukuran besar, dari beberapa centimeter (cm)
sampai bermeter-meter. Makroalga berdasarkan morfologinya tidak memperlihatkan adanya
perbedaan antara akar, batang dan daun. Secara keseluruhan tanaman ini memiliki morfologi
yang mirip, walaupun sebenarnya berbeda. Mikroalga merupakan organisme nabati yang hidup
melayang-layang dalam air, relative tidak mempunyai daya geerak sehingga keberadaannya
dipengaruhi oleh gerakan air serta mampu berfotosintesis (Davis,1951). Mikroalga umumnya
bersel satu atau berbentuk benang dan mampu memroduksi komponen yang bernilai tinggi.
Habitat hidupnya meliputi seluruh wilayah perairan di dunia, baik lingkungan air laut maupun air
tawar. Organisme ini memiliki kemampuan mengubah energi matahari, air, dan karbon dioksida
layaknya tumbuhan tingkat tinggi (Panggalo, 2012:19)

Menurut Gupta (1981) : alga mencakup semua organisme yang dapat melakukan
fotosintesis kecuali lumut dan tumbuhan berpembuluh. Alga adalah organisme yang masuk ke
dalam Kingdom Protista mirip dengan tumbuhan.Menurut Smith (1955), Gupta (1981), Bold dan
Wynne (1985): “alga adalah organisme berklorofil. Tubuhnya merupakan talus (uniseluler dan
multiseluler), alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang
alat reproduksi tersusun dari banyak sel”
B.CIRI-CIRI UMUM ALGA

1. HABITAT DAN DISTRIBUSI

Habitat alga adalah tempat yang berair : sungai, kolam, rawa, laut, tanah yang lembab, pohon,
dan sebagainya. Distribusi alga kosmopolit. Alga ditemukan disumber air panas, disalju daerah
kutub dan puncak gunung yang tinggi, bahkan diperairan yang mengandung boraks di Lamongan
juga ditemukan alga.

Berdasarkan habitatnya, alga dapat dikelompokkan menjadi :

a. Hidrofit : alga yang tumbuh mengapung dipermukaan air, atau terendam di air.
Kelompok ini dapat dibedakan lagi menjadi :
 Bentofit : alga yang tumbuh melekat dilumpur atau dasar perairan.
Contoh : Chara dan Nitella
 Epaktifit : alga yang tumbuh disepanjang tepian kolam atau danau.
Contoh : Chaetophora, Oedogonium, Rivularia
 Termofit : alga yang hidup dimata air panas dengan suhu antara 70-80 0C
Beberapa jenis ganggang biru dapat bertahan hidup pada suhu lebih dari 850C
 Planktofit : alga yang hidup melayang dipermukaan air, misalnya diatom, anggota
dari bangsa Chlorococcalaes, Spirogyra, Zygnema, Nostoc
 Halofit : alga yang hidup di air dengan kadar garam yang tinggi
Contoh : Prasiola, Enteromorpha, Dunalillea salina.
 Epifit : alga yang dapat hidup menempel pada tumbuhan lain
Contoh : Oedogonium, Rhizoclonium, Bulbochaete, Coleochaeata
 Epizofit : alga yang hidup menempel pada hewan (cangkang moluska, iakn, kura-
kura)
Contoh : Protoderma (menempel pada punggung kura-kura), Characium
(menempel pada kaki depan Branchipus)
b. Edapofit (alga darat): adalah kelompok alga yang hidup dipermukaan tanah (saprofit)
aytau dibawah permukaan tanah, satu meter atau lebih (kriptofit). Contoh saprofit adalah
Botrydium, Vauvheria, Protosiphon. Contoh kriptofit adalah Chlorella dan beberapa jenis
ganggang biru lain.
c. Aerofit : adalah alga yang tempat hidupnya menyebabkan dominan berinteraksi dengan
udara, misalnya dibatu-batuan yang lembab, tembok, patahan ranting pohon, dan
sebagainya. Contoh : Scytonema, Vaucheria, Stigonema, dan Calothrix.
d. Kriofit : adalah alga yang tumbuh dipermukaan es atau salju, memiliki kemampuan
adaptasi pada suhu beku. Warna ganggang ini bervariasi, ada hijau (Chlamydomonas,
Ankistrodesmus, dan Mesotaenium), merah (Scotiella), dan kuning.
e. Endofit : adalah ganggang yang hidup didalam tubuh tanaman lain, misalnya Anabaena
azollae pada tanaman Azolla, Anabaena cycadae didalam akar Cycas.
f. Simbiotik : beberapa jenis alga hidupnya bersimbiosis dengan jamur, dan kerjasama ini
menghasilkan bentuk tanaman yang disebut Lichens (lumut kerak). Jenis alga yng
menjadi simbion berasal dari Microcytis, Gleocapsa, Nostoc, Scytonema, Rivularia,
Chlorella.
g. Endozoofit : adalah ganggang yang hidup didalam tubuh hewan, misalnya Zoochlorella
yang hidup didalam tubuh Hydra.
h. Parasit : adalah ganggang yang hidup parasit pada tanaman lain. Contoh Chephaleuros
yang menyebabkan penyakit cabuk merah pada daun mangga, kopi, dan teh.

2. STRUKTUR/SUSUNAN TUBUH

Ganggang uniseluler ada yang apat bergerak (motil) dengan bantuan bulu cambuk (flagel),
misalnya Chlamydomonas. Ganggang uniseluler yang tidak dapat bergerak, misalnya
Chlorella, Synecoccus. Organisasi talus ganggang multiseluler dibedakan menjadi 5 tipe :

a. Koloni senobium

Koloni yang tersusun dari beberapa sel dengan jumlah tertentu, bentuk dan ukurannya tetap
untuk setiap spesies. Sel-sel ada yang tetanam dalam matriks bersifat seperti lendir
(musilagenous) atau setiap sel dilapiis lendir kemudian semua sel menyatu menjadi
senobium. Bentuk koloni senobium yang dapat bergerak (Volvox, Pandorina, Eudorina),
senobium yang tidak bergerak (Hydrodiction, Pediastrum)

b. Koloni agrerat
Agregasi sel-sel tidak memiliki bentuk dan ukuran uang tetap. Sel-sel yang beragregasi
tertanam didalam matriks seperti gelatin dalam susunan yang kurang teratur. Sel dapat
membelah tanpa memecah dinding gelatin. Dua sel hasil pembelahan kemudian memisah dan
menambah jumlah sel dalam agrerat. Ada tiga tipe agrerat :

 Bentuk Palmeloid : sel-sel alga tertanam didalam suatu massa lendir yang tidak teratur
(Tertraspora, Palmella, Gleocapsa).
 Koloni dendroid : agregasi sel-sel berbentuk menyerupai pohon. Sel-sel bersambung
dengan perantaraan lendir yang disekresikan oleh sel-sel itu sendiri (Prasino cladus,
Chaemosiphon fuscus).
 Koloni rhizophodial : sel-sel amuboid dengan jumlah yang bervariasi bergabung dengan
perantaraan beberapa tonjolan sitoplasma (Rhizochrysis).

c. Filamen

Filamen dihasilkan dari pembelahan sel yang berulang-ulang , dan sel-sel hasil pembelahan
tidak memisah tapi membentuk rangkaian sel. Bentuk filamen atau benang dibedakan
menjadi 2 tipe, yaitu (1) filamen tidak bercabang (Ulothrix, Spirogyra), dan (2) filamen
bercabang (Cladhophora). Pada Stigeoclonium, Chaetophora, Ectocarpus, Coleochaete,
Draparnaldia, percabangan dibedakan menjadi bagian/cabang prostat dan cabang tegak
(heterotrikus)

d. Sifoneus

Talus mengandung banyak inti (multinukleus) tetapi tidak terbagi-bagi menjadi sel-sel,
kecuali pada waktu membentuk unit-unit reproduktif. Contoh : Bryopsis, Vaucheria.

e. Seperti jaringan parenkim (parenkimateus)

Jika pembelahan sel berlangsung pada lebih dari 1 bidang akan menghasilkan struktur talus
seperti parenkim. Contoh : Ulva, Porphyra, Punctaria.
.

3. SUSUNAN SEL
a. Dinding sel dan lendir

Dinding pada sel alga pada umumnya terdiri dari 2 komponen. Komponen fibriler yang akan
memebentuk rangka dinding dan komponen non fibriler berbentuk matrik. Tipe umum dari
konponen fibriler adalah mengandung selulosa. Selulosa dilapisi pila oleh mannan, selain itu
ada yang diselubungi xylan. Komponen non fibriler berlendir merukapakan polisakarida dan
telah secara komersial diperdagangkan.

b. Plastida
Tipe plastida pada alga adalah kloroplas. Proplastida adalah organela yang tak berwarna,
lebih kecil dari kloroplas dan tidak mempunyai grana.

c. Pigmentasi

Pigmen yang paling banyak daklam kloroplas adalah klorofil. Terdapat berbagai jenis
klorofil tergantung pada rantai samping yang mengikat inti porifinnya (klorofil a, b, c, d, dan
e). Jenis yang terdapat pada alga adalah klorofil a, b, c, dan d. Klorofil a adalah pigmen
fotosintesis utama pada semua alga, berperan sebagai reseptor cahaya dalam fotosistem 1
dari reaksi cahaya. Klorofil a adalah tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol, benzena,
dana seton.

Selain klorofil didalam kloroplas terdapat karotenoid, adalah pigmen warna kuning, orange,
atau merah. Karotenoid yang paling banyak adalah karoten dan xantofil.

d. Pirenoid

Pironeid merupakan organela yang tersusun oleh senyawa protein terletak didalam atau pada
permukaan kloroplas. Perannya adalah untuk sintesis amilum atau untuk menyimpan
cadangan makanan

e. Cadangan makanan

Cadangan makanan pada alga terutama disimpan didalam sitoplasma. Beberapa ada didalam
kloroplas. Cadangan makanan yang paling umum adalah tepung, senyawa menyerupai
tepung, lemak, atau minyak. Cadangan makanan pada alga dikelompokkan sebagai berikut:

 Ikatan glukan a-1,4: Berupa florideae, tepung myxophycin, dan tepung.


 Ikatan glukan b-1,3 :Berupa laminarin, krisolaminarin (leukosin), paramylon.
 Fruktosan :Berupa gula, glikosida, dan polyol.
f. Inti

Pada alga yang bersifat eukariotik seperti pada tumbuahn yang lain, inti diselubungi oleh
membran dan berisi DNA. Berdasarkan intinya alga dibedakan menjadi 2, yaitu:

 Terjadi pada Dinophyceae dan Euglenophyta


Kromosom secara permanen, nukleus tidak hilang selama pembelahan inti, ukuran inti besar,
komponen tidak melekat pada membran inti dan tidak ada benang spindle

 Terjadi pada alga yang bersifat ekuriotik lainnya

Kromosom terjadi konddensasi pada profase, dan hilang selama telofase, nukleus hilang
selama telofase, inti kecil, kromosom melekat pada benang spindle.

g. Vakuola

Pada alga biru terdapat pseudovakuola atau vakuola gas . Pada sel yang dilengkapi dinding
osmoregulasi diatur dengan adanya tekanan turgor. Sedangkan sel yang tidak dilengkapi
dinding diatur pleh vakuola kontraktil. Banyak alga berflagel mempunyai 2 vakuola
kontraktil terletak dibagian ujung anterior sel. Vakuola kontraktil berperan dalam
mempertahankan keseimbangan air dalam sel. Diniphyceae mempunyai struktur serupa
vakuola kontraktil disebut pusula, kemungkianna mempunyai fungsi sama tetapi lebih
kompleks.

h. Mitokondria

Mitokondria pada sel alga terdapat 2 tipe:

 Mitokondria dengan kristae lemelar, terdapat pada Rhodophyceae, Euglenophyta, dan


Charophyta. Kristae lamelar dihubungkan dengan alga yang mempunyai pigmen
fikobiliprotein atau klorofil a dan b bersama-sama.
 Mitokondria dengan kritae tubular terdapat pada Chrysophyta. Kelompok ini tidak
mempunyai pigmen fikobiliprotein atau klorofil a dan b bersama.
i. Flagela

Flagela terdiri dari aksonema yang terletak dibagian pusat yang diselubingi oleh selubung
plasma. Dalam irisan melintang aksonema tersusun oleh 9 doublet. Mikrotubula mengelilingi
bagian tengah terdapat 2 singlet mikrotubulus. Struktur semacam ini dikenal sebagai
sususnan 9+2. Susunan 9+2 adalah struktur dalam flagel sel eukariotik yang ditemukan pada
motil pada semua organisme kecuali bakteri.

Flagela dihubungkan dengan struktur yang sangat halus disebut aparatus neuromotor,
merupakan granula pada pangkal dari tiap flagela disebut blepharoplas. Granula tersebut
masing-masing dihubungkan oleh benang yang letaknya melintang disebut paradesmosa.
Rhizoplas merupakan benang tegak dan lurus menghubungkan salah satu dari granula
(blepharoplas) denagn struktur intranuklear dari inti disebut sentrosom.

Jika flagela hanya satu disebut monokron, jika flagela ada 2 dengan panjang yang sama
disebut isokon, jika panjangnya tidak sama disebut nisokon. Selain itu ada yang tersusun2
flagel, satu flagel tegak dan yang lain melingkari disebut tipe stefanokon.

Pada selubung plasma dari flagela sering terdapat struktur berambut (mastinogem). Tipe
whiplash (acronematic) adalah flagela yang tidak terdapat struktur mastinogem, sedangkan
tipe tinsel (pantonematic) adalah flagel yang terdapat struktur mastinogem. Mastinogem
berfungsi untuk menambah luas bidang permukaan dan membantu gerakan pada flagel
sebagai pendorong.

j. Stigma/bintik mata
Pada alga uniseluler motil/senobium mempunyai organella berpigmen yang dikenal dengan
stigma. Stigma sebenarnya adalah plastida yang berubah struktur dan fungsi menjadi
semacam lensa. Perananya adalah untuk mengetahui ada tidaknya cahaya.

4. NUTRISI

Nutrisi merupakan faktor ekologis yang penting bagi pertumbuhan, zat hara alga
diperoleh dari air sekelilingnya. Penyerapan zat hara dilakukan melalui seluruh bagian tanaman
(Indriani dkk, 1997). Phosphor dan nitrogen secara normal konsentrasinya rendah di dalam air
laut, sehingga sering menjadi faktor pembatas untuk pertumbuhan rumput laut. Nitrogen diserap
oleh alga dalam bentuk nitrat dan ammonium. Apabila kadar nitrat dan phospat melimpah di
perairan maka akan mempengaruhi stadia reproduksi alga (Jelantik, 2003).

Pada umumnya alga adalah sekelompok tumbuhan yang bersifat autotrof. Artinya dapat
membuat bahan organik sendiri dari bahan anorganik. Alga dapat bersifat fotoautotrof maupun
khemoautotrof. Beberapa alga meskipun demikian ada yang bersifat seperti hewan yaitu tidak
mampu membuat makanan sendiri(heterotrof). Alga yang bersifat heterotrof, berdasarkan cara
pengambilan makanan dikelompokkan menjadi :

 Fogotropik (holozoik) : alga yang menyerap bahan makanan secara keseluruhan kedalam
vesikel untuk dicerna, contoh : Ochromonas oxyrrhis
 Osmotrof : alga yang menyerap bahan makanan dalam bentuk larutan melalui membran
plasma.
 Saprofit : alga yang hidup secara heterotrof pada bahan sudah mati yang mengandung
bahan organik.
 Prasit : alga yang hidup pada organisme lain dan memperoleh makanan dar inangnya
tersebut.
 Auksotrofik : alga yang memerlukan sebagian kecil bahan organik, tetapi bukan sebagai
sumber energi. Alga ini memerlukan vitamin tambahan tertentu seperti tiamin dan biotin.
 Miksotrof : alga yang dapat bersifat autotrof maupun heterotrof. Misalnya kelompok
euglenoid.
5. PERKEMBANGBIAKAN

Pada tumbuhan rendah hkususnya alga ada 3 cara perkembangbiakan yaitu:

1. Vegetatif :

Perkembangan dengan cara vegetatif adalah tanpa pembentukan sel khusus. Reproduksi
vegetatif dapat terjadi dengan cara pembelahan sel, fragmentasi dan pembentukan tunas.
Alga yang berbentuk sel tunggal sering kali mengadakan perkembangbiakan dengan
pembelahan sel. Pembelahan terjadi dalm serangkaian yang cepat, membelah menjadi
individu yang baru seperti sel induknya. Prosesnya seringkali disebut pembelahan biner.
Alga berbentuk koloni tanpa filamen atau yang berbentuk filamen umumnya bereproduksi
melalui fragmentasi.Cara fragmentasi adalah thalus alga terpotong-potong atau terbagi-bagi
menjadi beberapa bagian yang kemudian nantinya jika hidup pada substrat yang cocok akan
tumbuh menjadi individu yang baru.

2. Sporoik

reproduksi aseksual dengan cara spora adalah dimana spora dapat diproduksi dalam sel
vegetatif yang normal atau sel khusus. Spora yang dikeluarkan akan membentuk individu
yang baru, tanpa adanya persatuan sel kelamin jantan dan betina. Spora dapat bersifat motil
maupun non motil. Pada Reproduksi aseksual, Individu baru yang dihasilkan adalah sama
persis dengan induknya. Pada makro alga lebih khusus pada alga merah Gracilaria sp.
tetraspora yang dihasilkan oleh alga tetrasporophyte akan mengalami meosis terlebih dahulu
sehingga terjadi reduksi jumlah kromosom terbagi yang tadinya diploid menjadi haploid.
Spora ini akan tumbuh menjadi individu yang baru yaitu alga gametophyte jantan dan betina
yang haploid, dan hidup bebas di alam.
3. Gametik

Proses reproduksi seksual pada alga makroskopis termasuk alga pada umumnya
berlangsung secara isogami, anisogami dan oogami yang mana ketiganya lazim disebut
heterogami. Pada alga makroskopis termasuk rumput laut, gamet-gamet dihasilkan oleh
organ khusus gametangia yang terdiri atas dua macam yaitu spermatangia (antheridium) yang
menghasilkan sperma, dan oogonium yang menghasilkan sel telur (Bold dan Wynne, 1985
dalam Jelantik, 2003).Sperma dan sel telur masing-masing memiliki bentuk, ukuran,
motilitas yang berbeda. Sperma umumnya berukuran lebih kecil, berflagela dan dapat
bergerak, sedangkan sel telur berukuran lebih besar, tidak berflagela, dan tidak dapat
bergerak. Namun demikian, pada alga merah (Rhodophyta), spermanya tidak berflagella dan
dapat bergerak secara amuboid dan disebut spermatia. Spermatia itu dihasilkan di dalam
gametangia kecil yang disebut spermatangia. Sementara itu, oogonium pada alga merah
membentuk tonjolan yang disebut trichogyne yang merupakan tempat untuk menerima gamet
jantan (sperma). Oogonium pada alga merah lazim disebut carpogonium (Bold dan Wynne,
1985 dalam Jelantik, 2003).
Pembentukkan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum) dalam suatu proses
perkawinan, memiliki dua pola yaitu; 1) monoecious yaitu bilamana sperma dan ovum
berasal dari satu individu ; 2) dioecious yaitu bilamana sperma dan ovum masing-masing
berasal dari individu yang berbeda. Alga-alga yang melakukan perkawinan secara
monoecious biasanya disebut alga homothallus, sedangkan alga-alga yang melakukan
perkawinan secara dioecious biasanya disebut alga heterothallus (Bold dan Wynne, 1985
dalam Jelantik, 2003).

C. DAUR HIDUP

Daur hidup adalah proses yang dimulai dari satu individu sampai membentuk generasi
baru yang serupa. Selama perkembangan alga melaui sejumlah tahap yang berbeda, urutannya
disebut searah hidup. Daur hidup untuk untuk setiap alga adalah berbeda mengenai letak
persatuan inti dan pembelahan meiosisnya. Tumbuhan yang mengandung generasi dengan inti
haploid disebut gametofit dan yang mengandung inti diploid disebut sporofit. Urutan secara
teratur dari gametofit dan sporofit disebut pergantian generasi.Daur hidup alga berdasarkan
jumlah generasinya dibagi menjadi 3, yaitu: Monogenetik, dimorfik dan trimorfik.

Berdasarkan jumlah kromososm, ada tiga tipe daur hidup dalam reproduksi generatif, yaitu:
1. Haplobiontik : alga yang termasuk kelompok ini secara sitologi hanya terdiri dari satu
macam tumbuhan dalam daur hidupnya. Yang dibagi menjadi dua, yang pertama
haplontik dalam daur hidupnyatumbuh bersifat haploid hanya pada zigot yang diploid.
Yang kedua diplontik, dalam daur hidup diplontik tumbuhan bersifat diploid dan hanya
gamet yang haploid.

2. Diplobiontik : alga yang termasuk daur hidup ini, memiliki dua tipe tumbuhan (haploid
dan diploid) yang jelas pergantian generasi. Contohnya : ulva entheromorpha, ectocarpus,
polysiphonia. Pada diplobiontik terdapat dua tipe yaitu isomorf yang apabila generasi
gametofit dan sporofit secara morfologi adalah sama. Yang kedua, heteromorf apabila
dua generasi (gametofit dan sporofit) tidak sama secara morfologi.

D. KLASIFIKASI ALGA

Sistem klasifikasi algae ada bermacam-macam,seiring dengan majunya ilmu pengetahuan


terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia, dan penggunaan mikroskop elektron, maka
klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan pada:

1. Pigmen : jenis dan jumlahnya


2. Bentuk / wujud cadangan makanan
3. Flagel : tipe dan jumlah flagel , morfologi dan kedudukan
4. Dinding sel : kimiawi, susunan / struktur fisik berdasarkan pengamatan dengan
mikoskop electron

Atas dasar hal tersebut, Smith (1955) membagi algae menjadi 7 Divisi: Chlorophyta,
Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta.

1. Cyanophyta (Ganggang Hijau Biru)

Ganggang hijau biru termasuk kedalam monera, karena struktur selnya sama dengan
struktur sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran mikroskopis.
Ganggang hijau biru tersebar luas, banyak ditemukan di perairan tanah yang lembab, permukaan
dinding tembok, pot, batu karang yang lembab. Bahkan ditemukan pula di tempat yang kurang
menguntungkan lingkungannya. Beberapa jenis dijumpai pada sumber air panas seperti mata air
panas Yellow Stone Park di Amerika. Ciri-ciri dan sifat ganggang hijau biru:

- Tumbuhan bersel satu, benang (filamen) dan hidup berkoloni


Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritin
(sering disebut ganggang hijau biru)
Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa, kadang -kadang berlendir Inti sel
tidak memiliki membrane.

Contoh:
a. Bentuk unisel (satu sel): Chroococcus, Gloeocapsa

b. Bentuk koloni: Polycystis

c. Bentuk filamen: Oscilatoria, Nostoc, Anabaena, Rivularia.

Cara perkembangbiakan ganggang hijau biru, dilakukan dengan tiga cara:


a. Pembelahan sel

Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung membentuk koloni. Misal:
Gloeocapsa.
b. Fragmentasi

Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk
individu baru. Fragmentasi terutama pada ganggang Oscillatoria. Pada filamen yang panjang,
bila salah satu selnya mati, maka sel mati itu membagi filamen menjadi dua bagian atau lebih.
Masing-masing bagian disebut Hormogonium.

c. Spora

Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk spora yang sebenarnya merupakan sel
vegetatif. Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat makanan. Contoh: Chamaesiphon
comfervicolus.

Contoh species Cyanophyta

2.Chloropyta (ganggang hijau)

Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil. Ganggang ini juga dapat
melakukan fotosintesis. 90% hidup di air tawar dan 10% hidup di laut. Yang hidup di air
umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah. Ganggang
hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara gangganga
lain.Cara reproduksi dengan fragmentasi dan konjugasi. Adapun contoh-contohnya yaitu:

a. Chlorella : bersel satu, bentuk bulat, kloroplas menyerupai mangkuk atau lonceng, hidup di
air tawar/ laut/ payau/ darat, pembiakan vegetatif dengan pembelahan sel dan tiap sel membentuk
4 sel anakan. Beberapa ahli beranggapan ganggang ini dapat dimanfaatkan kelak untuk
memproduksi bahan makanan baru bagi manusia, yakni protein, lemak dan karbohidrat.

b. Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut selada air dan dapat
dimakan.

c. Spiroggyra: berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau perairan
yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, generatif dengan konyugasi
yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan berdekatan, kemudian dua tonjolan bergabung membentuk
pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku sebagai gamet, gamet sel yang satu pindah ke gamet
sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami, hasil persatuan ini berupa
zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis dan tumbuh menjadi benang baru yang
haploid, dan hanya satu sel yang menjadi individu baru.

d. Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu vakuola dan satu nukleus.
Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang berfungsi sebagai pusat pembentukan tepung
(amilum). Reproduksi dilakukan membelah diri dan konyugasi.

e. Euglena: juga dikelompokan ke dalam protozoa (hewan), karena selain mempunyai


klorofil juga dapat berpindah tempat.

f. Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala. Reproduksi vegetatif
dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni menghasilkan zoospora, sedang generatif dengan
konyugasi sel gamet yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora.

g. Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumaha siput dan lain-lain.

h. Chara : bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar. Batang beruas-
ruas dan tiap ruas bercabang kecil.

Peranan ganggang hijau dalam kehidupan :


a. Menguntungkan :

1) Sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air tawar.

2) Dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella.

3) Penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air.

b. Merugikan :

1) Ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga air akan berubah
warna dan berbau.

Perkembangbiakan ganggang hijau.

- Kelompok ganggang hijau berkembangbiak secara:

1. Vegetatif (aseksual), yaitu pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni,


pembentukan spora

2. Generatif (seksual), yaitu: isogami, anisogami, oogami

Contoh species Clorophyta

3. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)

Phaeophyceae atau Ganggang coklat adalah salah satu kelas dari dari ganggang
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen xantofil
yang menyebabkan ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat dalam Phaeophyceae
adalah klorofil A dan C serta karoten. Sebagian besar Phaeophyceae terdapat dilaut, hanya ada
tiga jenis saja yang hidup di air tawar dan jenis-jenis ini merupakan jenis yang langka.
Phaeophyceae banyak terdapat didaerah yang beriklim dingin. Alga ini banyak mendominasi
bagian lateral daerah artik dan antartik. Walaupun demikian, ada jenis-jenis lainnya yang hidup
didaerah tropic dan subtropik. Sebagian besar dari phaeophyceae hidup melekat pada subtract
karang dan lainnya. Beberapa diantaranya hidup sebagai epifit. Paeophyta atau ganggang coklat
dibagi menjadi tiga golongan, berdasarkan tipe pergantian keturunan. Ganggang coklat ini hidup
pada air laut, hanya beberapa jenis saja yang di temukan di air laut,hanya bebepa saja yang hidup
di air tawar, di laut samudra, di daerah iklim sedang dan dingin.
Ganggang coklat ini masuk dalam satu kelompok yang sangat besar, Heterokontopyta,suatu
eukaryotic kelompok organisma yang di bedakan secara mencolok, ganggang ini lebih banyak di
temukan irtidal, terutama pada daerah belahan utara.Anggota phaeophyta di temukan sekitar 500
genus dengan 5600 spesies. Pada daerah tropis, beberapa spesies ini dapat membentuk biomasa
penting. Hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen fikosantin (coklat), klorofil a,
klorofil b dan xantofil. Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat mencapai
puluhan meter.Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,c sedangkan generatif dengan isogami
dan oogami. Contoh-contoh ganggang cokelat :Laminaria, Fucus, Turbinaria, Sargasum

- Peranan ganggang coklat : Penghasil asam alginat, sebagai bahan campuran es krim, cat,
obat-obatan, lateks sintetis, Sumber I2 (iodium) dan K (kalium), Sebagai makanan ternak

- Habitat: Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan
sedang.

- Cara hidup : Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang
dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.

- Peranan ganggang coklat dalam kehidupan

Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari
ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi,
lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup
tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.
- Reproduksi

Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi,


sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.

Contoh species Phaeopyta

4. Rhodophyta (ganggang merah)

Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar, mengandung pigmen kklorofi a,
klorofil d, karoten, fikoeritrin, fikosianin.Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau
lembaran.Reproduksi vegetatif dengan spora. Contoh : Batrachospermum, Gelidiu, Eucheuma,
Gracililaria, Chondrus, Porphyra, Polysiphonia, Nemalio. Sebagian besar ganggang merah hidup
di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan
aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Ganggang merah
yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema
spinosum ditemukan di laut dangkal. Ganggang merah berkembangbiak secara vegetatif dan
generatif. Perkembangbiakan vegetative Ganggang merah berlangsung dengan pembentukan
spora haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang diploid. Spora ini
selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina yang sel-selnya
haploid. Perkembangbiakan generative Ganggang merah dengan oogami, pembuahan sel
kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat perkembangbiakan jantan
disebut spermatogonium yang menghasilkan spermatium yang tak berflagel. Sedangkan alat
kelamin betina disebut karpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh
spermatium adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang
baru yang menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh
menjadi ganggang penghasil gamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran keturunan
antara sporofit dan gametofit. Ganggang merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah
banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi
manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus
crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak
kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Ganggang merah lain seperti Gracilaria
lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella menghasilkan bahan bergelatin yang
dikenal sebagai agar-agar. Gelatin ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium bakteri,
untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil dan sebagai obat pencahar (laksatif),
atau makanan lainnya. Euchema spinosum banyak dibudidayakan masyarakat karena merupakan
bahan pembuat agar-agar.

Contoh species Rhodophyta

5. Chrysophyta ( ganggang keemasan)

Bersel tunggal atau banyak, mempunyai pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil
dan fikosantin.Hidup di tempat yang basah, laut, air tawar, dan merupakan fitoplankton.
ContohNYA : Vaucheria ( hidup di air atau tempat yang basah, berbentuk benang sering
bercabang.), Ochromonas (sel berbentuk bola, berstigma, flagel dua sama panjang, kloroplas
berupa lembaran melengkung warna kekuningan., Diatome (Navicula atau ganggang kersik):
hidup di air tawar, laut sebagai epifit dan mayoritas sebagai plankton. Contoh yang terkenal dari
Diatome adalah Pinnularia sp. Cangkok Diatome dibuat dari bahan gelas yaitu silica. Diatome
(ganggang kersik) dapat dipakai sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan peledak, sebagai
campuran semen dan sebagai bahan penggosok. Perkembangbiakan ganggang keemasan :
Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni,
dan pembentukan spora (aplanospora atau zoospora), Perkembangbiakan generatif (seksual)
dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami.

Contoh species Clorophyta

6. Euglenophyta

Selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami
kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.Semua spesies Euglenophyta yang
mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan
memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan alga genus
Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus
Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara
alga dan protozoa. Divisi Euglenophyta terdiri hanya satu kelas yaitu
Euglenophyceae.Sebagian besar kelompok ini hidup di air tawar, tetapi ada beberapa yang
hidup di air laut, contohnya Eutreptia dan klepsiella.Euglenophyceae terutama banyak hidup
di tempat yang banyak mengandung bahan organik, hidup bebas senagai
zooplankton.Beberpara ada yang bersifat andozoik, contohnya Euglenomorpha (hidup pada
perut berudu Rana sp). (Saptasari,2007) Secara umum mempunyai cara hidup yang lengkap,
yaitu dapat bersifat saprofit, holozoik, dan fototrofik. Oleh karena itu, dapat hidup secara
heterotrof dan autotrof.Tetapi yang lebih sering dilakukan adalfh secara heterotrof, autotrof
dilakukan apabila lingkungan kurang terdapat bahan organik.Oleh karena itu,
Euglenophyceae sering disebut bersifat miksotrof.
Euglenophyta memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

o Unicelullar
o Pada umumnya memiliki flagel yang tidak sama panjang (Heterokontae) jumlah flagel 2
atau 4
o Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik (di laut sangat sedikit)
o Bersifat autorof, karena memiliki klorofil a dan b, β karoten dan beberapa xanthofilyaitu
astaxanthin
o Bersifat heterotrof karena memakan bahan organic/ bakteri yang tersedia.
o Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak dapat
berfotosintesis.
o Yang berfotosintesis disebut Phototrophic
o Yang tidak berfotosintesis disebut Osmotrophic (makan dengan cara diffusi)
o Kelompok yang ketiga disebut Phagotrophic (makan dengan cara menangkap makanan)
o Dinding sel tidak terbuat dari selulosa namun membran tipis tersusun atas lapisan-lapisan
protein berbentuk spiral, yang disebut "pellicle“
-

Contoh spesies Euglenophyta

7. Pyrrophyta atau alga api

Pyrrophyta atau alga api (Dino Flagellata)adalah alga uniselular (bersel satu)
Berwarna kuning coklat, tetapi memiliki dua flagel yang berbeda, berbentuk pita. Dia
mengandung beberapa pigmen yaitu (klorofil A,C2 dan piridinin,tetapi ada juga yang
mempunyai klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Alga api ini
berbentuk sel tunggal dan bentuk filamennya bercabang. Anggota yang memiliki dinding
sel terdiri dari selulosa dan lempeng-lempeng. Contoh
: Glenodinium danPeridinium terdapat lekukan pada tubuh selnya. selain itu terdapat
butir-butir kromatin yang berupa untaian (hal ini merupakansciri khas dari alga
api). Dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c, tetapi tidak
mempunyai klorofil b pigmen xantofil yang khas yaitu peridinin,
neoperidinin, dinoxanthin dan neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan warna
coklat atau warna coklat emas. Pyrrophyta memiliki alat gerak berupa flagel sebanyak 2
buah, satu buah melingkar sedangkan satu lagi berada dibagian posterior. Ada juga falgel
yang terletak di bagian lateral. Bila flagel yang melingkar bergerak, maka sel akan
berputar dan bila flagel bagian posterior yang bergerak maka sel akan maju. Pyrrophyta
bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit, parasit, hidup bersimbiosis atau
holozoik. Karakteristik organisme ini dari eukariotik lainnya adalah tetap memadatnya
kromosom pada semua stadia sehingga dikenal dengan sifat mesokariotik. Cirri umum : .
 Sering disebut Dinoflagellata karena memiliki 2 flagel., Uniseluler,
 Memiliki piqmen berupa klorofil a dan c.
 Memiliki dinding sel berupa selulosa dan ada juga yang tidak memiliki dinding
sel. Disebut ganggang Api, karena mampu memancarkan cahaya (bioluminesens)
pada kondisi gelap. Hidup di air laut & di air tawar
Contoh : Noctiluca sp, Ceratium sp, Gonyaulax sp, Perridium sp

Contoh species Phyrropyt

BAB III

KESIMPULAN
- Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya nerupaka talus, alat reproduksi pada umumnya
berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya tersusun atas beberapa sel.
- Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok yaitu : cyanophyta, cholrophyta,
euglenophyta, pyrrophyta, crysophyta, phaeophyta, rhodophyta. Berdasarkan pigmen
dominannya ketujuh kelompok tersebut meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
Salah satu manfaat dari alga adalah Chrysophyta yang merupakan bagian yang terdiri dari
fitoplankton.
- Secara umum alga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Habitat, habitat alga adalah tempat-
tempat yang berair baik air tawar maupun air laut. Tempat-tempat yang lembab pohon dan lain
sebagainya . alga juga dapat dapat ditemukan pada tempat-tempat yang memiliki suhu-suhu
ekstrem tinggi atau ekstrem rendah. Struktur tubuh sel, individu-individu uniseluler yang dapat
bergerak (motil) dengan bantuan bulu cambuk(flagel) dan individu-individu yang multiseluler
mempunyai beberapa bentuk antara lain: koloni senobium, koloni agregat, filamen, sifoneus,
parenkimateus. Susunan sel, alga memiliki dua tipe sel yang bersifat prokariaotik maupun
eukariotik. Tipe plastida yang dijumpai pada alga adalah kloroplas dengan bermacam-macam
pigmen yang diperlukan untuk fotosintesis. Pigmen pada alga memperlihatkan variasi
warna yang cukup nyata seiring dengan perubahan-perubahan pada kondisi linkungan yang
berbeda. Klorofil diketahui ada 5 macam yang ditemukan pada alga Yaitu klorofil a dapat
ditemukan pada semua jenis alga. Klorofil b hanya ditemukan pada chlorophyta, dan euglena.
Klorofil c dapat ditemukan pada chrysophyta, pyrrophyta, cryptophyta dan phaeophyta, klorofil
d hanya dijumpai pada rhodophyta, sedangkan klorofil e hanya dimiliki oleh semua genus
tribonema dan pada zoosprora vancheria. Cadangan makanan, bentuk candangan makanan alga
yang disimpan bervariasi antar kelompok alga . pada chlorophyta berupa amilum seperti pada
tumbuhan tinggi. Pada cyanophyta berupa tepung myxophycean dan pada rhodophyta berupa
tepung floridean dan padaphaeophyta cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Alat
gerak, berupa flagel, Perkembangbiakan, dengan cara vegetatif, sporik, dan gametik. Daur hidup
dan pergantian keturunan, daur hidup adalah proses yang dimulai dari satu individu sampai
terbentuk generasi baru. Selama perkembangan alga melalui sejumlah tahap yang berbeda dan
urutanya disebut sejarah hidup. Dalam daur hidup untuk setiap alga adalah berbeda, tumbuhan
yang mempunyai generasi dengan inti haplit disebut gametofit.dan yang mengandung inti diploid
disebut sporofit. Urutan secara teratur dari gametofit dan sporofit disebut pergantian generasi.
Dindind sel, dinding sel tersusun oleh 2 macam bahan, bagian dalam tersusun dari bahan yang
tidak larut dalam air dan bagian luar tersusun oleh pectin. Struktur/susunan sel, sel alga biru
bersifat prokariotik, sedangakan yang lainya bersifat eukariotik

DAFTAR PUSTAKA
-Atmajaya, W.S., 1999. Sebaran dan Beberapa Aspek Vegetasi Rumput Laut (Makro Alga) Di
Perairan Terumbu Karang Indonesia. Puslitbang Oseanologi –LIPI.Jakarta.
-Indriani, Hety dan Sumiarsih, Emi. 1997. Budidaya, Pengolahan, dan Pemasaran Rumput Laut.
Jakarta: Penebar Swadaya

-Jelantik Swasta, Ida Bagus. 2003. Diktat Ekologi Hewan. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja

-Nybakken, James W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: Gramedia

-Romimohtarto, K dan Sri Juwana. 1999. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut.
Penerbit Djambatan. Jakarta

-Sulisetijono, 2009. Alga. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim malang: Malang.

-Yesinta, Stephanie. 2009. Ekosistem Pesisir. Availlable from: www.dkp.go.id. Diakses pada
tanggal 3 Desember 2009

Anda mungkin juga menyukai