Anda di halaman 1dari 5

ORGANOGENESIS

Tahap gastrulasi menghasilkan tiga lapisan lembaga yaitu, ektoderm di sebelah luar,
endoderm di sebelah dalam sedangkan mesoderm di sebelah di antara keduanya. perkembangan
tiga lapisan tersebut selanjutnya disebut dengan organogenesis. Selama organogenesis, ketiga
lapisan berkembang menjadi jaringan-jaringan khusus dan terspesifikkan lagi menjadi organ.
Dalam pembentukan suatu organ diperlukan dua lapisan yang saling berinteraksi. Interaksi yang
terbentuk adalah proses induksi antara satu lapisan sebagai induktor dengan lapisan lainnya.
a. Organogenesis Turunan Ektoderm
Salah satu proses yang mengawali organogenesis adalah neurulasi, neurulasi berasal dari kata
“neuro” yang berarti saraf. Neurulasi adalah proses pembentukan canalis neuralis atau bumbung
neural yang berasal dari ektoderm neural (Lestari, dkk., 2013). Neurulasi sering juga disebut
dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm
bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping neural atau neural plate, lipatan neural atau
neural folds serta penutupan lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam
dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir dengan
terbentuknya bumbung neural (Surjono, 2003).

Gambar 4.1 tahap neurula pembentukan bumbung neural


Pada amphibi, merupakan neurulasi primer diawali dengan terbentuknya notochord dari
mesoderm bagian dorsal diatas arkenteron. adanya induksi bakal notochord (sebagai inductor)
terhadap ektoderm yang terletak tepat di atasnya yaitu ektoderm neural yang berperan sebagai
jaringan. induksi paling awal disebut sebagai induksi primer yang akan membentuk neural plate
atau keping neural. Sel ektoderm berubah menjadi panjang dan tebal daripada sel disekitarnya
atau disebut juga dengan proliferasi menjadi neural plate. Sesaat setelah keping neural terbentuk,
tepi keping neural menebal dan tumbuh keatas membentuk neural fold (lipatan neural), pada
tengah lipatan terbentuk neural groove (parit neural) yang nantinya dapat membentuk embrio
menjadi belahan kanan dan kiri. Kemuadian neural fold bergerak menuju garis tengah embrio,
dan bersatu membentuk bumbung neural dengan rongga yang disebut neurocoel. Sel diatas
bumbung akan membentuk sel-sel neural crest(pial neural) yang selanjutnya berkembang
menjadi sel_sel pigmen, sistem saraf tepi dan medulla adrenal (Lestari, dkk., 2013).
Gambar 4.2 pembentukan neural tube
Pembentukan bumbung neural dimulai dari anterior dan berbentuk lurus. Ketika bagian
anterior ini mulai membentuk otak , pada posteriornya belum mmbentuk bumbung neural. Otak
ini akan berkembang menjadi prosensefalon yang akan terbentuk penonjolan menjadi vesikula
optik yang disertai proses penutupan bagian posterior bumbung neural. Prosensalon akan
menjadi telensefalon di bagian arterior, berkembang menjadi otak besar (serebrum) dan
diensefalon di bagian posterior, berkembang menjadi epifise. Metensefalon dan mielensefalon
sulit dibedakan pada katak. rhombensefalon akan menjadi serebelum (otak kecil) (Lestari, et al,.
2013).
Pada akhir pembentukan bumbung neural, embrio sudah memanjang dan dapat dibedakan
menjadi bagian kepala dan badan (fotokopian). Pemisahan bumbung neural dengan ectoderm di
atasnya disebabkan karena E-chaderin yang dihasilkan oleh ectoderm permukaan dan bumbung
neural terhenti. Pada bumbung neural dan diagntika oleh N-chaderin yang mengikat antarsel
bumbung neural (Lestrari, dkk., 2013).

b. Organogenesis Turunan Mesoderm


Menurut Lestari, dkk., (2013) Lapisan mesoderm pada tahap neurula embrio dapat dibagi
menjadi lima bagian. (1) kordamesom, membentuk notokord yang berfungsi sebagai induktor
dalam proses pembentukan bumbung neural dan merupakan sumbu tubuh embrio. (2) mesoderm
dorsal (Paraksial), membentuk somit atau epimer (mesoderm segmental) yang berbentuk padat
dan bersegmensegmen. Somit ini akan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu dermato, miotom, dan
skleretorm. Mesoderm ini terletak di kanan kiri bumbung neural, nantinya berkembang menjadi
tulang, otot, rawan dan dermis (3) mesoderm intermediet atau mesomer (4) mesoderm lateral
atau hipomer, terbagi menjadi dua yaitu mesoderm somatik dan mesoderm splanknik dengan
coelom atau bakal rongga tubuh diantaranya. Lapisan mesoderm somatik dengan lapisan
ektoderm di luarnya disebut lapisan stomatopleura (parietal), sedangkan mesoderm splanknik
dengan lapisan endoderm disebut mesoderm splanknopleura (viseral). Mesoderm ini nantinya
membentuk jantung, pembuluh darah, sel-sel darah dari sistem peredaran darah. Selain itu juga
melapisi rongga tubuh dan sebagai penyusun komponen mesoderm anggota gerak kecuali
ototnya (5) mesoderm kepala, membentuk jaringan ikat dan otot wajah.

Gambar 4.3 Proses neurulasi (Jessell, dan Sanes, 2002)

Suatu wilayah sel-sel tertentu yang memungkinkan pembentukan anggota tubuh disebut
medan anggota. Bagian tengah medan anggota akan menjadi anggota tubuh. Berdekatan dengan
wilayah itu terdapat sel-sel yang membentuk jaringan peribrankial dan gelang bahu. Wilayah
tengah dan wilayah yang berdekatan disebut keping anggota. Bila seluruh sel keping anggota
diambil dari embrio, maka anggota tubuh tetap berbentuk. Hal tersebut karena adanya wilayah
sel yang mengelilingi keping anggota.
Bakal atau tunas anggota tubuh katak dibentuk dari prolifarasi sel-sel mesoderm somatik
yang terletak di bawah ektoderm. Hasil proliferasi sel-sel mesoderm somatik ini menyebabkan
terbentuknya suatu penonjolan yang berbentuk (pada Urodela). Tonjolan ini pada anura akan
ditutupi oleh suatu penebalan ektoderm yang disebut pematang ektodermal apika (Apical
Ectodermal Ridge, AER) sedangkan pada Urodela berbentuk suatu hidung. Jika AER tidak ada,
maka mesoderm tunas anggota badan tidak akan tumbuh. Sebaliknya jika mesoderm tunas
anggota tubuh tidak ada maka AER tidak akan terbentuk. Hal tersebut memperlihatkan adanya
saling ketergantungan antara AER dan mesoderm tunas anggota tubuh.
Gambar 4.4 Perkembangan mesoderm
Mesoderm dari daerah pembentuk anggota tubuh berasal dari dua sumber, yaitu
mesoderm somatik dan sel-sel somit yang berpindah ke daerah bakal anggota tubuh, sel-sel ini
nantinya akan menjadi otot anggota tubuh sudah tidak dapat dibedakan dengan mesoderm
somatik. Sel-sel bakal rawan akan menempati bagian tengah tunas anggota tubuh memanjang.
Selanjutnya tunas anggota tubuh yang terbentuk dayung atau kerucut berubah menjadi bentuk
yang sebenarnya. Karena terjadi proses tumbuh secara diferensial dan juga adanya kematian sel
maka bentuk anggota tubuh yang sebenarnya dapat dicapai.

Jessell, dan Sanes. 2002. Principles of Neuroscience 4th edition. New York : E. kandel editor
kotpa. L.R. 2009 modern teks book of zoology vertebrates (Animal Diversity) :New Delhi :
Rastogi Publications
Surjono, W. T. 2003. Perkembangan Hewan . Malang : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai