Berdasarkan hasil penelitian George W Beadle dan Edward Tatum L. menemukan rumus
terkenal untuk menunjuk hubungan sebagai "hipotesis satu gen-satu enzim”. Rumus menjelaskan
bahwa sintesis enzim dikendalikan oleh gen.
Salah satu percobaan, konidia N. crassa terkena mutagen seperti sinar x atau sinar
ultraviolet. Berbagai mutan kemudian diisolasi setelah pemaparan. Masing-masing mutan hanya
dapat berhasil untuk tumbuh pada medium minimal yang diberi suplemen nutrisi tertentu yang
dibutuhkan. Setiap mutan tidak dapat mensintesis nutrisi karena reaksi biokimia yang telah
diblokir. langkah penyumbatan tertentu dari reaksi biokimia yang disebabkan oleh kurangnya
enzim khusus yang diperlukan karena efek dari mutasi gen mengendalikan sintesis enzim.
Berdasarkan hasil penelitian mereka menyatakan hubungan antara gen dan enzim hipotesis.
G.W. Beadle dan Boris Ephrussi juga melakukan penelitian eksperimental pada Drosophila
dan Diptera lain. Implantasi dari larva merah (v) ditransplantasikan ke dalam larva wild type(+)
akan mengembangkan mata wild type, dikarenakan difusi zat tertentu dari jaringan di sekitarnya
mendukung pigmen wild type. Impantasi dari larva merah (v) ditransplanstasikan menjadi larva
cinnabar(cn) mengembangkan mata wid type itu diusulkan bahwa zat tertentu yang dibutuhkan
dari jaringan cinnabar masuk ke dalam implan merah memproduksi mata wild type. Di sisi lain,
implan dari cinnabar (cn) ditransplantasikan menjadi larva merah (v ) akan terus menerus
mengembangkan mata cinnabar, karena tidak ada zat tertentu yang diperlukan dari jaringan merah
(vermilion) masuk ke dalam implan cinnabar memproduksi mata wild type. Eksperimen
transplantasi mengindikasikan bahwa pada sintesis pigmen mata penghentian proses biokimia
menghasilkan pigmen mata merah terang terjadi sebelum penghentian proses biokimia yang
menghasilkan pigmen mata cinnabar.
Bagaimanapun gen harus menentukan urutan asam amino polipeptida. Banyak protein lain
dan enzim (meskipun tidak semua) yang terdiri dari dua atau lebih rantai polipeptida yang dikode
oleh gen yang berbeda pula. Setiap gen memiliki fungsi tunggal saja, yaitu kode untuk satu
polipeptida. Sarin (1985) menjelaskan bahwa protein terdiri lebih dari satu jenis polipeptida,
masing-masing polipeptida yang disintesis secara individual di bawah kendali gen yang terpisah,
dan setelah sintesis setiap polipeptida akan membentuk protein akhir.
a. Pleiotropi
Pleiotropi merupakan efek fenotip dari suatu gen lebih dari satu macam atau suatu gen pada makhluk
hidup yang mengendalikan lebih dari satu sifat atau kemampuan. Contoh gen dengan efek Pleiotropi
adalah gen yang bertanggungjawab atas kelainan phenyl-ketonuria (PKU). Efek pada individu dengan gen
ini adalah tidak mampu membuat tirosin dan phenylalnine. Sehingga individu tersebut mengalami
akumulasi phenylalanine dalam darah, mempunyai ukuran tengkorak yang tidak normal, IQ rendah serta
warna rambut pucat. Pleiotropi dapat dirangkum menjadi tiga pola pengendalian sifat atau kemampuan
(fenotop) oleh gen.
Modifier Gene adalah gen yang mengubah ekspresi fenotip suatu gen dengan lokus yang berbeda.
Adanya pengaruh dari Modifier Gene ini ditandai dengan munculnya bercak putih pada bulu marmot, bulu
tikus, sapi serta pada manusi gen yang mengendalikan sifat atau kemampuan mengecap senyawa
phenylthiocarbomide (PTC), tenyata ekspresinya dipengaruhi modifier gene. Gen-gen yang tergolong
modifier gene merupakan kelompok gen dengan efek bersifat kualitatif. Maka sulit untuk menganalisis
gen-gen yang menjadi komponen dalam kelompok itu. Mengenai pengaruh modifier gene menunjukkan
adanya sifat atau kemampuan (fenotip) tertentu yang dikendalikan oleh lebih dari satu gen, disamping
dikendalikan oleh gen tertentu yang bersangkutan, dipengaruhi pula oleh gen lain yang letaknya pada
lokus yang berbeda.
Dalam suatu protein enzim, macam dan jumlah polipeptida bebeda-beda. Ada protein enzim yang
tediri dari satu polypeptide da nada pula yang tersusun dua atau lebih polypeptide. Protein enzim dengan
satu polipeptida maka macam polipeptida hanya satu. Jika protein enzim tersusun atas dua atau lebih
polipeptida, maka macam polipeptida mungkin hanya satu macam atau lebih dari satu macam (tidak
seragam). Sehubungan dengan protein yang menjadi enzim, strukturnya harus beruap struktur tertier
atau kuarter.
b. Hubungan antara Reaksi Biokimia dalam Sel Sifat atau Kemampuan Fenotip
Reaksi biokimia saling berhubungan dengan reaksi enzimatis, reaksi biokimia sel harus dikatalisir oleh
enzim. Dalam suatu reaksi membutuhkan lebih dari satu buah enzim, dan dari suatu rangkaian reaksi akan
menghasilkan produk. Sehingga untuk dihasilkan suatu produk, perlu adanya banyak enzim apabila setiap
enzim bekerja secara spesifik pada tiap reaksi. Produk reaksi biokimia dalam sel adalah sifat atau
kemampuan fenotip. Sehingga reaksi biokimia berhubungan erat dengan sifat atau kemampuan (fenotip).
karena sifat atau kemampuan itu adalah produk dari reaksi biokimia dalam sel.
c. Tiap Sifat atau Kemampuan (Fenotip) Makhluk Hidup Dikendalikan oleh Banyak Gen
Sifat atau kemampuan (fenotip) merupakan hasil interaksi antara gen (pada lokus berbeda) pada
mekanisme ekspresinya. Suatu sifat atau kemampuan (fenotip) apapun sebenarnya tidak hanya
ditentukan oleh ekspresi gen-gen (pada lokus yang berbeda) yang saling berinteraksi, akan tetapi
ditentukan pula oleh kondisi lingkungan (internal maupun eksternal) yang meliputi seluruh proses
ekspresi gen-gen tersebut. Peristiwa transkripsi dan translasi yang merupakan proses rumit secara teknis
merupakan rangkaian reaksi biokimia tersendiri, protein berubah menjadi enzim juga tergolong reaksi
biokimia. Berkaitan dengan telaah diatas, jumlah gen yang mengendalikan suatu sifat atau kemampuan
(fenotip), sesungguhnya banyak dan mungkin sangat banyak, atau bahkan tidak ada sifat atau
kemampuan yang hanya dikendalikan satu gen.
Pleiotropi merupakan hal wajar dan bukan kasus karena pertimbangan bercabang-cabang reaksi
biokimia pada proses faali. Suatu produk pada suatu tahap reaksi biokimia dapat dilibatkan pada lebih
dari satu rangakaian reaksi biokimia.
a. Antara Pleiotropi dan Sifat atau Kemampuan (Fenotip) yang Dikendalikan oleh Banyak Gen
Pleiotropi dibedakan dari sifat atau kemampuan (fenotip) yang dikendalikan oleh banyak gen. zat
warna kulit kehitaman atau kemampuan membentuk melanin tidak hanya tergantung pada reaksi
biokimia yang mengubah 5,6-quinone menjadi melanin, tetapi juga tergantung pada rangkaian reaksi-
reaksi biokimia sebelumnya, yang mengubah phenylalanine—tyrosine, tyrosine—
dehydroxyphenylalanine, dehydroxyphenylalanine—5,6-quinone. Gen-gen pengendali sintesis
polipeptida menyusun protein enzim phenylalanine dehydroxylase ternyata mengendalikan lebih dari
satu sifat atau kemampuan (fenotip). Kemampuan sel membentuk melanin, asam fumarat, asam aseto
asetat, adrenalin, thyrosine, dll dikendalikan oleh gen-gen tersebut.
PERTANYAAN