Anda di halaman 1dari 2

MANIK MUSTIKA JAYANTHI/2009511126/KLS D

TUGAS MERINGKAS SINGLE-GENE DISORDERS


A. Kesalahan Metabolisme Bawaan
Jika polipeptida bertindak sebagai enzim/bagian dari enzim, mutasi pada gennya akan mengakibatkan
defisiensi pada enzim tersebut, dan menyebabkan penyumbatan pada jalur biokimia dimana enzim
tersebut dibutuhkan. Penyakit yang diakibatkan oleh penyumbatan tersebut disebut kesalahan
metabolisme bawaan. Contoh citrullinemia, yang terjadi pada sapi Houston Friesian.

- Jenis Aksi Gen


Alel normal dominan terhadap alel yang rusak. Dengan kata lain, alel yang rusak bersifat resesif
terhadap alel normal (sitrulinemia penyakit resesif).
Pada kasus ini, alel normal dan alel cacat dikatakan masing-masing kodominan atau tidak sepenuhnya
dominan karena heterozigot menunjukkan efek dari kedua alel tersebut. Istilah kodominan, dominan,
resesif, dan tidak sepenuhnya dominan menggambarkan hubungan antara alel atau jenis aksi gen.
- Genotipe dan Fenotipe
Genotipe: mengacu pada konstitusi genetik individu pada satu lokus atau lebih. Dengan
menggunakan lambang ‘D’ untuk alel normal dan ‘d’ untuk alel cacat. Genotipe pembawa
sitrulinemia adalah Dd, sedangkan pedet yang terkena memiliki genotipe dd. Fenotipe: sifat yang
dapat diamati dari seorang individu. Dalam gejala klinis, hubungan antara genotipe dan fenotipe tidak
ada, tiga genotipe yang sama hanya menghasilkan dua fenotipe. Hewan DD dan Dd normal,
sedangkan hewan dd terpengaruh.
B. Sex-Limited Inheritance
Contoh dari sex-limited inheritance ialah henny feathering disorder. Dimana hasil dari mutasi pada
gen aromatase, menyebabkan gen tersebut diekspresikan di kulit ayam jantan maupun betina.
Aromatase bersifat autosom, tetapi bentuk pewarisan bulu ayam tidak seperti yang biasanya terlihat
pada mutasi autosom karena fenotipe yang terkait dengan mutasi (bulu betina pada jantan) hanya
dapat dilihat pada jantan.
C. Heterogenitas Genetik Penyakit
Untuk mutasi pada heterozigot, setengah dari semua molekul kolagen tipe-I hanya diproses sebagian.
Meskipun kedua enzim berada pada konsentrasi normal, hanya salah satu yang benar-benar dapat
membelah prokolagen. Jika serangkaian tanda klinis tertentu muncul melalui lebih dari satu mutasi,
ada heterogenitas genetik pada kelainan tersebut.
D. Jenis Aksi Gen dan Jenis Penyakit
Ada dua jenis aksi gen yang telah diamati, yaitu: kelainan yang diturunkan dalam kondisi resesif
autosom yang dikaitkan dengan defisiensi enzim; dan kelainan yang diturunkan sebagai kondisi
dominan autosomal yang merupakan hasil mutasi pada salah satu gen kolagen tipe -I. Pada umumnya,
gangguan resesif disebabkan oleh defisiensi enzim, sedangkan gangguan dominan atau kodominan
disebabkan oleh defek pada polipeptida non-enzimatik.
E. Fenokopi
Fenokopi: fenotip pada kelainan gen tunggal juga dipengaruhi oleh lingkungan. Berdasarkan
sifatnya, sulit untuk membedakan fenokopi dari bentuk kelainan yang diturunkan . Oleh karena itu,
fenokopi merupakan penyebab potensial komplikasi lain dalam pola pewarisan.
F. Contoh Kelainan Gen Tunggal
Jumlah potensial kelainan gen tunggal jauh lebih besar daripada jumlah total gen . Defisiensi pada
hampir semua polipeptida kemungkinan besar akan menimbulkan kematian embrio (aborsi spontan)
atau gejala klinis, dan mutasi yang berbeda pada gen yang sama dapat menimbulkan gejala klinis
yang berbeda. Karena jumlah unit berulang terus meningkat pada generasi berikutnya, gejala klinis
menjadi semakin parah. Peningkatan keparahan penyakit dari generasi ke generasi ini disebut
antisipasi genetik.
G. Sebuah Revolusi Dalam Memetakan dan Mengidentifikasi Mutasi Penyebab Gangguan Gen
Tunggal
Kemampuan untuk melakukan pemindaian genom dengan chip SNP menciptakan revolusi dalam
pemetaan gangguan gen tunggal dengan mempertimbangkan gangguan resesif autosomal (jenis
gangguan lokus tunggal yang paling umum). Ketika mutasi kausatif pertama kali terjadi, mutasi itu
terletak di dalam kromosom dengan alel yang berada di semua lokus lain pada kromosom yang
bermutasi. Ketika kromosom berpindah ke generasi selanjutnya, persilangan akan terjadi di suatu
tempat, dan kemudian memecah kromosom asli yang bermutasi menjadi dua segmen, yaitu: berisi
mutasi penyebab dan alel tetangga aslinya di lokus sekitarnya; dan fragmen kedua yang berisi sisa
kromosom yang terdiri dari alel dari kromosom homolog yang tidak bermutasi.
Kunci untuk memetakan mutasi kausal adalah dengan mengetahui secara jelas antara genotipe yang
'terpengaruh' dan 'normal' (kontrol) pada puluhan ribu atau ratusan ribu lokus pada chip SNP, yang
mencakup semua wilayah dari semua kromosom. Selanjutnya, mencari wilayah kromosom di mana
semua 'yang terpengaruh' adalah homozigot untuk set SNP yang tumpang tindih, sedangkan yang
'normal' tidak homozigot.
Charlier et al. (2008) memetakan masing-masing dari lima gangguan autosomal-resesif pada sapi ke
wilayah dengan ukuran mulai dari 0,87 Mb hingga 11,78 Mb, dan dengan mudah mengidentifikasi
mutasi kausal pada tiga dari lima gangguan.

Anda mungkin juga menyukai