Kelainan Cenetik
99
100 O Kelainan Genetik
MUTASI
Mutasi merupakan perubahan permanen pada DNA; mutasi dalam sel-
sel benih akan ditransmisikan menjadi progeni (dan meny,ebab\an penyakit
herediter) sementara mutasi dalam sel-sel somatik tidak dapat ditransmisikan
tetapi dapat turut menimbulkan perubahan (misalnya transformasi keganasan).
Ada tiga kategori mutasi:
c Mutasi genom: yang melibatkan kehilangan atau penambahan kromosom-
utuh (misalnya monosomi atau trisomi)
. Mutasi kromosorn: material genetik yang disusun kembali menimbulkan
perubahan yang nyata pada struktur kromosom
c Mutasi gen'. perubahan genetik submikroskopik yang meliputi:
Mutasi titik: akibat substitusi nukleotida tunggal
Frameshift mutations (perubahan pada kerangka-baca DNA): akibat insersi
atau delesi nukleotida.
Mutasi gen dapat meliputi perubahan pada regio genom pengode atau bukan-
pengode.
Mutasi-Ulang Trinukleotida
Mutasi-ulang trinukleotida adalah kategori mutasi yang spesial karena
mutasi ini ditandai oleh amplifikasi tiga rangkaian nukleotida. Pengulangan
trinukleotida merupakan gambaran umum pada banyak rangkaian genetik
vang normal; keadaan yang membuat mutasi trinukleotida tidak lazim adalah
ampli-fikasi sebesar 10 kali hingga 200 kali lipat seperti yang terjadi pada
penyakit tertentu (misalnya, sindromfragileXatat penyakit Huntington), yang
menyebabkan ekspresi gen abnormal. Tipe mutasi ini juga bersifat dinamis
dengan panjang rangkaian pengulangan trinukleotida yang acapkali bertambah
selama gametogenesis.
KETAINAN MENDEI-IAN
Kelainan mendelian terjadi karena mutasi pada gen tunggal dengan efek
yang besar. Apakah suatu mutasi tertentu akan memberikan hasil-alhir
yang merugikan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tambahan (misalnya gen
kompensatori dan faktor-faktor lingkungan yang dapat memengaruhi apakah
suatu mutasi tertentu akan bermanifestasi sebagai sebuah fenotipe yang dapat
dibedakan).
102 O Kelainan Genetik
Definisi
Kodominans (cod.ominance) mengacu kelada ekspresi penuh kedua alel
dari sepasang gen pada suatu heterozigot.
Heterogeneitas genetik (genetic heterogeneity) berarti produksi sebuah
sifat tertentu oleh berbagai mutasi yang berbeda pada lebih dari satu lokus
Penetrans Qtenetrance) adalah persentase orang-orang yang membawa
sebuah gen autosomal-dominan dan mengekspresikan sifat tersebut.
Pleiotropisme Qtleiotropism) mengacu kepada efek akhir yang muitipei dari
sebuah gen mutan yang tunggal.
Polimorfisme Qtolymorphisrn) berarti bentuk alel yang multipel pada sebuah
gen tunggal.
Ekspresivitas yang bervariasi (uariable expressioity) mengacu kepada
ekspresi yang bervariasi dari sebuah sifat autosomal-dominan pada orang-
orang yang terkena.
cc
::::::]:.::d:..::::::::::.:::::.:::.:
::
:: ::: : :::::::::6
::::::E , ,: ..j: :,:: ::.:::: :: :: :: :. :: : ::: : :: ::::: :::: :: :G :6 :: :
:::.:
', o ' : , : : ,..b,
)
t :a :,,::::r ::::::,r:,1 sb
=F
C ,fr:
::::.c ::1 :a I : -::j :.. :. : :::::.: :: : ::: :.- .: :.:: ::. .:: . :-r:,!}, g, I ,:
:= :: :c o o tr!
c.)
-o
ft-vlllll!:
E:a- ! +=
g:
C
AJ
uq =
E
]E A JCE
r :lrF E
q'- 7E
c -9 FEb =^ P+
c(!
c
'.g
+€
FT:il
F]G i
5:EtF
= I
E E;5:-;6
Eg
=P
,==E
5;
-*E
g:
a gE E Ji E *.
N'*;fi
5 En g g.Es.i
-a !*1P jE
*F i:*: Pcc *g
:Z trEil r
Y ai! E6= €_9
o-
;E Fgg rE€ 5;
.E
*siE
E
rd-
0)
ti tE3 t+-ee
aiQ 2
H*
+€9 t
-a
a) Esz -iH n3F sL* = H
m €-d:
: €E3S
i *Etr ta=: '-'2
= *
EES}'
q60
o
-o PEts P ry{:*
(U
o- o
Eq+
Ctra
= =jl
+ SrE=.
E gq+E i;i;
s.3=€ :*:A
*il:
o
gT;1 $#EE
O
$
;e s E ; E6; d I=Eg
f,
-Y
O
o J
5 5-
2e 6 56 i E
E --
.gE
Jg .: o-d s c
'; !!lc c
d
! iE 6 =s€-
.a
s nO
'; : o90 i= jlu -=
co -
E- =
odo
OO
F =:
ADc : t; =:
'd:
ji
rg
U .ir T&.Jiio
o
o N 'ao
& s>:
i-{;i
t;
J
u
@
c
=o F&
E* : Er
Eg +
s
FL tsU:6dZ
F
Kelainan Genetik O 105
105 O Kelainan Genetik
Sindrom Marfan
Sindrom Marfan terjadi karena mutasi pada genfi.brilin-I(yang dipetakan pada
15q21.1). Fibrilin-glikoprotein yang disekresikan oleh fibroblas-merupakan
komponen mikrofibril yang memberikan kerangka bagi pengendapan elastin;
fibrilin abnormal akan merusak rakitan mikrofibril melalui efek dominan-negatif.
Pada jaringan ikat akan terjadi kelemahan sekunder, khususnya di daerah
aorta, katup mitral dan zonula siliaris. Hasil-akhirnya berupa kelainan jaringan
ikat yang terutama mengenai sistem sheletal, okular dan kardiouashular, dengan
sebagian besar pasien yang akhirnya meninggal karena ruptur dissecting
aneurysm atau kartjna gagal jantung.
Perubahan skeletal
. Bentuk tubuh yang tinggi dengan ekstremitas yang sangat panjang
. Jari-jari tangan dan kaki yang runcing dan panjang (araknodaktili)
. Kendurnya ligamen persendian yang mengakibatkan hiperekstensibilitas
o Deformitas spinal,(misalnya kifosis dan skoliosis).
Perubahan okular
. Dislokasi lensa bilateral (ektopia Ientis)
. Peningkatan panjang aksial bola mata sehingga terjadi pelepasan retina
(ablasio retina)
Lesi kardiovaskular
. Prolaps katup mitral merupakan keadaan yang paling sering ditemukan, ken-
dati tidak mengancam jiwa pasiennya; katup yang terkena akan menjadi ken-
dur disertai regurgitasi mitral.
. Degenerasi kistik tunika media aorta lebih jarang terjadi dibandingkan lesi
katup mitral, tetapi secara klinis kelainan ini lebih penting. Tunika media
pada pemeriksaan histologi memperlihatkan fragmentasi elastin dengan
pengendapan glikosaminoglikan yang berlebihan sehingga terjadi pelebaran
cincin aorta dan inkompetensi katup. Yang lebih penting, degenerasi kistik
tersebut merupakan predisposisi terjadinya diseksi tunika media (dissecting
aneurysm); terbelahnya dinding aorta yang dapat meluas ke arah proksimal
atau distal dan acapkali menyebabkan ruptur aorta.
Sindrom Ehlers-Danlos
Sindrom Ehlers-Danlos merupakan kelompok penyakit yang secara klinis
serta genetik bersifat heterogen dan terjadi karena defek pada sintesis kolagen;
manifestasi utamanya meliputi berbagai sistem berikut ini:
. Kulit: Kulit memperlihatkan hiperekstensibilitas, bersifat sangat rapuh dan
rentan terhadap trauma; tindakan bedah untuk memperbaiki luka akan
sangat terganggu karena sintesis kolagen yang cacat.
. Sendi: Sendi memperlihatkan hipermobilitas dan cenderung mengalami
dislokasi.
Kelainan Genetik O 107
',,,':€Q!3A}::::
Va$!$.la:..,fi!) ,: ;-
'
,Ki{qskolicsis:{V$, : :,':,,ils*l'hidleksi-
'
r lase
*EDS sebelumnya diklasifikasikan dengan angka Romawi. Angka Romawi dalam tanda kurung me
nunjukkan ekuivalen numerik yang sebelumnya.
108 O Kelainan Genetik
O Ester kolesterol
@ Trigliserida
ApoC
Sel
Cambaran K[jnis
Hiperkolesterolemia familial merupakan kelainan yang sangat sering
clitemukan dengan frekuensi gen 1 dari 500. Orang-orang yang heterozigot
memiliki ciri-ciri berikut ini:
o sel-sel tubuh memiliki 50% dari jumlah normal reseptor LDL berafinitas-
tinggi. Kadar LDL kolesterol plasma meningkat dua hingga tiga kali lehih
tinggi aari kadar normal sehingga terjadi gangguan pada klirens LDL plasma
dan peni ngkatan sintesisnYa.
. Hiperkolesterolemia menimbulkan aterosklerosis prematur dan penumpukan
koiesterol di dalam jaringan lunak serta kulit sehingga terjadi xanthoma.
110 O Kelainan Genetik
:c
6o
!
E
F
Q
6
E
f
=
6
o
E
o
=
C
o
E
'=
cq)
o-
.=
-v
C
c)
o-
h
J
:6
--
u
o o
L
F
f2 A Kelainan Genetik
o
F
s
6
6
E
G
l
!
6
o
z
f,3
J
.s
E
.F
I
E g
= o
G
o-
E
'=
q.)
o-
.=
c)
m
h
J
u
o
F
Kelainan Genetik O 113
Morfologi
. Penggelembungan neuron dengan pewannaan vakuola sistoplasmik yang
positif untuk lipid.
. Konfigurasi dengan lingkaran berlapis dalam vakuola sitoplasmik yang
terlihat dengan mikroskop elektron.
. Destruksi progresil neuron dengan proliferasi mikroglia'
. Akumulasi lipiil dalam sel-sel ganglion retina yang membuatnya berwarna
pucat, dengan demikian mempertajam warna merah yang normal pada koroid
makula (bintik merah-ceri).
Penyakit Niemann-Pick Tipe A dan B
Penyakit Niemann-Pick Tipe A dan B merupakan dua kelainan yang saling ber-
hubungan dan disertai defisiensi sfingomielinase yang mengakibatkan akumulasi
sfingomielin dalam fagosit mononuklear serta berbagai tipe sel lainnya'
v-arian defi.siensi sfingomielinase tipe A merupakan bentuk yang paling sering
ditemukan:
e Keteriibatan neuronal yang difus, akhirnya menyebabkan kematian sel serta
pen''usutan otak; terlihat bintik merah-ceri pada retina yang serupa dengan
yang terlihat pad.a penyakit Tay-Sachs.
. Akumulasi lipid yang ekstrim dalam sel-sel fagosit mononuklear yang me-
nyebabkan splenomegali masil, pembesaran hati serta limfonodi, dan infiltrasi
pada sumsum tulang.
. terhbatnva organ viseral yang mengenai traktus gastrointestinal dan paru-
paru.
di bagian manapun akan membesar dan terisi oleh
Sel-sel yang terkena
sejumlahvakuolakecilyang memberikankesanbuih pada sitoplasma. Manifestasi
Hlnisnya segera terlihat setelah lahir dan terdiri atas hepatosplenomegali,
kegagian tutbuh-kembang, dan kemunduran fungsi psikomotor. Kelangsungan
hidup pasien penyakit ini hanya terbatas hingga usia 1 atau 2 tahun'
Penyakit Caucher
Penyakit Gaucher mengacu kepada sekelompok kelainan autosomal-resesif
dengan mutasi yang mengenai lokus enzim-glukoserebrosidase sehingga
akibatnya, pembelahan seramida
-eol,,r.roku' kadar enzim tersebut. Sebagai
(yangberasal dari membran sel leukosit dan sel darah merah yang sudah tua serta
iari penggantian gangliosida otak) akan terganggu. Akumulasi glukoserebrosida
terjaii dalam sel-se1 fagosit mononuklear dan (pada beberapa bentuk) dalam
sisiem sarafpusat. Terdapat dua varian penting penyakit Gaucher yang sudah
teridentifikasi:
. Tipe l,bentuk yang paling sering ditemukan, terjadi pada orang dewasa. Ben-
tuk non-neuronopatik yang kronik ini berkaitan dengan simpanan glukosere-
brosida di dalamfagqsit mononuklear; pada kelainan ini'ticlak terdapat keter-
Libatan otak tetapi ditemukan splenomegali yang masif; terkenanya sumsum
tulang menimbulkan daerah erosi tulang yang kecil atau lebar dan dapat
pansitopenia atau trombositopenia terjadi
-".ry"bubkutt foaktur patologik; tidak terpengaruh'
kare'na hipersplenisme. Rentang usiapada tipe ini
o Tipe II, fiketral juga sebagai bentuk neuronopatih akut, dikaitkan dengan
hepatosplenomegali serta keterlibatan gangguan sistem saraf pusat; gejala
114 O Kelainan Genetik
Morfologi
Secara histologis terlihat distensi sel yang terkena (sel-sel Gaucher) dengan
material PAS Qteriodic acid-Schffi-positif yang memberikan gambaran fibriler
seperti kertas tisu yang diremas.
Cambaran klinis
PoIa yang terjadi karena mutasi alel yang berbeda dalam gen struktural untuk
enzim ini terdapat dalam keluarga. Penegakan diagnosis prenatal dimungkinkan
melalui penetapan enzim dalam cairan amnion atau melalui analisis pro6e
DNA.
Mukopolisakaridosis
Mukopolisakaridosis (lt{PS) merupakan kelompok kelainan yang terjadi karena
defisiensi-bawaan enzim yang terlibat dalam penguraian mukopolisakarida.
Mukopolisakarida yang bertumpuk dalam sel meliputi heparan sulfat, dermatan
sulfatl keratan sulfat dan kondroitin sulfat.
Terdapat beberapa varian klinis MPS yang sudah dikemukakan, dan masing-
masing varian terjadi karena defisiensi salah satu enzim yang spesifik. Beberapa
contoh yang sudah dikenal dengan baik adalah penyakit Hurler autosomal-
resesif (MPS I) dan penyakit Hunter resesif X-Iinhed (MPS ID. IJmumnya, semua
bentuk ini bersifat progresif dan ditandai oleh:
. Gambaran wajah yang kasar
. Hepatosplenomegali
. Kekeruhan pada kornea
. Lesi pada katup jantung
. Penyempitan arteri koroner
. Kekakuan sendi
. Retardasi mental.
Morfologi
Secara histologis terlihat distensi sel yang terkena dengan sitoplasma
jernih (sel-sel balon) yang berisi material PAS-positif. Mukopolisakarida
yang bertumpuk itu ditemukan dalam banyak tipe sel yang meliputi fagosit
mononuklear (sehingga terjadi hepatosplenomegali), fibroblas di seluruh tubuh,
sel-sel endotel serta sel otot polos tunika intima (sehingga terjadi penyempitan
arteri koroner), dan neuron.
Kelainan Penyimpanan Glikogen (Glikogenosis)
Kelainan penyimpanan glikogen merupakan sekelompok kelainan autosomal-
resesif yang terjadi karena defek pada sintesis atau katabolisme glikogen.
Berdasarkan defisiensi enzim yang spesifik dan gambaran klinis yang ditim-
bulkan, penyakit furi dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama (Tabel 5-4):
Kelainan Genetik O 115
;- c f dx
4 -=
: 6;r
Iq cooa@o cE:o(;
6 0 @= It
tsr 9p.= E! x^E 6
t€ E
66 @J o -E
oq qcP
2 F Sq u6- =E@
+s- cE-9
I h
@
- O OJ
L u'i r
O
? c; c- -o^: !"
*i
o0 obci J-'a"
'E-c .= o! ME o2 ^^
! c i dE ci- ts4c lo:
9"Fb !-= *.1, I =
2
E$:]
OJido
E c Y-N
=d.=c:=d=.:
il; E E iFss a
=
Bentuk Hepatik
Prototipenya adalah penyakit von Gierke (glikogenosis tipe I). Penyakit ini
terjadi karena defisiensi enzim hepatik glukosa-6-fosfatase yang esensial untuk
mengubah glukosa-6-fosfat menjafi glukosa. Efek utama yang ditimbulkan oleh
defisiensi enzim tersebut adalah:
. Akumulasi gtikogen karena glikogen tidak dapat dipecah menjadi glukosa
bebas.
r Kadar glukosa yang rendah (hipoglikemia).
Bentuk Miopatik
Kelainan ini terjadi karena defisiensi enzim yang menggerakkan glikolisis
di dalam otot lurik. Penyakit McArdle (glikogenosis tipe V) disebabkan oleh
defisiensi enzim fosforilase otot. Defisiensi enzim ini menimbulkan:
. Penyrmpanan glikogen di dalam otot-otot lurik.
. Kelemahan otot
. Kram otot sesudah olah raga
. Tidak terdapatnya kenaikan kadar laktat darah yang diinduksi olah raga.
Bentuk Lain
Terdapat beberapa bentuk lain dan bentuk yang paling penting adalah
glikogenolisis tipe II atau penyakit Pompe, yang terjadi karena defisiensi enzim
maltase asam (cr-glukosidase) di lisosom. Sebagaimana penyakit penyimpanan
lisosom yang lain, ada banyak organ yang turut terkena, tetapi penyimpanan
glikogen yang paling menonjol terdapat dalam jantung. Neonatus yang terkena
kelainan ini akan menderita kardiomegali yang berat dan kematian terjadi
karena gagal jantung pada usia 2 tahun.
AI kaptonu ri a (Okronosi s)
Kekurangan enzim homogentisat oksidase akan menyekat metabolisme
fenilalanin dan menimbulkan timbunan asam homogentisat. Asam homogentisat
yang berlebihan akan disertai dengan keadaan berikut ini:
. Ekskresi ke dalam urine yang membuat urine berwarna hitam jika
didiamkan.
. Okronosis-yaitu pigmentasi berwarna biru-hitam pada telinga, hidung dan
pipi sebagai akibat dari pengikatan asam homogentisat pada jaringan ikat dan
kartilago.
. Artropati yang berkaitan dengan penimbunan pigmen pada kartilago sendi.
Kartilago yang tertimbun pigmen tersebut akan kehilangan kelenturannya
dan begera mengalami erosi; bagian sendi yang biasanya terkena adalah
kolumna vertebra, sendi lutut, sendi bahu dan sendi pangkal paha.
Kelainan Genetik A f7
Kelainan yang Berkaitan dengan'Defek pada Protein Pengatur
Pertumbuhan Sel
Neurofibromatosis tipe 1
Neurofibromatosis ti pe 2
Neurofibromatosis tipe 2 yang dahulunya disebut neurofibromatosis akustihus
ini ditandai oleh:
. Tumor bilateral nervus akustikus pada semua kasus
. Glioma, khususnya ependimoma
. Bercak-bercak caf6 au lait
o Tidak adanya nodulus Lisch
Patogenesis
. Lokus gen NF-7 pada kromosom 17 mengode neurofi.bromin-yaitt protein
yang melakukan regulasi-menurun fungsi onkoprotein p21R'"' Karena itu,
futr'-l ,".u.u formal dianggap sebagai gen penekan tumor dan kalau tidak
d.iekspresikan secara adekuat, akan terjadi berbagai pertumbuhan jaringan
yang berlebih dari neurofibromatosis tipe 1.
118 O Kelainan Genetik
. Lokus Ntr'-2 berada pada kromosom 22 dan juga mengode gen penekan
tumor yang mengode protein merlin; merlin berhomologi dengan famili ezrin,
radiksin, dan moesin (ERM) dari protein sitoskeletal. Merlin dianggap sebagai
protein yang mengatur inhibisi kontak dan proliferasi sel Schwann.
KELAINAN SITOGENETIK
Kelainan sitogenetik dapat disebabkan oleh perubahan pada junrlah atau
struktur kromosom.
Kelainan Numerik
Tipe-tipe kelainan numerik yang sering ditemukan meliputi:
. Monosomi yang berkaitan dengan kurangnya satu kromosom dari kromosom
normal (2n - 1)
o Trisomi yang berkaitan dengan adanya satu kromosom ekstra (2n + 1)
c Mosaihisme yang berkaitan dengan satu atau lebih populasi sel, yang sebagian
dengan komplemen kromosom normal dan sebagian lainnya dengan kromosom
ekstra atau kehilangan kromosom.
Kelainan numerik kromosom terjadi karena kesalahan selama pembelahan
sel. Biasanya monosomi dan trisomi terjadi karena kegagalan pembelahan
kromosom selama gametogenesis (rembelahan meiosis yang pertama) sementara
mosaik timbul ketika kesalahan mitosis terjadi dalam zigot. Monosomi atau
trisomi autosom biasanya mengirkibatkan kematian dini pada janin dan abortus
spontan, sementara gangguan keseimbangan yang serupa pada kromosom seks
secara khas lebih dapat ditoleransi.
Aberasi Struktural
Aberasi struktural kromosom meliputi (Gambar 5-2):
. Delesi: Hilangnya segmen termilal atau segmen interstisial (segmen tengah)
pada sebuah kromosom.
. Translohasi: Meliputi pemindahan suatu segmen dari kromosom yang satu
kepada kromosom lainnya:
Kelainan Genetik O 119
TRANSLOKASI
r r Balanced
:-
-- reciProcal ---=l-E
r r Fusi sentrik
a@'-ffit.-z-.,
r
Kehilangan
ISOKROMOSOM DELESI
&+@la
&x* Fragmen
r*ffir,E er-*ff.frt"
&G#@re
GAMBAR 5-2 TipeJipe penyusunan-kembali kromosom.
Patogenesis
Ciri-ciri kariotipenya adalah sebagai berikut.
. Sekitar 95% pasien sindrom Down memiliki kromosom 21 ekstra yang lengkap
(47,KY,+21).Insidensi bentuk ini sangat dipengaruhi oleh usia maternal (1 dari
1550 kelahiran pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun dan meningkat
menjadi 1 dari 25 kelahiran pada ibu yang berusia lebih dari 45 tahun.) Pada
95% kasus-kasus ini, kromosom ekstra berasal dari ibu.
. Varian translokasi yang menyebabkan 4o/o dari semua kasus memiliki mate-
rial kromosom ekstra dari pewarisan kromosom parental yang membawa
translokasi lengan-panjang kromosom 21 ke kromosom 22 atau 14 (misalnya
46,XX,der(14;21) (q10;q10),+21). Karena ovum yang sudah dibuahi telah
memiliki dua autosom 2l yang normal, fragmen kromosom yang mengalami
translokasi akan memberikan jumlah gen-tripel yang sama sebagai trisomi
21. Kasus-kasus semacam ini kerapkali (tidak selalu) bersifat familial
karena orangtua merupakan karier yang membawa translokasi robertsonian.
Pen)'usunan kembali semacam itu dapat pula terjadi selama gametogenesis.
. Varian mosaik menyebabkan sekitar !%o dari semua kasus; varian ini memiliki
campuran sel dengan jumlah kromosom yang normal dan sel-sel dengan
kromosom 21 ekstra .
Trisomi Lainnya
Trisomi 18 (sindrom Edwards) dan trisomi 13 (sindrom Patau) jauh lebih
jarang dijumpai dibandingkan trisomi 21.;bay yang terkena sindrom ini akan
menderita malformasi yang berat dan biasanya meninggal dalam usia satu
tahun pertama (Iihat Gambar 5-3).
Kelainan Genetik O 121
Retardasi
mental
Kulit leher
yang berlebihan
Garis
alur Simian
Defek
kongenital
jantung
Hernia umbilikalis
intestinal
Hipotonia
Gambaran klinis
. Defek jantung kongenital
o Abnormalitas palatum
. Dismorfisme fasial
. Kelambatan tumbuh-kembang
122 O Kelainan Genetik
Mikrognathia
Telinga yang
letaknya rendah
Leher yang pendek
Jari-jari
yang saling
Defek kongenital
jantung
Malformasi
Rocker-bottom feet
Defek
pada jantung
Rocker-bottom feet
o Inaktivasi secara acak kromosom X paternal atau maternal terjadi secara dini
dalam embriogenesis dan menyebabkan pembentukan Barr body.
. Wanita yang normal merupakan mosaik fungsional dengan dua populasi
sel-yang satu dengan kromosom X paternal yang inaktif dan lainnya dengan
kromosom X maternal yang inaktif.
Karena aberasi numerik kromosom X (adanya kromosom ekstra atau kehi-
langan kromosom) berkaitan dengan kelainan somatik dan gonad, hipotesis
Lyon harus fimodifikasi sebagai berikut:
. Kedua kromosom X diperlukan untuk gametogenesis yang normal; kromosom
X yang inaktif secara selektif mengalami reaktivasi di dalam sel-sel benih
selama pembentukan gamet.
. Inaktivasi X menyelamatkan regio tertentu pada kromosom yang diperlukan
bagi tumbuh-kembang yang normal.
Kromosom Y diperlukan dan cukup untuk tumbuh-kembang jenis kelamin laki-
laki. Terlepas dari jumlah kromosom X, keberadaan kromosom Y yang tunggal
akan menggerakkan perkembangan embrio ke arah jenis kelamin laki-Iaki.
Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter mengacu kepada hipogonadisme pria yang berkaitan
dengan dua kromosom X atau lebih dan sedikitnya dengan satu kromosom Y;
47,XXY merupakan bentuk yang paling sering ditemukan (80% kasus) sementara
sisanya merupakan mosaik (misalnya, 46,XY/47,XX9.
Cambaran klinis
. Penyebab utama infertilitas pada laki-laki
. Habitus tubuh eunukoid
o Retardasi mental minimal atau tidak ada
. Kegagalan karakteristik seksual sekunder pria
. Ginekomastia dengan penilgkatan risiko kanker payudara sebesar 20 kali
Iipat dibandingkan pria normal; distribusi rambut seperti pada wanita
. Atrofi testis
. Kad.ar follicle-stimulating hormone dan estrogen yang tinggi; kadar testosteron
rendah.
Sindrom Turner
Sindrom Turner mengaiu kepada hipogonadisme pada wanita fenotipik yang
terjadi karena monosomi total atau parsial pada kromosom X' Sitogenetika
tradisional mengungkapkan bahwa 45,X terjadi pada sekitar 57% kasus kendati
mosaik (misalnya, 45,)V46,XX) juga sering terdapat; dengan menggunakan
teknik yang lebih sensitif, mosaikisme terungkap hingga 75% kasus, dan
mayoritas pasien sindrom Turner sebenarnya merupakan mosaik. Tipe 6,X,ifiq)
(isokromosom lengan-panjang dengan delesi lengan-pendek) juga menghasilkan
fenotipe Turner.
Kelainan Genetik O 125
Gambaran Klinis
Pada sindrom Turner terdapat abnormalitas dengan derajat yang kisarannya
luas dan terutama bergantung pada kariotipenya; tipe 45,X menunjukkan
kelainan yang paling berat. Ciri-ciri khasnya meliputi:
. Limfedema leher, tangan dan kaki
. Leher yang bersirip
. Bentuk tubuh yang pendek
. Dada yang lebar dan kedua puting susu yang terpisah jauh
. Amenore primer
. Kegagalan perkembangan palrrdara
. Genitalia eksterna infantil
. Ovarium yang mengalami atrofi berat dan fibrosis (streah ouaries)
. Penyakit jantung kongenital, khususnya koarktasio aorta'
Hermafroditisme dan Pseudohermafroditisme
Hermafrodit sejati sangat jarang dijumpai. Pasien kelainan ini memiliki
ovarium maupun testis yang ked.uanya bisa bergabung sebagai ovotestis atau
dengan satu gonad pada setiap sisi. Lima puluh persen pasien memperlihatkan
kariotipe 46,XX; sisanya menunjukkan kariotipe 46,XY dan 45,)V46,XY dengan
jumlah yang lebih-kurang sama.
Pseudohermafrodit memiliki karakteristik seksual gonad dan fenotipik yang
berbeda.
. Pseudohermafrod.it wanitamempunyai kariotipe 46,XX. Ovarium dan genitalia,
internanya normal, tetapi genitaiia eksternanya meragukan atau mengalami
virilisasi. Penyebab yang paling sering ditemukan adalah pajanan yang ti-
dak tepat dengan steroid androgen selama gestasi. Keadaan tersebut dapat
terjadi pada hiperplasia adrenal kongenital atau pada keadaan adanya tumor
maternal yang mensekr.esikan hormon androgen.
. pseudoheimafrod,it pria memiliki kromosom Y; dengan demikian, kedua
gonad semata-mata hanya testis tetapi genitalia eksternanya meragukan atau
sepenuhnya wanita. Keailaan ini terjacli karena gangguan virilisasi embrio
berjenis kelamin lelaki yang disebabkan oleh penurunan sintesis androgen
atau resistensi terhadap kerja androgen. Bentuk yang paling sering ditemukan
adalah fentinisasi testihuler total yang menyertai mutasi pada gen struktural
untuk reseptor androgen yang terletak pada Xql1-Xq12'
banyak terkena sama-sama memiliki guanin (G) serta sitosin (C). Lebih-kurang
10 kelainan yang diketahui berkaitan dengan tlpe mutasi yang serupa; pada
hakekatnya perubahan neurodegeneratii mendominasi gambaran klinis semua
kasus sindrom tersebut (Tabel 5-5).
Sindrom fragileXmerupakan kelainan yang menjadi prototipe kategori ini dan
penyebab retardasi mental familial yang sering ditemukan. Sindrom tersebut
ditandai secara sitogenetik oleh lokasi fragii pada Xq27.3 yang terlihat sebagai
diskontinuitas pada pewarnaan kromosom. Di lokasi ini terdapat pengulangan
tandem yang multipel pada rangkaian nukieotida CGG di reglo S'-untranslated
dari gen FMR-1. Pada orang-orarg yang normal, jumlah rata-rata pengulangan
adalah 29 (berkisar dari 10 hingga 55) sementara pada pasien sindrom fragile
X terjadi pengulangan hingga 200 sampai 4000 kali; pasien-pasien dengan
premutasi ditandai oleh pengulangan CGG sebanyak 55 hingga 200 kali. Pada
wanita yang menjadi karier, premutasi tersebut mengalami amplifikasi selama
oogenesis sehingga terjadi mutasi penuh yang kemudian diteruskan pada
keturunannya.
Karena mutasi tersebut dibawa pada kromosom X, kelainan ini bersifat
terkait-X yang resesif. Akan tetapi, mengingat premutasi merupakan silenl
ntutation dan hanya mengalami amplifikasi selama oogenesis pada wanita yang
menjadi karier, pola transmisinya berbeda dengan kelainan terkait-X yang
klas.ik. Sebagai konsekuensinya. pria yang menjadi karier dengan premutasi
tidak memperlihatkan gejala apapun; Iebih-kurang 50% dari wanita yang
menjadi karier akan terkena kelainan ini. Sindrom fragile X memiliki dasar
molekuler yang tidak jelas. Adanya pengulangan CGG yang melebihi 230 kali
menyebabkan supresi transkripsi gen FMR- 1.
Gamharan Klinis
Pasien laki-laki yang terkena akan mengalami retardasi mental yang berat
dan 80% di antaranya memiliki testis yang membesar. Gambaran fisik lainnya,
seperti wajah yang panjang dan mandibula yang besar, tidak selalu ditemukan.
Gambaran klinis sindrom fragile X ini akan bertambah parah pada setiap
generasi berikutnya karena terjadi amplifikasi pengulangan nukleotida selama
oogenesis. Fenomena ini disebut antisipasi.
&
.:
o
& C
4 Lo
d
E
? l. :::F::.i3:::: :i::::::::
E 'i ls , ,rr.r{1, l+:i.:ait::.i+::,:i:::<d,
o
z -',3 +E $nff,'i
GFF: t
&
€
4o
U
'F
o
=C=
'-
F
6
oo
.!
=
00
c
CJ
G
C
c
'6
a)
\Z
bo
/..0
h
h
J
u
6
F
128 O Kelainan Genetik
ekspresi kelainan yang terjadi karena mutasi pada gen mitokondria tidak dapat
diramalkan.
Gen yang terdapat di dalam mitokondria akan mengode enzim-enzim
yang terlibat dalam fosforilasi oksidatif. Sebagai akibatnya, penyakit dalam
kategori ini terutama menyerang organ-organ tubuh yang sangat bergantung
pada metabolisme energi dalam mitokondria. Organ-organ ini meliputi sistem
neuromuskuler, hati, jantung dan ginjal. Sebagai contoh, neuropati optik here-
diter Leber menyebabkan kebutaan, disfungsi neurologi dan defek hantaran
jantung.
Mosaikisme Gonad
Mosaikisme gonad terjadi karena mutasi yang secara selektif mengenai sel-
sel untuk membentuk gonad selama embriogenesis awal. Karena semua sel
somatiknya normal, orang yang terkena keadaan ini memiliki fenotipe yang
normal. Akan tetapi, karena sel-sel benih terkena, satu atau lebih anak dari
orang tersebut dapat menderita kelainan sebagai manifestasinya.
produk dengan ukuran yang berbeda jika DNA dari laki-Iaki normal karier
dibandingkan dengan DNA orang yang terkena sindrom ini.