ASI
MUTASI
KELOMPOK 3
• IBADUN NAZRATUL
LATHIFAH
• MIFTHAQUL HANIFAH
• MUHAMMAD FAISAL
• RISYDA ANGGITA PUTRI
• RUBI MAKRIFATUL
Klasifikasi
dibedakan menjadi
3, yaitu :
• Berdasarkan kejadiannya
b).Mutasi Buatan/Induksi
a). Mutasi Alami/Spontan (induced mutation)
(spontaneous mutation)
Mutasi terinduksi adalah mutasi
Mutasi spontan adalah mutasi yang terjadi akibat
(perubahan materi genetik) paparan dari sesuatu yang jelas,
yang terjadi akibat adanya sesuatu misalnya paparan sinar
pengaruh yang tidak UV. Secara mendasar tidak
jelas, baik dari lingkungan luar terdapat perbedaan antara
maupun dari internal mutasi yang terjadi secara alami
organisme itu sendiri. Mutasi ini dan mutasi hasil induksi.
terjadi di alam secara
alami (spontan), dan secara
kebetulan.
2. Berdasarkan jenis sel yang
mengalaminya
Gambar di atas menunjukkan bahwa terjadi substitusi pada kodon GGC yang
mengode glisinmenjadi AGC yang mengode serin. Adanya perubahan
protein yang disintesis dapat mengakibatkan perubahan fungsi protein. Oleh
karena itu, peristiwa ini disebut mutasi salah arti (missense mutation
3. Mutasi Tanpa Arti (Nonsense Mutation)
Mutasi tanpa arti adalah mutasi yang menggantikan suatu kodon untuk suatu asam
amino dengan satu atau tiga kodon 'stop' (stop codon). Dengan kata lain, mutasi tanpa
arti adalah mutasi yang menghasilkan kodon 'stop'. Hal itu menyebabkan proses
transkripsi dalam sintesis protein berhenti lebih awal dan menghasilkan polipeptida
yang pendek dan biasanya tidak berfungsi.
Gambar di atas menunjukkan adanya substitusi pada kodon AAG menjadi UAG. Semula kodon
AAG mengode pembentukan lisin setelah basa A diganti dengan basa U menjadi UAG, maka
kodon ini tidak lagi mengode lisin melainkan kodon yang mengakhiri pembacaan gen (kode
"stop"). Adanya kode "stop" ini mengakibatkan kodon ketiga (UUU) dan seterusnya tidak
diterjemahkan. Hampir semua mufasi tanpa arti mengakibatkan protein yang dihasilkan bersifat
nonfungsional.
b.) Mutasi kromosom (Aberasi)
d. Translokasi, terjadi jika patahan segmen suatu kromosom berpindah ke kromosom lain yang
bukan kromosom homolognya
2) Perubahan Jumlah Kromosomnya
a. Euploidi
Euploidi meliputi perubahan jumlah seperangkat genom (seluruh set kromosom)
sehingga jumlahnya merupakan kelipatan set kromosom haploidnya. Umumnya
organisme eukariota memiliki jumlah kromosom haploid (n) dalam sel-sel kelamin
atau gametnya, tetapi pada saat terjadi fertilisasi terbentuk jumlah kromosom
diploid (2n). Individu euploidi memiliki set kromosom yang lengkap. Organisme
euploidi dapat dibedakan menjadi monoploid (hanya terdapat satu set kromosom),
diploid (memiliki dua set kromosom), triploid (memiliki tiga set kromosom),
tetraploid (memiliki empat set kromosom), dan poliploid (memiliki banyak set
kromosom).
b. Aneuploidi
Aneuploidi adalah perubahan jumlah kromosom dalam satu pe- rangkat atau satu genom
kromosom. Akibatnya, jumlah kromosom menjadi tidak seimbang karena satu set kromosom
dapat memiliki kromosom yang lebih banyak atau lebih sedikit daripada set kromosom
lainnya. Biasanya hal itu berakibat buruk bagi organisme yang meng- alaminya. Umumnya
aneuploidi disebabkan oleh peristiwa gagal berpisah (nondisjunction).
Ada beberapa macam bentuk aneuploidi, yaitu
• Nulisomi merupakan keadaan sel-sel tubuh suatu organisme di- ploid kehilangan dua
(satu pasang) kromosom homolognya sehingga jumlah kromosomnya adalah (2n-2).
• Monosomi berarti kehilangan satu kromosom dari satu set kromosom homolog (2n-1)
• Trisomi terjadi kelebihan satu kromosom sejenis sehingga jumlah kromosomnya adalah
(2n+1).
• Tetrasomi adalah keadaan kelebihan dua kromosom sejenis atau homolog (2n+2).
Thank
You
Do you have any
questions for me?