Anda di halaman 1dari 11

Tugas Online Individu April 2020

Ilmu Kesehatan Masyarakat

“K3 IGD Kebidanan Rumah Sakit”

Hendra Kuganda
N 111 18 006

PEMBIMBING :
dr. Miranti,. M.Kes

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
TUGAS K3 PROFESI IKM-KK TAHUN 2020

1. Tujuan K3 sesuai pada tempat penerapan K3: IGD Kebidanan RS (1-3)


a. Menciptakan tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman bagi tenaga kesehatan, pasien
dan tenaga penunjang lainnya di IGD Kebidanan RS.
b. Mencegah timbulnya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
serta penyakit lain bagi seluruh Tenaga kesehatan dan tenaga penunjang di IGD
Kebidanan RS.
c. Menjamin agar setiap bahan dan alat pelayanan medis terstandarisasi dengan
baik.

2. Hazard yang mungkin ada pada tempat penerapan K3: IGD Kebidanan RS (1-3)
Pekerja yang paling
No. Bahaya Potensial Penyebab Kecelakaan Lokasi
berisiko
Bising IPS-RS, laundry, dapur, Karyawan yang bekerja
CSSD, gedung genset- di lokasi tersebut
boiler, IPAL
Getaran Ruang mesin-mesin Perawat, cleaning
dan peralatan yang service, dll
menghasilkan getaran
(ruang gigi, dll)
Debu Genset, bengkel kerja, Petugas sanitasi, teknisi
laboratorium gigi, gigi, petugas IPS dan
1. FISIK gudang rekam medis, rekam medis
incenerator
Panas CSSD, dapur, laundry, Pekerja dapur, pekerja
incinerator, boiler laundry, petugas
sanitasi dan IPS-RS
Radiasi X-Ray, ruang operasi Ahli radiologi,
(OK) yang radiotherapist dan
menggunakan c-arm, radiographer, ahli
ruang fisioterapi, unit fisioterapi dan rontgen
gigi gigi
2. KIMIA Desinfektan Semua area Petugas kebersihan,
perawat
Cytotoxics Farmasi, tempat Pekerja farmasi,
pembuangan limbah, perawat, petugas
bangsal pengepul sampah
Ethylene oxide Kamar operasi Dokter, perawat
Formaldehyde Laboratorium, kamar Petugas kamar mayat,
mayat, gudang farmasi petugas laboratorium
dan farmasi.
Methyl: Methacrylate, Ruang pemeriksaan gigi Petugas/dokter gigi,
Hg (amalgam) dokter bedah, perawat
Solvent Laboratorium, bengkel Teknisi, petugas
kerja, semua area di laboratorium, petugas
Rumah Sakit pembersih
Gas-gas anestesi Ruang operasi gigi, OK, Dokter gigi, perawat,
ruang pemulihan (RR) dokter bedah,
dokter/perawat
anaestesi
AIDS, Hepatitis B dan Ruang kebidanan , IGD, Dokter, dokter gigi,
Non A – Non B OK, ruang pemeriksaan Perawat/Bidan,
gigi , laboratorium, petugas laboratorium,
laundry petugas sanitasi dan
laundry
Cytomegalovirus Ruang kebidanan, Perawat/Bidan, dokter
3. Biologic ruang anak yang bekerja di bagian
ibu dan anak
Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat
Tuberculosis Ruang kebidanan Perawat/Bidan,
Bangsal, laboratorium, petugas laboratorium,
ruang isolasi fisioterapis

4. Ergonomic Pekerjaan yang Area Pasien dan Petugas yang


dilakukakn secara tempat penyimpanan menangani pasien dan
manual barang (gudang) barang
Postur yang salah Semua area Semua karyawan
dalam melakukan
pekerjaan
Pekerjaan yang Semua area Dokter gigi, petugas
berulang pembersih, fisioterapis,
sopir, operator
computer, yang
berhubungan dengan
pekerjaan juru tulis.
Sering kontak dengn Semua area Semua karyawan
pasien, kerja bergilir,
5. Psikososial
kerja berlebihan,
ancaman secara fisik

3. Contoh insiden kecelakaan kerja dan Nearmiss (hamper celaka) pada tempat
penerapan K3 : IGD Kebidanan RS (1-6)
Contoh Kecelakaan Akibat Kerja
Seorang Bidan tertusuk jarum saat membantu proses persalinan normal seorang ibu di IGD
Kebidanan RS.
Contoh Nearmiss
Seorang Bidan membantu persalinan normal ibu hamil dengan HIV positif tanpa
menggunakan APD sesuai standar PPI RS di IGD Kebidanan RS.

4. Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang mungkin terjadi pada tempat penerapan K3 : IGD
Kebidanan RS (1-6)
Seorang Bidan terinfeksi HIV saat membantu proses persalinan Ibu Hamil di IGD Kebidanan
RS.
Atau
Seorang Bidan yang terdiagnosis HNP akibat posisi kerja yang salah yang di lakukan
berulang-ulang dan sudah lama selama menangani pasien di IGD Kebidanan RS

5. Contoh kasus analisis penyebab kecelakaan kerja berdasarkan teori 2 factor dan 3
factor pada tempat penerapan K3 : IGD Kebidanan RS (1-6)

a. Teori 2 Faktor:
IGD Kebidanan RS sedang ramai dengan pasien yang akan melakukan persalinan normal,
terdapat 3 pasien yang masuk bersamaan dengan Diagnosis ketuban pecah dini, Bidan
segara membantu persalinan normal ibu hamil tersebut namun dalam proses membantu
persalinan, IGD Kebidanan kehabisan handscoen dan Apron Plastik serta kondisi pasien
yang sudah akan segera melahirkan atau sudah memasuki kala II, sehingga dengan
terpaksa bidan nekat langsung menangani proses persalinan tersebut tanpa alat pengaman
diri yang sesuai standar PPI RS.
 Unsafe Action: Bidan Membantu Proses Persalinan Tanda Alat Pengaman Diri Yang
Sesuai Standar PPI (Tanpa Handscoen dan Apron Plastik.
 Unsafe Condition: Tidak Adanya Atau Kurangnya Alat Pengaman Diri (Handscoen
dan Apron Plastik) Yang Disediakan Pihak RS Menciptakan Unsafe Condition atau
suatu kondisi yang tidak sesuai standar PPI dalam pelayanan bidan untuk membantu
persalinan.

b. Teori 3 Faktor:
IGD Kebidanan RS sedang ramai dengan pasien yang akan melakukan persalinan normal,
terdapat 3 pasien yang masuk bersamaan dengan Diagnosis ketuban pecah dini, Bidan
segara membantu persalinan normal ibu hamil tersebut namun dalam proses membantu
persalinan, IGD Kebidanan kehabisan handscoen dan Apron Plastik serta kondisi pasien
yang sudah akan segera melahirkan atau sudah memasuki kala II, sehingga dengan
terpaksa bidan nekat langsung menangani proses persalinan tersebut tanpa alat pengaman
diri yang sesuai standar PPI RS. Dan juga selain itu saat proses membantu persalinan,
Para bidan kesulitan melihat karena kurangnya pencahayaan di ruangan tindakan IGD
Kebidanan RS.
 Peralatan Kerja: Tidak tersedianya fasilitas yang sesuai standar dalam pelayanan
kebidanan di IGD kebidanan (tidak ada Handscoen dan Apron Plastik)
 Lingkungan Kerja: Kurang baiknya Pencahayaan di Ruangan Tindakan IGD
Kebidanan RS.
 Pekerja: Bidan tidak menaati peraturan standar Penanganan pasien ibu hamil PPI RS.

6. Faktor resiko bahaya pada tempat penerapan K3 : IGD Kebidanan RS


Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Pusat Pendidikan Universitas Obafemi Awolowo
Nigeria pada tahun 2002 menunjukan bahwa bahaya yang paling umum terjadi pada tenaga
kesehatan di IGD Kebidanan adalah stress (83,3%), cedera akibat jarum suntik (76%),
kontaminasi darah pada kulit yang tidak terlindungi (73%), gangguan tidur (42%),
alergi kulit akibat bahan kimia (37%), serangan dari pasien (24%), serta hepatitis
(19%). Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa 43,1 % dari Bidan atau dokter di
bagian kebidanan menggunakan obat penenang untuk mengatasi stres kerja. (7)

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 pada 655 tenaga kesehatan di Filipina
menyebutkan bahwa 32% tenaga kesehatan melaporkan cedera 1 sampai 2 kali dalam
setahun, 6% terluka saat bekerja setidaknya 3x dalam setahun. 41% melaporkan
bahwa penyakitnya semakin parah akibat pekerjaannya sebagai tenaga kesehatan serta
31% harus izin lebih dari 2 hari dalam setahun karena sakit/cedera akibat pekerjaannya. 78%
bidan juga mengeluh low back pain saat membantu proses persalinan akibat posisi
yang salah.(8) Pekerjaan membungkuk dan angkat-angkut pasien adalah pekerjaan perawat
yang paling berisiko menyebabkan low back pain. Postur membungkuk mempunyai risiko
14 kali lebih sering terjadi keluhan low back pain dibandingkan dengan postur kerja yang
tidak membungkuk. (9) Di Indonesia, salah satu penelitian pada tahun 2007 mencatat bahwa
angka kecelakaan Needle Stick Injury mencapai 38%–73% dari total petugas kesehatan.
Penelitian lain menunjukan bahwa rata–rata resiko tranmisi virus melalui blood borne pada
kecelakaan tertusuk jarum suntik yaitu 30% untuk virus Hepatitis B, 3% virus hepatitis C dan
0,3% untuk HIV dari mulai tahun 1984 hingga 2004. Kematian akibat HIV/AIDS,
hepatitis B dan C, kanker hati dan sirosis pada petugas kesehatan mencakup 248.550
kasus. (10)
7. Hirarki pengendalian resiko bahaya pada tempat penerapan K3 : IGD Kebidanan RS

Eliminasi Mengeliminasi faktor- Tempat kerja /


faktor berbahaya di IGD pekerjaan aman
Kebidanan RS (Mengurangi
Substitusi Menyediakan bangunan, Bahaya)
peralatan medis atau non-
medis sesuai standar
pelayanan RS.
Perancangan Memperbaiki bangunan,
peralatan medis atau non-
medis sesuai standar
pelayanan RS.
Administrasi Membuat Prosedur, Tenaga kerja
Aturan, Durasi Kerja Aman
yang sesuai dengan (Mengurangi
standar pelayanan RS Paparan)
dan sesuai dengan HAM
dan Undang-undang K3.
Menyediakan Rambu-
rambu tanda bahaya
sesuai Undang-undang
K3 atau standar PPI RS.
Mengadakan Program-
program pelatihan.
Alat Melengkapi Alat
Pelindung Pelindungi Diri untuk
Diri penanganan kasus-kasus
kebidanan di IGD
Kebidanan sesuai standar
PPI RS atau sesuai
standar yang sudah di
tentukan.
8. Contoh penerapan budaya 5R pada tempat penerapan K3 : IGD Kebidanan RS
(masing-masing minimal 2 contoh )
a. Ringkas
 Menyediakan peralatan medis dan non-medis untuk manajemen kasus-kasus
kebidanan.
 Melakukan revitalisasi perakatan medis atau non medis yang ada di IGD Kebidanan
RS
b. Rapi
 Menempatkan alat-alat pengaman diri untuk manajemen kasus kebidanan di tempat
yang dapat cepat dan mudah di akses.
 Menyediakan rambu-rambu triase untuk penanganan manajemen kasus-kasus
kebidanan.
c. Resik
 Menugaskan petugas Cleaning service yang 24 jam bergantian menjaga kebersihan
ruangan IGD Kebidanan.
 Menyediakan tempat sampah khusus untuk sampah medis, sampah non medis, dan
sampah benda tajam.
d. Rawat
 Melakukan Evaluasi berkala pada IGD Kebidanan RS
 Melakukan pelatihan rutin semua tenaga kesehatan IGD Kebidanan RS
e. Rajin
 Membuat sanksi bagi yang tidak disiplin
 Melakukan rapat evaluasi rutin agar tenaga kesehatan IGD Kebidanan lebih rajin

9. Menjelaskan symbol / makna rambu yang berhubungan dengan K3 : IGD Kebidanan


RS ( 2 contoh )

Lambang (Logo/Simbol) K3 (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja) beserta arti dan maknanya
terdapat dalam Kepmenaker RI 1135/MEN/1987
tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Berikut penjelasan mengenai arti dan makna


lambang/logo/simbol K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) :

Bentuk lambang K3: palang dilingkari roda bergigi


sebelas berwarna hijau di atas warna dasar putih.
Arti dan Makna simbol/lambang/logo K3 :
Palang : bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja (PAK).
Roda Gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan
rohani.
Warna Putih : bersih dan suci.
Warna Hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
Sebelas gerigi roda : sebelas bab dalam Undang-
Undang No 1 Tahun
10. Jenis APD dan fungsinya sesuai pada tempat penerapan K3 : IGD Kebidanan RS

1. Sarung tangan
Melindungi tangan dari bahan infeksius dan mellindungi pasien dari mikroorganisme pada
tangan petugas. Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah penyebaran
infeksi dan harus selalu diganti untuk mencegah infeksi silang.
2. Masker
Masker harus cukup besar untuk menutup hidung, muka bagian bawah, rahang dan semua
rambut muka. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas
kesehatan atau petugas bedah bicara, batuk, atau bersin dan juga untuk mencegah cipratan
darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi masuk kedalam hidung atau mulut petugas
kesehatan. Masker jika tidak terbuat dari bahan tahan cairan, bagaimanapun juga tidak
efektif dalam mencegah dengan baik.
3. Tutup kepala/kap
Dipakai untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit dan rambut tidak masuk
dalam luka sewaktu pembedahan. Kap harus dapat menutup semua.
4. Gaun
Gaun penutup, dipakai untuk menutupi baju rumah. Gaun ini dipakai untuk melindungi
pakaian petugas pelayanan kesehatan.Gaun bedah, pertama kali digunakan untuk
melindungi pasien dari mikroorganisme yang terdapat di abdomen dan lengan dari staf
perawatan kesehatan sewaktu bekerja.
5. Apron
Terbuat dari bahan karet atau plastik sebagai suatu pembatas tahan air di bagian depan dari
petugas kesehatan.
6. Alas kaki
Dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau berat atau dari cairan
yang kebetulan jatuh atau menetes pada kaki.

11. Langkah-langkah pencegahan kejadian yang berhubungan dengan K3 : IGD


Kebidanan RS (2)
a. Identifikasi hazard di IGD Kebidanan
- inspeksi tempat kerja secara teratur.
- Pengumpulan info tentang penanganan material.
- Laporan kecelakaan dan penyakit.
- Angka absensi dan turn over.
- Surveillance tempat kerja.
- Efek pada pasien.
b. Sistem pelaporan kecelakaan secara regular pada kejadian di IGD Kebidanan.
c. Investigasi segera setelah kejadian kecelakaan.
d. Evaluasi.
e. Control.
f. Follow up

12. Kewajiban tenaga kerja yang bekerja pada tempat penerapan K3 : IGD Kebidanan RS
(1-4)

a. Tenaga kesehatan di IGD Kebidanan wajib mengikuti Aturan Komite K3.


b. Tenaga kesehatan di IGD Kebidanan wajib melakukan manajemen kasus-kasus
kebidanan kepada pasien sesuai standar PPI atau standar pelayanan RS.
c. Tenaga kesehatan di IGD Kebidanan harus memerhatikan keselamatan pribadi dan
keselamatan pasien.
d. Tenaga kesehatan di IGD Kebidanan harus selalu memegang teguh sumpah profesi dan
selalu menjunjung tinggi profesionalitas profesi masing-masing
DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: l087/MENKES/SK/VIII/2010


Standar -Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit
2. Departemen Kesehatan RI, Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit danfasilitas pelayanan kesehatan lainnya. – Jakarta : Departemen, Kesehatan RI.
Cetakan kedua, 2008.
3. Keputuan Menteri Kesehatan RI no 1204 tahun 2004, tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Ri no 1087 tahun 2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 432/MENKES/SK/IV/2007
tentang Pedoman Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit
6. UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamata Kerja
7. Orji EO, Fasubaa OB, Onwudiegwu U, Dare FO, Ogunniyi SO. Occupational health hazards
among health care workers in an obstetrics and gynaecology unit of a Nigerian teaching hospital.
J Obstet Gynaecol [Internet]. 2002;22(1):75–8.
8. Castro, AB de ;Suzane L Sabrera D. Occupational Health and Safety Issues Among Nurses in the
Philippines. NIH PA Author Manuscr. 2009;57(4):149–57.
9. Dewi AKP. Hubungan Tingkat Risiko Postur Kerja dan Karakteristik Individu dengan Tingkat
Risiko Keluhan Low Back Pain pada Perawat Bangsal Kelas III di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2015.
10. The Kaiser Daily HIV/AIDS. Petugas kesehatan menghadapi peningkatan risiko kematian akibat
HIV dan penyakit lain yang ditularkan melalui darah. 2008;(November):2008.

Anda mungkin juga menyukai