Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak pada
pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen risiko adalah budaya, proses dan
struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang peluang sambil mengelola efek
yang tidak diharapkan atau kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident
model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian
kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya
manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun
‘accident’.
Tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan di dunia semakin
meningkat jumlahnya sejak tahun 1980-an. Hal ini mendesak departemen kesehatan
berbagai negara, seperti Inggris dan negara-negara persemakmurannya untuk
berpikir ekstra. Sampai awal tahun 1990-an tuntutan hukum yang diterima institusi
kesehatan seperti rumah sakit mencapai 75 milyar ponsterling. Jumlah yang
sangat besar ini memaksa departemen kesehatan Inggris merombak keseluruhan
sistem pelayanan kesehatan, utamanya budaya kerja para pemberi layanan
kesehatan.
Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam kerangka kerja
departemen kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh trust dan board yang
menjadi afiliasinya. Kita menyadari bahwa tidak hanya penanggulangan risiko saja
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
masyarakatnya. Perlunya evaluasi berkelanjutan, fokus pada kepentingan pasien,
dan komponen-komponen lain membentuk sebuah kerangka kerja baru yang disebut
clinical governance. Manajemen risiko merupakan salah satu pilar penerapan clinical
governance dalam institusi pelayanan kesehatan.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari
identifikasi risiko secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan
mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu, dengan penekanan
pada perubahan budaya kerja dari yang reaksioner dan penanggulangan menjadi
pencegahan dan pengelolaan. Risiko yang dicegah dalam pengelolaan manajemen
risiko berupa risiko klinis dan non klinis.

B. TUJUAN
a. Tujuan umum
Meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai
potensi bahaya yang ada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Bekasi.

b. Tujuan Khusus
1. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit.
2. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi.
3. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi bagi karyawan,
pasien dan pengunjung.
BAB II
ASESMEN RISIKO

A. IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL

Bahaya
No Lokasi Petugas yang
Potensial berisiko
1 FISIK :
Bising IPS-RS, laundri, Karyawan yang
dapur, CSSD, bekerja di lokasi tsb
Gedung genset-

boiler, IPAL
Getaran Ruang mesin- perawat, cleaning
service dan lain- lain
Mesin dan

Perlatan yang
menghasilkan
getaran (ruang gigi
dan lain-lain)

Debu genset, bengkel Petugas sanitasi,


kerja, laboratorium teknisi gigi, petugas
gigi, gudang rekam IPS dan rekam medis
medis, incinerator

Panas CSSD, dapur, Pekerja dapur,


laundri, incinerator, pekerja
boiler laundry,petugas
sanitasi dan IP-RS
Radiasi X-Ray, OK yang Ahli radiologi,
menggunakan c- radioterapist dan
arm, unit gigi radiografer.
Radiolog, onkologidt,
kardiologist, spesialis
kedokteran
nuklir,urolog,dokter
gigi, fisikawan medik,
apoteker, radiografer,
radioterapis, teknisi
elektromedik,
Perawat,perawat
gigi,dan yang
ditugaskan di
bagian radiasi

2 KIMIA :
Desinfektan Semua area Petugas
kebersihan,
perawat

Cytotoxics Farmasi, tempat Pekerja farmasi,


pembuangan perawat, petugas
limbah, bangsal pengumpul
Sampah
Ethylene oxide Kamar operasi Dokter, perawat
Formaldehyde Laboratorium, Petugas kamar
kamar mayat, mayat, petugas
gudang farmasi laboratorium dan
farmasi
Methyl: Ruang Dokter gigi,
Methacrylate, Hg pemeriksaan gigi Perawat gigi, teknisi
(amalgam) gigi
Solvents Laboratorium, Teknisi, petugas
bengkel kerja, laboratorium,
semua area di RS petugas
pembersih
Gas-gas Ruang operasi gigi, Dokter gigi,
anaestesi OK, ruang perawat,dokter
pemulihan (RR) bedah,
dokter/perawat
anaestesi

3 BIOLOGI :
AIDS, Hepatitis IGD, kamar Dokter ,dokter gigi,
B dan Non A- Operasi, ruang perawat, petugas
Non B (virus) pemeriksaan gigi, laboratorium,
laboratorium, petugas sanitasi
laundry dan laundry

Cytomegalovirus Ruang kebidanan, Perawat, dokter yang


ruang anak bekerja di bagian Ibu
dan anak

Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan Perawat


Bangsal, Perawat, petugas
laboratorium, laboratorium,
Tuberculosis
ruang isolasi fisioterapis
4 ERGONOMI
Pekerjaan yang Area pelayanan dan Petugas yang
dilakukan secara penyimpanan menangani pasien
manual barang (gudang) dan barang

Postur yang Semua area Semua karyawan


Salah dalam
melakukan
pekerjaan
Pekerjaan yang Semua area Dokter gigi, petugas
berulang pembersih,
fisioterapis, sopir,
operator komputer,
yang berhubungan
dengan pekerjaan
juru tulis.

5 PSIKOSOSIAL
Sering kontak Semua area Semua karyawan
dengan pasien,
kerja bergilir,
kerja berlebih,
ancaman secara
fisik
6 Mekanikal
Terjepit mesin, Semua area yang Semua karyawan
tergulung, terdapat peralatan
terpotong, mekanikal
tersayat, tertusuk.
7 Elektrikal
Tersetrum, Semua area yang Semua karyawan
terbakar, terdapat arus atau
ledakan. instalasi
listrik
8 Limbah
Tertumpah, Semua area yang Semua karyawan
tertelan, menggunakan
terciprat, menghasilkan
terhirup, limbah padat, limbah
tertusuk cair dan limbah gas,
Limbah

B. ANALISA DAN EVALUASI RISIKO


Asesmen risiko merupakan suatu metode sistematik untuk menentukan apakah
suatu kegiatan memiliki risiko yang dapat di terima ataupun tidak , asesmen
risiko terbagi dalam tiga tahap yaitu, identifikasi risiko, analisa risiko dan evaluasi
risiko.

Gambar 2.1 Alur Manajemen risiko


Asesmen risiko di RSUD Kabupaten bekasi dilakukan setiap tahun mencakup
seluruh area rumah sakit yang terdapat risiko dari kegiatan yang dilakukan di
tempat tersebut, adapun rincian kegiatan asesmen risiko adalah sebagai berikut :

NILAI RISIKO

RANK FOR ACTION


RANGKING RISIKO

PENGENDALIAN
KEMUNGKINAN
KEPARAHAN
NO RISIKO RUANG

SKOR
A KESELAMATAN DAN KEAMANAN
1 Risiko terpapar radiasi X-Ray (C-arm) IBS 4 4 16 4 2 32
2 Pengunjung Pasien Melebihi ketentuan Rawat Inap 3 5 15 3 2 30
3 Kebisingan Sanitasi 3 4 12 4 4 48
4 Kebisingan Laundry 3 4 12 4 4 48
5 Gigitan ular Pemulasaran 4 3 12 4 3 36
6 Petugas jatuh karena tersandung kabel IBS 3 4 12 4 4 48
7 Petugas tertusuk jarum Camelia 5 2 10 5 2 20
8 Tertusuk benda tajam IGD 2 5 10 5 4 40
9 Radiasi komputer RM & IT 2 5 10 5 4 40
10 Keterbatasan Alat Pelindung Diri IGD 2 5 10 5 3 30
11 Kehilangan barang/material/alat kerja IPSRS 3 4 12 4 3 36
12 Ular berbisa masuk ke ruang Workshop IPSRS IPSRS 4 2 8 6 4 32
13 Radiasi layar komputer Laboratorium 2 5 10 5 4 40
B PELAYANAN KESEHATAN KERJA
1 Kecelakaan kerja (teknisi) IPSRS 3 5 15 3 4 60
2 Tertular penyakit/infeksi IGD 3 5 15 3 4 60
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN
C (B3)
1 Terpapar bahan kimia Laundry 3 4 12 4 4 48
2 Petugas terpapar cairan tubuh pasien IBS 2 5 10 5 4 40
3 Ubin/lantai amblas/turun Pemulasaran 4 5 20 1 2 40
Tabung oksigen tidak diikat dengan rantai --> mudah
Delima 2 5 10
4 jatuh 5 4 40
5 Plafon rusak Laundry 4 5 20 1 2 40
6 Pengelolaan benda tajam belum tepat IGD 3 5 15 3 2 30
7 Petugas terpapar cairan tubuh pasien infeksi Delima 3 4 12 4 4 48
D PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN
1 Kebakaran akibat konsleting listrik Ruang panel 5 2 10 5 3 30
2 APAR tidak ter monitoring RSUD 3 4 12 4 3 36
KESIAPSIAGAAN KONDISI DARURAT DAN
E BENCANA
1 Penculikan bayi LOTUS 5 2 10 5 2 20
2 Penculikan bayi Camelia 5 2 10 5 2 20
3 Bencana external (Banjir, Gempa bumi) RSUD 5 2 10 5 2 20
F PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT
1 Tembok berjamur Rajal 2 5 10 5 2 20
2 Penerangan kurang RM & IT 2 5 10 5 3 30
3 AC Ruang OK mati atau tidak dingin IBS 4 5 20 1 4 80
4 Plafon berlubang Pemulasaran 4 5 20 1 2 40
5 Nurse call rusak Ranap E2 3 5 15 3 4 60
6 Lantai retak Pemulasaran 3 5 15 3 4 60
7 Atap bocor Sakura 3 4 12 4 2 24
8 Atap bocor Ranap E2 2 5 10 5 2 20
9 Atap berlubang Sakura 3 5 15 3 3 45
10 AC Rusak (bocor) Gardenia 3 5 15 3 3 45
11 Dinding berjamur Ranap E2 2 5 10 5 2 20
12 AC Rusak Ranap E2 2 5 10 5 3 30
13 Wastafel rusak Ranap E2 2 5 10 5 3 30
14 Atap berjamur Sakura 2 5 10 5 2 20
15 Pintu masuk ruang rawat inap rusak Gardenia 3 5 15 3 3 45
16 Posisi tidak ergonomis akibat kursi rusak Sanitasi 3 5 15 3 3 45
G PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
1 Alat medis untuk neonatus belum sesuai standar Delima 4 5 20 1 2 40
2 Maintenance alat elektromedis yang buruk IGD 3 5 15 3 2 30
3 Penyimpanan B3 belum optimal Delima 3 4 12 4 4 48
4 BHP terutama implant kosong IBS 3 4 12 4 4 48
5 Alat pemeriksaan DJJ bayi rusak Delima 2 5 10 5 2 20
6 Utilisasi alat kurang optimal Delima 2 5 10 5 2 20

Dari tabel asesmen risiko diatas kemudian dilakukan evaluasi sehingga diperoleh
hasil sebagai berikut .
1. Risiko dengan nilai tertinggi dan memerlukan tindak lanjut (Skor diatas 15)
No Risiko Ranking
1 Ubin/lantai amblas/turun (Kerusakan fasilitas) 1
2 Plafon rusak dan berlubang (Kerusakan fasilitas) 1
3 AC Ruang OK mati atau tidak dingin (Utilitas) 1
4 Alat medis untuk neonatus belum sesuai standar 1
5 Terpapar radiasi X-Ray (C-arm) 2
6 Pengunjung Pasien Melebihi ketentuan 3
7 Kecelakaan kerja (teknisi) 3
8 Tertular penyakit/infeksi 3
9 Pengelolaan benda tajam belum tepat 3
10 Nurse call rusak 3
11 Pintu masuk ruang rawat inap rusak 3
12 Posisi tidak ergonomis akibat kursi rusak 3
13 Maintenance alat elektromedis yang buruk 3

2. Risiko dengan dampak/kerugian tertinggi


No Risiko Kategori
1 Petugas tertusuk jarum High
2 Kebakaran akibat konsleting listrik High
3 Penculikan bayi High
4 Bencana External High
5 Paparan Radiasi X-Ray Medium-High
6 Gigitan Ular Medium-High
7 Kerusakan Property Medium-High
8 Paparan bahan Kimia Medium-High
9 Paparan infeksius Medium-High
10 Kerusakan alat medis Medium-High

3. Prioritas Risiko
No Risiko Rank For
Action
1 Pengunjung Pasien Melebihi ketentuan 30
2 Pengelolaan benda tajam belum tepat 30
3 Maintenance alat elektromedis yang buruk 30
4 Terpapar radiasi X-Ray (C-arm) 32
5 Ubin/lantai amblas/turun (Kerusakan fasilitas) 40
6 Plafon rusak dan berlubang (Kerusakan fasilitas) 40
7 Alat medis untuk neonatus belum sesuai standar 40
8 AC rusak/ Bocor (Utilitas) 45
9 Pintu masuk ruang rawat inap rusak 45
10 Posisi tidak ergonomis akibat kursi rusak 45
11 Kecelakaan kerja (teknisi) 60
12 Tertular penyakit/infeksi 60
13 AC Ruang OK mati atau tidak dingin (Utilitas) 80

C. PENGENDALIAN RISIKO
Upaya yang dilakukan untuk mengendaliakan risiko ialah dengan merencanakan
program yang disusun untuk mencegah dan mengurangi dampak dari risiko
dalam area rumah sakit, program manajemen risiko terbagi menjadi 7 program
yaitu :

NO PROGRAM KEGIATAN TUJUAN


1 Keselamatan dan Pemasangan CCTV Sebagai upaya pemantauan
keamanan rumah sesuai dengan area area berisiko keamanan.
sakit risiko keamanan.
Pengadaan kartu Agar pengunjung yang masuk
pengunjung/ visitor. area rumah sakit terpantau.
Pemasangan Sebagai upaya untuk
doorlock fingerprint meminimalisir risiko
di ruangan berisiko. pelanggaran keamanan
khususnya di area berisiko.

Pengadaan dan Sebagai upaya meminimalisir


pemasangan safety risiko terjadinya insiden
sign. keselamatan.
Safety Monitoring Pemantauan risiko di seluruh
area rumah sakit
2 Pelayanan Pengadaan poli Sebagai sarana untuk
Kesehatan kerja pelayanan melayanani insiden,
kesehatan kerja/ kecelakaan kerja, dan
poli karyawan. penyakit akibat kerja.
Medical Check Up Sebagai upaya pemantauan
karyawan di area kesehatan karyawan rumah
berisiko . sakit, khususnya di area
berisiko.
3 Pengelolaan Pengelolaan limbah Sebagai upaya pengelolaan
bahan berbahaya cair limbah cair berkelanjutan
beracun (B3) Pengelolaan limbah Sebagai upaya pengelolaan
padat B3 infeksius limbah padat infeksius
berkelanjutan
Pengelolaan limbah Sebagai upaya pengelolaan
padat B3 Non limbah padat non infeksius
infeksius berkelanjutan
Pengelolaan limbah Sebagai upaya pengelolaan
padat non medis limbah padat non medis
berkelanjutan
4 Pencegahan dan Pengisian tabung Sebagai upaya pemeliharaan
pengendalian APAR tabung APAR agar tidak
kebakaran melebihi batas kadaluarsa/
expired.
Pelatihan code red Sebagai upaya peningkatan
kepada karyawan kesiap siagaan terhadap risiko
rumah sakit, dan bencana kebakaran.
pihak ke3
Simulasi pemakaian Sebagai upaya peningkatan
APAR kepada kesiap siagaan terhadap risiko
karyawan rumah bencana kebakaran.
sakit, dan pihak ke3
Simulasi evakuasi Sebagai upaya peningkatan
kebakaran kesiap siagaan terhadap risiko
bencana kebakaran.
Peningkatan Untuk meningkatkan
proteksi kebakaran keamanan dari risiko
kebakaran
5 Kesiapsiagaan Simulasi penculikan Sebagai upaya peningkatan
kondisi darurat bayi kesiap siagaan terhadap risiko
dan bencana penculikan bayi.
Simulasi evakuasi Sebagai upaya peningkatan
gempa bumi kesiap siagaan terhadap risiko
bencana gempa bumi.
6 Pengelolaan Pemeliharaan Sebagai upaya meminimalisir
Sarana Prasarana gedung risiko insiden akibat kerusakan
rumah sakit fasilitas rumah sakit.
Pemeliharaan Sebagai upaya memastikan
utilitas (Air, Listrik, tersedianya utilitas sebagai
Udara) penunjang kegiatan pelayanan
di rumah sakit.
7 Pengelolaan Pemeliharaan alat Sebagai upaya meminimalisir
peralatan medis medis insiden akibat kerusakan alat
medis/ pelayanan terhambat
akibat kerusakan alat medis.
Kalibrasi alat medis Sebagai upaya memastikan
kondisi alat medis terkalibrasi
secara berkala.
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM

A. JADWAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan program manajemen risiko dilaksanakan dalam kurun waktu 12
bulan atau 4 triwulan dengan rincian sebagai berikut :

1. Keselamatan dan keamanan rumah sakit

2. Pelayanan kesehatan kerja


3. Pengelolaan bahan berbahaya beracun (B3)

4. Pencegahan dan pengendalian kebakaran

5. Kesiapsiagaan kondisi darurat dan bencana


6. Pengelolaan sarana dan prasarana rumah sakit

7. Pengelolaan peralatan medis

D. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan program manajemen risiko dilakukan setiap pelaksanaan program
sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan dan dilaksanakan oleh petugas
terkait dengan melampirkan dokumentasi dan laporan dari kegiatan yang telah
dilaksanakan, laporan pelaksanaan kegiatan dilaporkan setiap tiga bulan kepada
komite K3RS untuk dilakukan perekapan pelaksanaan program manajemen risiko.
BAB IV
ANGGARAN DAN BIAYA

Dalam pelaksanaan program manajemen risiko di rumah sakit di sesuaikan


dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dari masing-masing satuan
kerja, berikut ini susunan anggaran biaya program manajemen risiko RSUD
Kabupaten Bekasi.

1. Anggaran program keselamatan dan keamanan

2. Anggaran program pelayanan kesehatan kerja


3. Anggaran program pengelolaan bahan B3

4. Anggaran Pencegahan pengendalian kebakaran


5. Anggaran program pengelolaan sarana prasarana rumah sakit

6. Anggaran pengelolaan alat medis

7. Anggaran kesiapsiagaan kondisi darurat dan bencana


BAB V
EVALUASI

Pelaksanaan evaluasi program manajemen risiko dilaksanakan pada akhir


semester dengan menghitung pencapaian pelaksanaan dari masing-masing
program yang telah di laksanakan, bila belum mencapai terget yang telah
ditetapkan maka perlu dilapirkan kendala pelaksanaannya, kemudian
dilakukan penilaian kembali kepada masing-masing program yang telah di
laksanakan, apakah sudah bekerja secara efektif untuk meminimalkan risiko
seperti yang di harapkan, dalam tahapan ini juga diperlukan untuk membuat
keputusan apakah perlu untuk menerapkan program/ metode pengendalian
tambahan untuk mencapai standar atau tingkat risiko yang dapat di terima.

Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 28 Desember 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BEKASI

dr. Hj. Sumarti, M.Kes


NIP. 19630825 198911 2 00

Anda mungkin juga menyukai