Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI MASALAH KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA PADA


INDUSTRI FARMASI

OLEH :

PINTATA SEMBIRING

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATANDELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2019
Beberapa potensi bahaya yang mempengaruhi penyebab terjadinya kecelakaan
berdasarkan lokasi dan pekerjaan di Rumah Sakit meliputi :

No Bahaya Potensial Penyebab Lokasi Pekerja yang


. Kecelakaan paling beresiko
Bising IPS-RS, Karyawan yang
laundry, dapur, bekerja dilokasi
CSSD, gedung tersebut
genset-boiler,
IPAL
Getaran Ruang mesin- Perawat
mesin dan cleaning
pekerjaan yang service, dll
menghasilkan
getaran (ruang
gigi, dll)
1 FISIK Debu Genset, bengkel Petugas
kerja sanitasi, teknisi
labolatorium gigi, petgas IPS
gigi, gudang dan rekam
rekam mesin, medis
incenerator
Panas CSSD, dapur, Petugas dapur,
laundry, pekerja laundry,
incinerator, petugas sanitasi
boiler dan IPS-RS
Radiasi X-ray, ruang Ahli radiologi.
operasi (OK) Radio terapishi
yang dan
menggunakan radiographer,
c-am. Ruang ahli fisioterapu
fisioterapi, unit dan rongent gigi
gigi
desinfektan Semua area Petugas
kebersihan,
perawat
Cytotoxics Farmasi, Pekerja farmasi,
tempat perawat,
pembuangan petugas
limbah, bangsal pengepul
2 KIMIA sampah
Ethylene oxide Kamar operasi Dokter, perawat
formaldehyde Labolatorium, Petugas kamar
kamar mayat, mayat petugas
gedung farmasi labotarium dan
farmasi
Methyl ; Ruang Petugas/dokter
Methacrylate, Hg pemeriksaan gigi, dokter
(amalgam) gigi bedah, perawat
Solvent Labolatorium, Teknisi,
bengkel kerja, Petugas
semua area di labolatorium,
Rumah Sakit petugas
pembersih
Gas-gas anestesi Ruang operasi Dokter gigi,
gigi, OK, ruang perawat, dokter
pemulihan bedah/perawat
(RR) anestasi
AIDS, hepatitis B IGD, OK, Dokter, dokter
dan Non A- Non B ruang gigi, perawat,
pemeriksaan petugas
gigi, labolatorium,
labolatoriun, peugas sanitasi
laundry dan laundry
Cytolomegalovirus Ruang Perawat, dokter
3 BIOLOGIC kebidanan, yang bekerja di
ruang anak bagian ibu dan
anak
Rubella Ruang ibu dan Dokter dan
anak perawat
Tuberculosis Bangsal, Perawat petugas
labolatorium, labolatorium,
ruang isolasi fisioterapis
Pekerjaan yang Ara pasien dan Petugas yang
dilakukan secara tempat menangani
manual penyimpanan pasien dan
barang barang
(gudang)
Poster yang salah Semua area Semua
dalam melakukan karyawan
pekerjaan
4 ERGONOMIC Pekerjaan yang Semua area Dokter gigi,
berulang petugas
pembersih,
fisioterapis,
sopir, operator,
computer yang
berhubungan
dengan
pekerjaan juru
tulis
5 PSIKOSOSIAL Sering kontak Semua area Semua
dengan pasien, karyawan
kerja bergilir
Pengendalian Resiko Bahaya

Setelah mengetahui jenis-jenis resiko bahaya di rumah sakit, ternyata seluruh


resioko bahaya tersebut terdapatdirumah sakit. Beberapa contoh sistem
pengendalian resiko bahaya yang dapat dilakukan di rumah sakit adalah sebagai
berikut :

No Faktor Penyebab Resiko Pengendalian Resiko Bahaya


Resiko bahaya Resiko yang paling sering
mekanik terjadi adalah tertusuk jarum
dan terpeleset atau menabrak
dinding/ pintu kerja.
Pengenendalian yang dapat
dilakukan antara lain :
penggunaan safety box limbah
tajam, kebijakan dilarang
menutuo kembali jarum bekas,
pemasangan keramik anti licin
pada koridor dan lantai yang
miring pemasangan rambu
awas licin, pemasangan kaca
film dan stiker pada dinding /
pintu kaca agar lebih kelihatan,
kebijakan penggunaan serbuk
keselamatan pada pekerjaan
yang dilakukan pada ketnggian
lebih dari 2 meter dan lain-lain
1 Resiko Bahaya Fisik resiko bahaya Resiko ini terdapat di ruang
radiasi radiolog, radio therapy,
kedokteran nuklir, ruang cath
lab dan beberapa kamar
operasi yang memiliki
fluroskopi / x-ray.
Pengendalian yang dapat
dilakukan antara lain :
pemasangan rambu peringatan
bahaya radiasi, penyediaan
APD radiasi, pengecekan
tingkat paparan radiasi secara
berkala dan pemantauan
paparan radiasi pada petugas
radiasi dengan personal
dosimetri pada petugas radiasi
resiko bahaya Terdapat pada ruang boiler,
kebisingan generator listrik dan ruang
chiller, pengobatan yang dapat
dilakukan antara lain:
substitusi perlalatan dengan
alat-alat barudengan ambang
kebisingan yang lebih rendah,
penggunaan perlindungan
telingga dan pemantauan
tingkat kebisingan secara
berkala oleh Instalasi Sanitasi
Lingkungan Rumah Sakit
(ISLS).
Resiko resiko bahaya ini terutama di
Pencahayaan satuan kerja dengan pekerjaan
teliti seperti dikamar operasi
dan labolatorium.
Pengendalian yang dapat
dilakukan adalah pemantauan
tingkat pencahayaan secara
berkala dan hasil pemantauan
dilaporkan ke direktur. Teknik
dan unit K3 untuk tindak lanjut
ruangan yang tingkat
pencahayaannya tidak
memenuhi persyaratan
Resiko bahaya resiko bahaya listrik dari
listrik konsling dank estrum.
Pengendalian yang dapat
dilakukan adalah dengan
adanya kebijakan
penggunakan perlalatan listrik
harus memenuhi standar
nasional Indonesia (SNI).
Perlalatan elektronik di RS
seacra berkala dilakukan
maintenance dan seluruh
perlalatan yang layak akan
diberikan label layak pakai
berupa stiker warna hijau,
sedangkan yang tidak layak
pakai akan diberikan stiker
warna merah dan perlalatan
tersebut diganti atau tidak
digunakan kembali. Selain itu
unit K3 dan IPSRS secara
berkala melakukan sosialisasi
ke seluruh sauna kerja tentang
prilaku aman dalam
menggunakan listrik dirumah
sakit.
Resiko bahaya Resiko ini meliputi kondisi
akibat iklim kerja temperature dan kelembapan
ruang kerja. Pemantauan
temperature dan kelembapan
dilakukan oleh ISLRS. Acuan
dari standar temperature dan
kelembapan mengacu kepada
keputusan menteri kesehatan
no 1402 tahun 2004 tentang
persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
Masalah yang sering muncul
adalah temperature melebihi
standar seperti instalasi binatu
dan ruang produksi gizi,
karena belum memugkinkan
untuk distandarkan
pengendalian yang dilakukan
dengan pemberian minum
yang cukup. Masalah
kelembapan yang tinggi
beresiko terjadinya kolonisasi
kuman pathogen sehingga
meningkatkan angka infeksi
baik bagi pasien maupun bagi
pekerja. Pengendalian secara
teknis melalui upaya yang
dapat dilakukan untuk
menghambat kolosinasi kuman
terutama pada ruang perawatan
pasien, ICU dan kamar operasi
dengan pemberian desinfeksi
ruangan lebih sering dan
pemantauan angka kuman
secara berkala
resiko bahaya Resiko bahaya getaran tidak
akibat getaran terlalu signifikan. Dari telaah
yang telah dilakukan unit K3,
resiko bahaya getaran
ditemukan dibagian taman
akibat dari mesin pemotong
rambut dan klinik gigi akibat
dari mesin bor gigi, tetapi
tingkat getaran pada ke 2
lokasi tersebut masih dalam
batas yang diijinkan
Resiko bahaya biologi yang
paling banyak adalah kuman
pathogen dari pasien yang
ditularkan melalui darah dan
cairan tubuh, dropet dan udara.
Pengendalian resiko ini
biasanya dilakukan oleh tim
pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI) dan dalam area
pemantauan unit K3. Resiko
air borne disease dikendalikan
dengan rekayasa ruangan
tekanan negatif beserta
peraturan administrative dan
2 Resiko bahaya APD. Resiko penularan
biologi melalui droplet dikendalikan
dengan menyediakan masker
bagi petugas, pengantar pasien
dan pasien batuk serta
sosialisasi etika batuk oleh
PPI. Resiko blood borne
disease dikendalikan dengan
pemantauan alat-alat single use
beserta peraturan
administrative dan APD.
Selain itu untuk mencegah
penularan penyakit blood
borne disease khususnya
Hepatitis B dilakukan
imunisasi Hepatitis B dengan
perioritas pada karyawan
dengan kadar titer anti HBs
<0,2 u/L terutam yang bekerja
pada tindakan invasive
terhadap pasien .
Resiko ini terutam terhadap
bahan kimia golongan
berbahay dan beracun (B3)
pengendalian yang dilakuakan
adalah dengan identifikasi
bahan-bahan B3, pelabelan
standar, penyimpanan standar,
3 Resiko Bahaya penyiapan MSDS penyiapan
Kima P3K, APD dan safety shower
serta pelatihan teknis bagi
petugas pengelola B3 rekayasa
juga dilakukan dengan
penggunaan Laminary Airflow
pada pengelolaan obat dan B3
lainnya.
Resiko ini banyak terjadi pada
pekerjaan angkat dan angkut
bagi pasien maupun barang.
Sosialisasi cara mengangkat
dan mengangkut yang benar
4 Resiko Bahaya harus selalu dilakukan. Selain
Ergonomi itu dalam pemilihan sarana dan
prasarana rumah sakit juga
harus mempertimbangkan
faktor ergonomic tersebut
terutama perlalatan yang dibeli
dari negara lain yang secara
fisik terdapat perbedaan
ukuran badan.
Resiko psikologis tidak terlalu
kelihatan akan tetapi selalu ada
meskipun kadarnya tidak
terlalu mencolok. Upaya yang
dilakukan antara lain dengan
mengadakan pertemuan antara
satuan kerja, antar staff dan
pimpinan dan pada acara-acara
5 Resiko Bahaya bersama seperti saat ulang
Psikologis tahun RS dan lain-lain ataupun
kegiatan outbound yang
dilakuakan di autdoot yang
bertujuan agar terjalin
kominikasi yang baik sehingga
acara psikologis menjadi lebih
akrab dengan harapan resiko
bahaya psikologis dapat
detekan seminimal mungkin.

Pencegahan Kecelakaan Kerja

a. Identifikasi hazard
 Inpeksi tempat kerja secara teratur
 Pengumpulan info tentang penanganan material
 Laporan kecelakaan dan penyakit
 Angka absensi dan turn over
 Surveilane tempat kerja
 Efek pada pasien
b. Sistem pelaporan kecelakaan secara regular
c. Investigasi secara setelah kejadiaan kecelakaan
d. Evaluasi
e. Control
f. Follow up

Anda mungkin juga menyukai