KERJA
IDENTIFIKASI BAHAYA
Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk
mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat timbul di tempat kerja.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Pasal 1
Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya, termasuk tempat kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan
tempat kerja tersebut.
Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan si semua tempat
kerja ,khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya Kesehatan, mudah
terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.
Rumah Sakit termasuk kriteria tempat kerja dengan ancaman bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan
Secara Global data WHO, dari 35 juta pekerja kesehatan, 3 juta terpajan patogen darah
(2 juta terpajan virus HBV, 0,9 juta terpajan virus HBC dan 170,000 terpajan virus HIV /AIDS),
lebih dari 90% terjadi di negara berkembang.
Kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan kematian tercatat sebanyak 2.375 kasus dari
total jumlah kecelakaan kerja
GAMBARAN RESIKO DI RUMAH SAKIT
Ergonomik: 1. Area pasien dan tempat 1. Petugas yang menangani pasien 1. Menghindari posisi kerja Peraturan Menteri
1. Pekerjaan yang dilakukan penyimpanan barng (gudang) dan barang yang janggal Ketenagakerjaan RI
secara manual 2. Semua orang 2. Semua karyawan 2. Memperbaiki cara kerja dan No. 5 Tahun 2018
2. Postur yag salah dalam 3. Semua orang 3. Dokter gigi, petugas pembersih, posisi kerja tentang
melakukan pekerjaan fisioterapis, sopir, operator 3. Mendesain kembali atau Keselamatan dan
3. Pekerjaan yang berulang komputer, yang berhubungan mengganti tempat kerja, objek Kesehatan Kerja
dengan pekerjaan juru tulis kerja, bahan, desain tempat Lingkungan Kerja
kerja, dan peralatan kerja
4. Memodifikassi tempat kerja,
objek kerja, bahan, desain
tempat kerja, dan peralatan
kerja
5. Mengatur waktu kerja dan
waktu istirahat
6. Melakukan pekerjaan
dengan sikap tubuh dalam
posisi netral atau baik
7. Menggunakan alat bantu
POLIKLINIK DAN INSTALASI GIZI
RSU BUDI RAHAYU PEKALONGAN
HYGIENE
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja
(Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2019 )
Faktor risiko penyakit akibat kerja adalah bahaya potensial di tempat kerja meliputi :
1.Pajanan fisika (bising, suhu ektrim panas atau dingin, radiasi dan getaran)
2.Pajanan biologi (bakteri, virus, Jamur, parasit).
3.Pajanan kimia (pelarut organik (solvent), mercuri, pestisida, logam berat, dan lain-lain)
4.Pajanan ergonomi (faktor beban (manual handling), gerakan berulang, posisi janggal, desain alat dan tata letak area kerja
yang tidak tepat.
5.Pajanan psikososial (beban kerja, hubungan antar rekan kerja) hal ini terjadi karena ketidakseimbangan antara kapasitas
individu terkait stressor psikososial.
Questions :
1.
2.
Thankyou 3.