PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
upayapelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan
gawat darurat, pelayanan medik dan non medik yang dalam melakukan proses kegiatannya
tidak terpisahkan dari penggunaan bahan berbahaya dan beracun.Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) adalah zat, bahan kimia dan biologi,baik dalam bentuk tunggal maupun
campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung
atau tidak langsung dan mempunyai sifat racun (toksisitas), karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, korosif dan iritasi.Pengelolaan B3 di rumah sakit adalah rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan sampai pendistribusian B3
dan limbah B3 di rumah sakit.
Banyak kasus terkait B3 terjadi di rumah sakit. Kasus tersebutumunmnya berkaitan
dengan kesalahan manusia ketika menangani atau kontak dengan B3 tersebut mulai dari
penerimaan,penyimpanan, pendistribusian, pemakaian sampai penanganan limbahnya
serta penatalaksanaan jika terjadi kontaminasi/paparan/tumpahan. Pengelolaan B3 dan
limbahnya yang tidak baik akan memicu risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan
penyakit. Dalam mengantisipasi kemungkinan bahaya atau risiko kecelakaan atau
keracunan akibat B3, maka sangat dibutuhkan kemampuan petugas yang berkualitas dan
memahami tugas dan fungsinya terutama dalam mengelola B3.Segala upaya dilakukan
berkaitan dengan pengelolaan B3 yang baik dan benar.
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi, mengontrol, memitigasi dan mengevaluasi pengelolaan B3 dan
limbah B3 agar aman untuk pasien, keluarga pasien, pengunjung, petugas dan
lingkungan.
2. Mencegah kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja karena pengelolaan B3 dan
limbah B3 untuk pasien, keluarga pasien, pengunjung dan petugas.
3. Melaksanakan pemantauan lingkungan dan kondisi tempat kerja yang aman dariB3 dan
limbah B3.
4. Memastikan implementasi pengelolaan B3dan limbah B3 sesuai prosedurserta
penatalaksanaan/penangananapabila terjadi kontaminasi/paparan B3dan limbah B3
sesuai MSDS.
C. Sasaran
1
1. Tersosialisasinya B3 dan limbah B3 serta pengelolaan B3 dan limbah B3pada semua
unit kerja yang terkait B3 di RSUD Kota Langsa.
2. Terlaksananya 100% tindak lanjut dari Laporan Kecelakaan Akibat Kerja dan Penyakit
Akibat Kerja karena pengelolaan B3 dan limbah B3 oleh Komite Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di RSUD Kota Langsa.
3. Tertanganinya 100% dalam waktu kurang dari satu jam apabila terjadi
kontaminasi/paparan B3 dan limbah B3 sesuai MSDS oleh petugas yang terlatih.
D. Ruang Lingkup
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membayakan kesehatan dan lingkungan
hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, arsinogenik,
teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi.
Agar selalu tercipta lingkungan yang aman dan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap pekerja, pasien, pengunjung dan lingkungan, maka pemanfaatan B3 perlu
dikendalikan. Pengendalian B3 harus dilakukan secara komprehensif mulai saat
perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pengelolaan/ pemanfaatan maupun
penanganan limbahnya, agar tidak menimbulkan dampak kepada petugas yang berupa
penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja maupun kerusakan pada lingkungan hidup dan
SDM yang ada pada lingkungan tersebut.
Ruang lingkup dan Penanggung Jawab pengelolaan B3 di RSUD Kota Langsa
merupakan layanan yang dilakukan oleh Komite K3, berkoordinasi dengan Instalasi
Farmasi, Instalasi Laboratorium Diagnostik Terpadu, Instalasi Forensik, Instalasi
Pemeliharaan Sanitasi dan Lingkungan dan unit kerja lain yang menggunakan B3.
Tanggung jawab masing-masing unit tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ruang Lingkup Instalasi Farmasimeliputi :
a. Menyusun rencana kebutuhan setiap 1 tahun
b. Mengusulkan pengadaan B3 setiap bulan
c. Menerima dan menyimpan B3
d. Mengencerkan B3
e. Mendistribusikan B3
f. Membuat SPO pengelolaan B3
g. Melaporkan B3 yang telah diadakan, didistribusikan dan yang disimpan kepada
pimpinan rumah sakit dengan salah satu tembusan kepada Komite K3.
2
a. Menyusun rencana kebutuhan untuk 1 tahun,
b. Mengusulkan pengadaan B3
c. Menerima dan menyimpan B3
d. Mengelola dan memanfaatkan B3 (reagen)
e. Melaporkan B3 yang telah diadakan dan yang disimpan.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
3
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
B3 dan limbahnya yang ada di rumah sakit meliputi bahan kimia, obat
kemoterapi/obat kanker, bahan radioaktif, gas berbahaya/gas medis dan non medis sertaB3
lain sesuai ketentuan yang berlaku.
1
Alkohol 95 %
Inst. Laboratorium Klinik Terpadu
2
Alkohol 70 %
Ruang Rawat Inap, Inst. Rawat Jalan, IGD, IBS, Inst. Laboratorium Klinik Terpadu (Lab. PK), Inst.
Radiologi
3
Formalin
IBS, Lab.PA, Inst. Pemulasaraan Jenazah
4
Natrium hipoklorida
Seluruh Ruang Rawat Inap, Inst. Rawat Jalan, IGD, IBS, CSSD, Inst. Laboratorium Klinik Terpadu
(Lab.PK)
5
Microshields 2 dan Microshields 4
IBS
6
Povidone Iodine
4
Inst. Farmasi, Ruang Rawat Inap, Inst. Rawat Jalan, IBS, IGD
7
Cidex O
A Solution
IBS, Inst. Endoscopi
8
Presept Disinfectan Tablet
Inst. CSSD
9
Hidrogen Peroksida (H2O2)
Ruang Rawat Inap,Inst. Rawat Jalan
10
Lysol/Karbol
Inst. Farmasi, Haemodialisa
OBAT KEMOTERAPI
11
Obat-obat Kanker
Inst. Farmasi, R. Mamplam 3
REAGENSIA
12
Reagensia untuk Laboratorium
Inst. Lab. Klinik Terpadu (Lab.PK & PA)
13
Dietil eter
Inst. Lab.Klinik Terpadu (Lab. PK)
14
HCL Pekat 35 %
Inst. Farmasi
15
NaOH Crystal
Inst. Lab. Klinik Terpadu (Lab PK), Inst. Farmasi
16
KOH Crystal
5
Inst. Farmasi
17
H2SO4 (Asam Sulfat)
Inst. Farmasi
18
Phenol Crystal
Inst. Farmasi
19
Asam Asetat
Inst. Farmasi
20
Asam Formiat
Inst. Farmasi, Inst Lab Klinik Terpadu (Inst. Lab. PA)
21
Asam Sitrat
Inst. Farmasi
22
Methanol
Inst. Lab Klinik Terpadu (Lab.PK & PA)
23
Xylol
Inst. Lab Klinik Terpadu (Lab. PA)
GAS MEDIS
24
Gas Medis (O2, N2O)
Ruang Rawat Inap, Inst. Rawat Jalan, IBS, IGD
B
Bahan Berbahaya dan Beracun Non Medis
1
Developer/Fixer Film Dental
Radiologi, IGD
2
Solar/Diesel Fuel
IPSRS, Gizi
6
3
Freon (Bahan Pendingin)
IPSRS
4
Air Accu
IPSRS, Inst. Kemotoran
5
Oli/Oil Lubricant
IPSRS, IPSL, Inst. Rehabilitasi Medik, Inst. CSSD
6
Emulsifier
Inst. Laundry
7
Desinfektan linen
CSSD, Inst. Laundry
8
Clean Bleach
CSSD, Inst. Laundry
9
Chlor Bleach
CSSD, Inst. Laundry
10
Cidezyme/
Detergent enzymatic
CSSD, Inst. Laundry
11
SOUR
CSSD, Inst. Laundry
12
Detergen
IPSL, Seluruh ruangan
13
Softener
CSSD, Inst. Laundry
14
Eva Foam
Inst. Rehabilitasi Medik
7
15
Gips Powder
Inst. Rehabilitasi Medik
16
Lem Aibon
Inst. Rehabilitasi Medik
17
Hand Soap
IPSL, Seluruh RS
18
Cairan Pembersih Kaca
IPSL, Seluruh RS
19
Cairan Pembersih Lantai
IPSL, Seluruh RS
20
Cairan Karbol
IPSL, Seluruh RS
21
Pembasmi Serangga
IPSL, Seluruh RS
22
Pengharum Ruangan
IPSL, Seluruh RS
23
Gas Elpiji
Instalasi Gizi
24
Bubuk Abate
IPSL
25
Kaporit 60%
IPSL
26
Pasir Silica
IPSL
27
8
Karbon Aktif
IPSL
BAB IIII
SISTEM PENGELOLAAN B3
9
Setelah disetujui oleh PA diteruskan ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pokja Barang
Non Medis.
10
6. Pastikan bekerja dengan aman, menggunakan APD yang sesuai, sesuai prosedur
dalam pengambilan dan penempatan bahan, hindari terjadinya
tumpahan/bocor/pecahnya botol.
7. Penempatan APAR dekat lokasi B3 disimpan atau digunakan serta penempatan
petugas terlatih tentang cara penggunaan B3.
8. Penyimpanan B3 dilakukan dengan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan sesuai
dengan MSDS (Material Safety Data Sheet) yang diletakkan dekat B3.
11
Mudah Beracun
Terbakar (Toxic)
2. (Flammable) 7.
Berbahaya Iritasi
(Harmful) (Irritant)
3. 8.
Korosif Berbahaya
(Corrosive) bagi
Lingkungan
4. 9.
(Dangerous
for
Environment)
Karsinogenik, Gas
Teratogenik, Bertekanan
Mutagenik (Pressure
5. (Carsinogenic, 10. Gas)
teratogenic,
mutagenic)
12
3. Ketentuan pemasangan simbol:
Simbol pada kemasan Bahan berbahaya dan beracun harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. Simbol Bahan berbahaya dan beracun berupa stiker atau lainnya yang dapat
menempel dengan baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan
terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan Bahan berbahaya dan
beracunmengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat logam).
b. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan yang
dikemasnya atau diwadahinya.
c. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain
dan mudah dilihat.
d. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum
kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa Bahan berbahaya dan beracun
dan beracun.
e. Kemasan yang telah dibersihkan dari Bahan berbahaya dan beracun dan akan
dipergunakan kembali untuk mengemas Bahan berbahaya dan beracun harus diberi
label KOSONG.
f. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi Bahan berbahaya dan beracun
yang disimpannya.
g. Untuk simbol yang ditempel pada ruangan, ukuran minimum simbol yang
dipasang adalah 25cm x 25cm atau lebih besar, sehingga tulisan pada simbol dapat
terlihat jelas dari jarak 20 meter.
13
h. Untuk simbol yang ditempel pada kemasan, ukuran disesuaikan dengan ukuran
kemasan.
Contoh pemasangan simbol dan label:
4. Terdapat Material Safety Data Sheet (MSDS) atau Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) untuk masing-masing bahan berbahaya dan beracun.
MSDS/LDKB menjelaskan 16 item :
a. Identifikasi produk dan perusahaan
b. Komposisi/informasi bahan
c. Identifikasi Hazard (keadaan berbahaya)
d. Pertolongan pertama apabila terpapar
e. Pertolongan pertama apabila timbul api
f. Pertolongan apabila terjadi kecelakaan
g. Penanganan dan Penyimpanan
h. Alat Perlindungan diri
i. Sifat Fisika dan Kimia
j. Stabilitas dan Reaktivitas
k. Informasi Toksikologi
l. Informasi Ekologi
m. Pembuangan
n. Informasi Transportasi
o. Informasi Regulasi
p. Informasi lain yang diperlukan
E. Pendistribusian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Pendistribusian B3 dilakukan sesuai permintaan/kebutuhan user menggunakan Formulir
Permintaan Barang.
2. Pendistribusian B3 dilakukan dengan Sistem Floor Stock dimana Bahan berbahaya dan
beracun selanjutnya akan dikelola oleh satuan kerja yang menggunakan.
14
3. Pendistribusian B3 disertai pemberian informasi dan MSDS/LDKB kepada usernya dan
apabila ada masalah dalam penanganannya bisa menghubungi Pelayanan Informasi
Obat Instalasi Farmasi.
15
6. Tempat diletakkan spill kit dan jenis spill kit
MSDS dan Spill Kit harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan mudah segera
diperoleh. Setiap orang harus mengetahui keberadaan MSDS dan Spill Kit. Pastikan Spill
Kit masih terisi lengkap dan dalam kondisi yang baik.
Petugas yang bekerja dengan B3 dan limbah B3 harus diberikan pelatihan/training
bagaimana bekerja dengan B3 dan bagaimana menangani apabila terpapar atau terjadi
tumpahan B3 dan limbah B3 spesifik dengan tempat dimana dia bekerja.B3 dan limbah B3
yang tumpah atau tercecer harus dibersihkan menggunakan spill kit.KIT sebaiknya berisi :
1. Zat penetralisir seperti Natrium karbonat atau Natrium bikarbonat atau Natrium bisulfit
2. Absorben seperti bantal atau tanggul, kertas tissue, lap atau busa
3. Sekop, pel, baju pelindung disposable dan wadah menampung bahan yang tumpah
Alat-alat dan bahan yang telah dipergunakan untuk membersihkan tumpahan Bahan
berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun juga dianggap dan
diperlakukan sebagai limbah Bahan berbahaya dan beracun.
Tipe spill kit yang harus tersedia di rumah sakit :
1. Cytotoxic spill kit terdiri dari :
a. Gaun pelindung (1 buah)
b. Gloves (2 pasang)
c. Masker penutup wajah (face shields) dan kacamata pelindung (googles)(@1 buah)
d. Sepatu pelindung (rubber shoe cover protective) atau sepatu boot
e. Air bersih (1botol)
f. Kantong plastik warna ungu (2 buah)
g. Sekop dan pengikis (1buah)
h. Wadah limbah benda tajam (1buah)
i. Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong)
j. Larutan deterjen
k. Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape) untuk mengkarantina daerah berbahaya
(dengan spill sock dan spill pillows).
16
k. Larutan deterjen
l. Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape) untuk mengkarantina daerah berbahaya
(dengan spill sock dan spill pillows).
17
J. Prosedur Penanganan Tumpahan Obat Cytotoxic
1. Menyiapkan Cytotoxic Spill Kit
2. Gunakan APD
3. Tumpahan berujud serbuk padat diserap dengan kertas tissue absorben atau kain
penyerap dan langsung buang ke kantong plastik warna ungu (wadah limbah cytotoxic).
4. Apabila ada pecahan kaca, singkirkan dan tampung dengan menggunakan sekop dan
pengikis dan langsung buang ke kantong plastik warna ungu (wadah limbah cytotoxic).
5. Tumpahan berujud cair diserap dulu dengan kertas tissue absorben atau kain penyerap
dan langsung buang ke kantong plastik warna ungu (wadah limbah cytotoxic).
6. Area tumpahan dibersihkan dengan larutan deterjen
7. Semua alat dan bahan yang dipakai untuk penanganan tumpahan dibuang dan
dimasukkan dalam kantong plastik warna ungu.
8. Apabila area tumpahan luas maka area diisolir/dikarantina menggunakan spill sock
dan spill pillows.
Tumpahan cair :
1. Sarung tangan ganda.
2. Letakkan beberapa lembar tissu pada tumpahan (jangan membersihkan daerah sekitar
tumpahan karena akan menyebabkan penyebaran kontaminasi).
3. Angkat/ambil tissu dengan penjepit dan buanglah pada tempat sampah radioaktif.
4. Bekerja dengan cepat, tetapi hati-hati, untuk menghindari paparan radiasi pengion.
5. Ulangi langkah tersebut hingga permukaan paparan mengering.
6. Lakukan pemantauan untuk mengkonfirmasikan daerah yang telah didekontaminasi.
Tumpahan padat :
1. Tutupi daerah paparan dengan tissu basah.
2. Lakukan prosedur penanganan seperti pada penanganan tumpahan cair.
18
BAB IV
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
A. Pengertian
1. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah :Sisa suatu kegiatan di
rumah sakit yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat racun,
reaktif, korosif, radioaktif, infeksius yang dapat merusak fungsi kelestarian alam dan
mengganggu kesehatan manusia.
2. Pengelolaan Limbah B3 adalah :Rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan limbah B3,
3. Pengumpulan Limbah B3 adalah :Kegiatan mengumpulkan Limbah B3 dengan maksud
menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan atau pengolah
Limbah B3.
4. Penyimpanan Limbah B3 adalah :Kegiatan menyimpan Limbah B3 yang dilakukan
oleh penghasil dan atau penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara.
B. Tujuan
Pengelolaan Limbah B3 bertujuan untuk mencegah agar limbah yng berasal dari proses
kegiatan rumah sakit tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pasien, petugas,
pengunjung serta masyarakat yang berada di dalam dan diluar lingkungan rumah sakit
serta mencegah kerusakan fungsi kelestarian lingkungan
C. Kebijakan
1. Limbah B3 Harus diidentikasi disetiap unit kerja baik jenis maupun karakteristiknya
2. Limbah B3 harus disimpan di TPS limbah B3 sebelum dilakukan pengelolaan
selanjutnya.
3. Petugas Pengelola Limbah B3 harus menggunakan APD sesuai dengan ketentuan
19
4. TPS Limbah B3 harus dilengkapi peralatan sistem tanggap darurat berupa Kotak P3K
dan APAR serta Prosedur Tetap Penanganan Sistem Tanggap Darurat.
5. TPS Limbah B3 harus dilengkapi dengan pencegahan pencemaran limbah cair dan
emisi.
6. Limbah B3 RSUD Kota Langsadimusnahkan dengan menggunakan incinerator di
bawah pengawasan Instalasi Pemeliharaan Sanitasi dan Lingkungan.
20
Gambar : Tempat sampah medis dan benda tajam
b. Pengumpulan
Pengumpulan limbahmedis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
dilakukan oleh petugas cleaning service yang ada pada masing-masing ruangan yang
menghasilkan limbah medis, dan dimasukan pada tong sampah medis berwarna
kuning kapasitas 240 liter ditempatkan pada collection point.
c. Pengangkutan/pengambilan
Pengangkutan/pengambilan limbah medis dari ruangan penghasil limbah medis di
ambil oleh petugas cleaning service dengan menggunakan troli berwarna kuning
kapasitas 660 liter ke tempat pembuangan akhir (incenerator).
d. Pengukuran
Sebelum dilakukan pembakaran terlebih dahuluditimbang untuk diketahui berat dan
volumenya.
e. Pemusnahan
Pemusnahan limbah medis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
dimusnahkan dengan proses pembakaran menggunakan incenerator dengan suhu
1000 oC, pembakaran limbah medis dilakukan setiap hari selama + 4 jam.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin mempunyai incenerator dengan
kapasitas 50 Kg/jam. Sisa pembakaran incenerator (abu), ditampung dalam bak
penampungan yang berlokasi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Lama.
21
b. Limbah obat sitostatika dimasukkan dalam kantong plastik ungu diberi label Obat
Sitostatika atau Cytotoxic.
c. Limbah obat sitostatika dibawa ketempat penampungan sementara di rumah sakit
menggunakan troli khusus limbah infeksius untuk dimusnahkan di insinerator.
d. Limbah cair bahan kimia tidak boleh langsung dibuang ke saluran air tetapi harus
ditampung dahulu, dikumpulkan baru dikirim ke penampungan sementara untuk
dimusnahkan.
22
BAB V
PENGAWASAN DAN EVALUASI
Pengawasan dan evaluasi perlu dilakukan terhadap seluruh program dan kegiatan
berkaitan dengan Pengelolaan B3 dan limbah B3 yang telah berjalan dan yang belum dapat
dilakukan karena sesuatu hal, informasi terhadap risiko dari Bahan berbahaya dan beracun
dan limbah Bahan berbahaya dan beracun serta pelaksanaan pelatihan yang telah berjalan.
Hal ini berguna untuk mengontrol dan mereview terhadap tujuan dan rencana program
ditahun yang akan datang.
A. Pengawasan Pengelolaan Tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Kejadian tumpahan B3 di seluruh area RSUD Kota Langsaharus dikelola sebaik
mungkin agar tidak menimbulkan dampak bahaya bagi pekerja, pasien, peserta didik,
keluarga pasien dan tamu rumah sakit.Tumpahan B3 tersebut dikelompokkan menjadi 3
kelompok berdasar cara penanganan tumpahan dan penyediaan spill kit. Tiga kelompok
tersebut adalah:
1. Tumpahan bahan-bahan infeksius dari pasien dikelola berdasar SOP pengelolaan
tumpahan bahan infeksius menggunakan spill kit untuk bahan infeksius.
2. Tumpahan bahan-bahan kimia yang dapat berupa obat, reagen, dan cairan B3 lainnya,
dikelola berdasarkan SOP tumpahan bahan-bahan kimia dengan menggunakan spill kit
bahan kimia.
3. Tumpahan mercury dari peralatan medis (tensimeter dan thermometer) serta air raksa
yang digunakan untuk tindakan di klinik gigi. Penanganan tumpahan merkury harus
dilakukan secara cermat sesuai SOP penanganan tumpahan mercury dengan
menggunakan spill kit khusus untuk bahan-bahan mengandung mercury.
Semua kejadian tumpahan B3 yang terjadi di seluruh satuan kerja di RSUD Kota
Langsa harus ditangani sesuai SOP dan dilaporkan ke Komite K3.
23
B. Metode Pelaporan Insiden
1. Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi ataupun
nyaris terjadi yang dibuat oleh semua petugas rumah sakit yang pertama menemukan
kejadian atau terlibat dalam kejadian atau petugas yang mendapat laporan dari pihak
lain seperti tamu atau pengunjung.
2. Pencegahan/penanganan segera dalam 24 jam apabila terjadi insiden di rumah sakit
untuk mengurangi dampak atau akibat yang tidak diharapkan.
3. Pelaporan insiden dibuat sesegera mungkin setelah kejadian dengan mengisi formulir
pelaporan insiden (pelaporan paling lambat 2x24 jam).
4. Penyerahan laporan kepada atasan langsung pelapor atau ke Komite K3 apabila
kejadian terjadi pada area-area netral (koridor, taman, area parker). Laporan harus
diserahkan pada Komite K3.
5. Pelaksanaan investigasi insiden dilakukan segera setelah laporan diterima dan
dilakukan oleh tim investigasi insiden (pelaksanaan investigasi paling lambat 2x24
jam). Laporan insiden menggunakan formulir RCA(Root Cause Analysis).
6. Pembentukan tim investigasi sesuai dengan kebutuhan, tim investigasi dapat terdiri dari
Komite K3 saja, atau melibatkan unit kerja terkait bila insiden termasuk kategori
accident/emergency.
7. Pelaporan investigasi harus disimpan di area dan Komite K3
8. Penyampaian informasi insiden harus dilakukan langsung ke area, dan area-area lain
yang memiliki potensi bahaya yang sama. Informasi insiden harus menyebutkan lokasi
insiden, kejadian, dampak pada korban, hari dan tanggal tanpa perlu menyebutkan
nama yang bersangkutan untuk menghindari kejadian serupa.
9. Peninjauan terhadap identifikasi bahya resiko setelah melakukan RCA
10. Pelaporan hasil RCA, Rekomendasi dan Pembelajaran kepada Direksi
11. Perbaikan dan Pembelajaran sebagai rekomendasi untuk umpan balik kepada
unitkerja terkait.
12. Pembuatan analisa dan tren kejadian di masing-masing satuan kerja.
13. Lembar laporan insiden terlampir di halaman berikut
24
4. Rencana untuk penanganan dan pembuangan limbah bahan berbahaya secara tepat dan
aman sesuai Undang-undang.
5. Rencana pemenuhan Alat Pelindung Diri selama penanganan dan Spill Kit bila terjadi
tumpahan dan paparan.
6. Rencana pemberian label tanda bahan bahan dan limbah berbahaya secara tepat
7. Rencana pemenuhan persyaratan dokumen yang meliputi ijin, lisensi dan persyaratan
peraturan lainnya.
8. Pelatihan tentang penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan bahan dan limbah
berbahaya serta penanganan dan pelaporan bila terjadi tumpahan.
9. Memastikan vendor yang ada di lingkungan Rumah Sakit untuk mengetahui dan
mematuhi prosedur menangani,menyimpan dan menggunakan bahan bahan dan limbah
berbahaya dengan aman melalui persyaratan yang ada dalam Naskah Kerjasama.
D. Penanggung Jawab
Unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Penanganan Bahan B3 adalah Komite
K3 dan untuk pengelolaan Limbah B3 adalah Instalasi Pemeliharaan Sanitasi dan
Lingkungan RSUD Kota Langsameliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Inventory, distribusi Materials Safety Data Sheet (MSDS) dan Alat Pelindung Diri serta
pelabelan bahan berbahaya dilakukan oleh staf Komite K3.
2. Inventory, penanganan dan penyimpanan dan pembuangan limbah berbahaya serta
distribusi Spill Kit dilakukan oleh IPSL.
3. Pelaporan dan penyelidikan tumpahan, paparan dan insiden lainnya dilakukan oleh
Komite K3 dan IPSL.
4. Pelatihan tentang cara penanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan berbahaya
dan limbah berbahaya serta penanganan tumpahan dilakukan oleh Komite K3, IPSL
dan Instalasi Farmasi.
E. SurveilanceCheck List
1. Monitoring dalam bentuk ronde ke setiap unit kerja dilakukan setiap minggu oleh
Komite K3.
2. Monitoring dilakukan terhadap program Komite K3 yang dilaksanakan disetiap unit
kerja.
3. Khusus untuk program terkait B3 dilakukan dengan melakukan pemantauan dan
mengisi/simbol tanda (checklist) pada formulir monitoring pengelolaan B3 dan limbah
B3 seperti terlampir di halaman berikut.
4. Hasil checklist kemudian dianalisa/dievaluasi untuk ditindaklanjuti sebagai bahan
rekomendasi terhadap pihak manajemen untuk dilakukan perubahan dan perbaikan
terhadap fasilitas terkait B3 dan limbah B3.
25
F. Pelatihan
1. Karyawan dan Pihak ketiga
Pelatihan K3RS diselenggarakan satu tahun sekali dengan sasaran seluruh perwakilan
satuan kerja sebagai penanggung jawab pelaksanaan K3 diarea kerjanya.
Materi Pelatihan K3RS :
a. Kebijakan K3RS
b. Penerapan Ergonomi di RS
c. Pengenalan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
d. K3 pada sarana dan prasarana RS
e. Pengelolaan dan penanganan B3 serta limbahnya
f. Respon Emergensi
g. Stress Psikologi
26
G. Rencana Jangka Pendek
Triwulan
No Program Kegiatan
1 2 3 4
1 Pelayanan a. Perencanaan B3
b. Pengadaan B3
c. PenerimaanB3
d. Penyimpanan B3
e. Pendistribusian B3
f. Penggunaan B3
g. Pembuangan dan pemusnahan B3
serta Limbahnya
Tahunan
No Program Kegiatan
2014 2015 2016 2017
27
1 Pelayanan a. Perencanaan Bahan berbahaya
dan beracun
b. Pengadaan Bahan berbahaya dan
beracun
c. Penerimaan Bahan berbahaya
dan beracun
d. Penyimpanan Bahan berbahaya
dan beracun
e. Pendistribusian Bahan berbahaya
dan beracun
f. Penggunaan Bahan berbahaya
dan beracun
g. Pembuangan dan pemusnahan
Bahan berbahaya dan beracun
serta Limbahnya
Lampiran
Supervisi Monitoring Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah B3
Di Unit Kerja RSUD Kota Langsa
28
Hari/tanggal : ....................................................
Lokasi : ....................................................
Hasil
No Kategori Komponen Pengamatan Pengamatan Ket
Ada Tidak
A Manajemen Ketersediaan Dokumen
B3 SPO Penggunaan Bahan berbahaya
1
dan beracun
MSDS masing-masing Bahan
2
berbahaya dan beracun
Data-data Bahan berbahaya dan
3
beracun yang up to date
Penyimpanan Bahan berbahaya dan
beracun
Penyimpanan Bahan berbahaya dan
1 beracun di atas lantai menggunakan
pallet
Penyimpanan Bahan berbahaya dan
2
beracun di lemari tertutup
Penyimpanan Bahan berbahaya dan
3 beracun dikelompokkan berdasarkan
jenis
Bahan kimia mudah terbakar
4 disimpan di ruang tahan api (fire
proof cabinets)
Pemberian simbol dan label pada
5 ruang penyimpanan dan lemari
penyimpanan
Wadah penyimpanan Bahan
6 berbahaya dan beracun dilengkapi
simbol dan label
Tanggal kadaluarsa tertulis pada
7
wadah Bahan berbahaya dan beracun
Simbol/label direkatkan dengan
8
baik, tidak robek atau rusak
Simbol/label sesuai dengan
9 karakteristik Bahan berbahaya dan
beracun
Mencatat bahan kimia yang
10
wadahnya sudah dibuka
MSDS tersedia lengkap sesuai
dengan jenis B3 di tempat
11 penyimpanan
Petugas
1 Petugas menggunakan APD lengkap
2 APD yang digunakan dalam kondisi
29
bagus/tidak rusak
APD yang tidak digunakan disimpan
3
di tempat khusus penyimpanan
Pengetahuan
Petugas mengetahui penerapan SOP
1
dan instruksi kerja
Petugas mengetahui bagaimana cara
2
memperoleh MSDS
Petugas mengetahui bagaimana
3 menangani tumpahan Bahan
berbahaya dan beracun
Petugas mengetahui bagaimana
4 memberikan pertolongan pertama
apabila terjadi kecelakaan kerja
Petugas mengetahui arah evakuasi jika
5
kasus kebakaran dan bencana
Petugas mengetahui bagaimana cara
6 membuang Bahan berbahaya dan
beracun
Petugas bekerja berdasarkan SOP dan
7
Instruksi kerja
Peralatan Safety
1 Tersedia APD untuk petugas
2 Tersedia fasilitas eye shower
3 Tersedia Alat Pemadam Api Ringan
4 Tersedia Spill kit
5 Terdapat petunjuk/arah evakuasi
B Manajemen Tempat Pembuangan Limbah Bahan
Limbah B3 berbahaya dan beracun
Tempat limbah Bahan berbahaya dan
1
beracun berupa dirigent/plastik/bin
Terdapat simbol/label limbah Bahan
2 berbahaya dan beracun pada
dirigent/plastik/bin
Metode Pembuangan Limbah Bahan
berbahaya dan beracun
Dibuang ke pipa pembuangan menuju
1
IPAL
Diserahkan kepada petugas Instalasi
2 Pemeliharaan Sanitasi dan
Lingkungan
_____________________________ ____________________
30