Anda di halaman 1dari 25

RUMAH SAKIT HATIVE PASSO

Jl. Laskdya Leo Wattimena Passo 97232


Telp / Fax ; 0911 -362199 ; E–mail : hativers@ymail. Com

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HATIVE PASSO


NOMOR : /RSHTV/PER/DIR/VII/SK/2018
TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN B3
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR RUMAH SAKIT HATIVE PASSO

Menimbang:
1. Bahwa Rumah Sakit Hative memegang peranan penting dalam menjamin

keselamatan dan kesehatan bagi pelayan kesehatan, pasien, pendamping pasien,


pengunjung, dan unit independen serta lingkungan rumah sakit dari pajanan
bahan berbahaya dan beracun.
2. Bahwa dalam rangka mengendalikan potensi risiko pajanan bahan berbahaya

dan beracun, maka Rumah Sakit Hative menetapkan adanya kebijakan


pengelolaan bahan berbahaya dan beracun di Rumah Sakit Hative

Mengingat:
1. Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. Undang-undang no. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

4. Undang –Undang Republik Indonesia No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 382/Menkes/SK/III/

2007, tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit


dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/ MENKES/ SK/

X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.


7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. : 66 Tahun 2016, tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.


8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 81 tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor

08/MEN/VIII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.


10. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Rumah Tangga Yayasan Hative.

11. Peraturan Menteri Lingkunga Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.

56/MenLHK- Setjen/2015, tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknik


Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

MEMUTUSKAN
Menetapkan: PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HATIVE PASSO
TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN B3 DI RUMAH SAKIT
HATIVE PASSO

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :


1. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain
yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlah, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup serta mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup
sekitarnya.
Pasal 2
1. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dari aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah : upaya meminimalkan risiko penggunaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
terhadap sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung maupun lingkungan Rumah

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku pada tangal di tetapkan :
Ditetapkan di : ambon
Pada tanggal : 2018
LAMPIRAN
PERATURAN RUMAH SAKIT HATIVE
NOMOR ……..
TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN B3

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH


BERBAHAYA DAN BERACUN

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun1
HALAMAN PENGESAHAN

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun2
DAFTAR ISI

KEBIJAKAN RUMAH SAKIT TENTANG PENGELOLAAN B3...................................1

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... 4

DAFTAR ISI.................................................................................................................. 5

BAB I. DEFINISI .......................................................................................................... 6

BAB II.RUANG LINGKUP.......................................................................................... 7

BAB III. TATA LAKSANA ......................................................................................... 9

1. Identifikasi B3 dan Limbah B3 ...................................................................... 10

2. Pengadaan B3 ................................................................................................. 12

3. Penerimaan B3 ................................................................................................ 13

4. Penyimpanan B3 ............................................................................................. 13

5. Labelisasi B3................................................................................................... 14

6. Distribusi B3 ................................................................................................... 16

7. Penanganan Tumpahan dan Paparan B3 ........................................................ 16

8. Pelaporan Tumpahan dan Paparan B3............................................................ 16

9. Penanganan Limbah B3 .................................................................................. 17

BAB IV. DOKUMENTASI......................................................................................... 18

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun3
BAB I

DEFINISI

Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun menurut PP No 74 Tahun 2001 Tentang


Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun adalah kegiatan yang menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
Sedangkan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menurut Permenkes RI
No 66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit dari
aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya meminimalkan risiko
penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) terhadap sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
Menurut Permenkes RI No 66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlah, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup serta mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup
sekitarnya.
Sedangkan yang dimaksud Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.Untuk di Rumah Sakit,
limbah medis termasuk limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun4
BAB II

RUANG LINGKUP

Pengelolaan B3 yang tidak termasuk adalah pengelolaan bahan radioaktif, bahan


peledak, hasil produksi tambang serta minyak dan gas bumi dan hasil olahannya,
makanan dan minuman serta bahan tambahan makanan lainnya, perbekalan kesehatan
rumah yangga dan kosmetika, narkotika, psikotropika dan prekursornya serta zat
adiktif lainnya, senjata kimia dan senjata biologi.

Berikut ini yang termasuk kategori Bahan Berbahaya dan Beracun yang mengacu
pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 tahun 2013 tentang Simbol dan
Label Bahan Berbahaya dan Beracun:
1. Mudah Meledak

Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat tanpa disertai pengimbangan
kehilangan panas, sehingga kecepatan reaksi, peningkatan suhu dan tekanan
meningkat pesat dan dapat menimbulkan peledakan.Bahan mudah meledak apabila
terkena panas, gesekan atau bantingan dapat menimbulkan ledakan.
2. Mudah Menyala

a. Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat disertai dengan


pengimbangan kehilangan panas, sehingga tercapai kecepatan reaksi
yang menimbulkan nyala. Bahan mudah menyala atau terbakar
mempunyai titik nyala (flash point) rendah (2

3. Reaktif

4. Beracun

Bahan yang bersifat beracun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan
kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan
kulit atau mulut.
5. Infeksius

6. Korosif
Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan
Beracun5
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan proses pengkaratan
pada lempeng baja (SAE1020) dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun
dengan temperatur uji 550C, mempunyai pH sama atau kurang dari 2 (asam), dan
sama atau lebih dari 12,5 (basa).

7. Berbahaya terhadap lingkungan

Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme
aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon
(misalnya CFC=Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya
PCBs=Polychlorinated Biphenyls)

8. Memancarkan radiasi
Bahan yang memancarkan gelombang elektromagnetik atau partikel radioaktif yang mampu
mengionkan secara langsung atau tidak langsung materi bahan yang dilaluinya, misalnya:
Ir192, I131, Tc99, Sa153, sinar X, sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, dan lain-lain.

Yang terdapat di RS Hative hanyalah Sinar X.

1. Mudah meledak

2. Mudah menyala atau terbakar

3. Oksidator

Bahan yang mempunyai sifat aktif mengoksidasikan sehingga terjadi reaksi oksidasi,
mengakibatkan reaksi keluar panas(eksothermis).

4. Racun

5. Korosif

6. Karsinogenik

Sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel luar yang dapat merusak jaringan tubuh.

7. Mutagenik

Sifat bahan yang dapat mengakibatkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah
genetika.

8. Teratogenik

Sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio.


Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan
Beracun6
1. Iritasi

Bahan yang dapat mengakibatkan peradangan pada kulit dan selaput lendir.

2. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment)

3. Gas bertekanan (pressure gas)

Bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung
dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.

Sedangkan yang termasuk dalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menurut WHO
(2018) adalah sebagai berikut:
a. Infeksius;

b. Patologis dan anatomi;

c. Farmasi;

d. Bahan Kimia;

e. Logam berat;

f. Kontainer bertekanan;

g. Benda tajam;

h. Genotoksik/sitotoksik;

i. Radioaktif.
Faktor yang mempengaruhi timbulnya tingkat bahaya dari pemaparan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3):
a. Cara Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) masuk ke dalam tubuh yaitu
melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan dan penyerapan melalui
kulit. Diantaranya yang sangat berbahaya adalah yang melalui saluran
pernapasan karena tanpa disadari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) akan
masuk ke dalam tubuh bersama udara yang dihirup yang diperkirakan sekitar
8,3 m2 selama 8 jam kerja dan sulit dikeluarkan kembali dari dalam tubuh.

b. Konsentrasi dan lama paparan.

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun7
c. Efek kombinasi bahan kimia, yaitu paparan bermacam-macam Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) dengan sifat dan daya racun yang berbeda, menyulitkan
tindakan-tindakan pertolongan atau pengobatan.

d. Kerentanan calon korban paparan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),


karena masing-masing individu mempunyai daya tahan yang berbeda
terhadap pengaruh bahan kimia.

Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui:
a. identifikasi dan inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah
Sakit oleh Komite K3 RS Hative
b. menyiapkan dan memiliki lembar data keselamatan bahan (material safety
data sheet) di area dimana B3 berada

c. menyiapkan sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di


area dimana B3 berada

d. pembuatan panduan dan standar prosedur operasional pengelolaan Bahan


Berbahaya dan Beracun (B3) yang aman oleh Komite K3 RS Hative; dan

e. penanganan keadaan darurat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Kegiatan pengelolaan B3 di RS Hative mencakup pengelolaan seluruh bahan yang ada


dari semua kegiatan pelayanan di RS Hative, antara lain :
1. Instalasi Rawat Jalan

2. Instalasi Rawat Inap

3. Instalasi Farmasi

4. Instalasi Laboratorium

5. Instalasi Radiologi

6. Instalasi Gizi

7. Gudang Obat Logistik

8. TPS Limbah B3
Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan
Beracun8
9. Area Perkantoran yang terdapat B3

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun9
BAB III TATALAKSANA

Kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 Rumah Sakit dilaksanakan secara rutin
agar tidak terjadi timbulnya bahan B3 yang kadaluwarsa, terjadi tumpahan ketika
penyimpanan, penyalahgunaan bahan dan penimbunan limbah B3 yang dapat
mencemari lingkungan.
Secara rinci kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 dijelaskan sebagai berikut:

1. Unit pembelian menerima pesanan untuk pengadaan bahan B3 yang


dibutuhkan RS Hative dari Bidang Logistik

2. Pesanan bahan B3 datang dari rekanan suplier yang telah ditunjuk dari unit
pembelian dan langsung disimpan di Gudang B3 Bidang Logistik sesuai dengan
jenis bahannya dengan menyertakan MSDS (Material Safety Data Sheet)
3. Unit yang membutuhkan bahan B3 dapat mengambil sesuai kebutuhan di unit
logistik
4. Limbah yang dihasilkan oleh unit pengguna bahan B3 lalu dibawa oleh
petugas cleaning service ke TPS limbah B3 yang sudah disediakan. Petugas
cleaning service juga mencatat berat limbah yang akan disimpan di TPS
tersebut.
5. Seksi LHK melakukan kerjasama dengan pihak ke 3 untuk melakukan
pemusnahan limbah B3 tersebut. Kegiatan pengambilan limbah B3 dilakukan
sesuai dengan izin yang berlaku dan kesepakatan dengan pihak pengolah
limbah B3.
6. Sebelum limbah B3 dimusnahkan, dari pihak ke 3 melakukan penimbangan
ulang dan hasil dari penimbangan tersebut digunakan sebagai acuan untuk
pelaporan jumlah limbah B3 yang dimusnahkan oleh pihak ke 3.
7. Rekapitulasi limbah B3 dilaporkan ke manajemen dan instansi pemerintah
secara berkala.

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun10
Kegiatan dalam pengelolaan B3 meliputi:

1. Identifikasi B3 dan Limbah B3

Kegiatan identifikasi B3 ini dilakukan melalui SPO Identifikasi Bahan Berbahaya


dan Beracun (RSHTV/SPO/../...).Penampilan bahan kimia jarang memberi
identifikasi yang pasti terhadap identitasnya.Maka saat kita menghadapi bahan kimia,
diperlukan informasi-informasi lain yang mendukung agar lebih dapat
mengidentifikasi bahan kimia seperti apakah yang sedang kita hadapi dan bagaimana
penanganannya.Karena pada prinsipnya semua bahan kimia adalah berbahaya dan
faktor keselamatan petugas sangatlah penting. Informasi yang membantu dalam
identifikasi bahan kimia dapat kita dapatkan dari :
 Penandaan kontainer dan label

Penandaan kontainer dan label pada kemasan dapat membantu mengidentifikasi


bahan kimia. Pada kontainer atau label biasanya terdapat simbol B3, nama dagang
(terkadang dilengkapi dengan nama kimia), sifat fisik/kimia (walaupun tidak detail),
sifat bahaya dan lain-lain. Label adalah setiap keterangan mengenai B3 yang
berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat
informasi tentang B3 dan keterangan perusahaan serta informasi lainnya sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan, yang disertakan pada produk, dimasukkan ke
dalam, ditempatkan pada atau merupakan bagian kemasan.

 Tanda bermanfaat dalam penamaan bahan kimia

Nama bahan kimia dapat memiliki banyak sinonim, dan itu adalah sah atau
dibenarkan, seperti methanal = formaldehida = formalin (formalidehid dalam larutan
air ± 37%). Di pasaran, formalin diperdagangkan dengan nama yang berbeda-beda,
yaitu : Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene,
Methylenealdehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methyleneglycol,
Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, dan
Trioxane. Sebagai petugas bea dan cukai, sepertinya tidak mungkin harus

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun11
menghafalkan berbagai nama suatu bahan kimia yang dimungkinkan lebih dari satu.
Tetapi ada beberapa tanda penamaan yang bersifat lebih spesifik dan unik yang dapat
kita gunakan sebagai alat untuk identifikasi bahan kimia, yaitu :

a. CAS Number (CAS #)

1) CAS singkatan dari Chemical Abstract Services, merupakan sistem


indeks atau registrasi senyawa kimia yang diadopsi secara
internasional, sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi setiap
senyawa kimia secara spesifik.
2) Bersifat unik untuk bahan kimia tunggal dan beberapa campuran.
Jutaan bahan kimia terdaftar dan merupakan pengidentifikasi yang
tidak akan ambigu.
3) Nomor CAS berisi 5-9 digit dipisahkan menjadi tiga kelompok dengan
tanda hubung. Memiliki formula (XXXX)XX-XX-X, dimana X
adalah angka 0-9. Kelompok pertama, mulai dari kiri, memiliki hingga
enam digit, kelompok kedua selalu memiliki dua digit, dan kelompok
ketiga selalu memiliki satu digit. Misalnya, nomor CAS # CFC-12
adalah 75- 71-8, CAS# Tiodiglikol = 111-48-8.
4) Biasanya ditemukan pada kemasan dalam (label kontainer) atau pada
dokumen. Tidak selalu ditandai sebagai “Nomor CAS”, jika demikian
carilah pola (XXXX)XX-XX-X.

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun12
5) Dengan mengetahui CAS number untuk suatu bahan kimia, kita dapat
mencari tahu nama bahan kimia yang sedang kita hadapi dan sifat-
sifatnya. Pencarian dapat dilakukan diliteratur bahan kimia atau mesin
pencari “Google” , dengan key word : CAS #.....
b. EC- Number (EINECS #)

1) Merupakan registrasi Eropa;

2) Bersifat unik;

3) Formula : YYY-YYY-Y, dimana Y adalah angka 0-9. Contoh Tiodiglikol

= 203-874-3; 1,2-dichlorobenzene = EINECS# 202-425-9

c. UN-Number (UN #)

1) Merupakan nomor PBB untuk bahan kimia berbahaya.

2) Formula : UN-ZZZZ, dimana Z adalah angka 0-9. Misal : Tiodiglikol


= UN-3334, isocyanate = UN 3080.
3) Tidak selalu unik, nomor UN yang sama dapat diaplikasikan kepada
lebih dari satu bahan kimia. Misalnya nomor Tiodiglikol tidak unik.
4) Biasanya ditemukan pada kemasan luar dan dokumen (seperti di
kotak, truk tanki, kemasan besar lain, atau dokumen transportasi

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun13
barang berbahaya)

 Lembar data keselamatan bahan (MSDS) dan lembar spesifikasi

Lembar data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet = MSDS) merupakan
pengidentifikasi dan informasi keselamatan yang sangat terperinci. Format tidak
seragam dan kadang tidak selalu disertakan (berdasarkan permintaan pelanggan)
namun dapat sangat membantu. Merupakan lembar petunjuk yang berisi informasi
tentang sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang ditimbulkan, cara penanganan, dan
tindakan khusus dalam keadaan darurat. Lembar spesifikasi merupakan laporan
kualitas suatu bahan dan kadang memuat CAS Number.

2. Pengadaan B3

Kegiatan pengadaan ini berhubungan dengan ketersediaan B3 dalam proses


operasional Rumah Sakit. Pelaku kegiatan ini adalah Bidang Logistik dan Unit
Pembelian dengan memperhatikan jumlah persediaan dan permintaan dari unit
operasional, lalu diorderkan kepada supplier penyedia B3. Pengadaan B3 ini
dilaksanakan sesuai dengan gudang masing-masing bahan sesuai dengan SPO Input
Order Perbekalan Farmasi (RSHTV/SPO/.../..) dan SPO Pemesanan Barang
Rutin (RSHTV/SPO/.../...).Dalam proses pemesanan B3 ini disertakan permintaan
menyertakan MSDS dalam setiap kali pengiriman.

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun14
3. Penerimaan B3

Kegiatan ini dilakukan setelah order oleh pembelian terpenuhi dan Logistik menerima
B3 sesuai dengan Surat pesanan dari Pembelian. Pada proses ini di cek antara lain
:batch, expired date, keutuhan kemasan, dan segel kemasan, sesuai dengan SPO
Penerimaan Perbekalan Farmasi (RSHTV/SPO/../..) dan SPO Penerimaan
Barang Rutin (RSHTV/SPO/../..). Selanjutnya akan didistribusikan untuk disimpan
di gudang penyimpanan B3 di Logistik.

4. Penyimpanan B3

`Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan


kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya. Implementasi kegiatan ini tertuang
dalam SPO Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (RSHTV/SPO/../...)
Kriteria persyaratan tempat penyimpanan B3 :

a. Tempat penyimpanan B3 dilengkapi dengan sistem tanggap darurat dan


prosedur penanganan B3.
b. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana
dan di luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang.
c. Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik
limbah B3 dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
d. Memiliki sistem penerangan yang memadai

e. Bangunan dilengkapi dengan symbol dan tersedia kotak P3K.

B3 yang kadaluarsa dan atau tidak memenuhi spesifikasi dan atau bekas kemasan,
wajib dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun.

Tempat penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan adalah suatu tempat tersendiri
yang dirancang sesuai dengan karakteristik B3 yang disimpan misalnya B3 yang
reaktif (reduktor kuat) tidak dapat dicampur dengan asam mineral pengoksidasi
Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan
Beracun15
karena dapat menimbulkan panas, gas beracun dan api. Juga tempat penyimpanan B3
harus dapat menampung jumlah B3 yang akan disimpan. Misalnya suatu kegiatan
industri yang menghasilkan B3 harus menyimpan B3 ditempat penyimpanan B3 yang
mempunyai kapasitas yang sesuai dengan B3 yang akan disimpan dan memenuhi
persyaratan teknis kesehatan dan perlindungan lingkungan.
Salah satu persyaratan kelengkapan pada tempat penyimpanan tersebut adalah sistem
tanggap darurat dan prosedur penanganan B3.B3 yang dianggap kadaluwarsa, atau
tidak memenuhi spesifikasi, atau bekas kemasan, yang tidak dapat digunakan tidak
boleh dibuang sembarangan, tetapi harus dikelola sebagai limbah B3.B3 kadaluwarsa
adalah bahan yang karena kesalahan dalam penanganannya menyebabkan terjadinya
perubahan komposisi dan atau karakteristik sehingga bahan tersebut tidak sesuai lagi
dengan spesifikasinya. Sedang B3 yang tidak memenuhi spesifikasi adalah bahan
yang dalam proses produksinya tidak sesuai dengan yang ditentukan.
Informasi penting yang selalu harus disertakan adalah Lembar Data Pengaman (LDP)
atau Material Safety Data Sheet (MSDS). Informasi MSDS disamping harus tercantum
pada produksi B3, juga harus muncul pada dokumen pengangkutan, penyimpanan, dan
pengedaran B3, dan juga pada kemasan bahan tersebut. Lembar MSDS paling tidak
berisi:
a. Merek dagang

b. Rumus kimia B3

c. Jenis B3

d. Klasifikasi B3

e. Teknik penyimpanan, dan

f. Tata-cara penanganan bila terjadi kecelakaan

5. Labelisasi B3
Pemberian simbol dan label pada setiap kemasan B3 dan tempat penyimpanan adalah
untuk mengetahui klasifikasi B3 sehingga pengelolaannya dapat dilakukan dengan
Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan
Beracun16
baik guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari B3. Untuk pemberian
simbol pada limbah B3 sesuai dengan SPO Pemasangan Label pada Limbah B3
(RSHTV/SPO/.../...).

Label Versi Permen LH No. 13 Tahun 2014

Simbol B3 diantaranya adalah :

Mudah Meledak Mudah Menyala Korosif

Irritant Mutagenik,Teratogenik,Karsinogenik Beracun

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun17
Radiasi Oksidator Bahaya bagi
Lingkungan

Gas Bertekanan

6. Distribusi B3

Pengangkutan B3 wajib menggunakan sarana pengangkutan yang laik operasi serta


pelaksanaannya sesuai dengan tata cara pengangkutan yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Persyaratan sarana pengangkutan dari tempat
penyimpanan ke unit yang menbutuhkan menggunakan trolley yang aman.Dan
menggunakan serah terima B3.

7. Penanganan Tumpahan dan Paparan B3

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun18
Tumpahan dan paparan B3 dapat membahayakan keselamatan petugas maupun
lingkungan sekitar.Untuk itu dalam penanganannya membutuhkan peralatan
perlindungan khusus dan penggunaan spill kit guna menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.Penanganan tumpahan dan paparan B3 disesuaikan dengan MSDS dari
masing-masing bahan berbahaya dan beracun sesuai SPO Penanganan Tumpahan
dan Paparan B3 (RSHTV/SPO/../..).
Untuk penanganan limbah, implementasi melalui SPO Penanganan Tumpahan
Limbah B3 Cair (RSHTV/SPO/.../...).Untuk penanganan Tumpahan Limbah
Sitotoksik sesuai dengan SPO Penanganan Tumpahan Limbah Sitotoksik di
Lantai (RSHTV/SPO/.../...) dan SPO Penanganan Tumpahan Limbah Sitotoksik
di Linen (RSHTV/SPO/.../...).Penanganan tumpahan mercuri/ air raksa sesuai
dengan SPO Penanganan Tumpahan Mercury (RSHTV/SPO/../..).

8. Pelaporan Tumpahan dan Paparan B3

Kegiatan investigasi Tumpahan dan Paparan B3 yang dilakukan oleh Komite


Kesehatan dan Keselamatan Kerja RS Hative mengacu pada pembuatan laporan
Tumpahan dan Paparan B3 yang dilakukan oleh pelapor di unit kerja masing-masing
sesuai dengan SPO Pelaporan Tumpahan dan Paparan B3 (RSHTV/SPO/../..).

9. Penanganan Limbah B3

Kegiatan pengelolaan limbah B3 Rumah Sakit dilaksanakan secara rutin agar tidak
terjadi tumpahan ketika penyimpanan di TPS limbah B3, penyalahgunaan dan
penimbunan limbah B3 yang dapat mencemari lingkungan.
Secara rinci kegiatan pengelolaan limbah B3 dijelaskan sebagai berikut:

b. Limbah yang dihasilkan oleh unit pengguna bahan B3 lalu dibawa oleh petugas
cleaning service ke TPS limbah B3 yang sudah disediakan. Petugas cleaning service
juga mencatat berat limbah yang akan disimpan di TPS tersebut.
c. Seksi LHK melakukan kerjasama dengan pihak ke 3 untuk melakukan
pemusnahan limbah B3 tersebut. Kegiatan pengambilan limbah B3 dilakukan setiap
hari, kecuali hari minggu dan hari libur nasional.
Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan
Beracun19
d. Sebelum limbah B3 dimusnahkan, dari pihak ke 3 melakukan penimbangan
ulang dan hasil dari penimbangan tersebut digunakan sebagai acuan untuk pelaporan
jumlah limbah B3 yang dimusnahkan oleh pihak ke 3.
e. Rekapitulasi limbah B3 dilaporkan ke manajemen dan instansi pemerintah
secara berkala.

Berikut ini adalah daftar SPO terkait dengan Penanganan Limbah B3, antara lain :
Nama SPO No dokumen
Pengelolaan Limbah B3 RSHTV/SPO/11-2/007
Pengelolaan Limbah Sitotoksis RSHTV/SPO/11-2/008
Penanggulangan Keadaan Darurat
RSHTV/SPO/11-2/009
Pengelolaan Limbah B3
Pengangkutan Limbah B3 ke Pihak Ke 3 RSHTV/SPO/11-2/018

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun20
BAB IV DOKUMENTASI

Seluruh kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3, baik penyimpanan bahan,
penggunaan bahan, atau pengelolaan limbah B3 dicatat dalam buku laporan yang
kemudian dijadikan bahan analisa dan evaluasi.

Dokumen pencatatan terdiri dari:

No Nama Frekuensi Keterangan


1 Laporan penggunaan Tiap Bulan Laporan ini mencakup penggunaan B3, jumlah
Bahan B3 oleh yang digunakan oleh unit operasional di
unit di Rumah Sakit.
Rumah Sakit
2 Laporan harian Tiap hari Laporan ini mencakup limbah botol, plabot,
pembuangan limbah abu incenerator, sludge, minyak goreng
B3 bekas, oli bekas, obat kadaluwarsa, lampu,
baterai, accu)
3 Neraca limbah B3 Tiap bulan Laporan ini dibuat setiap bulan untuk
diserahkan ke manajemen.

4 Laporan Triwulan Setiap tiga Laporan ini dibuat untuk diserahkan ke


Limbah B3 bulan instansi pemerintah
sekali
5 Laporan Tumpahan Tiap Laporan ini dibuat untuk disampaikan
B3 dan Limbah B3 kejadian kepada manajemen mengenai kejadian
tumpahan yang terjadi dan cara
penanganannya.

Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan


Beracun21
Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan
Beracun22
Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan
Beracun23

Anda mungkin juga menyukai