Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA


DAN BERACUN (B3) DAN LIMBAHNYA
RUMAH SAKIT UMUM

HIDAYAH

RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH BOYOLALI


Kragilan-Mojosongo-Boyolali, Telp.(0276) 324614, Fax. (0276) 325220

2022

1
YAYASAN DUA SEPTEMBER BOYOLALI
RUMAH SAKIT UMUM

HIDAYAH
KRAGILAN-MOJOSONGO-BOYOLALI
Telp. (0276) 324614 Fax (0276) 325220 Email : rshidayahhospital@gmail. com
https://www.rshidayahboyolali.commail.com

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH BOYOLALI
NOMOR: 285/ PER/ DIR.RSHB/ I/2022
TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3) DAN LIMBAHNYA

DI RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH BOYOLALI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH BOYOLALI

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit


Umum Hidayah Boyolali;
b. bahwa dalam rangka mempermudah terselenggaranya pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya,agar terkelola sesuai peraturan
perundangan di Rumah Sakit Umum Hidayah Boyolali;
c. bahwa sebagaimana dimaksud pada huruf (a) dan (b), diatas perlu ditetapkan
Pedoman pengelolaan Bahan, berbahaya dan beracun dengan Peraturan
Direktur RSU Hidayah Boyolali.
Mengingat :
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2014 tentang Pengolahan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
4. Peraturan Pemerintah No 56 tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.

2
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/Per/III/ 2008 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 371/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Teknis Elektromedis
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 875 /MENKES/
SK/PER/VII/2004 tentang penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan
upaya pemantauan lingkungan;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 876/MENKES/
SK/PER/VII/2004 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1087 tahun 2010
tentang Standar kesehatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
tentang Radiologi;
13. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.
Kep.03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
14. Surat Keputusan Yayasan Dua September Boyolali Nomor
001/SK/YDSB/I/2021 tentang Pengangkatan Pejabat Direktur Rumah Sakit
Umum Hidayah Boyolali.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH
BOYOLALI TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DAN LIMBAHNYA;
KEDUA : Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun beserta limbahnya di
Rumah Sakit Umum Hidayah Boyolali digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun beserta limbahnya di
lingkungan Rumah Sakit Umum Hidayah Boyolali;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya.
3
Ditetapkan di : Boyolali
Pada tanggal : 5-01-2022
Direktur,

dr. Ida Wulandari, MM


NIK. 013

4
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………... i


Daftar Isi ………………………………………………………………………....... ii
BAB I. DEFINISI ……………………………………………………………........... 1
BAB II. RUANG LINGKUP ………………………………………………………. 7
BAB III. KEBIJAKAN …………………………………………………................... 8
BAB IV. TATA LAKSANA …………………………………………………........... 10
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 19
LAMPIRAN ................................................................................................... 20

5
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN
LIMBAHNYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Rumah sakit menetapkan dan menerapkan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) serta limbah B3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bahan Berbahaya dan
Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makluk hidup lainnya. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang
menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3.
1.2 Tujuan
Rumah sakit mengidentifikasi, menganalisis dan mengendalikan seluruh bahan berbahaya
dan beracun dan limbahnya di rumah sakit sesuai dengan standar keamanan dan peraturan
perundang-undangan. Rumah sakit melakukan identifikasi menyeluruh untuk semua area di mana
bahan berbahaya berada dan harus mencakup informasi tentang jenis setiap bahan berbahaya
yang disimpan, jumlah (misalnya, perkiraan atau rata-rata) dan lokasinya di rumah sakit.
Dokumentasi ini juga harus membahas jumlah maksimum yang diperbolehkan untuk menyimpan
bahan berbahaya di area kerja (maximum quantity on hand).
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit /fasilitas kesehatan lainnya mengenai
pengelolaan B3.
2. Untuk menghindari bahaya yang timbul bagi karyawan yang melakukan
penyimpanan B3 ataupun akan menggunakan B3.
3. Membangun suatu proses penanganan yang terstandar bagi pengelolaan B3.
1.3. Definisi
Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 ) adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makluk hidup
lainnya.Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
6
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3. Dalam hal ini yang dapat dilakukan
di RS adalah mengadakan, menerima, menyimpan, dan menggunakan B3.Penyimpanan
B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan kuantitas B3 dan
atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan
makhluk hidup lainnya. Penyimpanan bahan berbahaya harus ditempat yang terpisah,
tersedia APAR dan diberi label sesuai klasifikasi B3

Kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai WHO meliputi:


a) Infeksius;
b) Patologis dan anatomi;
c) Farmasi;
d) Bahan kimia;
e) Logam berat;
f) Kontainer bertekanan;
g) Benda tajam;
h) Genotoksik/sitotoksik; dan
i) Radioaktif.

BAB II
RUANG LINGKUP
Informasi mengenai prosedur penanganan bahan berbahaya dan limbah dengan cara yang
aman harus segera tersedia setiap saat termasuk prosedur penanganan tumpahan. Jika terjadi
tumpahan bahan berbahaya, rumah sakit memiliki prosedur untuk menanggapi dan mengelola
tumpahan dan paparan yang termasuk menyediakan kit tumpahan untuk jenis dan ukuran potensi
tumpahan serta proses pelaporan tumpahan dan paparan. Rumah sakit menerapkan prosedur
untuk menanggapi paparan bahan berbahaya, termasuk pertolongan pertama seperti akses ke
tempat pencuci mata (eye washer) mungkin diperlukan untuk pembilasan segera dan terus
menerus untuk mencegah atau meminimalkan cedera. Rumah sakit harus melakukan penilaian
risiko untuk mengidentifikasi di mana saja lokasi pencuci mata diperlukan, dengan
mempertimbangkan sifat fisik bahan kimia berbahaya yang digunakan, bagaimana bahan kimia
ini digunakan oleh staf untuk melakukan aktivitas kerja mereka, dan penggunaan peralatan
pelindung diri oleh staf. Alternatif untuk lokasi pencuci mata sesuai pada jenis risiko dan potensi
eksposur. Rumah sakit harus memastikan pemeliharaan pencuci mata yang tepat, termasuk
pembersihan mingguan dan pemeliharaan preventif.
B3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
7
a. Mudah meledak (explosive)
b. Pengoksidasi (oxidizing)
c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable), sangat mudah menyala (highly
flammable), dan mudah menyala (flamable)
d. Amat sangat beracun (extremely toxic), Sangat beracun (highly toxic), Beracun
(moderately toxic)
e. Berbahaya (harmful)
f. Korosif (corrosive)
g. Bersifat iritasi (irritant)
h. Berbahaya bagi lingkungan (dabgerous to the environment)
i. Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenic (teratogenic), Mutagenik (mutagenic)
j. Gas bertekanan (pressure gas)

BAB III
KEBIJAKAN
Proses pengelolaan bahan berbahaya beracun dan limbahnya di rumah sakit merupakan
bagian dari program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK). Kebijakan Panduan
Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan limbahnya di lingkungan Rumah Sakit
Hidayah Boyolali meliputi:
a) Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, simbol dan
lokasi;
b) Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 serta limbahnya;
c) Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan, prosedur bila
terjadi tumpahan, atau paparan/pajanan;
d) Pelatihan yang dibutuhkan oleh staf yang menangani B3;
e) Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 serta limbahnya;
f) Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar), dan insiden
lainnya;
g) Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya; dan
h) Pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier) wajib melampirkan Lembar
Data Keselamatan. Informasi yang tercantum di lembar data keselamatan diedukasi
kepada staf rumah sakit, terutama kepada staf terdapat penyimpanan B3 di unitnya. Pedoman ini
sebagai acuan penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun yang dilakukan di lingkungan Rumah
Sakit Umum Hidayah Boyolali dalam melakukan pengelolaan B3.

8
Penyimpanan bahan berbahaya harus ditempat yang terpisah, tersedia APAR dan diberi
label sesuai klasifikasi B3.

1. Perencanaan Pengadangan Sesuai SOP


Perencanaan berdasarkan SOP di Instalasi Farmasi, pengadaan bersumber dari
distributor resmi, mempunyai sertifikat analisa dari pabrik, melampirkan
MSDS
2. Pemeriksaan Penerimaan B3
Penerimaan B3 dengan memeriksa wadah dan pengemas, memperhatikan label dan
simbol dan atau tulisan berupa kalimat peringatan berbahaya.
3. Penyimpanan B3 Sesuai Simbol Dan Label Dilengkapi MSDS
Setiap tempat penyimpanan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi
dengan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet). Simbol B3 adalah
gambar yang menunjukkan klasifikasi B3, sedangkan label B3 adalah uraian singkat yang
menunjukkan antaralain
klasifikasi dan jenis B3.
Lembar Data Keselamatan Bahan berisi :
- Merek dagang
- Rumus kimia B3
- Jenis B3
- Klasifikasi B3
- Teknik penyimpanan, dan
- Tata cara pengamanan bila terjadi kecelakaan
Lembar data pengamanan ini harus diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat dan dibaca untuk memudahkan tindakan pengamanan bila
diperlukan.
Setiap bahan berbahaya yang diedarkan harus diberi wadah dan kemasan dengan baik
serta aman. Penandaan ini harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti, tidak mudah lepas dan
luntur baik karena pengaruh sinar maupun cuaca (bila mengalami kerusakan wajib diberikan
simbol dan label yang baru).
Pengangkutan B3 wajib menggunakan sarana pengangkutan yang baik operasi serta
pelaksanaanya sesuai dengan tata cara pengagkutan yang diatur dalam perundang-undangan
yang berlaku.
Tempat penyimpanan B3 harus ditempatkan pada lokasi yang aman dan baik dan
dilengkapi dengan sistim tanggap darurat dan prosedur penangannan B3.
9
Bekerja menggunakan B3 dengan cara menjaga perilaku pribadi saat bekerja,
mengurangi paparan dengan B3, menghindari cedera mata, menghindari mencerna B3,
menghindari penghirupan B3, meminimalkan kontak kulit, menggunakan APD (Alat
Pelindung Diri).
BAB IV
TATA LAKSANA

Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dan limbahnya meliputi yaitu :


A. Perencanaan
1. Merencanakan jenis berbahaya dan beracun apa saja yang dibutuhkan di rumah sakit;
2. Memilih bahan yang dilarang peredarannya di indonesia;
3. Menjamin mutu bahan berbahaya dan beracun yang digunakan di rumah sakit.
B. Pengadaan
1. Melakukan pembelian bahan berbahaya dan beracun sesuai e-katalog;
2. Pemenuhan MSDS untuk setiap pengadaan bahan berbahaya dan beracun yang dikirim
oleh distributor;
3. Memastikan bahwa bahan yang dibeli sudah memenuhi standar peraturan yang berlaku.
C. Pendistribusian
1. Tempat penyimpanan Bahan Berbahaya dan beracun;
Bahan Berbahaya dan Beracun harus disimpan sesuai dengan ketentuan dan
persyaratannya. Sesuai dengan sifat dan karakteristik bahan yang akan disimpan. Karena
penyimpanan B3 dijadikan dalam satu ruangan maka perlu adanya pengelompokkan
penyimpanan bahan B3 berdasarkan sifat kimianya.
Materi tersebut kadangkala menjadi lebih berbahaya bila berada dalam kondisi tercampur
dengan bahan lain. Kadangkala secara tidak sengaja terjadi pencampuran antara 2 materi
yang asalnya tidak berbahaya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait penyimpanan Bahan Berbahaya dan
Bercacun, meliputi :
a. Pencampuran bahan berbahaya dapat menyebabkan :
1) timbulnya bahan toksik
2) timbulnya gas bakar yang dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan, atau
3) panas akibat reaksi kimia yang terjadi akan dapat membakar bahan mudah
terbakar di sekitarnya.

b. Prosedur penyimpanan B3
1) kelompokan berdasarkan sifat bahan kimianya.
10
2) simpan sesuai dengan sifat kimia/klasifikasinya serta diatur urut secara alfabetis.
3) lengkapi ruang penyimpanan dengan dan label serta menyimpan MSDS didekat
gudang penyimpanan B3.
4) atur penyimpanan B3 yang datang terlebih dahulu diletakkan di depan sehingga
pada waktu pengambilan memudahkan untuk diambil terlebih dahulu
(penyimpanan dan pengambilan sistem FIFO dan/atau FEFO).
5) jaga ventilasi dan suhu ruang penyimpanan yang dikontrol dengan indikator alat
pengukur suhu.
6) catat setiap transaksi B3 (pemasukan dan pengeluaran B3) pada kartu stok dan in
put data pada sistem komputer
Pencatatan pada kartu stock, meliputi :
a) tanggal keluar atau tanggal masuk
b) jumlah yang masuk atau keluar
c) nama PBF/ institusi pemasok B-3
d) Depo Farmasi, Instalasi atau Unit di Rumah Sakit dimana B-3
didistribusikan
7) letakkan kartu stock yang masih berlaku di samping barang dan mengarsipkan
kartu stok yang sudah tidak terpakai.
8) jaga kebersihan dan kerapihan gudang.
9) lakukan stock opname setiap periode tertentu.
10) laporkan kegiatan dan permasalahan penyimpanan B-3 kepada kepala Instalasi
Farmasi.
c. Persyaratan umum yang harus dipenuhi supaya tempat atau ruangan dapat digunakan
untuk menyimpan B3 adalah :
1) terlindung dari sinar matahari;
2) sirkulasi udara yang baik mempunyai alat pengatur suhu dan monitor suhu
ruangan (suhu ruangan 15-25oC);
3) alat pemadam api ringan;
4) alat pelindung diri;
5) peralatan komunikasi;
6) tanda Peringatan.
2. Pengelompokkan Bahan sesuai dengan sifat kimia dari bahan.
Bahan berbahaya dan beracun daapat di klasifikasikan sebagai berikut :
a. Mudah mudah meledak (explussive)
b. Pengoksidasi (oxidzing)
c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
11
d. Sangat mudah menyala (hghly flammable)
e. Mudah menyala (higly flammable)
f. Amat sangat beracun (Extremly toxid)
g. Sangat beracun (highly toxic)
h. Beracun (moderately toxid)
i. Berbahaya(harmfull)
j. Korosif (corrosive)
k. Bersifat iritasi (irritant)
l. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous of the environment)
m. Karsinogenik(carcinogenic)

3. Aktifitas yang berhubungan dengan Pendistribusian Berbahaya dan Beracun dengan


kegiatan :
a. Memastikan keamanan bahan saat dilakukan pendistribusian ke unit yang
membutuhkan;
Persyaratan umum yang harus dipenuhi supaya tempat atau ruangan dapat digunakan
untuk menyimpan B3 adalah :
1) Meja kerja untuk melakukan produksi B3 atau pengemasan kembali menjadi
kemasan yang lebih kecil;
2) Alat Pelindung Diri (masker, handscoen, kacamata goggles);
3) Gelas ukur;
4) Kran air untuk mencuci alat;
5) Kran Eye Wash untuk pertolongan pertama jika mata petugas terpercik B3;
6) Sirkulasi udara yang baik mempunyai alat pengatur suhu dan monitor suhu
ruangan (suhu ruangan 15-25oC).
b. Pemberian label setiap bahan yang keluar dari gudang B3;
Fungsi pelabelan adalah untuk mengidentifikasi sekaligus mengklasifikasikan B3,
yang nantinya akan sangat berguna sebagai informasi penting dalam pengelolaannya.
Identifikasi digunakan untuk penandaan B3 terdiri dari dua jenis yaitu symbol dan
label. Symbol B3 merupakan gambar yang menunjukkan klasifikasi B3 label adalah
uraian singkat menunjukkan antar lain klasifikasi dan jenis B3.
c. Pemberian simbol bahaya pada setiap kemasan primer.
1) Simbol
a) Bentuk dasar, ukuran dan bahan Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45
derajat sehingga membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi
belah ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A). symbol yang dipasang
12
pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan. Sedangkan simbol pada
kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal
berukuran 25 cm X 25 cm.
b) Symbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan
kimia yang akan mengenainya.

c) Jenis symbol B3
i. Untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive) warna dasar
putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Symbol berupa gambar
bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna hitam. Ini
menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25°C,
760mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui
reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di
sekitarnya.

ii. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing), warna


dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol ini
menunjukkan suatu bahan yangdapat melepaskan banyak panas atau
menimbulkan api ketika beraksi dengan bahan kimia lainnya, terutama
bahan-bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan
hampa udara.

ya
13
iii. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable) warna
dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol
berupa gambar nyala api berwarna putih hitam.

iv. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat


beracun (toxic) warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang.

v. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya, warna dasar putih dengan


garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar silang berwarna
hitam.

vi. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), warna dasar putih
dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tanda seru
berwarna hitam.

vii. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif


(corrosive), Warna dasar putih dengan garis tepi
tebal berwarna merah. Simbol terdiri dari 2 gambar
yang tertetesi cairan korosif.

14
viii. Simbol untuk B3 berbahaya bagi lingkungan, warna dasar putih dengan garis
tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar pohon dan media
lingkungan.

ix. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik, dan


mutagenik. Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan
gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada.

x. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan


(pressure gas), warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna
merah. Simbol berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam .
symbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini
bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena
panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.

2) Label
a) Bentuk, warna dan ukuran.
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan
kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang : lebar =
3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam.
Nama B3/ Nama Dagang Nama B3
(komposisi, No.CAS/No UN)
Produsen
Kata Peringatan

15
Informasi tidakan penanganan Pernyataan Bahaya :
-Klasifikasi B3
-Fisik,kesehatan dan Lingkunagan
Keterangan tambahan
Identitas pemasok
Gambar label
b) Pengisian label B3
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus dan
dipasang pada setiap kemasan B3.

c) Pemasangan label B3
d) Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah symbol dan harus terlihat
dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang akan dimasukkan
ke dalam kemasan yang lebih kecil.

D. Penanganan limbah dan tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun dengan kegiatan :
1. Pengadaan Spill Kit untuk penanganan tumpahan B3;
a. Petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) pada saat bekerja
1) Masker;
2) Sarung tangan;
3) Alat peredam suara/ear plug ear murf;
4) Desinfektan pencuci tangan;
5) Biological safety cabinet;
6) Baju pelindung;
7) Kaca mata;
8) Cover shoes;
b. Gudang farmasi dilengkapi dengan alat pemadam api ringan (APAR) dan alarm
bahaya kebakaran serta washtafel;
c. Meja dan kursi penyimpanan, pelayanan dipilih yang bersifat ergonomis;
d. Gudang penyimpanan bahan berbahaya dan beracun dilengkapi dengan label bahan
berbahaya dan beracun;
e. Spillkit tumpahan B3
Spillkit adalah peralatan berisi :
1) APD (masker, Handscone, Penutu Kepala, Gogles, Apron);
2) Pengki dan sapu;
3) Lap;
4) Pasir sebagai bahan penyerap;

16
5) Plastik sampah;
6) Penanda tumpahan.

Yang berfungsi untuk penanganan tumpahan B3 yang ditempatkan pada setiap tempat
yang mempunyai B3 dan yang beresiko terjadinya tumpahan.

Gambar spill kit

Tatalaksana penanganan tumpahan B3


Tujuan:
Mencegah kontaminasi B3 terhadap tubuh.

Prosedur
a. Gunakan APD(sarung tangan, masker) yang ada dalam spill kit;
b. Relokasi tempat terjadi tumpahanB3 dengan penahan sock dan beri tanda
peringatan atau rambu-rambu;
c. Jika tumpahan B3 yang berceceran banyak, bubuhkan bubuk spill kit untuk
menyerap tumpahan B3;
d. Sapu bersih dan kukup bubuk yang sudah menyerap B3;
e. Jika B3 hanya sedikit, sapukan lap penyerap spill kit hingga dapat menyerap
seluruh B3;
f. Masukan bubuk tumpahan atau handuk bekas lap tumpahan ke dalam kantong
sampah plastik kuning atau infeksius, lalu plastik diikat dan masukkan dalam
tempat sampah warna kuning;
g. Lakukan pengesutan atau pengepelan dengan kain pel basah sampai bersih pada
tempat terjadinya tumpahan menggunakan obat pel yang mengandung desinfektan;

17
h. Semprotkan pengharum ruangan untuk menghilangkan bau B3.

2. Sosialisasi penggunaan Spill Kit kepada seluruh karyawan.


a. Kerjama dengan Komite PPI, mengadakan pelatihan PPI dasar dengan salah satu
meteri adalah Penangan Tumpahan B3;
b. Pengadaan spill kit disetiap ruang yang ada B3.

E. Pengelolaan limbah B3
1. Limbah Cair
Limbah cair yang berasal dari kegiatan yang menggunakan B3 di diolah di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) kecuali limbah cair yang berasal dari reagen
laboratorium dimasukkan dalam kontainer/jerigen yang dimasukkan dalam kantong
kuning untuk selanjutnya dikelola oleh pihak ketiga
2. Limbah Padat
Limbah padat yang berasal dari kegiatan yang menggunakan B3 disimpan Di TPS LB3
selanjutnya pengolahan dan pemusnahannya Rumah Sakit bekerjasama dengan pihak
ketiga.

18
BAB V
PENUTUP
Panduan pengelolaan Bahan Berbahay dan Bearcun (B3) Rumah Sakit Umum Hidayah Boyolali
ini wajib dilaksanakan dengna berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di
di indonesia. Penerapannya perlu dilakukan partisipasi semua pihak, karena kerjasama dan
koordinasi semua pihak sangat menentukan keberhasilan pengelolaan B3 yang aman. Untuk
itulah panduan B3 ini disusun sebagai acuan pelaksanaan di Rumah sakit umum Hidayah
Boyolali.

Ditetapkan di : Boyolali
Pada tanggal : 5-01-2022
DIREKTUR

dr. Ida Wulandari, MM


NIK. 013

19
LAMPIRAN
IDENTIFIKASI DAFTAR DAN LOKASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
(B3) RUMAH SAKIT HIDAYAH BOYOLALI

NAMA BENTUK LOKASI JUMLAH


NO KANDUNGAN KATEGORI TANDA
DAGANG SEDIAAN
FARMASI, IBS

mudah
1 Alkohol 95% Alkohol 95% cairan
terbakar

FARMASI,
Etyl alkohol, SEMUA RUANG
mudah
2 Alkohol 70% bit 6,konium Cairan
terbakar
cloride, aqua

FARMASI,

Aethacridini mudah
3 Rivanol Cairan
lactas 0.1% terbakar

FARMASI ,

Hydrogen R PERAWATAN
4 H2O2 50% Cairan Korosif
peroxide

FARMASI

Chlorhexidine mudah
5 Minoscrub Cairan
gluconate 4% terbakar

FARMASI,
IBS

Formalin cair Karsinogenik,


6 Formalin Cairan
37% beracun

FARMASI,

Povidon Povidone SEMUA RUANG


7 Cairan Beracun
Iodine Iodine

FARMASI,

Klorhexidine mudah
8 medikacare Cairan
0.5 % terbakar

Cocoalkyl
dimetilbenzil, IBS,
9 Surgy Zyme Cairan Iritasi
ammonium CSSD

chloride

10 Ky Purified Semi padat Iritasi FARMASI,


Jelly/aquase water,meyhyl SEMUA RUANG
l paraben,gluco
ne delta
lactone,sodium
hidroxide,chlor
hexidine
gluconate,glice

20
rine,natosol

Purified water,
medley core IBS, CSSD
11 BAYzime Cairan Iritasi
(enzymes),
Tetra EDTA

FARMASI

Rthyl alcohol mudah


12 Alcoclin cairan
70 % terbakar

FARMASI,
SEMUA RUANG

Etanol , Iritasi, mudah


13 Softa-man Cairan
Propanol terbakar

IPSRS

14
Mudah
Solar Solar Cairan terbakar dan
meledak

CSSD/LAUNDRY

15 Heviklir Clorine bleach cairan Iritasi

CSSD/LAUNDRY
Brodklin/
16 cairan Iritasi
softy

CSSD/LAUNDRY

17 Eroklin serbuk Iritasi

Farmasi

18 Gliserin PH cairan Iritasi

21
DAFTAR REAGENSIA DAN BAHAN KIMIA RSU HIDAYAH BOYOLALI

NAMA BENTUK MSDS


NO KANDUNGAN KATEGORI TANDA
DAGANG SEDIAAN

Mudah
Acetic
menyala,
1 Eosin acid,etanol,isopropanol, Cairan
dan
metanol,eosin_Y
beracun

ADA

Mudah
menyala,
beracun,
karsinogeni
2 Metanol Metanol Cairan
k,teratogen
ik
, dan
mutagenik

AsamSulfos
3 Asamasetat 6% Cairan Iritasi
alisilat 20%

ADA

Iritasi,
xylol
4 xylol Cairan mudah
menyala

mudah
5 spiritus etanol Cairan
menyala
ADA
ADA

mudah
menyala,be
racun,
Eosine,methyline blue karsinogeni
6 Giemza Cairan
solution k,teratogen
ik
, dan
mutagenik

ADA
Iritasi,
bahaya
7 Emersi oil Imersi oil cairan
bagi
lingkungan

22
ADA

Picric Acid, Korosif,


8 Creatinin cairan
Sodium Hydroxide iritasi

Limbah
9 cairan Beracun
reagen

mudah
10 asetone acetone cairan
menyala

ADA

Carbon Fuchsin, Korosif,


ZiehlNelsee
11 Asam alcohol, cairan Mudah
n
Metylene blue menyala

Korosif,
12 HCL 0,1 N HidrogenKlorida cairan
Iritasi

23

Anda mungkin juga menyukai