Anda di halaman 1dari 41

MANAJEMEN RESIKO

FASILITAS DAN
LINGKUNGAN (K3RS)
KEBIJAKAN
AKREDITASI RS NASIONAL – AKREDITASI JCI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TERKAIT


JAMINAN KESEHATAN DAN AKREDITASI RS

⦿ UU No 44 / 2009 : • Akreditasi Nasional Versi 2012


RS • Persyaratan untuk perpanjangan MUTU PELAYANAN
⦿ PerPres No. 12 / 2013 : Jaminan Izin Operasional dan perubahan RS
Kesehatan kls
• Perpanjangan kerjasama
dengan
⦿ PerMenkes No 012/2012 : Akreditasi BPJS
RS

⦿ SK Menkes No 428/2012 : Penetapan • Menkes  RS Kelas A dan PMA ---


Lembaga Independen Pelaksana - (Rekom Dinkes Prov)
• Pemda Prop  RS Kelas B dan
Akreditasi di Indonesia
⦿ PerMenkes No 1438 / 2013 : Standar PMDN (Rekom Dinkes Kab/Kota)
• Pemda Kab/Kota RS kelas C dan
Pelayanan Kedokteran D (Rekom Dinkes Kab/Kota)

⦿ PerMenkes No 71 / 2013 : Pelayanan


Kesehatan Pada JKN • RS Pemerintah & Swasta  wajib
• Terbagi menjadi RS Umum dan RS
Khusus
⦿ PerMenkes No 59 / 2014 : Standar Tarif RS Umum  Kelas A, B, C, D dan
Pelayanan Kesehatan dalam D Pratama
RS Khusus  Kelas A, B dan C
Penyelenggaraan Program JKN
AKUNTABILITAS
⦿ PerMenkes No 28 / 2014 : Pedoman • Setelah RS mempunyai izin
PADA
MASYARAKAT
Pelaksanaan JKN operasional
• Pusat  àkan melakukan
⦿ PerMenkes No 56 / 2014 : Klasifikasi dan registrasi
Perijinan RS
RUMAH SAKIT
(UU RI no 44 tahun 2009) –
Pasal 40 terkait Akreditasi RS
RUMAH
SAKIT
(UU RI no 44 tahun 2009)
Pasal 7 – Persyaratan
RS harus memenuhi persyaratan lokasi,bangunan, prasarana,
sdm ,kefarmasian, dan peralatan.

Pasal 8 - Lokasi
Pasal 9 – Bangunan
Persyaratan lokasi sebagaimana persyaratan teknis bangunan RS, sesuai
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan
memenuhi ketentuan mengenai dalam pemberian pelayanan serta
kesehatan, keselamatan lingkungan, dan perlindungan dan keselamatan bagi semua
tata ruang, serta sesuai dengan hasil orang termasuk penyandang cacat, anak-
kajian kebutuhan dan kelayakan anak, dan orang usia lanjut
penyelenggaraan RS.

Pasal 11 - Prasarana
Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus memenuhi standar pelayanan,
keamanan, serta keselamatan dan kesehatan
kerja penyelenggaraan RS
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 56 TAHUN 2014
KLASIFIKASI DAN PERIJINAN RS
Pasal 76, ayat 2 “Registrasi dan akreditasi merupakan persyaratan untuk perpanjangan Izin
Operasional
dan perubahan kelas “

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 71 TAHUN 2013


PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Pasal 7, point b” bahwa salah satu persyaratan untuk bekerjasama dengan BPJS,
maka RS harus memiliki sertifikat akreditasi.
Definisi
RISIKO

“ Potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses


kegiatan saat sekarang atau kejadian dimasa datang.”

(ERM, Risk Management Handbook for Health Care organization )


Manajemen Risiko
Adalah penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen
dengan pendekatan proaktif / Reaktif yang dilaksanakan dengan
cara mengidentifikasi, menilai, menangani dan memantau serta
review risiko /Bahaya
Tujuannya untuk Menghilangkan atau Meminimalkan
risiko/bahaya.
Diagram alir Management Risiko
Proses &
Cara Perilaku Kerja
kerja
Tempat Petugas Kes. &
kerja dan masy.(pasien,
lingkungan pengunjung &
masy.sekitar)
kerja

Material,
bahan dan
peralatan

Ruang Lingkup Manajemen


Resiko K3RS
1. Identifikasi Risiko/Bahaya

Proaktif Reaktif
■ Self asesmen ■ Laporan insiden
■ Telusur lapangan ■ Case Report
■ Survei
■ Complaint
■ Clinical care review
■ Claim data
■ Audit Medis
■ Occurrence Screening
■ Medical Record Review
IDENTIFIKASI RISIKO/BAHAYA
Ada tiga pertanyaan yang dapat dipakai sebagai
panduan
Apakah ada sumber untuk menimbulkan
cedera ?
Target apa saja yang akan terkena /
terpengaruh bahaya ?
Bagaimana mekanisme cedera dapat timbul ?
RISIKO
RISIKO KECELAKAAN
KECELAKAAN KERJA
KERJA

TENAGA
KERJA

KESEHATAN PROSES KESELAMATAN


PROSES

BAHAN ALAT
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
TEHNIK IDENTIFIKASI RISIKO/BAHAYA

Alat bantu yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko di


tempat kerja. :

Inspeksi / telusur lapangan


Audit
Kuesioner
Data-data statistik
Sumber Bahaya Potensial Yang ada DI Tempat Kerja
1. Fisik
No Bahaya Lokasi Pekerja yang paling
Potensial berisiko
1. Bising IPSM, laundri, dapur, Karyawan yang bekerja
CSSD, genset, boiler, IPAL di lokasi tsb
2. Getaran Ruang mesin-mesin dan Perawat, cleaning
perlatan yang menghasilkan getaran service dll
(ruang gigi dll)
3. Debu Genset, bengkel kerja, laboratorium Petugas sanitasi, teknisi
gigi, gudang rekam medis, incinerator gigi, petugas IPS dan
rekam medis
4. Panas CSSD, dapur, laundri, pekerja dapur, pekerja
incinerator, boiler laundry,petugas sanitasi
dan IPSM
5. Radiasi X-Ray, OK yang menggunakan Ahli radiologi,
c-arm, ruang fisioterapi, unit gigi radioterapist dan
radiografer, ahli
fisioterapi dan petugas
rontgen gigi
Sumber Bahaya Potensial Yang ada DI Tempat Kerja
2. Kimia
No Bahaya Lokasi Pekerja yang paling
Potensial berisiko
1. Disinfektan Semua area Petugas kebersihan, perawat
2. Cytotoxics Farmasi, tempat pembuangan Pekerja farmasi, perawat,
limbah, bangsal petugas pengumpul sampah

3. Ethylene oxide Kamar operasi Dokter, perawat

4. Formalde-hyde Laboratorium, kamar mayat, Petugas kamar mayat, petugas


gudang farmasi laboratorium dan farmasi

5. Methyl : Ruang pemeriksaan gigi Petugas/dokter gigi, dokter


Methacrylate, bedah, perawat
Hg (amalgam)
6. Solvents Laboratorium, bengkel kerja, Teknisi, petugas Lab, petugas
semua area di RS pembersih

7. Gas-gas Ruang operasi gigi, OK, ruang Dokter gigi, perawat, dokter
anastesi pemulihan (RR) bedah, dr/perawat anastesi
Sumber Bahaya Potensial Yang ada DI Tempat Kerja
3. Biologik
No Bahaya Lokasi Pekerja yang paling
Potensial berisiko
1. AIDS, Hepatitis IGD, kamar Operasi, ruang Dokter , dokter gigi,
B dan Non A - pemeriksaan gigi, perawat, petugas
Non B laboratorium, laundry, Upipi laboratorium, petugas
sanitasi dan laundry
2. Cytomegalovirus Ruang kebidanan, ruang anak Dokter dan Perawat
yang bekerja di bagian
Ibu dan anak
3. Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat
4. Tubercolusis Bangsal, laboratorium, ruang Perawat, petugas
isolasi laboratorium,
fisioterapis
Sumber Bahaya Potensial Yang ada DI Tempat Kerja
4. Ergonomi

No Bahaya Lokasi Pekerja yang paling


Potensial berisiko
1. Pekerjaan Area pasien dan tempat Petugas yang menangani
yang penyimpanan barang pasien dan barang
dilakukan (gudang)
secara
manual
2. Postur yang Semua area Semua karyawan
salah dalam
melakukan
Pekerjaan
3. Pekerjaan Semua area Dokter gigi, petugas
yang pembersih, fisioterapis,
berulang sopir, operator komputer,
yang berhubungan dengan
pekerjaan juru tulis
Sumber Bahaya Potensial Yang ada DI Tempat Kerja

5. Psikososial
No Bahaya Lokasi Pekerja yang paling
Potensial berisiko
1. Sering kontak Semua area Semua karyawan
dengan pasien,
kerja bergilir,
kerja berlebih,
ancaman secara
Fisik
Definisi

“Penilaian Risiko” yaitu evaluasi


terhadap bahaya-bahaya (Fisik,
kimia, biologi dll) yang memiliki
potensi risiko bagi
Pekerja/Pasien/Keluarga Pasien
Menilai Risiko

Mempunyai 3 dimensi yaitu


Peluang (Probability), Akibat
(Konsekuensi) dan Frekuensi
Paparan
ANALISA DAN PENILAIAN RISIKO

1. Peluang (Probability)
Yaitu kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan kerja
ketika terpapar dengan suatu sumber bahaya

 Peluang orang jatuh karena melewati jalan licin


 Peluang untuk tertusuk jarum
 Peluang tersengat listrik
 Peluang supir menabrak
ANALISA DAN PENILAIAN RISIKO
2. Akibat (Konsekuensi)
Yaitu tingkat keparahan/kerugian yang mungkin terjadi
dari suatu kecelakaan akibat bahaya yang ada. Hal ini
bisa terkait dengan manusia, properti, lingkungan, dll
Contoh :

 Fatality atau kematian


 Cacat
 Perawatan medis
 P3K

3. Frekuensi Paparan untuk menjelaskan seberapa


lama/sering kejadian tersebut terjadi
Matrik Penilaian Risiko
Tingkat Risiko (Risk) = Peluang x Akibat x Frekuensi Paparan
KRITERIA AKIBAT (A)
NILAI KETERANGAN
100  Catastrophe / Malapetaka/ Keuangan ekstrem
 Banyak kematian
 Kerugian sangat besar / berhenti total
 Kerugian keuangan > 10 Milyar
40  Disaster / Bencana/ Keuangan sangat berat
 Beberapa kematian
 Kerugian besar / sebagian proses berhenti
 Menyebabkan penyakit yang bersifat komunitas/endemik pada karyawan atau pasien
 Menyebabkan terhambatnya pelayanan hingga lebih dari 1 hari
 Kerugian keuangan > 5 M – 10M

15  Very serious / Sangat serius/ Keuangan berat


 Menyebabkan satu kematian, kerugian cukup besar
 Memperberat atau menambah penyakit pada beberapa pasien atau karyawan
 Menyebabkan penyakit yang bersifat permanen atau kronis (HIV, Hepatitis, keganasan, Tuli, gangguan fungsi organ menetap).
 Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan anggota tubuh permanen, hilang fungsi tubuh (fungsi motorik / sensorik /
psikologis (irreversibel)).
 Menyebabkan terhambatnya pelayanan lebih dari 30 menit hingga 1 hari
 Kerugian keuangan 1 – 5 Milyar

7  Serious / Serius/ Keuangan sedang


 Cidera sedang (misal luka robek) atau insiden yang terjadi dapat memperpanjang masa perawatan (terganggunya fungsi motorik /
sensorik / psikologis (reversibel)) dan hilang hari kerja, kerugian material cukup besar
 Menyebabkan penyakit yang memerlukan perawatan medis lebih dari 7 hari dan dapat disembuhkan
 Menyebabkan terhambatnya pelayanan kurang dari 30 menit.
 Kerugian keuangan 500 jt – 1 Milyar

3  Casualty treatment / Perawatan medis/ Keuangan ringan


 Menyebabkan cidera/penyakit yang memerlukan perawatan medis atau tidak dapat masuk bekerja hingga 7 hari.
 Kerugian keuangan 50 juta – 500 juta

1  First aid treatment / P3K/ Keuangan sangat ringan


 Cidera tidak serius / minor seperti lecet, luka kecil dan hanya perlu penanganan P3K
 Kerugian keuangan s/d 50 juta
EVALUASI RESIKO
3. PENANGANAN RISIKO
Berdasarkan penilaian risiko kemudian ditentukan
apakah risiko tersebut masih bisa diterima
(acceptable risk) atau tidak (unacceptable risk)

Apabila risiko tersebut tidak bisa diterima maka kita


harus menetapkan bagaimana risiko tersebut
ditangani hingga tingkat dimana risikonya paling
minimum/sekecil mungkin
Bila risiko mudah dapat diterima/tolerir maka kita
perlu memastikan bahwa monitoring terus dilakukan
terhadap risiko itu.
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO K3
(OHSAS 18001:2007 & PP 50 TH 2012)

ELIMINASI
1
2 SUBSTITUSI

3 REKAYASA/
ENGINEERING

PENGENDALIAN
4 ADMINISTRATIF

5 APD
PEMANTAUAN DAN TINJAUAN ULANG
Setelah rencana tindakan pengendalian risiko
dilakukan maka selanjutnya perlu dipantau dan
ditinjau ulang apakah tindakan tersebut sudah efektif
atau belum

Bentuk pemantauan antara lain :


 Inspeksi
 Pemantauan Lingkungan
 Audit
CONTOH IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
PENILAYAN RISIKO (RISK ASESSMENT)
Jenis insiden

cedera
KTD Kejadian tidak
terpapar diharapkan

Proses kerja Tidak cedera


KTC
Kejadian tidak
Tidak terpapar cedera
KNC
Kejadian nyaris cedera

KPC : kondisi Potensi cedera


INCIDENCE TYPE

1. Administrasi Klinik 10. Perilaku


2. Proses/ Prosedur Klinik 11. Jatuh
3. Dokumentasi 12. Kecelakaan
4. Infeksi Nosokomial 13. Infrastruktur/
5. Medikasi/ Cairan infus bangunan/ benda lain yang
6. Transfusi darah/ Produksi darah terpasang tetap
7. Nutrisi 14. Resource/ manajemen/
8. Oksigen/ gas organisasi
9. Alat Medis/ ALKES 15. Laboratorium/ Patologi
SAFETY PHILOSOPHY

One Minute, write a safety rules;


One Hour, hold a safety meeting;
One Week, plan a safety program;

One Month, put it in operation;

One Year, win a safety award.

One Second, to destroy those of all with an


PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS (PPS)/
STRATEGIC IMPROVEMENT PLAN (SIP)

ADALAH RENCANA TINDAKAN YANG WAJIB DIBUAT TERTULIS


SETELAH RS MENDAPAT SERTIFIKAT AKREDITASI
BUKTI UPAYA PENINGKATAN MUTU SEBAGA
BERKESINAMBUNGAN I
BERUPA RESPON TERHADAP HASIL REKOMENDASI
SURVEIOR

1. Merupakan strategi/pendekatan yang akan diambil untuk memenuhi setiap persyaratan yang
belum terpenuhi
2. Menjelaskan tindakan spesifik yang akan dilakukan RS untuk mencapai hasil sesuai
Standar / elemen penilaian yang yang belum terpenuhi
3. Menjelaskan metoda yang dipakai untuk perbaikan/ pemenuhan standar dan elemen
penilaian guna perbaikan mutu berkesinambungan
4. Mengidentifikasi indikator pencapaian (berupa data) untuk mengevaluasi efektivitas dari
URUTAN STANDAR DALAM
PENETAPAN
KELULUSAN AKREDITASI NASONAL
2012
SASARAN TINGKAT

1.Sasaran Kes. Pasien RS(SKP)


SASARAN SASARAN 2.Hak Pasien & Keluarga (HPK)
I: II: DASAR
Kelompok Standar 3.Pendidikan Pasien & Keluarga (PPK)
Kelompok Standar
Pelayanan berfokus pada Manajemen RS 4.Peningkatan Mutu & Kes. Pasien (PMKP)

pasien 5.Millenium Dev elopment Goal’s (MDG’s)


STANDAR
6.Akses Pelay anan dan Kontinuitas Pelay
AKREDITA anan (APK) MADYA
SI RS
7.Asesmen Pasien (AP)
SASARAN 8.Pelay anan Pasien (PP)
SASARAN IV : III: 9.Pelay anan Anestesi dan Bedah (PAB)
MILLENIUM Sasaran Keselamatan
DEVELOPMENT 10.Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
Pasien RS UTAMA
GOALS (kematian ibu dan 11.Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
bayi, kesakitan HIV dan 12.Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS)
TB)
13.Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

14.Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan ( TKP) PARIPURNA


 Standar-standar Akreditasi sangat terkait dan melibatkan
 Peran Komite Medis dan Komite Keperawatan 15.Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

**Kriteria Kelulusan “ Perdana ” (C, D dan D Pratama): 4 Standar (SKP, HPK,PPI, KPS)
Langkah – langkah Persiapan Akreditasi RS Nasional dan Jadwal
1. Komitmen Pimpinan 6. Orientasi dan pelatihan staf
2. GAP Analysis 7. Monitoring dan evaluasi
8. Analisa data
3. Pemahaman Standar
9. Data Analysis & Improvements
4. Komite Mutu
10. Simulasi Survey
5. Pokja - pokja 11. Survey

Kirim
Kirim
Memulai Keputusan aplikasi yang
Aplikasi Tim survey
persiapan Akreditasi sudah
untuk survey menetapkan Pelaksanaan
mengguna dan Laporan direvisi dan
dan agenda Survey
Temuan jadwal
kan standar penjadwalan survey
RESMI survey ulang
survey
3 tahunan
12 bulan 1 bulan
1 minggu
sebelum Tanggal 6 bulan
sebelum sebelum 15-30 hari
survey survey setelah sebelum
survey survey
survey tenggang
waktu 3 th
STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT
INTERNASIONAL (JCI)
1. International patient safety goals
2. Acces to care and continuity of care
3. Patient and Family Right
BAGIAN I 4. Assesment of Patients
5. Care of Patients
Standar Berfokus Pada Pasien 6. Anesthesia and surgical Care
7. Medication Management and Use
8. Patient and Family Education

STANDAR Standar JCI


Edisi 5 akan
JCI Edisi 4 + Berlaku pada
AMC** April 2014

1. Quality Improvement and patient Safety


2. Prevention and control of Infection
3. Governance, Leadership and Direction
4. Facility Management and safety
Bagian II
5. Staff qualification and Education
Standar Manajemen Organisasi 6. Management of Communication and
Pelayanan Pasien Informations
DAFTAR RUMAH SAKIT YANG SUDAH
DIAKREDITAS JCI
TANGGAL TANGGAL
NO NAMA RUMAH SAKIT STATUS
SERTIFIKAT BERAKHIR
PEMERINTAH
1 RSUP Cipto Mangunkusumo 20-Apr-14 19-Apr-17 OK
2 RSUP Sanglah, Denpasar 24-Apr-13 23-Apr-16 OK
3 RSUP Fatmawati 14-Des-13 13-Des-16 OK
4 RSPAD GatotSoebroto 04-Jul-14 03-Jul-17 OK
5 RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta OK
6 RSUP dr. Wahidin OK
7 RSUP Kariadi Semarang OK
SWASTA
8 RS Siloam Lippo Village Jakarta 19-Sep-07 18-Sep-10 OK
9 RS Santosa Bandung 13-Nop-10 12-Nop-13 OK
10 RS Eka BSD 11-Des-10 10-Des-13 Kadaluarsa
11 RS Eka Pekanbaru 01-Mar-14 28-Feb-17 OK
12 RS Premier Bintaro 15-Jan-11 14-Jan-14 Kadaluarsa
13 RS Premier Jatinegara 03-Des-11 02-Des-14 OK
14 RS Premier Surabaya 06-Mar-13 05-Mar-16 OK
15 RS Pondok Indah – Puri Indah 16-Mar-13 15-Mar-16 OK
16 RS Awal Bros Bekasi 18-Apr-14 17-Apr-17 OK
17 RS Awal Bros Tangerang 25-Apr-14 24-Apr-17 OK
18 RS Awal Bros Pekanbaru 28-Jun-14 27-Jun-17 OK
19 RS Awal Bros Batam 02-Jul-14 01-Jul-17 OK
20 RS JEC Kedoya Jakarta 09-Mei-14 08-Mei-17 OK

Jumlah Total RS JCI 20 RS


RS Pemerintah 7 RS
RS Swasta 13 RS
Jumlah RS dengan Status Akreditasi OK 16 RS
Jumlah RS dengan Status Akreditasi Kadaluarsa 4 RS
THANK YOU...

Anda mungkin juga menyukai