Anda di halaman 1dari 105

PENERAPAN K3

DI PELAYANAN KESEHATAN

a
=i
i


a
en •
an s
a s

-
Tujuan Umum Pelaksanaan K3

• Agar tenaga kerja dan setiap orang yang berada


di lingkungan kerja selalu sehat dan selamat
• Agar sumber-sumber produksi atau kegiatan
pelayanan dapat berjalan dengan lancar tanpa
adanya hambatan

Penerapan K3 secara holistik dari perencanaan


hingga perolehan hasil
Semua pihak terlibat dan bertanggung jawab alas
keberhasilannya
DASAR HUKUM
1. Undang-undang No 1 tahun 1970 ttg Keselamatan
Kerja
2. Undang-undang no 36 tahun 2009 ttg Kesehatan
3. Undang-undang no 44 tahun 2009 ttg Rumah
4. Kepres no 22 tahun 1993 ttg Penyakit Sakit yang
karena hubungan kerja timbul
5. Peraturan Pemerintah RI No 50 tahun 2012 ttg
Penerapan SMK3
6. Permenkes RI no 66 tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
Standar K3 RS
(Pasal 11 Permenkes 66 tahun 2016)

• Manajemen risiko RS
• Keselamatan dan keamanan di RS
• Pelayanan kesehatan kerja
• Pengelolaan B3
• Pencegahan dan pengendalian kebakaran
• Pengelolaan prasarana RS aspek K3
• Pengelolaan alat
dari medis dari aspek
• K3menghadapi kondisi darurat dan
Kesiapsiagaan
bencana internal/eksternal
UU no 1 tahun 1970
• Pengertian tempat kerja adalah tiap ruangan
atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja
bekerja atau sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan usaha dan dimana terdapat
sumber bahaya.
• Didalam UU tersebut disebutkan syarat•
syarat keselamatan kerja dimana disebutkan
mengenai penyediaan sarana dan prasarana
yang aman bagi siapapun yang ada di tempat
kerja
UU No 1 tahun 1970

• Upaya penyediaan alat pelindung diri


dan pengendalian kualitas lingkungan
yang memenuhi persyaratan.
• Tenaga kerja harus diberikan
pembinaan mengenai upaya
keselamatan kerja dan setelah itu
dilakukan pengawasan oleh Panitia
Pembina K3
Kesehatan Kerja
(Pasal 14 Permenkes 66 tahun 2016)

• Pelayanan kesehatan kerja komprehensif


(promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)
• Upaya promotif ; gizi kerja, kebugaran fisik,
pembinaan mental dan rohani dsb
• Upaya preventif ; vaksinasi, px
kesehatan,
• surveilans kesehatan kerja
Upaya kuratif;
menular, tata paska
KK/PAK, laksana penyakit
pajanan
menular/tdk
• Upaya rehabilitatif ; rehabilitasi medik dan
program kembali bekerja/return to work
PROSES KERJA

•Bahan

•Mesin/Alat
Karakteristik Rumah Sakit
• Pelayanan kesehatan merupakan badan
usaha padat karya yg multi profesi

• Pekerja Rumah Sakit:


- Profesi kesehatan ( medis, paramedis)
- Tenaga teknis
- Laboratorium
- Radiografer
- Farmasi
- Administratif
- Rumah Tangga
- Stat Kebersihan dll.
Spesifikasi Rumah Sakit

Rumah Sakit merupakan lndustri yang


terdiri dari ban akTe n a a keria adat
modal adat teknolo i adat akar dan
bidang pekerjaan dengan tin kat
keterlibatan manusia an ti i,
terbukanya akses bagi bukan pekerjan R
dgn leluasa serta ke iatan keria S
berlan sun terus menerus setia hari 'a
n
Patient Care

Instrument
-y Processing
Surgical
Procedures
gV'JENN
&.«./']
" f l
,

'A

I.
.
d

Cleaning after
Procedures
lmplementasi K3RS dalam
Akreditasi
Pelayanan Paripurna

RS dim kegiatannya harus menyediakan


fasilitas yg aman, berfungsi dan supportif
bagi Pasien, Keluarga Pasien,
Karyawan/Petugas dan Pengunjung

Peran K3
Akreditasi RS
• Dilaksanakan untuk menilai kepatuhan RS
terhadap standar akreditasi
• Sudah mulai dilaksanakan di Indonesia sejak tahun
1995
• Saat ini di Indonesia menggunakan Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi I
yang terdiri dari 16 bab
• Untuk akreditasi lnternasional oleh lembaga yg
telah terakreditasi International Society for Quality
in Health Care (ISQua), yaitu JCI Joint Commission
International
Standar K3 Dalam Manajemen
Fasilitas dan Keamanan
Rumah Sakit berkewajiban menyediakan
fasilitas yang aman bagi pasien, keluarga
pasien, staf dan pengunjung
Upaya RS adalah :
- Mengurangi dan mengendalikan bahaya
dan risiko
- Mencegah kecelakaan dan cedera
- Memelihara kondisi aman
• Rumah sakit mematuhi peraturan perundang•
undangan yang berlaku dan ketentuan•
ketentuan yang mengatur tentang fasilitas
didalam RS
• Peraturan dapat berupa peraturan nasional
dan daerah, yang diimplementasikan dengan
kebijakan Rumah sakit ( ketentuan yang
berlaku atau ketentuan alternatif) mengenai
pelaksanaannya.
Keselamatan fasilitas
Suatu tingkatan keadaan tertentu dimana
gedung, lingkungan dan peralatan RS tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi
pasien,staf dan pengunjung.
Rencana Manajemen dan Keselamatan fasilitas
ini tidak hanya diterapkan pada pelayanan
yang dilaksanakan oleh Rumah sakit tetapi
juga harus diterapkan oleh unit independen
(vendor) yang melaksanakan kegiatan
didalam RS
Program Kerja K3 RS Meliputi :

• Keselamatan dan Keamanan


• Manajemen B3
• kesiapan penanggulangan
bencana
• Proteksi kebakaran
• Peralatan medis dari aspek K3
• Sistem utilitas (penunjang) dari
aspek K3
IDENTIFIKASI RISIKO
KERJA
FAKTOR PENYEBAB BAHAYA
DI RUMAH SAKIT

•FISIK

•KIMIA
BAHAYA FISIK

• MEKANIK

• LISTRIK

RADIASI

• IKLIM KERJA

• KEBISINGAN

• GETARAN

• PENCAHAYAAN
BAHAYA BIOLOGI

Bakteri Virus

Jamur
FAKTOR BIOLOGI
Pekerja yang Paling
Bahaya Potensial Lokasi
Beresiko

AIDS, Hepatitis IGD, Kamar Dokter, Dokter Gigi,


Operasi,Pemeriksaan Gigi, Perawat Petugas
Laboratorium dan Loundry Laboratorium,Petugas
Sanitasi dan Loundry

Cytomegalovirus Ruang Kebidanan, Ruang Perawat dan Dokter yang


Anak bekerja di bagian Ibu dan
Anak

Rubela Ruang Ibu dan Anak Dokter dan Perawat

Tuberculosis Bangsal Laboratorium , Perawat, petugas


Ruang Isolasi laboratorium, fisioterapis
BAHAYA KIMIA

DESINFEKTANS ANTISEPTIK OBAT

REAGEN GAS MEDIS


Bahaya Peker ja ya ng pal ing
Lokas i
Potensia berisiko
l Petugas kebersihan
Semua area '
disinfektan erawat
Farmasi, tempat Pekerja farmasi, perawat
Cytotoxics pem buangan lim bah, t

bangsal petugas pengumpul


Ethylene oxide Kamar operasi sampah
Dokter,perawat Petugas
Laboratorium, kamar kamar mayat, petugas
Formaldehyde
mayat, gudang farmasi laboratorium dan farmasi
Methyl: Petugas/dokter gigi, dokter
Methacrylate, Ruang pemeriksaan gigi bedah, perawat
Hg (amalgam)
Teknisi, petugas
Laboratorium, bengkel laboratorium, petugas
Solvents
kerja, semua area di RS kebersihan

Gas-gas Ruang operasi gigi, OK, Dokter gigi, pe raw at,


anaestesi ruang pemulihan (RR) do kter bedah,
dokter/peraw at
anaestes i
BAHAYA ERGONOMI
BAHAYA PSIKOLOGI

SISTEM KERJA SHIFT TEMPAT KERJA BARU

KEGAWATDARURATAN
Faktor Psikososial
Faktor Psikososial

Pekerja Yang Paling


Bahaya Potensial Lokasi
Beresiko

kerja shift, tekanan di Semua Area Semua Karyawan


tempat kerja,
penyalahgunaan
narkoba dan alkohol,
gangguan seksual, dan
lain-lain
1. Tempat Pelayanan Pasien
IGD, Ruang Bedah, R.lntensif, poliklinik,
Rawat lnap
2. Laboratorium
3. Instalasi Gizi/penyedia makanan di RS
4. Instalasi Radiologi
5. Boiler, Binatu
6. Pengolahan limbah medis, dll
Petugas-petugas yang beresiko

1. Perawat, Bidan, Dokter,


2. Petugas Laboratorium
3. Petugas Pengolah Limbah
dan Loundry
4. Mahasiswa Praktek
5. Cleaning Service
6. Petugas RS yg lain
Cara pengendalian
• Eliminasi
• Substitusi II
vi
KNO
• Rekayasa I

I
W
I'

• Administrasi
• APD
Eliminasi
• Menghilangkan sumber risiko yang ada dalam
proses kerja
• Bersifat permanen dan dipilih sebagai pilihan
prioritas pertama

Contoh :
• Bahaya Merkury pada alat medis bila pecah
dan
terjadi paparan pada petugas
• Pengendalian : Menghindari pemakaian alat
medis yang menggunakan merkury
Substitusi
• Menggantikan bahan atau peralatan dengan
yang lebih aman sehingga pemaparan
bahaya
• dalam batas yang bisa diterima
Dipilih sebagai prioritas pengendalian kedua
Contoh :
• Penggunaan formalin dalam proses Desinfeksi
Tingkat Tinggi Alat Medis
• Pengendalian : Penggunaan Renalin dalam
proses OTT yang lebih ramah lingkungan dan
lebih aman untuk petugas
Rekayasa Teknologi
• Menerapkan kemajuan teknologi atau peralatan
yang dapat menurunkan atau menghindari petugas
dari paparan bahaya
• Dipilih sebagai pilihan prioritas ketiga

Contoh :
• Paparan Radiasi pada radiografer saat tindakan
radiologi
• Pengendalian : Memasang pengaman di sumber
radiasi, memasang dinding atau shielding berbahan
timbal untuk menghindari paparan langsung radiasi
pada petugas
Administratif
• Menyediakan sistem kerja atau penerapan
aturan yang harus dipatuhi oleh petugas
sehingga paparan bahaya akan berkurang
• Dilaksanakan berbarengan dengan
pengendalian lainnya
Contoh :
• Petugas mengalami risiko kelelahan kerja
• Pengendalian : Menerapkan jadwal atau aturan
shift yang baik sehingga petugas mempunyai
waktu cukup untuk beristirahat dan
bersosialisasi
Alat Pelindung Diri
• Penggunaan Alat atau perlengkapan yang dipakai
secara personal dan melekat pada tubuh petugas
untuk menghindari atau mengurangi paparan
bahaya pada petugas
• Diterapkan sebagi pengendalian paling akhir
apabila
pengendalian diatasnya tidak/kurang efektif
• Contoh :
Risiko paparan cairan darah saat operasi pasien
Hepatitis pada :kulit
• Pengendalian petugas
Petugas menggunakan Jubah
Operasi Lengan Panjang, sarung Tangan, Sepatu
Boot, Visor penutup wajah
LAYANAN
KESEHATAN KERJA
Tujuan Upaya Kesehatan Kerja

Terlindunginya Pekerja dan


mencegah terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
dan Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK)
Upaya Kesehatan Kerja
® Upaya Penyerasian :
• kapasitas kerja,
• beban kerja
• lingkungan kerja
@ Pekerja dapat Bekerja Secara Sehat:
• tanpa membahayakan dirinya sendiri
maupun masyarakat sekelilingnya,
@ Produktivitas kerja Optimal
• Pemeriksaan kesehatan pra karya
• Pemeriksaan kesehatan berkala
• Pemeriksaan kesehatan khusus
• Upaya meningkatkan kesehatan fisik
dan mental (Vaksinasi, gizi kerja)
• Diklat /sosialisasi K3 dan Orientasi
Kerja fisik/mental
• Telaah kesehatan Karyawan
• Koordinasi dg tim Pengendali lnfeksiRS
• Rekomendasi pemberian pengobatan,
perawatan dan rehabilitasi
• Kegiatan surveilence kesehatan kerja
• Pemantauan lingkungan kerja dan
ergonomi■

• Pencatatan, pelaporan dan tindak lanjut


kecelakaan kerja
• Evaluasi, pencatan dan pelaporan
kegiatan K3RS
Permenkes RI no 66 tahun 2016
Pemeriksaan kesehatan kerja meliputi
- Pemeriksaan pra karya
- Pemeriksaan berkala
- Pemeriksaan khusus
- Pemeriksaan paska
kerjaoleh SOM Rumah Sakit
Harus dilaksanakan

Permenakertrans No 2/Men/1980
Pemeriksaan kesehatan Tenaga Kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja WAJIB
dilaksanakKa0,
oleh setiap Perusahaan
Pemeriksaan Kesehatan

• Dalam kesehatan kerja bersifat "Job


Related", artinya disesuaikan dg tingkat
risiko kerjanya.

• Jenis pemeriksaan kesehatan kerja:


- Pemeriksaan Kesehatan Pra Karya
- Pemeriksaan Kesehatan Berkala
- Pemeriksaan Kesehatan Khusus
• Pemeriksaan kesehatan Pra Kerja
(Pre-employment)

• Pemeriksaan kesehatan
Pra-penempatan atau alih tugas
(Pre-placement)
• Skrining Fisik Lengkap,
• Tes Laboratorium,
• Dan Foto Rontgen Paru-paru.
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
( Periodical Examination)

• Sbg deteksi dini atas adanya perubahan


kesehatan Pekerja yg dikaitkan dg
pekerjaannya atau kemungkinan ada
pengaruh dari pekerjaan.
• Sbg dasar untuk dapat mengendalikan
risiko kerja dalam upaya mencegah
terjadinya Penyakit Akibat Kerja
Jenis Pemeriksaan Berkala

• Pemeriksaan kesehatan fisik


• Pemeriksaan kebugaran fisik
(fitness status)
• Pemeriksaan kesehatan mental
(Psikometri)
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
• Pemeriksaan Kesehatan Berkala meliputi
pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran
jasmani, rontgen paru, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan lain yang
dianggap perlu sesuai dengan risiko
kerjanya.
• Pemeriksaan Kesehatan Berkala
sekurang-kurangnya dilakukan 1 rahun
sekali (Permenakertrans No 02/Men/1980)
Pemeriksaan Kesehatan Khusus

• Akibat Pajanan Tertentu (Special Exposure)

• Berdasarkan "Risiko" kerja

• Berdasarkan Jabatan tertentu


Pemeriksaan kesehatan khusus
• SDM Sak«it tela atau )yan
Rumah yang h penyakit g
Contoh Px Khusus

• Aud iometri
• Rectal Swab
• Px khusus petugas terpajan bahan kimia
• Px khusus petugas pengoplos sitostatika
• Skrining TB
• Kapasitas paru
Kecelakaan Kerja dan
Penyakit Akibat Kerja

s
. . .

J
Perbedaan
Kecelakaan kerja Penyakit akibat kerja
• Adalah gangguan Umumnya berhubungan
yang diakibatkan dengan paparan terhadap
karena trauma. faktor fisik, kimia atau
• Kebanyakan akibat psikologis.
segera (akut) dari
faktor mekanik seperti Biasanya terjadi pada
mengangkat, salah waktu
posisi atau api yang lama
• Contoh : sprain, penyakit yang serupa dapat
strain, laserasi, Iuka terjadi pada tempat yang
bakar berbeda
Penyakit akibat kerja
terjadi dalam • Misalnya : Kanker
waktu beberapa akibat serat asbes
bulan atau dapat terjadi lebih dari
tahun, 20 tahun
tergantung • Bila sudah terjadi sulit
intensitas dan atau tidak mungkin
■ ■

Jen1s paparan untuk mengidentifikasi


penyebab pasti.
7 Langkah mendiagnosis PAK
• Menentukan diagnosis klinis
• Menentuka jenis pajanan yg dialami
• n hubungan pajanan&penyakit
• Menentuka apakah pajanan tsb besar
n
• peran faktor individu
Menentuka
• adanya faktor lain diluar kerja
n
• diagnosis PAK
Menentuka
n
Menentukan
1. Primer : kesehatan, perilaku
perilaku
kerja yg baik, olah raga, gizi seimban
g
2. Sekunder : pengendalian dg aturan2,
pengendalian administratif (rotasi, jam
kerja), pengendalian teknis (substitusi,
APD), pengendalian kesehatan (vaksin)
3. Tersier : early diagnosis & prompt
treatment (px kesehatan, px lingkungan,
pengobatan segera)
Penyakit Akibat Kerja

Evaluasi kondisi kerja


(kecacatan, kesesuaian dg kondisi kerja,
mengganti pekerjaan)

Rehabilitasi
Penyakit Akibat Kerja
a. Penyakit Saluran Pernafasan
Akut : asma akibat kerja
Kronis : asbestosis, COPD, edema
paru
b. Penyakit kulit ; dermatitis kontak
c. Ggn Pendengaran; pajanan kebisingan
d. Ggn punggung & sendi : LBP,
Cummulative Trauma Disorders/CTD
e. Kanker ; bahan karsinogen ditempat kerja
f. Alergi
g. Pajanan biologi ; Hepatitis, TB, HIV
Definisi

• Kecelakaan kerja adalah kecelakaan


yang terjadi ketika berhubungan dengan
kegiatan kerja

Demikian pula kecelakaan yang terjadi


dalam perjalanan berangkat dari ruma
menuju tempat kerja dan pulang ke h rumah
melalui jalan biasa atau wajar dilalui.
Penyebab kecelakaan kerja
• unsafe condition • unsafe act
• kondisi lingkungan yang • perilaku yang dapat
memungkinkan menyebabkan
terjadinya kecelakaan; terjadinya
lantai kecelakaan,
licin ➔terpeleset tidak patuh aturan
lantai tidak kerja
rata-tersandung lalai
ruang gelap-tak mengantuk.
melihat tanda.
Needle stick injury
WHO: pada 35 juta pekerja kesehatan
• 3 juta terpajan patogen darah:
-2 juta terpajan virus HBV
- 0,9 juta terpajan virus HBC
-170,000 terpajan virus HIV/AIDS
• Dapat terjadi: 15,000 Hep C,
70,000 Hep B & 1000 kasus HIV
• Lebih dari 90% terjadi di negara
berkembang
Needle Stick Injury

• 21.5% selama tindakan


• 78.5% setelah tindakan
•Recapping
• Melepas jarum
• Penempatan jarum
Single-handed Recap Method

Step l.
Scoop up the cap

Step 2.:
Push
cap
down
PRINSIP PENANGANAN
APABILA PETUGAS TERPAJAN

►Periksa status kesehatan petugas terpajan


►Ketahui status kesehatan sumber pajanan
►Tindakan sesuai jenis paparan
►Terapkan profilaksis pasca pajanan sesuai
Kebijaka RS
n
►Monitoring dengan pemeriksaan Lab
Tindakan Paska Pajanan

• Luka tusuk »bilas air mengalir dan sabun /


antiseptik
• Pajanan mulut » ludahkan dan kumur
• Pajanan mata » irigasi dg air
• Pajanan hidung » hembuskan keluar dan
bersihkan dengan air
• Jangan dihisap dengan mulut atau ditekan
• Disinfeksi Iuka dan daerah sekitar kulit
dengan
• antiseptik
Periksa ke IGD dan dikonsultasikan kepada
Dokter Ahli di bidang yang terkait
Pelaporan KAK dan PAK
• Harus dilakukan pendokumentasian dalam
bentuk tertulis: kejadian KAK/PAK, proses
penanganan, tindak lanjut yang sesuai
ketentuan yang berlaku
• Dilaporkan sebagai laporan Bulanan,
Semester dan laporan Tahunan kepada
Manajemen, Kementerian terkait
• Digunakan sebagai bahan evaluasi
sehingga bisa menekan kejadian di masa
yang akan datang.
Survailans Kesehatan Kerja
Permenkes 66 thn 2016

Pasal 14 ayat
3 yang bersifat preventif paling
Kegiatan
sedikit meliputi imunisasi, pemeriksaan
kesehatan, surveilans lingkungan kerja dan
surveilans medik.
Surveilans
Adalah pengamatan yg dilakukan
terus-menerus thd masalah kesehatan
tertentu melalui pengumpulan data,
pengolahan, analisa dan interpretasi data,
penyebarluasan informasi pada pihak yang
berkepentingan shg dapat digunakan untuk
pencegahan dan pengendalian masalah
kesehatan tersebut
Komponen surveilans Kerja

• Surveilans kesehatan kerja

• Surveilans kesehatan lingkungan kerja

• Surveilans biomonitoring
Surveilans Kesehatan Pekerja

• Merupakan survey efek kesehatan melalui


pemeriksaan kesehatan medis atau
deteksi dini. Hasil dari pemeriksaan ini
akan dianalisis dan diinterpretasikan
bahwa penyakit yang timbul pada Pekerja
disebabkan oleh proses kerja atau
lingkungan kerjanya.
• Pemeriksaan kesehatan : Prakarya,
berkala, khusus, akhir bekerja.
Surveilans Lingkungan Kerja

• Dilakukan berdasarkan jenis


bahaya/hazard di lingkungan kerja;
bahaya biologi, fisik, kimia, ergonomic,
psikososial, factor gaya hidup.
Surveilans Biomonitoring

• Merupakan pengukuran untuk konsentrasi


kontaminan kimia yang terabsorbsi oleh
Pekerja. Dilakukan dengan pemeriksaan
bagian tubuh sebagai media seperti darah,
urine, jaringan lemak dan sebagainya.
Kegiatan surveilence kesehatan kerja
Melakukan mapping tempat kerja untuk mengidentifikasi
jenis bahaya dan besarnya risiko.
2. Melakukan indentifikasi pekerja berdasarkan jenis
pekerjaannya, lama pajanan dan dosis pajanan.
3. Melakukan anali sa hasil pemeriksaan kesehatan
berkala
dan khusus.
4.
Melakukan
berkala dantindak lanjut
khusus. analisa
(dirujuk kepemeriksaan kesehatan
spesialis terkait, rotasi
kerja, merekomendasikan pemberian istirahat kerja).
5. Melakukan pemantauan perkembangan kesehatan
pekerja.
Tahap-tahap Surveilans Kesja
1. Tahap Pengumpulan data
Penelusuran atas semua sumber data:
• Pelaksanaan identifikasi risiko kerja sehingga akan ada data
pemetaan risiko kerja
• Pengumpulan data demografi Karyawan
• Pengumpulan data pemeriksaan kesehatan kerja
Karyawan pada
• Pengumpulan data pajanan di tempat kerja
• Pengumpulan data hasil pelayanan kesehatan bagi
Karyawan
baik Rawat jalan maupun rawat inap
• Data absensi karyawan
• Data kecelakaan kerja maupun penyakit akibat
• kerja
Rekam medis
2. Tahap Analisis Data

• Data yang telah diperoleh kemudian


dilakukan analisis trend dan hubungan
antara pajanan dengan dampak terhadap
kesehatan, baik individu maupun kelompok
Pekerja. Dengan melakukan analisis akan
diperoleh data distribusi frekuensi penyakit
berdasarkan faktor risiko yang diduga
berpengaruh, termasuk karakteristik pekerja
dan demografi.
3. Tahap Pelaporan dan Pemanfaatan Hasil
Surveilans serta pendokumentasian hasil.

Pada tahap ini dilakukan pelaporan hasil


analisis dan pengajuan rekomendasi untuk
program pencegahan. Pelaporan dan
rekomendasi sebaiknya melibatkan semua
pihak dan bisa menjadi pertimbangan untuk
kegiatan surveilans selanjutnya.
Ergonomi Kerja
Definisi ergonomi

llmu yang mempelajari


penyerasian antara pekerjaan
dengan lingkungan terhadap
orang dan sebaliknya
Cara untuk menciptakan kondisi
optimal bagi pekerja

• Mengurangi beban kerja


• Memperbaiki sikap kerja
• Mencegah mengingat informasi yang
tidak diperlukan
• Penempatan pekerja pada pekerjaan
------ -------

• PAK yang sering terjadi di lingkungan RS


setelah infeksi adalah gangguan pada sistem
musculoskeletal.
• Di USA 56% perawat yang bekerja di RS
pernah menderita Back ache (dengan keluhan
berupa pain, repetitive strain injury atau
cumulative trauma disorders (Survey lembaga
keperawatan di North Carolina Hospital AS )
• Inj ury/ trauma tersebut ant ara lain
disebabkan
oleh karena aktivitas kerja yang berlebih,
beban kerja, durasi kerja, stress, kekerasan
fisik, kesalahan postur dalam bekerja
Posisi abnormal
• Posisi statis merupakan posisi dimana
pergerakan yang terjadi sangat kecil sekali
sehingga mengakibatkan terjadinya beban
statis pada otot tubuh
• Posisi dari badan lainnya yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra
abdomen seperti jongkok yang terlalu
lama, bangkok yang terlalu lama,
mengejan dsb
SIKAP KERJA

.14
1
I Corl Sikap tubuh tidak alamiah
4 cnve

Gerakan tubuh tidak alamiah


Ihoraaic
curve Rasa sakit muncul

Cepat le/ah

Waktu produksi panjang

Biaya produksi tinggi


sering dikeluhkan sbg rasa
pegal dan panas pada
.
pmnggang.
- pemeriksaan Rontgen
tidak
menunjukkan kelainan yg
khas.
- tidak ditemukan gangguan
sensibilitas, motorik dan
refleks pada tendon
HERNIASI DISCUS INTERVERTEBRALIS

• Nyeri punggung perlahan- lahan , bersifat tumpul


atau terasa tidak enak, sering, kadang muncul
mendadak dan berat
• Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga
serta mengedan, batuk atau bersin
• Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak
terkena dengan tungkai yang sakit di fleksikan
• Sering terdapat spasme reflex otot-otot
paravertebrae yang menyebabkan nyeri sehingga
membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara
penuh
Hernia Nukleus Pulposus

Nukleu
s
pulposu
s
Saraf-
menonjo
tulang
l
belakan
g
terjepit.
HNPmenyebabkan "saraf
terjepit".
Trauma jaringan timbul karena:

Proses penggunaan berlebihan

Proses peregangan berlebih

Proses penekanan berlebih


PRINSIP PENERAPAN
ERGONOMI
Bentuk dan ukuran alat serta fasilitas agar
disesuaikan dng bentuk dan ukuran tubuh
tenaga kerja
Menghindar i kont r aksi st at is sedapat
mungkin
tak relebihi 15 % kekuatan maksimal
waktu bekerja
Usahakan posisi dan sikap tubuh yg alamiah
Sedapat mungkin menghindar i sikap
ber dir i diam saat bek e r j a
Pengaturan irama kerja agar sesuai dengan
irama pemulihan
Psikologi Kerja
Kerja (Work)?

Adalah aktifitas manusia


memproduksi sesuatu yang
diketahui berharga

Work is human activity that produces


something of acknowledged value
Penting Untuk Kesehatan Mental

• fakta dan sifat dari aktivitas,

• realitas dan pengalaman dalam memproduksi


sesuatu,

• pengetahuan dan pengakuan bahwa aktivitas


dan hasilnya berharga.
Tiga wajah kerja (work)
1. Ajjlication (Penderitaan)
2. Addiction (Kecanduan)
3. Fulfillment (Kebutuhan)
versus

menimbulkan rasa
♦ mendapat
♦ memerlukan suatu tidak menyenangkan
rasa bersalah, cemas, malu,
♦ produktif. tdk percaya diri, hampa, bosan dlI)
♦ memberikan

Bila punya uang berlebihan

Take
A
Bre
ak
Psikologi Kerja
Tekanan Kerja tidak bisa dikelola baik
dengan karena:
• lemahnya manajemen diri yang dimiliki oleh
individu
• sikap negatif terhadap karakteristik pekerjaan.

Tekanan Kerj a
Kerja (work) hanyalah suatu job, atau bagian
kecil dari aktivitas untuk memproduksi
sesuatu

Bagaimana di Rumah Sakit?


Kerja (ideal) merupakan aktifitas yang
dilandasi minat dan dorongan hati utk
melayani masyarakat di bidang kesehatan.
Selalu berhubungan dengan problematika
yang berkaitan dengan hati nurani
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Tempat Kerja

PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk


memberdayakan para pekerja agar tahu,
mau dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam mewujudkan tempat kerja sehat.
PHBS di Tempat kerja antara lain :
• a. Tidak merokok di tempat kerja.
• b. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari
tempat kerja.
• c. Melakukan olahraga secara teratur
• d. Budaya mencuci tangan
• e. Memberantas jentik nyamuk
• f. Menggunakan air bersih.
• g. Menggunakan jamban dg baik
• h. Membuang sampah pada tempatnya.
• i. Mempergunakan Alat Pelindung Diri
(APD)
sesuai jenis pekerjaan.
HATUR
NUHUN

SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai