Anda di halaman 1dari 30

KESEHATAN KERJA RESIKO SANGAT TINGGI

DI RUANG OPERASI RSU ANUTAPURA PALU

Disusun oleh :
Yuli Safitri, S.Ked
12 16 777 14 132

Pembimbing : dr. Sitti Atikah, M.Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS DAN ILMU KEDOKTERAN


PENCEGAHAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2018
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Kecelakaan kerja di
Keselamatan 5 isu penting terkait keselamatan
RS 4% lebih besar di RS yaitu :
telah dari industri lain.
menjadi isu Kasus yang sering - keselamatan pasien,
global terjadi adalah - keselamatan pekerja atau
termasuk tertusuk jarum, petugas kesehatan,
juga untuk terkilir, sakit - keselamatan bangunan dan
rumah sakit. pinggang, tergores peralatan di rumah sakit yang
atau terpotong, bisa berdampak terhadap
luka bakar, dan keselamatan pasien dan petugas,
penyakit infeksi. - keselamatan lingkungan yang
berdampak terhadap
pencemaran lingkungan dan
- keselamatan ”bisnis” rumah
sakit yang terkait dengan
kelangsungan hidup rumah sakit.
PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang


Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko
bahaya kesehatan, mudah terjangkit, penyakit
atau mempunyai karyawan minimal 10 orang.

Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan, khususnya pasal 165: ”Pengelola
tempat kerja wajib melakukan segala bentuk
upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,
peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi
tenaga kerja”.
Pengertian

Kesehatan dan keselamatan kerja menurut WHO ialah


suatu upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
fisik, mental dan social yang setinggi-tingginya bagi pekerja di
semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan
pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan
bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan
pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan
kondisi fisiologi dan psikologisnya.
K3 DI RUANG BEDAH (OPERASI)
• Kamar operasi adalah suatu unit khusus di
rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan
pembedahan, baik elektif maupun akut, yang
membutuhkan keadaan suci hama (steril)
KEBIJAKAN PELAKSANAAN K3
DI KAMAR OPERASI
1. UNDANG-UNDANG NO 1TH 1970 tentang keselamatan
kerja
2. UNDANG-UNDANG NO 23 TH 1992 tentang kesehatan
3. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003
tentangKesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat
kerja yangmempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah
terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit
10 orang.
RUANG LINGKUP KEGIATAN K3 RS
Keselamatan
terhadap
bahaya
kebakaran

Keselamatan Keselamatan
terhadap terhadap
bahan faktor
bahaya Ruang penyebab
Lingkup
Kegiatan
K3 di RS

Keselamatan
Keselamatan terhadap
pemakaian
terhadap peralatan
bencana medik dan non
medik
Faktor Resiko di RS

BIOLOGI KIMIA FISIK ERGONOMI PSIKOSOSIAL

Virus: Ethylene oxide Radiasi Posisi Statis Kerja Shift


- Hepatitis B, C Formaldehyde Pengion Mengangkat Menghadapi
- HIV/AIDS Glutaraldehyde Suhu kematian dll.
-Bakteri: Obat Ca panas
- TBC Gas Anestesi
Mercury
Chlorine
Dll.

Dr. SULTAN BURAENA, MS, SpOk


Bahaya-bahaya
potensial di Rumah
Sakit

Kementerian kesehatan RI. Standar kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit. Jakarta; Direktorat bina
kesehatan kerja: 2010.
Area resiko di rumah sakit

Resiko Resiko Resiko


Resiko Tinggi
Rendah Sedang sangat Tinggi

Ruang Ruang Bangsal ICU, NICU


Administrasi Rekam medik Isolasi Kamar Operasi
Ruang Instalasi Instalasi Gizi IGD
Komputer Farmasi Ruang Bersalin
Instalasi
Ruang Kantor Ruang Rawat Radiologi Poliklinik Gigi
Ruang Diklat Jalan Instalasi Lab
Pembagian zona kamar bedah
Daftar Tilik kamar bedah
No Ruang Instalasi Gawat Darurat Ya Tidak
1 Periode pembersihan AC tiap 2 bulan √
2 Penerangan ruangan cukup √
3 Kebersihan ruangan baik √
4 Kepadatan hunian sesuai √
5 Sterilisasi ruangan cukup √
6 Ada SOP Penatalaksanaan Pasien HIV/AIDS yang akan di operasi √
7 Ada SOP Pemakaian Gaun operasi steril dan alat pelindung diri √
8 Ada SOP Penanganan sampah medis √
9 Ada SOP Penanganan sampah tajam √
10 Ada SOP Pembersihan ceceran darah di meja dan di ruang operasi √
Ruang ok (Operatie Kamer)

HASIL OBSERVASI
A. Lingkungan Fisik

Gambar 1. Kamar Operasi


Gambar 3. Tempat Cuci Tangan
Gambar 6. Ruangan
Instrumen

Gambar 5. Ruangan Linen Kotor

Gambar 6. Ruangan
Pemulihan
Gambar 9. Ruang Ganti
Kurang Tertata Rapi
Gambar 9. Alat Pelindung Diri
Gambar 9. Kamar Bedah

Pintu ruangan operasi terbuka saat


operasi berlangsung
Baju steril yang tidak rapi
Masalah :
• Kepadatan penghuni
• Pintu dibiarkan terbuka selama
pembedahan.
No. Masalah Pemecahan masalah

1. Sendal dan baju yang tidak tertata sendal dan baju yang
Rapi tidak digunakan baiknya
di simpan secara rapi
ditmpatnya
2. Padat penghuni Membatasi jumlah orang
yang masuk di kamar
operasi
3 Pintu dibiarkan terbuka selama Dilakukan sosialisasi
pembedahan. kembali mengenai
aturan pintu kamar
operasi harus selalu
ditutup dan dilakukan
follow up
Pedoman teknis bangunan RS Ruang Operasi.
Kemenkes RI. 2012
B. Alat Pelindung Diri (APD)
1. Ketersediaan APD 2. Penggunaan APD
Dari hasil survey Hasil pengamatan
lapangan, ketersediaan Alat menunjukkan bahwa penggunaan
Pelindung Diri kamar operasi APD di Kamar operasi sudah
sudah cukup dan mudah untuk di dilaksanakan, seperti tenaga
akses seperti sarung tangan dan kesehatan yang sudah mencuci
masker. tangan dan memakai sarung tangan
dalam memberikan pelayanan
kepada pasien.
C. Pencegahan Bahaya atau Kecelakaan Kerja
Berdasarkan hasil pengamatan, upaya • Penggunaan barang sekali pakai
pencegahan bahaya atau kecelakaan untuk tiap pasien dan tidak boleh
kerja yang dilakukan Kamar operasi digunakan secara bergantian dengan
antara lain: pasien lain.
• Tersedianya alat pemadam • Setiap pasien diberikan gelang tangan
kebakaran. untuk identitas dan patient safety.
• Pelatihan penanggulangan bahaya • Bed pasien dibersihkan dan dipasang
kebakaran. sprei baru sebelum digunakan oleh
• Komando siaga telah disediakan pasien lain.
apabila terjadi bencana. • Tempat penyimpanan baju dan
• Pemeriksaan kesehatan secara sendal masih kurang baik, dari segi
berkala. kerapihan dan keteraturan
• Sudah tersedianya tempat sampah penyimpanan.
secara terpisah antara sampah
medis, non medis dan benda tajam.
TERIMA KASIH

TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT PALU

Anda mungkin juga menyukai