Anda di halaman 1dari 31

Oleh:

Astrie Kharismadewi
233 08 004
 Rumah sakit (hospital) adalah sebuah institusi
perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
kesehatan lainnya
 Menurut WHO :
Rumah sakit adalah bagian dari organisasi sosial dan
medis yang berfungsi untuk mengadakan atau
menyediakan perawatan kesehatan yang lengkap, baik
untuk pengobatan maupun pencegahan bagi warga
dan persinggahan orang-orang di luar status pasien
yang jauh dari keluarga serta lingkungan rumah.
 Rumah sakit sebagai institusi yang bersifat kompleks
dan majemuk
 Resiko bahaya cukup tinggi dibanding tempat kerja
lainnya, karena :
1. Adanya zat kimia
2. Virus dan bakteri
3. Sampah medis
 Faktor lainnya adalah kondisi lingkungan dan
bangunan serta kelalaian manusia
 Survey NIOSH (1974-1976) di 2600 RS di USA
menyatakan rata-rata 68 orang cedera dan 6 orang sakit
di setiap rumah sakit tiap tahunnya
 GBHN tahun 1993 perlindungan tenaga kerja
meliputi hak Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3),
serta jaminan sosial tenaga kerja yang mencakup
jaminan dari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan,
jaminan terhadap kecelakaan, kematian dan syarat-
syarat kerja lainnya
 UU No.23/1992 tentang kesehatan kerja tempat kerja
wajib menyelenggarakan upaya kesehatan kerja
apabila tempat kerja tersebut memiliki resiko bahaya
kesehatan yaitu mudah terjangkitnya penyakit atau
mempunyai paling sedikit 10 orang karyawan
 Perkembangan teknologi medis mendesak penerapan
K3RS juga mendorong SDM untuk meningkatkan
keahlian dan keterampilan

 Salah satu agen internasional yang mengatur K3RS


adalah OSHA (Occupational Safety and Health
Administration membantu melindungi karyawan,
pimpinan dan masyarakat dari kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (KAK
dan PAK)
 Resiko kerja meliputi :
1. Resiko Kerja (sarana kegiatan di rumah sakit)

2. Resiko Penyakit (berkaitan dengan faktor biologis)

3. Resiko akibat human error

(Terpeleset, terjatuh, tertusuk jarum, terkena radiasi.


terkontaminasi bakteri atau virus, luka bakar)
 Resiko penyakit Nosokomial
Kasusnya di Indonesia cukup tinggi dibandingkan
USA, UK, Taiwan dan Malaysia
(Jakarta 41,1%, Surabaya 73,3%, Yogyakarta 5,9%)
(USA 5%, UK 9,2%, Malaysia 12,7%, Taiwan 13,8%)
 Penyebab kecelakaan lainnya :
1. Bahaya kebakaran
2. Ledakan
3. Stress kerja
4. Bising lingkungan dan kerusakan plant

 Aspek yang terkait dengan K3RS cukup banyak, jika


tidak dilaksanakan meningkatkan potensi bahaya
 Occupational Safety Health and Administration (OSHA)
 Undang-Undang No 14/1969 tentang Ketentuan Pokok
Tenaga Kerja.
 Undang-Undang No 1/1970 tentang Keselamatan Kerja.
 Undang-Undang No 23/1992 tentang Kesehatan.
 Permenkes RI No 986/92 dan Kep Dirjen PPM dan PLP No
HK.00.06.6.598 tentang Kesehatan Lingkungan RS.
 Permenkes RI No 472/Menkes/Per/V/96 tentang
pengamanan bahan berbahaya bagi Kesehatan.
 Kepmenkes, No. 261/MENKES/SK/II/1998 dan Kep Dirjen
PPM dan PLP No HK. 00.06.6.82 tentang Petunjuk Tehnis
Pelaksanaan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja.
 Kepmenkes, No. 1335/MENKES/SK/X/2002 tentang
Standar Operasional Pengambilan Pengukuran Sampel
Kualitas Udara
•Kondisi jalan masuk baik
•Pencahayaan sesuai

standar yang ditentukan


oleh IESNA
•Rambu peringatan harus

dipasang di area pejalan


kaki
•Area parkir darurat

harus dekat dengan UGD


•Area parkir ambulance

fleksibel dan
memudahkan untuk
penanganan dalam
kondisi darurat
•Setiap jalan keluar harus
diberi tanda yang jelas
•Kusen pintu dalam

keadaan baik dan kokoh


•Pencahayaan minmal 5

foot-candles (Diatur oleh


NFPA)
•Tidak boleh ada cermin

di sekitar rambu untuk


menghindari kesalahan
pembacaan
•Jalan keluar tidak boleh

diblok
•Penerangan min. 20 foot-
candles
•Dilengkapi pegangan

•Tidak boleh ada pamflet

•Permukaan tidak licin

•Jika baru dibersihkan,

harus ada tanda


peringatan dan diblok
•Pintu antar lantai tidak

boleh terbuka
•Pada koridor dan tangga

tidak boleh ada barang


 Jumlahnya harus lebih dari satu
 Minimal satu diantaranya berukuran cukup untuk satu
tempat tidur ukuran dewasa
 Jika lift tidak bisa digunakan langsung, harus ada
penjaga well-trained
 Harus ada alat komunikasi
 Inspeksi sesuai ANSI (American National Standard
Institute)
•Setiap RS harus memiliki
Genset untuk menggantikan
sumber energi apabila
aliran listrik terputus
•Genset ditaruh ditempat

yang aman dan jauh dari


ruang perawatan
•Pengecekan 12x dalam 1

tahun dengan rentang min.


20 hari, maks. 40 hari
•Harus dilengkapi Automatic

Transfer Switch
• Untuk mensterilkan
bahan-bahan kimia
• Harus dilakukan
perawatan preventif sesuai
ketentuan pabrik
•Katup pengaman dalam
kondisi baik
• Tidak boleh dibuka
sampai tek, uap 0.
•Sterilizer penyimpan
bahan berbahaya
dioperasikan oleh orang
terlatih
•Dilengkapi Exhauster
• Tidak boleh makan,
minum, mengenakan
kosmetik, menghisap
pipet bahan kimia
berbahaya, menyentuh
wajah, mengenakan lensa
kontak.
•Dilengkapi ventilasi,

exhauster, pasokan udara


sendiri.
•Hood dengan kaca

transparan, non airback


flow, katup pengaman di
luar kabinet
•Setiap
lab harus
memiliki bak pencuci

•Lantai harus kering

•Jauh dari perangkat


listrik
 Pemasokan bahan kimia dilakukan seminimal
mungkin
 Setiap kontainer diberi label
 Penempatan bahan berbahaya dipisahkan dari bahan
tidak berbahaya
 Setiap perangkat pemanas harus dilengkapi oleh
temperature shut-off control
 Penggunaan sarung tangan anti panas diwajibkan jika
berkegiatan yang melibatkan benda panas
 Laboratorium harus sesuai standar NFPA
•Lantai dapur dalam
keadaan kering
•Ergonomi pengangkatan

barang
•Diwajibkan mengenakan

alat pengaman kaki


•Pengamanan benda tajam

•Setiap pergantian shift,

pekerja baru harus tahu


kondisi terakhir dapur
• Sesuai standar NFPA
•Kelembaban Relatif 50%

•Sumber listrik diisolasi


dan dilengkapi detektor
asap
•Lantai isolator dan
pakaian tidak boleh
menggunakan bahan
mudah terbakar
•Alat listrik QC NFPA

•Dilengkapi CMS

•Pencahayaan maksimal

•Sampah berat dimasukan


ke kabinet paling bawah
• Ada Fire Extinguisher
•Proses radiasi dilakukan
oleh pekerja terampil
•Melalui proses inspeksi,

perawatan dan kaliberasi


terlebih dahulu
•Mengontrol sumber

radiasi dalam batas aman


•Perlengkapan X-Ray

disimpan dalam kondisi


aman untuk menghindari
penyalahgunaan
•Magnet selalu dalam
kondisi aktif
•Dilarang melintasi garis

merah tanpa adanya


pemandu
•Tidak boleh ada benda

logam terbawa ke dalam


area garis merah
•Laser berbahaya untuk

mata dan kulit


•Dioperasikan oleh LSO

• Wajib menggunakan

kacamata pelindung
 Stress kerja dialami oleh para pekerja di rumah
sakit, terutama pekerja Unit Gawat Darurat,
dapur, unit perawatan intensif dan ruang
operasi
 Lingkungan kerja tekanan tinggi yang
melibatkan kesigapan serta kemampuan untuk
mengenali gejala penyakit dengan cepat
 Solusi : diskusi, sharing, pergantian shift dan
pembagian kerja yang efektif
 Penerapan K3RS belum maksimal
(Nosokomial masih sering terjadi)

 Faktor kesulitan ekonomi yang diperburuk


oleh kurangnya kesadaran akan pentingnya
K3RS
Pencegahan PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan
KAK (Kecelakaan Akibat Kerja):
1. Pencegahan primer :

a. Pengenalan potensi bahaya

b. Pengendalian penyebaran penyakit yang terdiri dari


monitoring lingkungan kerja, monitoring biologi,
identifikasi pekerja yang rentan, pengendalian teknik,
administrasi dan penggunaan alat pengaman diri.
2. Pencegahan Sekunder
a. Screening penyakit

b. Pemeriksaan kesehatan berkala

c. Pemeriksaan kesehatan bagi pekerja yang berpotensi


terkotaminasi hazard tertentu
Secara garis besar usaha pencegahan tersebut dapat
dirangkum menjadi :
1. Legislative control seperti peraturan, perundangan dan
persyaratan-persyaratan teknis dan lain-lain.
2. Administrative control seperti seleksi karyawan,
pengaturan jam kerja dan lain-lain
3. Engineering control seperti subtitusi, isolasi, perawatan
sistem dan sebagainya.
4. Medical control
 Rumah sakit (hospital) adalah sebuah institusi
perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
kesehatan lainnya.
 Rumah sakit merupakan tempat kerja yang berpotensi
bahaya paling besar diantara tempat kerja lainnya
karena keberadaan zat kimia, virus dan bakteri
berbahaya.
 Faktor yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di rumah sakit adalah faktor penyakit,
lingkungan, peralatan, zat kimia dan sumber daya
manusia
 Kondisi sanitasi yang buruk dapat menyebabkan
nosokomial yang bisa dialami baik oleh pekerja maupun
pasien.
 Kasus nosokomial di Indonesia secara umum bisa
dikatakan cukup tinggi.
 Setiap rumah sakit diharuskan memenuhi standar, baik
skala nasional maupun internasional.
 Manajemen keamananan di rumah sakit meliputi berbagai
aspek seperti kondisi bangunan dan rambu-rambu
peringatan bahaya, sanitasi ruangan, penyimpanan bahan
kimia, instalasi listrik, peralatan berat (generator, transfer
switch, dll) dan penanggulangan stress.
 Pengendalian bahaya kecelakaan dan penyakit terdiri dari
pencegahan primier, sekunder dan tersier dan secara garis
besar berkaitan dengan legislative control, administrative
control, engineering control dan medical control.
 Secara umum, kesadaran akan pentingnya K3RS di
Indonesia masih sangat rendah dan alasan ekonomi
dijadikan sebagai permasalahan utama dalam
pelaksanaannya
 K3RS harus dipatuhi agar tercipta lingkungan kerja yang
aman, sehat dan nyaman.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit
 H. Hasyim, “OCCUPATIONAL SAFETY HEALTH
AND ENVIRONMENT MANAGEMENT AT
HOSPITAL (Contemplation Occupational Health and
Safety Activity at Health Services Field)”, Sumatera
Selatan: 2005.
 Parhusip, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya Infeksi Nosokomial dan Pengendaliannya di
BHG.UPF. Paru S Dr.Pirngadi/Lab. Penyakit Paru
FK-USU Medan”, Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu
Penyakit Paru-Universitas Sumatra Utara Medan :
2005.
 Headquarters Department of the Army,
“Hospital/Medical Facility Safety Management”,
Washington, DC : 2007.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Occupational_safety_an
d_health_administration
 http://id.wikipedia.org/wiki/Contusion
 http://id.wikipedia.org/wiki/Carcinogen
 http://id.wikipedia.org/wiki/Mutagen
 http://id.wikipedia.org/wiki/Tetranogen
 http://id.wikipedia.org/wiki/Ethylene_oxide
 M. Abdi, “Analisa Persepsi Masyarakat Tentang K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Fasilitas Umum”,
Tesis Magister Teknik dan Manajemen Industri-Institut
Teknologi Bandung, Bandung: 2003.
 Keamanan dan Kesehatan Kerja,
www.astaqauliyah.com
ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai