Oleh
KELAS B
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas mengenai “Konselor Aksepto Keluarga Berencana (KB)” ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari tugas ini dan kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHUAN ................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi.
Program Keluarga Berencana (KB) muncul sebagai gerakan untuk membentuk
suatu keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran dan
mengurangi beban pembangunan negara. Program KB dirintis sejak tahun 1951
dan terus berkembang hingga tahun 1970 terbentuk Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN). Program ini diantaranya bertujuan untuk
penjarangan kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang
tersedia di Indonesia saat ini meliputi Metode Amenore Laktasi (MAL), Metode
Keluarga Berencana Alamiah (KBA), Senggama Terputus, Metode Barier,
Kontrasepsi Kombinasi, Kontrasepsi Progestin, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(IUD), dan Kontrasepsi Mantap.
Dewasa ini banyak bidan yang belum menjalankan tugas dalam melakukan
konseling terhadap ibu calon akseptor KB sehingga pengetahuan masyarakat
tentang kontrasepsi masih kurang. Padahal, interaksi atau konseling yang
berkualitas antara klien dan provider (tenaga medis) terutama bidan merupakan
salah satu indikator yang sangat menentukan bagi keberhasilan program keluarga
berencana di Indonesia.
Klien yang mendapatkan konseling dengan baik akan cenderung memilih alat
kontrasepsi dengan benar dan tepat. Pada akhirnya hal itu juga akan menurunkan
tingkat kegagalan KB dan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
Untuk meraih keberhasilan tersebut, tentunya sangat diperlukan tenaga-tenaga
konselor yang profesional, diantaranya bidan. Mereka bukan hanya harus mengerti
seluk-beluk masalah KB, tetapi juga memiliki dedikasi tinggi pada tugasnya serta
memiliki kepribadian yang baik, sabar, penuh pengertian, dan menghargai klien.
Diketahui dari 373 klinik di Indonesia ternyata hanya tiga yang dapat
dikategorikan memenuhi standar konseling. Salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur standar itu adalah kecakapan konselor dalam “melayani” klien,
4
termasuk berinteraksi dan mengorek sebanyak mungkin masalah yang
disembunyikan klien. Konseling hendaknya juga tidak berorientasi pada efisiensi
yang lebih mempertimbangkan faktor waktu, tetapi lebih kepada keefektifan yang
mengutamakan pencapaian keputusan terbaik.
B. Tujuan Penulisan
1. Sebagai kewajiban untuk menyelesaikan tugas mata Kuliah ASKEB Evidence
Based Medicine (EBM)
2. Memberikan materi mengenai langkah-langkah konseling akseptor KB yang
efektif
C. Manfaat Penulisan
1. Menjadikan sumber bacaan dan pedoman bidan dalam melakukan konseling
KB yang efektif sehingga tujuan dari konseling KB dapat tercapai
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konseling
2.1.1 Pengertian Konseling
Konseling merupakan aspek yang penting dalam Keluarga Berencana (KB)
dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling petugas
kesehatan membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis
kontrasepsi yang digunakan sesuai dengan pilihannya. Konseling yang baik
juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama
dan meningkatan keberhasilan KB. Konseling adalah proses yang berjalan
dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana dan
bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu
kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang
baik dan informasi yang lengkap akan memberikanj keleluasaan kepada
klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (Informed Choice)
yang akan digunakan.
6
b. Konseling dengan fungsi penyesuaian dalam hal ini merupakan upaya
untuk membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis,
social, cultural, dan lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan.
c. Konseling dengan fungsi perbaikan dilaksanakan ketika terjadi
penyimpangan perilaku klien atau pelayanan kesehatan dan lingkungan
yang menyebabkan terjadi masalah kesehatan sehingga diperlukan
upaya perbaikan dengan konseling.
d. Konseling dengan fungsi pengembangan ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dengan upaya peningkatan peran serta masyarakat.
7
J : Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya.
lingkaran luar:
penyakit/kondisi medis
± subkondisi medis
skor metode
kontrasepsi
± indeks huruf
lingkaran dalam:
metode kontrasepsi
(non sterilisasi,
sterilisasi)
kategori rekomendasi
metode kontrasepsi
non sterilisasi
8
Kondisi-kondisi
yang termasuk
kategori 1-2 (semua
boleh)
Indeks kondisi
A-Z: metode
non sterilisasi a-
c: metode
sterilisasi
Singkatan metode
kontrasepsi
9
10. Tubektomi
11. Vasektomi
10
Metode kontrasepsi sterilisasi
Kategori Deskripsi
A Accept (Dapat Tidak ada alasan medis untuk menolak
Diterima) sterilisasi
pada kondisi ini
C Caution (Hati- Prosedur biasanya dapat dilakukan pada
hati) keadaan normal namun perlu persiapan
ekstra dan hati- hati
D Delay (Tunda) Prosedur ditunda sampai kondisi dievaluasi
dan/atau dikoreksi. Metode kontrasepsi
alternatif sementara harus disediakan
S Special Prosedur harus dilakukan oleh operator dan
(Khusus) staf yang berpengalaman dan peralatan harus
tersedia untuk anestesi umum, dan dukungan
medis lainnya. Pada kondisi ini harus
dipikirkan prosedur
dan regimen anestesi yang tepat. Metode
kontrasepsi alternatif sementara harus
disediakan jika rujukan dibutuhkan atau jika
terdapat penundaan.
6. Jika nomor atau huruf diikuti kode tertentu (misal 3 A, Cb), lihatlah
keterangan kode tersebut pada diagram lingkaran sisi belakang.
7. Jika diperlukan, buatlah tabel bantu untuk mempermudah
penapisan kelayakan medis.
11
minggu
2. ABPK
12
merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh bidan untuk
mempermudah dalam memberikan penjelasan ke klien tentang KB
sehingga keputusan ber-KB ada di tangan klien.
Gambar. ABPK
13
3) Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko
terhadap keselamatan klien (baik yang terduga atau tidak
terduga sebelumnya). Persetujuan tindakan medik (Informed
Consent) berisi tentang kebutuhan reproduksi klien, informed
choice, dan prosedur klinik yang akan dilakukan. Ada penjelasan
tentang risiko dalam melakukan prosedur klinik tersebut. Informed
consent juga dilakukan pada pasangannya dengan alasan sebagai
berikut:
Aspek hukum, hanya saksi yang mengetahui bahwa
pasangannya secara sadar telah memberikan persetujuan
terhadap tindakan medik.
Suami tidak dapat menggantikan posisi istrinya untuk
memberikan persetujuan (atau sebaliknya) kecuali pada
kondisi khusus tertentu.
Secara kultural (Indonesia) suami selalu menjadi penentu
dalam memberikan persetujuan tetapi secara hukum, hal
tersebut hanya merupakan persetujuan terhadap konsekuensi
biaya dan pemahaman risiko (yang telah dijelaskan
sebelumnya) yang mungkin timbul dari prosedur klinik yang
akan dilakukan.
14
mengajukan pertanyaan yang tidak mengarahkan, tetapi mendorong
agar klien mau dan merasa bebas untuk bercerita lebih lanjut, misalnya
kalimat sebagai berikut.
“Apa yang bisa saya bantu?”
“Apa yang anda ketahui mengenai ”
e. Pakailah kata-kata seperti “Lalu?”, “Dan?”, “Oooo”. Komentar kecil ini
biasanya mampu mendorong untuk terus bercerita lebih lanjut.
f. Jangan mengajukan pertanyaan bernada memojokkan seperti “mengapa
begitu?”, “kok begitu?”. Meskipun seringkali anda bermaksud
mengetahui alasannya, nada demikian dapat menimbulkan salah
pengertian, misalnya ia merasa disalahkan.
g. Cari bentuk pertanyaan lain apabila ternyata klien tidak begitu
mengerti maksud pertanyaan anda.
2.6 Macam-Macam KB
a) Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat
1. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana
pria mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan
dapat dicegah.
2. Pantang Berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur
seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi. Agar kontrasepsi dengan
cara ini berhasil, seorang wanita harus benar-benar mengetahui masa
ovulasinya (waktu dimana sel telur siap untuk dibuahi). Kerugian dengan
cara ini adalah masa puasa bersenggama sangat lama sehingga
menimbulkan kadang-kadang berakibat pasangan tersebut tidak mentaati.
15
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis
saat berhubungan seksual. Cara kerja kondom yaitu untuk menghalangi
terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma
diujung selubung karet yang dipasang pasa penis sehingga sperma tersebut
tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan, selain itu kondom
juga dapat mencegah penularan mikroorganisme (HIV/AIDS) dari satu
pasangan kepada pasangan yang lain. Secara ilmiah didapatkan hanya
sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan
per tahun.
Keuntungan menggunakan kondom adalah :
Efektif bila digunakan dengan benar
Tidak mengganggu kesehatan pengguna Murah dan dapat dibeli
secara umum
Kerugian menggunakan kondom adalah :
2. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari karet yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks. Cara kerjanya yaitu menekan sperma agar tidak mendapatkan
akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas.
Keuntungan menggunakan diafragma adalah :
Tidak mengganggu reproduksi ASI
Tidak mengganggu kesehatan pengguna
Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6
jam sebelumnyaK
Kerugian menggunakan diafragma adalah :
Pemasangannya membutuhkan keterampilan
Untuk pemakaian¸ perlu instruksi dan cara pemasangan oleh tenaga
16
klinik yang terlatih
Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
b. Suntik KB
Suntik KB ini mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita,
dan mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga spermatozoa (sel
mani) tidak dapat masuk ke dalam rahim.
Keuntungan menggunakan suntik KB adalah :
Jangka panjang
Risiko terhadap kesehatan kecil
Aman
17
Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian
18
Tidak dapat dilepas oleh dirinya sendiri (pengguna)
Sedikit nyeri setelah pemasangan AKDR
3. Kontrasepsi mantap
Kontrasepsi mantap (kontap) adalah salah satu kontrasepsi dengan
tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran mani yang
mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan
memperoleh keturunan lagi.
a. Vasektomi (MOP)
adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria
dengan jalan melakukan operasi kecil sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Keuntungan MOP adalah :
Efektif
Sederhana
Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal
saja Biaya rendah
Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana
wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria untuk
kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita
b. Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah prosedur bedah suka rela untuk menghentikan fertilitas
seorang perempuan secara permanen.
Keuntungan MOW adalah:
19
Sangat efektif
Permanen
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Baik bagi akseptor apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan
yang serius
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
20
LAMPIRAN
21
DAFTAR TILIK KONSELING KB
KELAS B
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
22
DAFTAR TILIK KONSELING KB
Penilaian
Beri tanda cek (√) pada kolom
B. PERSIAPAN
6 Alat-alat
23
7 Memakai apron dan masker
C CONTENT
24
14. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang
dianjurkan sesuai dengan media putar
Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tersebut
digunakan
Jelaskan bagaimana cara kerja
15. Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu
apa pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk
pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada
jenis kontrasepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan
pula jenis-jenis kontrasepsi lain alternatif yang
dianjurkan. Uraikan juga mengenai risiko penularan
HIV AIDS dan pilihan metode ganda.
D TINDAKAN
25
pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan
klien untuk mengajukan pertanyaan.
Jumlah Nilai
26
DAFTAR PUSTAKA
Affandi B. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
Shoupe D & Kjos SL. 2006. The Handbook of Contraception, A Guide for Practical
Management, Humana Press, New Jersey.
Pedoman Klinis Kontrasepsi, Edisi 2. 2005. EGC.
Rekomendasi Praktik Pilihan untuk Penggunaan Kontrasepsi. 2009. Edisi 2, EGC
Speroff L, Glass Robert H, Kase Nathan G. 2010. Clinical Gynecologic Endocrinology
and Infertility. Eight Ed. Lippincott Williams & Wilkins. A Wolters Kluwer Company.
27