Anda di halaman 1dari 27

MATERI

“KONSELOR AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB)”

MATA KULIAH : ASKEB EBM EVIDENCE BASED MEDICINE


DOSEN PENGAMPU : RIONA SANJAYA, S.ST., M. KEB

Oleh
KELAS B

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas mengenai “Konselor Aksepto Keluarga Berencana (KB)” ini.

Adapun makalah telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya


dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini.
Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu saya dalam pembuatan tugas ini. Namun tidak lepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada
saya sehingga saya dapat memperbaiki tugas ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari tugas ini dan kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.

Pringsewu, 7 Agustus 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
I. PENDAHUAN ................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 5

II. LANDASAN TEORI ......................................................................................... 6


A. Pengertian Konseling ................................................................................... 6
B. Tujuan Konseling ......................................................................................... 6
C. Fungsi Konseling.......................................................................................... 6
D. Langkah-langkah Konseling KB .................................................................. 7
E. Alat Bantu Konseling KB ............................................................................ 7
F. Hak dan Persetujuan Konseling KB ................................................................. 8
G. Teknik Kontrasepsi KB .................................................................................... 9
H. Macam-Macam KB........................................................................................... 10
III. LAMPIRAN ....................................................................................................... 21
A. Daftar Tilik................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi.
Program Keluarga Berencana (KB) muncul sebagai gerakan untuk membentuk
suatu keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran dan
mengurangi beban pembangunan negara. Program KB dirintis sejak tahun 1951
dan terus berkembang hingga tahun 1970 terbentuk Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN). Program ini diantaranya bertujuan untuk
penjarangan kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang
tersedia di Indonesia saat ini meliputi Metode Amenore Laktasi (MAL), Metode
Keluarga Berencana Alamiah (KBA), Senggama Terputus, Metode Barier,
Kontrasepsi Kombinasi, Kontrasepsi Progestin, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(IUD), dan Kontrasepsi Mantap.
Dewasa ini banyak bidan yang belum menjalankan tugas dalam melakukan
konseling terhadap ibu calon akseptor KB sehingga pengetahuan masyarakat
tentang kontrasepsi masih kurang. Padahal, interaksi atau konseling yang
berkualitas antara klien dan provider (tenaga medis) terutama bidan merupakan
salah satu indikator yang sangat menentukan bagi keberhasilan program keluarga
berencana di Indonesia.
Klien yang mendapatkan konseling dengan baik akan cenderung memilih alat
kontrasepsi dengan benar dan tepat. Pada akhirnya hal itu juga akan menurunkan
tingkat kegagalan KB dan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
Untuk meraih keberhasilan tersebut, tentunya sangat diperlukan tenaga-tenaga
konselor yang profesional, diantaranya bidan. Mereka bukan hanya harus mengerti
seluk-beluk masalah KB, tetapi juga memiliki dedikasi tinggi pada tugasnya serta
memiliki kepribadian yang baik, sabar, penuh pengertian, dan menghargai klien.
Diketahui dari 373 klinik di Indonesia ternyata hanya tiga yang dapat
dikategorikan memenuhi standar konseling. Salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur standar itu adalah kecakapan konselor dalam “melayani” klien,

4
termasuk berinteraksi dan mengorek sebanyak mungkin masalah yang
disembunyikan klien. Konseling hendaknya juga tidak berorientasi pada efisiensi
yang lebih mempertimbangkan faktor waktu, tetapi lebih kepada keefektifan yang
mengutamakan pencapaian keputusan terbaik.

B. Tujuan Penulisan
1. Sebagai kewajiban untuk menyelesaikan tugas mata Kuliah ASKEB Evidence
Based Medicine (EBM)
2. Memberikan materi mengenai langkah-langkah konseling akseptor KB yang
efektif

C. Manfaat Penulisan
1. Menjadikan sumber bacaan dan pedoman bidan dalam melakukan konseling
KB yang efektif sehingga tujuan dari konseling KB dapat tercapai

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konseling
2.1.1 Pengertian Konseling
Konseling merupakan aspek yang penting dalam Keluarga Berencana (KB)
dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling petugas
kesehatan membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis
kontrasepsi yang digunakan sesuai dengan pilihannya. Konseling yang baik
juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama
dan meningkatan keberhasilan KB. Konseling adalah proses yang berjalan
dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga Berencana dan
bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu
kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang
baik dan informasi yang lengkap akan memberikanj keleluasaan kepada
klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (Informed Choice)
yang akan digunakan.

2.1.2 Tujuan Konseling


Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:
a. Menyampaikan informasi dan pilihan pola reproduksi
b. Memilih metode KB yang diyakini
c. Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif
d. Memulai dan melanjutkan KB
e. Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang
tersedia.

2.1.3 Fungsi Konseling


a. Konseling dengan fungsi pencegahan merupakan upaya mencegah
timbulnya masalah kesehatan.

6
b. Konseling dengan fungsi penyesuaian dalam hal ini merupakan upaya
untuk membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis,
social, cultural, dan lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan.
c. Konseling dengan fungsi perbaikan dilaksanakan ketika terjadi
penyimpangan perilaku klien atau pelayanan kesehatan dan lingkungan
yang menyebabkan terjadi masalah kesehatan sehingga diperlukan
upaya perbaikan dengan konseling.
d. Konseling dengan fungsi pengembangan ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dengan upaya peningkatan peran serta masyarakat.

2.1.4 Langkah-Langkah Konseling KB


Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru
hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata
kunci SATU TUJU. Penerapan satu tuju tersebut tidak perlu dilakukan
secara berulang-ulang karena konselor harus menyesuaikan diri dengan
kebutuhan klien. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut menurut
Saifuddin, (2006).:
SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempatyang
nyamanserta terjamin privasinya. Tanyakan kepada klien apa yang perlu
dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang diperoleh.
T : Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk
berbicara mengalami pengalaman Keluarga Berencana. Tanyakan
kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Coba tempatkan diri kita didalam
hati klien.
U : Uraian kepada klien mengenai dan pilihannya dan diberi tahu apa
pilihan kontrasepsi, bantu klien pada jenis kontrasepsi yang diingini.
TU : banTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir
mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan
pertanyaan.

7
J : Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya.

2.1.5 Alat Bantu Konseling KB


1. Lingkaran kontrasepsi (RODA KLOP)

lingkaran luar:
penyakit/kondisi medis
± subkondisi medis

skor metode
kontrasepsi
± indeks huruf

lingkaran dalam:
metode kontrasepsi
(non sterilisasi,
sterilisasi)

kategori rekomendasi
metode kontrasepsi
non sterilisasi

kategori rekomendasi metode


kontrasepsi sterilisasi

8
Kondisi-kondisi
yang termasuk
kategori 1-2 (semua
boleh)

Indeks kondisi
A-Z: metode
non sterilisasi a-
c: metode
sterilisasi

Singkatan metode
kontrasepsi

Lingkaran kontrasepsi adalah diagram lingkaran yang berisi kriteria


persyaratan medis untuk memulai penggunaan metode kontrasepsi
tertentu, berdasarkan Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use,
5th edition (2015). Ini adalah salah satu pedoman yang dikeluarkan oleh
World Health Organization (WHO) berdasarkan bukti ilmiah.
Mencakup rekomendasi-rekomendasi untuk memulai penggunaan
alat/obat kontrasepsi, meliputi:
1. Kontrasepsi Pil Kombinasi (KPK)
2. Konntrasepsi Hormonal Kombinasi Transdermal (KHKT)
3. Cincin Vagina Kontrasepsi Kombinasi (CVK)
4. Kontrasepsi Suntik Kombinasi (KSK)
5. Kontrasepsi Pil Progestin (KPP)
6. Kontrasepsi Suntik Progestin (KSP)
7. Implan Progestin (Implan)
8. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim-LNG (AKDR-LNG)
9. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim-Copper (AKDR-Cu)

9
10. Tubektomi
11. Vasektomi

Langkah-langkah penapisan kelayakan medis penggunaan kontrasepsi


menggunakan diagram lingkaran (Roda Klop):

1. Tanyakan kondisi dan masalah kesehatan klien (riwayat penyakit


sekarang dan riwayat penyakit dahulu).
2. Cocokkanlah kondisi-kondisi medis atau karakteristik khusus yang
dimiliki klien (ditunjukkan pada diagram lingkaran sisi luar)
dengan metode-metode kontrasepsi (ditunjukkan pada diagram
lingkaran sisi dalam).
3. Lihatlah rekomendasi penggunaan metode-metode kontrasepsi yang
ditunjukkan dengan nomor atau huruf à apakah klien dapat mulai
menggunakan suatu metode.
4. Beberapa kondisi medis atau karakteristik khusus tertentu juga
dapat dilihat pada diagram lingkaran sisi belakang.
5. Lihatlah deskripsi nomor dan huruf untuk rekomendasi penggunaan
kontrasepsi.
 Metode kontrasepsi non sterilisasi

Kategor Deskripsi Ketika penilaian Ketika penilaian


i klinis tersedia klinis terbatas

1 Dapat digunakan Gunakan metode ini


dalam kondisi apapun
2 Keuntungan Secara umum gunakan
melebihi risiko metode ini Gunakan metode
ini

3 Risiko secara Penggunaan metode ini


umum melebihi biasanya tidak
keuntungan direkomendasikan,
kecuali metode lain Jangan gunakan
tidak tersedia/ tidak metode ini
dapat diterima

4 Risiko kesehatan Metode tidak boleh


tidak dapat digunakan
diterima

10
 Metode kontrasepsi sterilisasi

Kategori Deskripsi
A Accept (Dapat Tidak ada alasan medis untuk menolak
Diterima) sterilisasi
pada kondisi ini
C Caution (Hati- Prosedur biasanya dapat dilakukan pada
hati) keadaan normal namun perlu persiapan
ekstra dan hati- hati
D Delay (Tunda) Prosedur ditunda sampai kondisi dievaluasi
dan/atau dikoreksi. Metode kontrasepsi
alternatif sementara harus disediakan
S Special Prosedur harus dilakukan oleh operator dan
(Khusus) staf yang berpengalaman dan peralatan harus
tersedia untuk anestesi umum, dan dukungan
medis lainnya. Pada kondisi ini harus
dipikirkan prosedur
dan regimen anestesi yang tepat. Metode
kontrasepsi alternatif sementara harus
disediakan jika rujukan dibutuhkan atau jika
terdapat penundaan.

6. Jika nomor atau huruf diikuti kode tertentu (misal 3 A, Cb), lihatlah
keterangan kode tersebut pada diagram lingkaran sisi belakang.
7. Jika diperlukan, buatlah tabel bantu untuk mempermudah
penapisan kelayakan medis.

Kondisi DMPA/ Implan, AKDR- Tubektomi Vasektom


NET-EN LNG/ Cu i
ETG
Hipertensi 3 2 1 S -
≥ 160 mmHg
DM 2Q 2 1 CC C
Postpartum 3 2 1 A/Da -
48 jam s/d <4

11
minggu

8. Berikanlah informasi kepada klien tentang hasil penapisan


kelayakan medis sesuai kondisi medis dan karakteristik khusus
yang dimiliki klien
9. Bila klien:
 Setuju dengan hasil penapisan: lanjutkan dengan
permintaan informed consent dan pemberian pelayanan
kontrasepsi sesuai standar.
 Tidak setuju dengan hasil penapisan: lakukan konseling
ulang pada kunjungan berikutnya atau berikanlah
kesempatan kepada klien untuk berdiskusi bersama
pasangan dan anjurkan klien dan pasangan untuk
menggunakan kontrasepsi metode barier/kondom
10. Catat hasil penapisan dan keputusan klien pada rekam medis dan
Buku KIA.

2. ABPK

12
merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh bidan untuk
mempermudah dalam memberikan penjelasan ke klien tentang KB
sehingga keputusan ber-KB ada di tangan klien.

Gambar. ABPK

2.5.6 Hak dan Persetujuan dalam Konseling KB


a. Informed C
Informed choice merupakan bentuk persetujuan pilihan tentang: Metode
kontrasepsi yang dipilih oleh klien setelah memahami kebutuhan
reproduksi yang paling sesuai dengan dirinya atau keluarganya. Pilihan
tersebut merupakan hasil bimbingan dan pemberian informasi yang
obyektif, akurat dan mudah dimengerti oleh klien. Pilihan yang diambil
merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia.
b. Informed Consent
Informed consent merupakan :
1) Bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur klinik suatu
metode kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien.
2) Harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat
kondisi tertentu klien tidak dapat melakukan hal tersebut.

13
3) Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko
terhadap keselamatan klien (baik yang terduga atau tidak
terduga sebelumnya). Persetujuan tindakan medik (Informed
Consent) berisi tentang kebutuhan reproduksi klien, informed
choice, dan prosedur klinik yang akan dilakukan. Ada penjelasan
tentang risiko dalam melakukan prosedur klinik tersebut. Informed
consent juga dilakukan pada pasangannya dengan alasan sebagai
berikut:
 Aspek hukum, hanya saksi yang mengetahui bahwa
pasangannya secara sadar telah memberikan persetujuan
terhadap tindakan medik.
 Suami tidak dapat menggantikan posisi istrinya untuk
memberikan persetujuan (atau sebaliknya) kecuali pada
kondisi khusus tertentu.
 Secara kultural (Indonesia) suami selalu menjadi penentu
dalam memberikan persetujuan tetapi secara hukum, hal
tersebut hanya merupakan persetujuan terhadap konsekuensi
biaya dan pemahaman risiko (yang telah dijelaskan
sebelumnya) yang mungkin timbul dari prosedur klinik yang
akan dilakukan.

2.5.7 Teknik Konseling KB


Cara suportif untuk memberikan dukungan kepada klien:
a. Bicaralah dengan suara yang menunjukkan perhatian dan minat untuk
membantu dan menunjukkan sikap bersahabat.
b. Ajukan satu pertanyaan setiap saat dan tunggulah jawaban
c. Gunakan bentuk pertanyaan terbuka, yang memungkinkan klien untuk
menjawab dalam bentuk cerita, misalnya tentang keadaan keluarganya,
kesulitan hidup, pekerjaan, dan sebagainya yang mungkin menjadi
dasar keinginannya untuk melaksanakan KB atau memilih cara KB.
d. Hindari menggunakan bentuk pertanyaan tertutup yang hanya mungkin
dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Perhatikan pula bahwa anda

14
mengajukan pertanyaan yang tidak mengarahkan, tetapi mendorong
agar klien mau dan merasa bebas untuk bercerita lebih lanjut, misalnya
kalimat sebagai berikut.
“Apa yang bisa saya bantu?”
“Apa yang anda ketahui mengenai ”
e. Pakailah kata-kata seperti “Lalu?”, “Dan?”, “Oooo”. Komentar kecil ini
biasanya mampu mendorong untuk terus bercerita lebih lanjut.
f. Jangan mengajukan pertanyaan bernada memojokkan seperti “mengapa
begitu?”, “kok begitu?”. Meskipun seringkali anda bermaksud
mengetahui alasannya, nada demikian dapat menimbulkan salah
pengertian, misalnya ia merasa disalahkan.
g. Cari bentuk pertanyaan lain apabila ternyata klien tidak begitu
mengerti maksud pertanyaan anda.

2.6 Macam-Macam KB
a) Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat
1. Senggama Terputus
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana
pria mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan
dapat dicegah.

2. Pantang Berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur
seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi. Agar kontrasepsi dengan
cara ini berhasil, seorang wanita harus benar-benar mengetahui masa
ovulasinya (waktu dimana sel telur siap untuk dibuahi). Kerugian dengan
cara ini adalah masa puasa bersenggama sangat lama sehingga
menimbulkan kadang-kadang berakibat pasangan tersebut tidak mentaati.

b) Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat


1. Kondom

15
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis
saat berhubungan seksual. Cara kerja kondom yaitu untuk menghalangi
terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma
diujung selubung karet yang dipasang pasa penis sehingga sperma tersebut
tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan, selain itu kondom
juga dapat mencegah penularan mikroorganisme (HIV/AIDS) dari satu
pasangan kepada pasangan yang lain. Secara ilmiah didapatkan hanya
sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan
per tahun.
Keuntungan menggunakan kondom adalah :
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu kesehatan pengguna Murah dan dapat dibeli
secara umum
Kerugian menggunakan kondom adalah :

 Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)


Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
 Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.

2. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari karet yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks. Cara kerjanya yaitu menekan sperma agar tidak mendapatkan
akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas.
Keuntungan menggunakan diafragma adalah :
 Tidak mengganggu reproduksi ASI
 Tidak mengganggu kesehatan pengguna
 Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6
jam sebelumnyaK
Kerugian menggunakan diafragma adalah :
 Pemasangannya membutuhkan keterampilan
 Untuk pemakaian¸ perlu instruksi dan cara pemasangan oleh tenaga

16
klinik yang terlatih
 Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra

c) Metode Kontrasepsi Modern


1. Kontrasepsi Hormonal
a. Pil KB
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk
pil/tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan
hormone progesteron atau yang hanya terdiri dari hormon progesteron
saja.
Keuntungan menggunakan pil KB adalah:
 Mudah menggunakan
 Mudah dihentikan setiap saat
 Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan
 Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan

Kerugian menggunakan pil KB adalah :

 Memerlukan disiplin dari pemakai


 Dapat mengurangi ASI pada pil yang mengandung estrogen
 Kembalinya kesuburan agak lambat

b. Suntik KB
Suntik KB ini mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita,
dan mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga spermatozoa (sel
mani) tidak dapat masuk ke dalam rahim.
Keuntungan menggunakan suntik KB adalah :
 Jangka panjang
 Risiko terhadap kesehatan kecil
 Aman

Kerugian menggunakan suntik KB adalah :

 Terjadi perubahan pada pola haid

17
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian

c. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Implant/Susuk KB)


AKBK yaitu kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. Dengan
disusupkannya implan dibawah kulit, stiap hari dilepaskan secara
tetap suatu hormon ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-
kapsul yang terbuat dari bahan silastik tersebut, sehingga dapat
menghambat terjadinya ovulasi.
Keuntungan menggunakan susuk KB adalah:
 Tidak menekan produksi ASI
 Tidak terdapat faktor lupa
 Masa pakai jangka panjang (3-5 th)
 Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon
estrogen

Kerugian menggunakan susuk KB adalah :

 Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang


terlatih
 Petugas kesehatan perlu dilatih khusus dan praktek untuk
pemasangan dan pengangkatan implant Implant sering mengubah
pola haid

2. Intra Uterine Devices (IUD,AKDR)


IUD/AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam
rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik.
Keuntungan menggunakan IUD adalah :
 Praktis
 Jangka panjang dan sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-
ingat

Kerugian menggunakan IUD adalah:

18
 Tidak dapat dilepas oleh dirinya sendiri (pengguna)
 Sedikit nyeri setelah pemasangan AKDR

3. Kontrasepsi mantap
Kontrasepsi mantap (kontap) adalah salah satu kontrasepsi dengan
tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran mani yang
mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan
memperoleh keturunan lagi.
a. Vasektomi (MOP)
adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria
dengan jalan melakukan operasi kecil sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Keuntungan MOP adalah :
 Efektif
 Sederhana
 Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
 Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal
saja Biaya rendah
 Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana
wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria untuk
kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita

Kerugian MOP adalah:


 Diperlukan suatu tindakan operatif
 Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau
infeksi Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin
mempunyai keturunan lagi

b. Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah prosedur bedah suka rela untuk menghentikan fertilitas
seorang perempuan secara permanen.
Keuntungan MOW adalah:

19
 Sangat efektif
 Permanen
 Tidak mempengaruhi proses menyusui
 Baik bagi akseptor apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan
yang serius
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

Kerugian MOW adalah :


 Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak
dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi
 Akseptor dapat menyesal dikemudian hari
 Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan.

20
LAMPIRAN

21
DAFTAR TILIK KONSELING KB

KELAS B
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

22
DAFTAR TILIK KONSELING KB
Penilaian
Beri tanda cek (√) pada kolom

1 = Tidak dikerjakan/banyak kesalahan


2 = Dikerjakan sebagian dengan bantuan
3 = Dikerjakan sebagian tanpa bantuan
4 = Dikerjakan dengan sempurna
No Langkah-langkah 1 2 3 4

A Sikap dan Perilaku

1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dengan


sopan dan ramah.

2. Ajak klien bicara untuk membina hubungan baik dan


dengarkan klien secara aktif. Berikan perhatian
sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat
yang nyaman serta terjamin privasinya.
Yakinlah klien untuk membangun rasa percaya diri.

3. Menanyakan keluhan pasien

4. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan


dan inform consent

5. Teruji tanggap terhadap reaksi pasien

B. PERSIAPAN

Persiapan sebelum tindakan

6 Alat-alat

 Media Putar Konselin KB


 Lembar balik (Leaflet) Konseling KB

23
7 Memakai apron dan masker

8 Mencuci tangan 6 langkah dengan sabun dibawah air


mengalir minimal 20 detik*

C CONTENT

9. Kumpulkan data data pribadi klien :


Nama
Umur
Alamat
Jumlah Anak
Riwayat Penyakit
Apakah klien sudah pernah KB/belum
Jika sudah pernah KB, jenis KB apa yang digunakan,
adakah keluhan dengan penggunaan alkon terdahulu
10. Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu
klien untuk berbicara mengenai pengalaman Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi, tujuan,
kepentingan, harapan, serta keadaan kesehatan dan
kehidupan keluarga nya

11. Tanyakan tujuan KB yang diinginkan (apakah klien


ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi
jumlah anaknya)

12. Gunakan media putar yang dianjurkan WHO untuk


memilih alat kontrasepsi yang cocok bagi ibu.
Prinsip penggunaan kontrasepsi (aman bagi pengguna,
dan cocok dengan kondisi ibu )

13. Menggali adakah penyakit-penyakit yang diderita ibu


untuk mencari solusi alat kontrasepsi yang dianjurkan
oleh WHO sesuai dengan peringkat penapisan resiko
pada media putar 1, 2, 3 atau 4
(peringkat 1, 2 = aman digunakan)
(peringkat 3, 4 = tidak direkomendasikan sampai tidak
aman digunakan)

24
14. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang
dianjurkan sesuai dengan media putar
 Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tersebut
digunakan
 Jelaskan bagaimana cara kerja
15. Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu
apa pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk
pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada
jenis kontrasepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan
pula jenis-jenis kontrasepsi lain alternatif yang
dianjurkan. Uraikan juga mengenai risiko penularan
HIV AIDS dan pilihan metode ganda.

16. Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien


berfikir mengenai apa yang paling sesuai dengan
keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk
menunjukkan keinginan dan mengajukan pertanyaan

17. Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan


kontrasepsi pilihannya. Setelah klien memilih jenis
kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan alat/obat
kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat
kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaimana cara
penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk
bertanya dan petugas menjawab secara jelas dan
terbuka. Berilah penjelasan juga tentang manfaat ganda
metode  kontrasepsi. Misalnya kondom yang dapat
mencegah Infeksi Menuluar Seksual (IMS).
Cek pengetahuan pasien tentang penggunaan
kontrasepsi.

D TINDAKAN

18. Jelaskan proses pemasangan setiap alat kontrasepsi dan


apa yang akan klien rasakan pada saat proses

25
pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan
klien untuk mengajukan pertanyaan.

19. Berikan ibu pelayanan kontrasepsi yang dibutuhkan dan


yang di anjurkan berdasarkan penapisan media putar

E KONSELING PASCA TINDAKAN

20. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila


mengalami efek samping

21. Perlunya dilakukannya kunjungan ulang. Bicarakan dan


buatlah   perjanjian kapan klien akan kembali untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan
kontrasepsi jika dibutuhkan.

22. Melepas apron dan masker

23. Mencuci tangan 6 lankah dengan sabun dibawah air


mengalir minimal 20 detik**

24. Dokumentasikan hasil

Sikap Dalam Praktik dan Responsi

Jumlah Nilai

26
DAFTAR PUSTAKA

Affandi B. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
Shoupe D & Kjos SL. 2006. The Handbook of Contraception, A Guide for Practical
Management, Humana Press, New Jersey.
Pedoman Klinis Kontrasepsi, Edisi 2. 2005. EGC.
Rekomendasi Praktik Pilihan untuk Penggunaan Kontrasepsi. 2009. Edisi 2, EGC
Speroff L, Glass Robert H, Kase Nathan G. 2010. Clinical Gynecologic Endocrinology
and Infertility. Eight Ed. Lippincott Williams & Wilkins. A Wolters Kluwer Company.

27

Anda mungkin juga menyukai