Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan

STIKes Mitra RIA Husada


ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

PERBEDAAN PRODUKSI ASI DALAM PEMBERIAN OLAHAN BUAH


PEPAYA PADA IBU POSTPARTUM DI BPM MARIA KOTA BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2018

Dewi Kurniati1, Siti Mardiyanti2, Suprihatin3


Prodi DIV Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
e-mail : sitimardiyanti041196@gmail.com
dewibinzubir@gmail.com,
atin_bio@yahoo.com

ABSTRAK
Produksi Air Susu Ibu (ASI) dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi kelenjar
payudara, adapun salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI antara lain status gizi ibu.
Laktagogum merupakan zat yang dapat meningkatkan atau memperlancar produksi ASI. Buah papaya
(Carica papaya.L) merupakan jenis tanaman yang mengandung laktagogum memiliki potensi dalam
menstimulasi hormon oksitosin dan prolaktin yang berguna dalam meningkatkan dan memperlancar
produksi ASI.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi ASI dalam pemberian olahan
buah pepaya pada Ibu Postpartum diBPM Maria DSpada kelompok eksperimen
Metodologi : Penelitian quasi-experimental ini menggunakan rancangan pre and post test design.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling technique. Instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk mengetahui
perbedaan produksi ASI dalam konsumsi olahanbuah pepaya. Data dianalisis menggunakan
descriptive statistics yaitu paired t-test untuk mengetahui perbedaan skor antara sebelum dan setelah
pemberian buah pepaya dalam satu kelompok.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada skor antara
sebelum dan setelah pemberian olahan buah pepaya pada kelompok eksperimen (p<0,05).
Simpulan dan Saran : Konsumsi olahan buah pepaya mampu meningkatkan produksi ASI pada ibu
postpartum. Penelitian ini dapat diaplikasikan di praktik kebidanan klinik khususnya pada ibu
postpartum bahwa dengan mengkonsumsi olahan buah pepaya dapat meningkatkan produksi ASI.

Kata Kunci : Buah Pepaya, Ibu Postpartum, Produksi ASI.

ABSTRACT
Breast Milk Production may increase or decrease depending on the stimulation of the breast glands,
one of the factors that may influence breast milk production is the mother's nutritional status.
Lactagogum is a drug that can increase or facilitate the expenditure of milk production. Papaya fruit
(Carica papaya. L) is a type of plant containing lactagogum has the potential to stimulate the
hormone oxytocin and prolactin useful in improving and expedite milk production.
Objective : This study aims to determine the difference of breast milk production in the preparation of
papaya fruit in the Postpartum Mother in BPM Maria DS in the experimental group
Methodology : This quasi-experimental study used the design of pre and posttest design. The sample
in this study amounted to 20 people. Sampling technique using purposive sampling technique. The
research instrument consisted of observation sheet to know the difference of milk production in the
consumption of papaya fruit processing. Data were analyzed using descriptive statistics paired t-test
to know difference of score between before and after giving of papaya fruit in one group.
Results : The results showed that there were significant differences in the score between before and
after administration of papaya fruit in the experimental group (p <0.05).
Conclusions and Suggestions : The consumption of papaya fruit preparations can increase milk
production in postpartum mothers. This research can be applied in clinical midwifery practice

National University_Jakarta2018
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

especially in postpartum mum that by consuming processed papaya fruit can increase milk
production.

Keywords : Papaya Fruit, Postpartum Mother, Breastmilk Production.

Pendahuluan

Nifas merupakan proses alamiah yang dialami oleh wanita setelah persalinan yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu
perubahan fisik, involusi uterus dan pengeluaran lochea, perubahan psikis,
laktasi/pengeluaran Air Susu Ibu (ASI). Laktasi merupakan suatu masa dimana terjadi
perubahan pada payudara ibu, sehingga mampu memproduksi ASI dan merupakan suatu
interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan berbagai macam
hormon sehingga ASI dapat keluar (Wiknjosastro, 2009).
Produksi Air Susu Ibu (ASI) dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi
kelenjar payudara, adapun salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI antara
lain status gizi ibu (Maryunani, 2012). Jika makanan ibu terus-menerus tidak memenuhi
asupan gizi yang cukup, tentu kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam payudara ibu tidak
akan bekerja dengan sempurna dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI
(Murtiana, 2011).
Kebijakan pemerintah Indonesia dalam pemberian ASI terdapat dalam Undang-
Undang kesehatan No 36 tahun 2009 pasal 128 tentang pemberian ASI ekslusif dimana ayat 1
menegaskan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu secara ekslusif sejak
dilahirkan selama 6 (enam) bulan kecuali atas indikasi medis. Upaya lain yang telah
dilakukan pemerintah dalam mendukung pemberian ASI adalah dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah No 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif yaitu pada pasal 2
dimana ayat 1 menegaskan bahwa pemberian ASI ekslusif bertujuan untuk menjamin penuh
hak bayi untuk mendapatkan ASI ekslusif sejak dilahirkan sampai 6 bulan dengan
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Menurut WHO (2016) menyatakan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif didunia hanya
sekitar 38%. Sedangkan menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2013 menujukkan
bahwa, cakupan ASI di Indonesia hanya 42%. Angka ini masih rendah, kemudian
berdasarkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes 2015, cakupan ASI eksklusif
kembali meningkat mencapai 54,3% dan meningkat pada tahun 2016 sebesar 65% dari target
80%. Pemberian ASI eksklusif 6 bulan pertama di Provinsi Lampung tahun 2016 mencapai
59,4% dengan target 80%. Pemberian ASI eksklusif di Kota Bandar Lampung tahun 2016
baru mencapai 35% dengan target 80% (Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2016).
Agar ibu berhasil memberikan ASI secara eksklusif, maka ibu yang sedang menyusui
bayinya harus mendapat tambahan makanan untuk menghindari kemunduran dalam
pembuatan dan produksi ASI. Laktagogum merupakan zat yang dapat meningkatkan atau
memperlancar pengeluaran air susu. Laktagogum sintetis tidak banyak dikenal dan relatif
mahal. Hal ini menyebabkan perlu dicarinya obat laktagogum alternatif. Buah pepaya
merupakan jenis tanaman yang mengandung laktagogum memiliki potensi dalam
menstimulasi hormon oksitosin dan prolaktin yang berguna dalam meningkatkan dan
memperlancar produksi ASI (Murtiana, 2011).
Salah satu keluhan para ibu menyusui di desa Sepang jaya terhadap produksi ASI
yang dihasilkan adalah karna ibu menyadari selama hamil ibu kurang mengkonsumsi
makanan yang dapat mempengaruhi produksi ASI ketika akan menyusui setelah persalinan.
Sehingga pada hari ke 2-3 setelah persalinan tidak jarang ibu mengeluh ASI nya tidak lancar

National University_Jakarta2018
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

atau kurang. BPM Maria merupakan salah satu tempat pelayanan persalinan yang ada di desa
Sepang Jaya Bandar Lampung dimana angka persalinan cukup tinggi perbulannya mencapai
20-30 ibu bersalin dengan angka pemberian ASI eksklusif mencapai 45% dari target 80%.
Penggunaan susu formula masih ditemukan saat bidan melakukan kunjungan dirumah dengan
alasan produksi ASI ibu belum bisa mencukupi kebutuhan bayinya, ASI belum keluar pada
hari-hari pertama kelahiran bayi, ASI yang keluar sedikit, ibu mencampur ASI dengan susu
formula, adanya campur tangan keluarga (ibu mertua dan nenek) yang ikut andil memberikan
makanan lain.
Berdasarkan hasil pra survey penelitian pada ibu postpartum, masih banyak ibu-ibu
setelah melahirkan yang tidak memberikan ASI pada bayinya dengan alasan pengeluaran ASI
yang belum lancar. Pengeluaran ASI yang belum lancar bisa disebabkan karna produksi ASI
yang belum maksimal. Sebagian besar faktor penyebab rendahnya produksi ASI adalah status
gizi ibu (makanan) yang kurang baik. Peneliti memilih buah pepaya dibandingkan dengan
bahan makanan lain karna buah pepaya sebagai salah satu buah yang mengandung
laktagogum yang merupakan buah tropis yang dikenal dengan sebutan Caricapapaya. Buah
pepaya juga merupakan salah satu jenis buah yang memiliki kandungan nutrisi tinggi dan
kaya akan manfaat bagi kesehatan. Masyarakat bisa mendapatkan buah pepaya untuk
konsumsi sehari-hari dengan mudah.
Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya pencapaian cakupan pemberian
ASI pada ibu postpartum. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
meningkatkan cakupan pemberian ASI pada ibu postpartum di desa Sepang Jaya dengan
melihat Perbedaan Produksi ASI dalam Pemberian Olahan Buah Pepaya pada Ibu Postpartum
di BPM Maria Kota Bandar Lampung Tahun 2018.
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan produksi ASI
dalam pemberian olahan buah pepaya pada Ibu Postpartum di BPM Maria Kota Bandar
Lampung Tahun 2018, dengan tujuan Khusus adalah : 1) Diketahuinya distribusi frekuensi
produksi ASI pada ibu postpartum sebelum dan setelah mengkonsumsi olahan buah papaya di
BPM Maria Kota Bandar Lampung Tahun 2018, 2) Diketahuinyadistribusi rata-rata produksi
ASI pada ibu postpartum sebelum dan setelah mengkonsumsi olahan buah papaya di BPM
Maria Kota Bandar Lampung Tahun 2018, 3) Diketahuinya perbedaan produksi ASI dalam
mengkonsumsi olahan buah papaya pada ibu postpartum di BPM Maria Kota Bandar
Lampung Tahun 2018.
Metode
Metode atau jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain
penelitian quasi-experimental dengan menggunakan rancangan sebelum dan sesudah
intervensi menggunakan satu kelompok. Adapun desain penelitian dapat dilihat dalam berikut
ini:
E O1 X O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
E : Kelompok yang mendapat intervensi
O1 : Observasi pertama/ produksi ASI
sebelum diberikan perlakuan
X : Intervensi pemberian pepaya 3
kali/hari
O2 : Observasi kedua/ produksi ASI
setelah diberikan perlakuan

National University_Jakarta2018
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum < 7 hari yang menyusui di BPM
Maria yang berjumlah 23 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling, yaitu sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Maka diperoleh jumlah
sampel 20 orang. Untuk menentukan layak atau tidaknya sampel mewakili keseluruhan
populasi, maka dibuatlah kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusinya yaitu:
bersedia menjadi responden, ibu melahirkan bayi hidup dan tunggal, ibu yang sedang
menyusui, ibu postpartum < 7 hari, ibu yang belum pernah minum obat pelancar ASI dan
kriteria eksklusinya yaitu : Ibu yang mengalami kelainan pada putting susu, ibu dengan bayi
yang mengalami komplikasi neonatus, ibu dengan bayi yang berat badan lahir rendah
(BBLR), bayi yang mengalami kelainan kongenital dan bayi sakit, ibu yang tidak suka
dengan buah pepaya, ibu yang produksi ASI nya lancar. Data pada penelitian ini
dikumpulkan dari data sekunder melalui catatan yang diperoleh di Bidan Praktik Mandiri dari
bulan Maret-April tahun 2018, sedangkan data primer didapatkan dari catatan hasil observasi
pada kelompok kasus selama penelitian. Observasi dilakukan pada ibu menyusui sebelum
konsumsi buah pepaya menggunakan lembar observasi yang telah ditentukan. Selanjutnya
dilakukan pemberian olahan buah pepaya, dengan cara konsumsi adalah pengkonsumsian
sayur tumis buah pepaya muda dan potongan buah pepaya setengah matang pada ibu post
partum yang menyusui selama tujuh hari dengan frekuensi pemberian 3 kali/hari.
Peningkatan produksi ASI pada ibu menyusui baik sebelum maupun setelah diberikan buah
pepaya adalah dinilai dari lembar observasi menggunakan indikator ibu dan bayi.
Peningkatan produksi ASI bukan dinilai dengan mengukur volume ASI. Analisa data
dilakukan secara bertahap yaitu analisa univariat bertujuan untuk memperoleh gambaran
masing-masing variabel. Sedangkan analisa bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis antara
variabel untuk melihat perbedaan antara variabel independen dan variabel dependen dengan
uji kemaknaan secara statistik menggunakan uji T pada tingkat kepercayaan 95% dan
probabilitas pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan produksi ASI dalam pemberian
olahan buah pepaya pada ibu postpartum di BPM Maria Kota Bandar Lampung Tahun 2018.
Penelitian dilaksanakan di BPM Maria Desa Sepang Jaya Kecamatan Way Halim Kota
Bandar Lampung yang dilakukan pada bulan Maret sampai April tahun 2018. Variabel dalam
penelitian ini
terdiri dari variabel independen/ bebas (konsumsi olahan buah pepaya) dan variabel
dependen/terikat (peningkatan produksi ASI).

Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa produksi ASI sebelum konsumsi buah
pepaya rata-ratanya adalah 5,05 dengan standar deviasi 1,504 dan setelah mengkonsumsi
buah pepaya rata-ratanya mengalami peningkatan menjadi 8,20 dengan standar deviasi 1,361.
Korelasi antara dua variabel adalah sebesar 0,005 dan perbedaan nilai rata-rata peningkatan
produksi ASI pada ibu yang tidak mengkonsumsi dan yang mengkonsumsi buah pepaya
adalah 3,15 dengan standar deviasi 2,033 dan dengan sig 0,000. Karena sig < 0,05, berarti
bahwa rata-rata produksi ASI sebelum dan sesudah konsumsi buah pepaya adalah berbeda.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pemberian olahan buah pepaya dapat
mempengaruhi peningkatan produksi ASI ibu postpartum yang menyusui di BPM Maria Dwi
Sapta Bandar Lampung.

Tabel 1

National University_Jakarta2018
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

Perbedaan produksi ASI antara sebelum dan setelah pemberian olahan buah pepaya pada ibu
postpartum di BPM Maria Bandar Lampung tahun 2018

Variabe N Me SD Korel Valu


l an asi e
Sebelum 20 5,0 1,5 0,005 0.00
diberika 5 34 0
n buah
pepaya
Setelah 20 8,4 0,9
diberika 0 86
n buah
pepaya

Pembahasan
Buah pepaya merupakan jenis tanaman yang mengandung laktagogum memiliki
potensi dalam menstimulasi hormon oksitoksin dan prolaktin yang berguna dalam
meningkatkan dan memperlancar produksi ASI. Reflek prolaktin secara hormonal untuk
memproduksi ASI, waktu bayi menghisap puting payudara ibu, terjadi rangsangan
neorohormonal pada puting susu dan areola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hipofisis
melalui nervos vagus, kemudian ke lobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon
prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI.
Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI (Murtiana, 2011).
Pemanfaatan buah pepaya muda pada masyarakat sudah banyak ditemui, seperti baik
untuk kesehatan mata, baik untuk pencernaan, digunakan untuk membuat sayur karena
kandungan protein dan vitamin, serta dimakan untuk memperlancar dan memperbanyak
produksi ASI. Pengolahan buah pepaya muda pada masyarakat biasa dilakukan dengan cara
direbus, diurap, dikukus dan dioseng-oseng. Buah pepaya menjadi bahan makanan yang
memiliki banyak manfaat dan mudah didapatkan oleh masyarakat karena bisa dengan mudah
ditanam di pekarangan rumah. Dengan pemanfaatan buah pepaya yang dapat meningkatkan
produksi ASI, dapat membantu keberhasilan program pemerintah (Kementerian Kesehatan)
dalam upaya pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberian ASI saja sampai dengan usia bayi 6
bulan dan tetap diberikan ASI sampai usia anak 2 tahun yang ditambah dengan Makanan
Pendamping ASI (MPASI) (Murtiana, 2011).
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa produksi ASI sebelum konsumsi buah pepaya
rata-ratanya adalah 5,05 sedangkan setelah mengkonsumsi buah pepaya rata-ratanya
mengalami peningkatan menjadi 8,20. Korelasi antara dua variabel adalah sebesar 0,005 dan
perbedaan nilai rata-rata peningkatan produksi ASI pada ibu yang tidak mengkonsumsi dan
yang mengkonsumsi buah pepaya adalah 3,15 dan dengan nilai sig 0,000. Hal ini
menunjukkan ada peningkatan produksi ASI pada ibu menyusui yang diberi buah pepaya
selama 7 hari berturut-turut. Hasil penelitian sejalan dengan teori Lingga dalam Murtiana
(2011), yang menyatakan bahwa buah pepaya memiliki beberapa senyawa yang dapat
meningkatkan produksi dan kualitas ASI. Peningkatan produksi ASI dipengaruhi oleh adanya
polifenol dan steroid yang mempengaruhi reflek prolaktin untuk merangsang alveoli yang
bekerja aktif dalam pembentukan ASI.
Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa peningkatan produksi ASI juga
dirangsang oleh hormon oksitosin. Peningkatan hormon oksitosin dipengaruhi oleh polifenol
yang ada pada buah pepaya yang akan membuat ASI mengalir lebih deras dibandingkan
dengan sebelum mengkonsumsi buah pepaya. Oksitosin merupakan hormon yang berperan
untuk mendorong sekresi air susu (milk let down). Peran oksitosin pada kelenjar susu adalah

National University_Jakarta2018
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

mendorong kontraksi sel-sel miopitel yang mengelilingi alveolus dari kelenjar susu, sehingga
dengan berkontraksinya sel-sel miopitel isi dari alveolus akan terdorong keluar menuju
saluran susu, sehingga alveolus menjadi kosong dan memacu untuk sintesis air susu
berikutnya. Korelasi ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian
Agil dalam Murtiana (2011), menyatakan bahwa tanaman yang berkhasiat terhadap
peningkatan sekresi air susu (laktogogum) mempunyai kemungkinan: (1) mengandung bahan
aktif yang bekerja seperti Prolactin Releasing Hormon (PRH), (2) mengandung bahan aktif
senyawa steroid, (3) mengandung bahan aktif yang berkhasiat seperti prolaktin dan (4)
mengandung bahan aktif yang berkhasiat seperti oksitosin.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan perbedaan produksi ASI dalam
pemberian olahan buah pepaya pada ibu postpartum di BPM Maria Kota Bandar Lampung
Tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa distribusi nilai rata-rata produksi ASI sebelum
pemberian buah pepaya sebesar 5,05 (SD 1,534) dan mengalami peningkatan produksi ASI
setelah pemberian buah pepaya yaitu rata-rata produksi ASI menjadi 8,20 (SD 1,361).
Adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu
sebelum konsumsi buah pepaya dengan peningkatan produksi ASI pada ibu setelah konsumsi
buah pepaya sebesar 3,150.
Buah pepaya merupakan jenis makanan yang mengandung Laktogogum yaitu suatu
zat gizi yang dapat meningkatkan dan memperlancar produksi ASI terutama pada ibu yang
mengalami masalah produksi ASI.
Bagi Kepentingan Keilmuan, diharapkan dapat mengaplikasikan salah satu intervensi
asuhan kebidanan pada ibu postpartum dalam hal mengkonsumsi buah pepaya secara rutin
dan teratur 3 kali dalam sehari sebanyak 600 mg minimal 7 hari guna meningkatkan produksi
ASI.
Bagi Universitas, disarankan bagi mahasiswa kebidanan Universitas Nasional dapat
membaca hasil penelitian ini untuk digunakan sebagai bahan referensi dan informasi tentang
konsumsi buah pepaya pada ibu postpartum yang menyusui.
Bagi Masyarakat, disarankan bagi masyarakat untuk memberikan informasi tentang
cara meningkatkan produksi ASI pada ibu postpartum salah satunya yaitu dengan cara
pemberian buah pepaya sehingga produksi ASI bisa meningkat, diharapkan ibu bisa
memberikan ASI Eksklusif sampai 6 bulan.
Bagi Klinik, disarankan bagi klinik khususnya dalam menjalani asuhan kebidanan
pada ibu nifas dapat melakukan konseling serta penyuluhan tentang cara meningkatkan
produksi ASI dengan mengonsumsi olahan buah pepaya.
Bagi Ibu Postpartum, disarankan pada ibu postpartum yang menyusui dapat
meningkatkan pengetahuan ibu dalam hal yang mempengaruhi produksi ASI salah satunya
yaitu dengan meningkatkan status gizi ibu dengan mengkonsumsi makanan yang dapat
meningkatkan produksi ASI yaitu salah satunya dengan mengkonsumsi buah pepaya
diharapkan produksi ASI lebih optimal.

National University_Jakarta2018
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

Daftar Pustaka
Afifah, S., 2007, Air Susu Ibu, Salemba Medika, Yogyakarta.
Afriyanti, F., 2017, Perbedaan Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Sebelum dan Sesudah
Diberikan Buah Pepaya Di BPM N Kabupaten Padang Pariaman,
http://www.repository.fdk.ac.id, diakses 23 Februari 2018.
Ambarwati, E.R., 2011, ASI Bagi Ibu dan Bayi, Salemba Medika, Yogyakarta.
Anggraini, Y., 2010, ASI Sumber Kehidupan, Cakrawala Ilmu, Jakarta.
Arikunto, S., 2014, Prosedur Penelitian :
Suatu pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta

Departemen Kesehatan R.I., 2013, RisetKesehatan Dasar (Riskesda) 2013, Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan, Jakarta.
, 2015, Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) 2015, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan, Jakarta.
Dewi, V. N. L., & Sunarsih, T., 2011, Asuhan kebidanan pada ibu nifas, Salemba Medika,
Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2016, Profil Kesehatan Ibu dan Anak Provinsi Lampung
tahun 2016, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Bandar Lampung.
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2016, Profil Kesehatan Ibu dan Anak Provinsi
Lampung tahun 2016, Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Bandar Lampung.
Habibie, D. P., 2016, Breastfeeding is a Relationship, Salemba Medika, Jakarta
Hastono, S. P., 2010, Statistik Kesehatan, Rajawali Pers, Jakarta, 120-122.
Hidayat, A., 2014, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Salemba
Medika, Jakarta, 78-107.
Hisni, D., Widowati, R., &Kurniati, D., 2017, Buku Panduan Skripsi Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Nasional, Jakarta.
Icesmi, S. K., 2013, Kehamilan persalinan nifas, Nuha Medika, Yogyakarta.
Istiqomah, S. B. T., Wulandari, D. T., & Azizah, N., 2014, Pengaruh Buah Pepaya Terhadap
Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Menyusui di Desa Wonokerto Wilayah Puskesmas
Peterongan Jombang, Jurnal Edu Health, 5 (2), 102-108.
Jannah, M., 2011, Buku Pintar ASI,
Mitra Wacana Medika, Jakarta.
Kementrian Kesehatan R.I, 2014, Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012,
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BPS Kementerian
Kesehatan, Jakarta.
, 2016, Profil Kesehatan Indonesia 2016, Kementrian
Kesehatan, Jakarta.
Kharisma, Y., Ariyoga, A., & Sastramihardja, H. S., 2011, Efek Ekstrak Air Buah Pepaya
(Carica papayaL.) Muda Terhadap Gambaran Histologi Kelenjar Mamma Mencit
Laktasi,MKB, 43 (4), 160-165
Kharisma, Y., 2017, Tinjauan Pemanfaatan Tanaman Pepaya Dalam Kesehatan, Pustaka
Kartini, Bandung.
Khasanah, N., 2011, ASI atau Susu Formula ya?, Banguntapan Flashbook, Yogyakarta, 45-
48.
Maritalia, D., 2012, Asuhan Kebidanan Nifas dan menyusui, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Marmi, 2012, Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Peuperium Care”, PustakaPelajar,
Yogyakarta.
Mochtar, R., 2011, Asuhan Kebidanan Nifas Normal, EGC, Jakarta.
, 2012, Sinopsis Obsetri, EGC, Jakarta.

National University_Jakarta2018
Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Kebidanan
STIKes Mitra RIA Husada
ISSN : 2252-9675 VOL. VII No. 2

Murtiana, T., 2011, Buah Pepaya, Pustaka Cipta, Jakarta.


Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Prasetyono, D. S., 2009, ASI pada Ibu Nifas, EGC,Jakarta.
, 2012, ASI pada Ibu
Nifas, EGC, Jakarta.
Purwanti, E., 2012, Asuhan Kebidanan Untuk Ibu Nifas, Cakrawala Ilmu, Yogyakarta.
Rahayu. Y. P., 2012, Buku Ajar Masa Nifas Dan Menyusu, Mitra Wacana Medika, Jakarta.
Roesli, U., 2012, Panduan Konseling Menyusui, Pustaka Bunda Grub Puspa Swara, Jakarta.
Rukiyah, A. Y., 2011, Asuhan Kebidanan III (Nifas), TIM, Jakarta.
Saleha, S., 2009, Asuhan kebidanan pada masa nifas, Salemba Medika, Jakarta.
Sastroasmoro, I. S., 2008, Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan, Almutazam, Bandung, 19-
10.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), Penerbit CV Alfabeta, Bandung, 79-124.
Suprapti, M. L., 2009,Tanaman Pepaya di
Indonesia, Penebar Swadaya, Jakarta.
Susilawati, & Chotimah, N. C., 2017,
Difference Of Weight Gain In Baby Mother Given Boiled Of Papaya Fruit,Jurnal
Kesehatan e-ISSN, 5 (1), 37-44.
Tohir, A., 2010, Ensiklopedia Tanaman
Obat, Rumah Ide, Malang.
Wiknjosastro, H., 2009, Asuhan Masa
Nifas, Pustaka Baru Press, Jakarta.

National University_Jakarta2018

Anda mungkin juga menyukai