Anda di halaman 1dari 13

PEMBINAAN AKSEPTOR KB MELALUI KONSELING

Di susun oleh :

Nama :Cut Kharisma


Nim : 1812220003

Dosen : Khalidah, S.Tr.Keb.,MKM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) GETSEMPENA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

LHOKSUKON ACEH UTARA

TAHUN AJARAN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kita dapat menyusun makalah ini tepat pada

waktunya.Dalam makalah ini akan membahas mengenai “Pembinaan Akseptor KB Melalui

Konseling”

Dalam menulis makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami alami,

namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga kami mampu

menyesesaikannya.

Oleh Karena itu, kami harapkan saran dan kritik positif dan membangun dari semua

pihak agar makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca serta

berguna di masa yang akan datang.

Lhoksukon, Juni 2020

Penulis

Cut Kharisma

2
DAFTAR ISI

                                                  

KATA PENGANTAR................................................................................. . i

DAFTAR ISI............................................................................................... . ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ . 1

A. Latar belakang ....................................................................................... . 1

B. Rumusan masalah................................................................................... 1

C. Tujuan................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................... 2 

A. Pembinaan Akseptor KB.......................................................................... 2

B.Tujuan Dilaksanakan Pembinaan Konseling........................................... 2

C.Praktek Pembinaan Akseptor KB.......................................................... 7

BAB III PENUTUP..................................................................................... 9

A. Kesimpulan........................................................................................... 9

B.  Saran.................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk


menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Suratun, 2008).

Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015.
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa
kepada Tuhan YME. Dan dalam paradigma baru program ini misinya sangat menekankan
pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam
meningkatkan kualitas keluarga. Karena keluarga adalah salah satu diantara kelima matra
kepentingan kependudukan yang sangat mempengaruhi perwujudan penduduk yang
berkualitas. Berdasarkan visi dan misinya program Keluarga Berencana nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya peningkatan kualitas penduduk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pembinaan kepada akseptor KB ?
2. Bagaimana cara mempraktikkan pembinaan kepada akseptor KB ?
3. Apa saja macam-macam alat kontasepsi ?

C. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kontrasepsi
b. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam alat kontasepsi
c. Mahasiswa mampu melakukan pembinaan kepada akseptor

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Pembinanaan adalah usaha untuk memberi pengarahan dan bimbingan guna


mencapai suatu tujuan tertentu. Pembinaan Akseptor KB adalah upaya yang dilakukan
petugas KB dalam menjaga atau memelihara kelangsungan atau keberadaan peserta KB
dan institusi masyarakat sebagai peserta dan pengelola KB di daerahnya. Pembinaan
akseptor KB salah satunya melalui konseling.

Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan
dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik
konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan
secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang
ada. (buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi).

B. Tujuan Dilaksanakan Pembianaan Konseling

Tujuan dalam pemberian konseling kelurga berencana anatara lain :

1. Meningkatkan penerimaan, informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara


mendengarkan, berbicara dan komunikasi nonverbal meningkatkan penerimaan KB
oleh klien.
2. Menjamin pilihan yang cocok, konseling menjamin bahwa petugas dan klien akan
memilih cara yang terbaik sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi klien
3. Menjamin penggunaan cara yang efektif, konseling yang efektif diperlukan agar klien
mengetahui bagaimana menggunakan cara KB yang benar, dan bagaimana mangatasi
informasi yang keliru dan isu-isu tentang cara tersebut
4. Menjamin kelangsungan yang lebih lama, kelangsungan pemakaian cara KB akan
lebih baik bila klien ikut memiliki cara tersebut, mengetahui bagaimana cara kerjanya
dan bagaimana mengatasi efek sampingnya. Kelangsungan pemakaian juga lebih baik
bila ia mengetahui bahwa ia dapat berkunjung kembali seandainya ada masalah.
Kadang-kadang klien hanya ingin tahu kapan ia harus kembali untuk memperoleh
pelayanan.
5. Jenis Konseling Kebidanan, komponen penting dalam pelayanan KB dapat dibagi
dalam tiga tahap. Konseling awal pada saat menerima klien, konseling khusus tentang
cara KB, dan konseling tindak lanjut.
a. Konseling Awal, bertujuan untuk memutuskan metode apa yang akan dipakai,
didalamnya termasuk mengenalkan pada klien semua cara KB atau pelayanan
kesehatan, prosedur klinik, kebijakan dan bagaimana pengalaman klien pada
kunjungannya itu. Bila dilakukan dengan objektif, konseling awal membantu klien
untuk memilih jenis KB yang cocok untuknya. Beberapa hal yang harus

5
diperhatikan pada saat konseling awal antara lain menanyakan pada klien cara apa
yang disukainya, dan apa yang dia ketahui mengenai cara tersebut, menguraikan
secara ringkas cara kerja, kelebihan dan kekurangannya.
b. Konseling Khusus, mengenai metoda Kb memberi kesempatan pada klien untuk
mengajukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan membicarakan
pengalamannya, mendapatkan informasi lebih rinci tentnga cara KB ynag tersedia
yang ingin dipilihnya, mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang
cocok serta mendapat penerangan lebih jauh tentnag bagaimana menggunakan
metoda tersebut dengan aman, efektif dan memuaskan.
c. Konseling Tindak Lanjut, bila klien datang untuk mendapatkan obat baru atau
pemeriksaan ulang maka penting untuk berpijak pada konseling yang dulu.
Konseling pada kunjungan ulang lebih bervariasi dari pada konseling awal.
Pemberi pelayanan perlu mengetahui apa yang harus dikerjakan pada setiap
situasi. Pemberi pelayanan harus dapat membedakan antara masalah yang serius
yang memerlukan rujukan dan masalah ynag ringan yang dapat diatasi di tempat.

d. Langkah-Langkah Konseling Kb (Satu Tuju)


Dalam memberikan konseling. Khususnya bagi calon klien KB yang baru
hendaknya dapat diterapkan 6 langkah yang sedah dikenal dengan kata kunci SATU
TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena
petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien. Beberapa klien
membutuhkan lebih banyak perhatian pada langkah yang satu dibandingkan dengan
langkah lainnya. Kata kunci SATU TUJU dalah sebagai berikut :
a. SA : sapa dan salam
Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian
sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yan nyaman serta terjamin
privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri.Tanyakan kepada
klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
b. T : Tanya
Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara
mengenai pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan,
kepentingan, harapan, serta keadaan kesehatan dan kehidupan
keluarganya.Tanyakan konstrasepsi yan diiginkan ole klien. Berikan perhatian
kepada klien apa yang disampaikan oleh klien ssuai dengan kata-kata, gerak isyarat
dan caranya.Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien.Perlihatkan bahwa kita
memahami. Dengan memahami pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien kita
dapat membantunya.
c. U: Uraikan

Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang
paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi.Bantulah klien pada
jenis kontrasepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis- jenis lain yang ada.
Juga jelaskan alternative kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien.Uraikan
juga mengenai risiko penularan HIV/ Aids dan pilihan metode ganda.

6
e. TU : Bantu

Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa yang
paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk
menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan.Tanggapilah secara terbuka.
Petugas membantu klien mempertimbangkan criteria dan keinginan klien terhadap
setiap jenis kontrasepsi.Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan
dukungan dengan pilihan tersebut.Jika memungkinakan diskusikan mengenai pilihan
tersebut pada pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat
suatu keputusan yang tepat.Petugas dapat menanyakan : Apakah anda sudah
memutuskan pilhan jenis kontrasepsi? Atau apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan
digunakan.

f. J : Jelaskan

Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah


klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan perlihatkan alat/ obat
kontrasepsinya.Jelaskan bagaimana alat / obat kontrasepsi tersebut digunakan dan
bagaimana cara penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan
petugas menjawab secara jelas dan terbuka.Beri penjelasan juga tentang manfaat
ganda metode kontrasepsi, misalnya kondom yang dapat mencegah infeksi menular
seksual (IMS).Cek pengetahuan klien tantang penggunaan kontrasepsi pilihannya
dan puji klien apabila dapat menjawab dengan benar.

g. U : Kunjungan Ulang
Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian , kapan klien
akan kembali untuk melakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi
jika dibutuhkan.Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi
suatu masalah.
6. Langkah Pelaksanaan
Adakan penilaian terhadap proses dan hasil pelaksanaan program KB di wilayah
kerja, untuk memperoleh gambaran tentang kondisi hasil penggarapan bersama antara
lain seperti pencapaian PPM peserta KB baru maupun aktif, jumlah peserta KB lestari
dan kondisinya, keberadaan institusi masyarakat pedesaan, grup pelapor, peran serta
tokoh formal dan informasi.
a. Pelajari analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan sesuai dengan kondisi
hasil di atas.
b. Pelajari dan analisa faktor penyebab terjadinya kondisi di atas.
c. Bahas bersama pengelola yang lain untuk menentukan teknik dan cara meningkatkan
atau memperbaikinya sesuai dengan kondisi yang ada di daerah kerja.
d. Laksanakan pembinaan bersama pengelola program lainnya di desa garapan.

7
7. Ukuran Keberhasilan
a. Semakin terjaminnya kelangsungan kesertaan ber KB masyarakat, yang di tandai
dengan meningkatnya jumlah peserta KB aktif dan lestari.
b. Tersedianya jumlah institusi masyarakat pedesaan sesuai kebutuhan dan terjadinya
peningkatan sosok institusi.
c. Terbinanya keberadaan kelompok-kelompok bina keluarga dan meningkatnya
sosok kelompok-kelompok tersebut.
d. Berjalannya mekanisme operasional penggarapan program KB di daerah kerja.
8. Topik Yang Dibahas Dalam Konseling KB, 6 topik yang perlu dibahas dalam
konseling KB adalah:
a. Efektivitas (kemampuan metode kontrasepsi dalam mencegah kehamilan).
b. Keuntungan dan kerugian metode kontrasepsi.
c. Efek samping dan komplikasi dari metode kontrasepsi.
d. Cara penggunaan metode kontrasepsi dalam mencegah kehamilan.
e. Penggunaan kontrasepsi dalam pencegahan penyakit HIV/AIDS.
9. Kunjungan ulang bagi klien.
a. Sikap Bidan Dalam Melakukan Konseling KB (buku saku bagi petugas lapangan
program KB nasional Materi Konseling)
b. Melakukan klien dengan baik, Petugas bersikap sabar memperlihatkan sikap
menghargai setiap klien ciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klien dapat
berbicara secara terbuka dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi
sekalipun. Petugas meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia
klien dengan orang lain
1) Interaksi antara petugas dan klien, petugas harus mendengarkan, mempelajari
dan menanggapi keadaan klien karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan
tujuan reproduksi yang berbeda. Bantuan terbaik seorang petugas adalah
dengan cara memahami bahwa klien adalah manusia yang membutuhkan
perhatian dan bantuan. Oleh karena itu, petugas harus mendorong agar klien
berani berbicara dan bertanya.
2) Memberikan informasi yang baik kepada klien, dengan mendengarkan apa
yang disampaikan klien berarti petugas belajar mendengarkan informasi apa
saja yang dibutuhkan oleh seorang klien. Sebagai contoh pasangan muda yang
baru menikah mungkin menginginkan lebih banyak informasi mengenai
masalah penjarangan kelahiran. Bagi wanita dengan usia dan jumlah anak
cukup mungkin lebih menghendaki informasi mengenai metode operasi
(tubektomi dan vasektomi). Sedangkan bagi pasangan muda yang belum
menikah mungkin yang dikehendahi adalah informasi mengenai infeksi
menular seksual (IMS). Dalam memberikan informasi petugas harus
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien
3) Menghindari pemberian informasi ynag berlebihan, klien membutuhkan
menjelasan untuk menentukan pilihan (informed choice). Namun tidak semua
klien dapat menangkap informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu
banyak informasi yang diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien
dalam mengingat informasi yang penting. Hal ini disebut kelebihan informasi.

8
Pada waktu memberikan informasi petugas harus memberikan waktu bagi
klien untuk berdiskusi, bertanya dan mengajukan pendapat
4) Tersedianya metode yang diingini klien, petugas membantu klien membuat
keputusan yang dipilihnya, dan harus tanggap terhadap pilihan klien meskipun
klien menolak memutuskan atau menagguhkan penggunaan konrasepsi.
Didalam melakukan konseling petugas mengkaji apakah klien sudah mengerti
mengenai jenis kontrasepsi, termasuk keuntungan dan kerugiannya serta
bagaimana ara penggunaannya. Kontrasepsi mengenai alat yang dibpilih
dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis kontrasepsi dalam program
keluarga berencana. Petugas mendorong klien untuk berpikir melihat
persamaan yang ada dan membandingkan antar jenis kontrasepsi tersebut.
Dengan cara ini petugas membantu klien untuk membuat suatu keputusan
(informed choice). Jika tidak ada halangan dalam bidang kesehatan sebaiknya
klien mempunyai pilihan kontrasepsi ynag sesuai dengan pilihannya. Bila
memperoleh pelayanan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya, klien akan
menggunakan kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih efektif
5) Membantu klien untuk mengerti dan mengingat, petugas memberi contoh alat
kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar memahaminya dengan
memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya. Petugas juga
memperlihatkan dan menjelaskan dengan flip charts, poster, pamphlet atau
halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian bahwa klien
telah mengerti. Jika memungkinkan, klien mengingat apa yang harus
dilakukan juga dapat memberi tahu kepada orang lain.

C. Praktek Pembinaan Akseptor KB


1. Kondom
a. Efektivitas penggunaan kondom 88-98%.
b. Keuntungan penggunaan kondom: dapat mencegah penularan IMS/HIV/AID,
murah dan dapat dibeli secara umum.
c. Kerugian : pada kondom pria perlu menghentikan sementara aktivitas dan
spontanitas hubungan seks guna memasang kondom. Pada kondom wanita
insersinya relatif sukar.
d. Efek samping: adanya reaksi alergi, mengurangi kenikmatan hubungan seksual.
e. Cara penggunaan:
1) Kondom Pria, kondom harus ditempatkan sebelum penis mendekati genetalia
wanita karena virus HIV dapat ditemukan dalam cairan preejakulasi. Saat
menggunakan kondom dengan ujung datar harus disediakan ruang sepanjang
½ inci yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan sperma, untuk mengurangi
kemungkinan kondom robek pada saat ejakulasi.
2) Kondom Wanita, masukkan kondom wanita ke dalam vagina sampai
menyentuh serviks. Kunjungan ulang jika persediaan habis akseptor KB
kondom dapat kembali ke tempat pelayanan.

9
2. Pil
a. Sebelum melakukan pembinaan pada akseptor KB pil seorang bidan harus mengkaji
dulu apakah wanita tersebut mengalami retardasi mental atau tidak.
b. Efektifitas kontrasepsi pil 98,5% sampai lebih dari 99%.
c. Keuntungan kontrasepsi pil: penggunaan mudah dan murah, kesuburan dapat segera
kembali, tidak mempengaruhi ASI bagi yang menggunakan Pil KB tunggal.
d. Kerugian kontrasepsi pil: pemakaian harus disiplin setiap hari
e. Efek samping penggunaan pil kontrasepsi di mana setiap wanita memiliki mekanisme
pembentukan dan keseimbangan hormon yang berbeda-beda sehingga efek samping
yang ditimbulkan dari penggunaan pil juga berbeda.
f. Pemilihan dan penggunaan pil kontrasepsi.
g. Pertimbangan pemberian pil bergantung pada kondisi wanita tersebut.
h. Menunda kontrasepsi sampai minggu ketiga post partum akan menghindari
peningkatan resiko tromboflebitis dan tromboemboli selama dua minggu pertama post
partum.
i. Kontrasepsi pil kombinasi dan mini pil dapat digunakan segera setelah keguguran.
j. Cara penggunaan pil harus diminum setiap hari jika lupa minum 1 pil sebaiknya
minum pil tersebut segera setelah ingat.
k. Kontrasepsi pil tidak melindungi dari penyakit IMS/HIV/AIDS.
l. Kunjungan ulang penggunaan pil dapat dilakukan jika kontrasepsi pil sudah habis
atau jika klien mengalami efek samping yang berlebih.
3. Suntik
a. Efektivitas KB suntik lebih dari 99%.
b. Keuntungan penggunaan KB suntik : praktis, efektif dan aman, obat KB Suntik yang 3
bulan sekali tidak mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui.
c. Kerugian: tidak melindungi dari penyakit IMS/HIV/AIDS, adanya penambahan berat
badan.
d. Efek samping penggunaan kontrasepsi suntik: di bulan-bulan pertama pemakaian
terjadi mual, pendarahan berupa bercak di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri
payudara ringan biasanya akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga. Bila klien
mengalami menstruasi yang tidak teratur dan anjurkan minum supplement calcium
1000 mg setiap hari.
e. Kunjungan ulang pada klien yang menggunakan suntik 3 bulan/ 1 bulan. Pada
kunjungan ulang bidan harus menanyakan klien hal-hal yang berkaitan dengan
menstruasinya dan semua efek samping yang terjadi selama pemberian suntikan.
f. Keterlambatan klien dalam melakukan kunjungan ulang.

4. AKDR
a. Efektivitas penggunaan AKDR sangat efektif sekitar 99%.
b. Keuntungan penggunaan AKDR: praktis, efektif dan ekonomis, kesuburan dapat
segera kembali jika IUD dilepas, tidak mengganggu pemberian ASI.
c. Kerugian: tidak mencegah IMS/HIV/AIDS.

10
d. Efek samping: perdarahan lebih banyak dan lebih lama pada saat menstruasi, kadang-
kadang dapat disertai kram dan nyeri, biasanya akan hilang setelah 3 bulan, dapat
mengalami bercak pendarahan setelah 1 atau 2 hari pemasangan.
e. Cara penggunaan metode AKDR dipasang di dalam rahim biasanya pada saat klien
haid.
f. Pemberian informasi pada kartu yang diberikan kepada klien setelah pemasangan:
1) Nama AKDR yang digunakan.
2) Tanggal pemasangan AKDR.
3) Tempat yang tepat untuk meminta bantuan, informasi, atau bila ingin melepas
AKDR-nya.
4) Lama dalam mempertahankan AKDR. Apabila menggunakan Copper T 380 A,
alat tersebut efektif selama 8 tahun dan dapat dilakukan lebih awal apabila
diinginkan.
5) Cara klien memeriksa benang AKDR secara mandiri, selain memberi petunjuk
berkala tentang pemeriksaan AKDR rutinnya. Cara memeriksa benang AKDR
adalah sebagai berikut:
5. Norplant
1) Efektivitas penggunaan Norplant 99-99,8%.
2) Keuntungan metode Norplant: perlindungan jangkka panjang, pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
3) Kerugian: tidak melindungi dari penyakit IMS/HIV/AIDS.
4) Pemberian informasi tentang lama mempertahankan Norplant.
5) Efek samping dan tanda-tanda bahaya yang berkaitan dengan penggunaan
Norplant dan harus menghubungi tenaga kesehatan jika didapatkan tanda-tanda
seperti di bawah ini:
6) Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah.
7) Perdarahan yang banyak dari kemaluan.
8) Jadwalkan kunjungan ulang setelah pemasangan Norplant pada bulan pertama, 3
bulan, 6 bulan, 12 bulan.
6. Tubektomi dan Vasektomi
a) Bidan harus memberikan penjelasan tentang berbagai alternatif pengendalian
kehamilan permanen dan sementara.
b) Efektivitas penggunaan sterilisasi lebih dari 99%.
c) Keuntungan: permanen dan efektif, tidak ada efek samping jangka panjang dan
tidak mengganggu hubungan seksual.
d) Kerugian: harus dilakukan pembedahan, sterilisasi tidak melindungi dari
HIV/AIDS, tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak.
e) Efek samping sterilisasi: adanya kemungkinan infeksi luka, adanya rasa sakit yang
timbul ppada daerah pembedahan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan
dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan

Adapun jenis konseling antara lain konseling awal, konseling khusus, konseling
tidak lanjut. Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan konseling adalah
memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah; memahami, menghargai dan
menerima keadaan ibu; memberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami; menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan
sehari-hari dan menyusaikan isi penyuluhan konseling dengan keaadaan dan risiko yang
dimiliki ibu.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah yang ini pembaca dapat memahami materi
tentang pembinaan akseptor KB khususnya bagi mahasiswa kebidanan dapat menjadi
acuan untuk pembelajaran tentang penggunaan KB. Makalah ini jauh dari sempurna,
maka dari itu kami mohon saran yang dapat meningkatkan dan membangun dalam
penyempurnaan makalah yang saya buat ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

NRC – POGI (1996), Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.

dr. Hanafi Hartanto (1994), KB dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan.

Biran Afandi, Kontrasepsi, Keluarga Berencana, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka, Sarwono Prawiroharjo, 1991

Mochtar. R. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1992,
Cetakan II

Sulistyawati, A. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

13

Anda mungkin juga menyukai