Dosen Pengampu
Dr.Yuliva, S.Sit,M.Kes
Disusun Oleh :
Puji serta syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Komunikasi
dalam Pratik kebidanan yang berjudul “Teori dalam Penambilan Keputusan
Klien” untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Komunikasi dalam Pratik
kebidanan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna namun berkat
bantuan, bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi inspirasi yang dapat menambah
wawasan serta dapat membantu proses pembuatan makalah bagi generasi
selanjutnya, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Strategi Membantu Klien Dalam Pengambilan Keputusan...................3
B. Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan..........................5
C. Tipe Pengambilan Keputusan................................................................6
D. Pemberian Informasi Efektif.................................................................6
E. Jenis-Jenis Keputusan...........................................................................7
F. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan.....................................................9
G. Elemen-Elemen Dasar Pengambilan Keputusan.................................10
H. Saat-saat Sulit Dalam Penerapan KIP/K.............................................13
I. Kesulitan Saat Konseling....................................................................16
J. Upaya untuk mengatasi kesulitan........................................................17
BAB III PENUTUP........................................................................................18
A. Kesimpulan..........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................19
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang
berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan
cara bidan membina hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun
dengan klien serta keluarganya.
Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan
oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan
melakukan konseling yang baik kepada klien. Karena melalui
komunikasi yang efektif serta konseling yang berhasil, kelangsungan dan
kesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan
wanita selama siklus kehidupan akan tercapai.
Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan
hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang
dilakukan secara professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan
kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan
perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi seorang bidan membantu klien dalam mengambil
keputusan?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan?
3. Apa saja tipe pengambilan keputusan?
4. Bagaimana cara kita memberikan informasi yang efektif?
5. Apa saja jenis-jenis keputusan yang dapat diambil oleh klien?
6. Jelaskan saat-saat sulit dalam penerapan KIP/K!
7. Apa saja elemen-elemen dasar pengambilan keputusan?
8. Bagaimana kesulitan-kesulitan saat konseling?
1
9. Bagaimana upaya untuk mengatasi kesulitan pengambilan keputusan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui strategi seorang bidan membantu klien dalam
mengambil keputusan
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
3. Untuk mengetahui tipe pengambilan keputusan
4. Untuk mengetahui cara memberikan informasi yang efektif pada klien
5. Untuk mengetahui jenis-jenis keputusan yang dapat diambil oleh klien
6. Untuk mengetahui saat-saat sulit dalam penerapan KIP/K
7. Untuk mengetahui elemen-elemen dasar pengambilan keputusan
8. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan saat memberikan konseling
9. Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi kesulitan pengambilan
keputusan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui strategi seorang bidan membantu klien dalam
mengambil keputusan
2. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan
3. Dapat mengetahui tipe pengambilan keputusan
4. Dapat mengetahui cara memberikan informasi yang efektif pada
klien
5. Dapat mengetahui jenis-jenis keputusan yang dapat diambil oleh
klien
6. Dapat mengetahui saat-saat sulit dalam penerapan KIP/K
7. Dapat mengetahui elemen-elemen dasar pengambilan keputusan
8. Dapat mengetahui kesulitan-kesulitan saat memberikan konseling
9. Dapat mengetahui upaya untuk mengatasi kesulitan pengambilan
keputusan.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
d) Analisis persoalan potensial (Potential Problem Analysis):
didasarkan pada perhatian peristiwa masa depan, yang mungkin
& dapat terjadi.
4
e. Hal-Hal Yang Perlu Ditekankan Kepada Klien Dalam
Pengambilan Keputusan
1. Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan
karena berkaitan dengan masalah kehamilan, persalinan dan
masa nifas. Pengambilan keputusan dibuat setelah klien diberi
informasi secukupnya untuk menimbang pilihan sesuai dengan
situasinya.
2. Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan
saran yang sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan
pribadi dan situasi.
3. Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.
5
Didasarkan kepada keterampilan individu dan kemampuan
melaksanakannya (untuk menilai potensi diri dan kepercayaan
diri)
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan social. Hubungan antara satu
orang dan orang lain mempengaruhi tindakan individu.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup social, ekonomi dan politik. Lingkungan
bisa mendukung maupun mengkritik.
6
b. Menggunakan bahasa sederhana
c. Gunakan alat bantu visual sewaktu menjelaskan
d. Beri kesempatan klien bertanya dan minta klien mengulang
hal-hal penting.
E. Jenis-Jenis Keputusan
Jenis-jenis keputusan diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu keputusan
yang direncanakan/ diprogram dan keputusan yang tidak direncanakan/
tidak terprogram.
1. Keputusan yang diprogram
Keputusan yang diprogram merupakan keputusan yang bersifat
rutin dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat
dikembangkan suatu prosedur tertentu. Keputusan yang diprogram
terjadi jika permasalahan terstruktur dengan baik dan orang-orang
tahu bagaimana mencapainya. Permasalahan ini umumnya agak
sederhana dan solusinya relatif mudah. Di perguruan tinggi
7
keputusan yang diprogram misalnya keputusan tentang
pembimbingan KRS, penyelenggaraan Ujian Akhir Semester,
pelaksanaan wisuda, dan lain sebagainya (Gitosudarmo, 1997).
8
berhubungan dg kriteria & mengidentifikasi risiko yg melekat pd
keputusan tsb.
9
Pengambilan keputusan yang terpaksa, karena sudah kritis: sesuatu
yang harus segera dilaksanakan.
Pengambilan keputusan yang reaktif: ”kamu telah melakukan hal itu
untuk saya, karenanya saya akan melakukan itu untukmu” sering kali
dilakukan dalam situasi marah atau tergesa-gesa.
Pengambilan keputusan yang ditangguhkan: dialihkan pada orang
lain, memberikan orang lain yang bertanggung jawab.
Pengambilan keputusan secara berhati-hati: dipikirkan baik-baik,
mempertimbangkan berbagai pilihan.
o Mengidentifikasi permasalahan
Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah
permasalahan diidentifikasi. Permasalahan merupakan kondisi
dimana adanya ketidaksamaan antara kenyataan yang terjadi dengan
apa yang diharapkan. Permasalahan dalam organisasi dapat berupa
rendahnya produktivitas, adanya konflik disfungsional, biaya
10
operasional yang terlalu tinggi, pelayanan tidak memuaskan klien,
dan lain-lain. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan
adanya identifikasi yang tepat atas penyebab permasalahan. Jika
penyebab timbulnya permasalahan tidak dapat diidentifikasi dengan
tepat, maka permasalahannya yang ada tidak dapat diselesaikan
dengan baik. Ada tiga kesalahan yang sering terjadi dalam
mengidentifikasi permasalahan, yaitu mengabaikan permasalahan
yang ada, pemusatan perhatian pada gejala dan bukan pada penybab
permasalahan yang sebenarnya, serta melindungi diri karena
informasi dianggap mengancan harga diri.
11
terbaik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang
hendak dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi merupakan
model yang baik untuk menilai berbagai alternatif yang telah
dikembangkan.
o Melaksanakan keputusan
Jika salah satu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka
keputusan tersebut kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah
ini sudah jelas, akan tetapi sering kali keputusan yang baik sekalipun
mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan benar.
Keberhasilan penerapan keputusan yang diambil oleh pimpinan
bukan semata-mata tanggung jawab dari pimpinan akan tetapi
komitmen dari bawahan untuk melaksanakannya juga memegang
peranan yang penting (Gillies, 1996; Gitosudarmo, 1997). Dalam
mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan seharusnya
juga mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan
tersebut. Betapapun baiknya suatu keputusan apabila keputusan
tersebut sulit diterapkan maka keputusan itu tidak ada artinya.
Pengambil keputusan membuat keputusan berkaitan dengan tujuan
yang ideal dan hanya sedikit mempertimbangkan penerapan
operasionalnya (Gitosudarmo, 1997).
12
maka pengambil keputusan perlu untuk mengambil keputusan
kembali atau melakukan tindakan koreksi. Masing-masing tahap dari
proses pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-
hati, termasuk dalam penetapan sasaran tujuan (Wijono, 1999;
Gitosudarmo, 1997).
13
Bila diam di tengah pertemuan konselor harus memperhatikan konteks
pembicaraan dan menilai mengapa hal ini terjadi. Lebih baik
menunggu beberapa saat, beri kesempatan pada klien untuk
mengekspresikan perasaan atau pikirannya, meskipun tidak nyaman.
Bila klien diam karena berfikir tidak perlu berusaha memecah
kesunyian atau menunjukkan sikap tidak menerima.
2. Klien Menangis
Tenangkan klien dengan menyentuh badan (menepuk-nepuk bahu
atau memegang tangan klien) secara hati-hati.
14
6. Klien menolak bantuan konselor
Ditunjukkan dengan klien enggan bicara. Tekankan hal positif,
paling tidak klien telah datang dan berkenalan dengan konselor,
mungkin klien mau mempertimbangkan kembali. Sarankan untuk
melakukan pertemuan lanjutan.
15
bersikap sedikit berbeda dengan sikap diluar konseling terhadap
klien sebagai temannya.
16
J. Upaya untuk mengatasi kesulitan
1. Tiap individu memahami dirinya, dengan memahami diri sendiri
maka akan bisa mengatasi kesulitan-kesulitan bidan sendiri.
2. Untuk memperlancar komunikasi siapkan materi, bahan, alat untuk
mempermudah penerimaan klien.
3. Menguasai ilmu komunikasi, sehingga dapat melakukan konseling
pada semua klien dengan bermacam karakter dan keterbatasan
mereka.
4. Meletakkan kearifan sebagai dasar kepribadian konselor aktif.
5. Kearifan merupakan satu perangkat cirri kognitif dan afektif tertentu
yg secara langsung pada ketrampilan dan pemahaman hidup.
Karakteristiknya meliputi :
a. Aspek afektif dan kesadaran meliputi empati, kepedulian,
pengenalan rasa, deotomatisasi (menolak kecenderungan
kebiasaan, perilaku dan pola berfikir otomatik, menekankan
kesadaran tindakan dan pilihan yang bertanggungjawab).
b. Aspek kognitif meliputi penalaran dialetik (mengenal konteks,
situasi, berorientasi pada perubahan yang bermanfaat.
17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat penting bagi
klien untuk menyelesaikan masalah kegawatdaruratan terutama yang
berhubungan dengan kebidanan. Dalam konseling pengambilan
keputusan mutlak diambil oleh klien, bidan hanya membantu agar
keputusan yang diambil klien tepat. Oleh karena itu seorang bidan
harus mampu memahami keadaan klien, sehingga dalam pengambilan
keputusan, klien bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk
dirinya.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://meismidwife.wordpress.com/2013/04/15/makalah-strategi-membantu-
klien-dalam-mengambil-keputusan/
19