NAMA KELOMPOK I :
1. NOFITRIANI SENSILIA DIMU
NIM : 202215302006
2. MEGARIA LATIKA DAUD
NIM : 202215302010
3. A.A. ISTRI DINDA PERMATA DEWI
NIM : 202215302007
PRODI : D-IV KEBIDANAN (SEMESTER I)
DOSEN PENGAMPU : KADEK WIDIANTARI, S. ST, M. KES
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Critical
Thingking, Critical Reasoning, Infermed Choice And Informed Consent” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ( Dosen
Kadek Widiantari, S. ST, M.Kes) pada Mata Kuliah Pengantar Praktik Kebidanan. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................2
1.3 TUJUAN ...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN CRITICAL THINGKING (BERFIKIR KRITIS)........................4
2.2 TUJUAN CRITICAL THINKING.........................................................................5
2.3 LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN
PRINSIP CRITICAL THINGKING DAN LANGKAH-LANGKAH YANG
DISARIKAN DALAM ELMANSY (2016)............................................................6
2.4 PENGERTIAN CRITICAL REASONING............................................................7
2.5 PENGERTIAN INFORMED CHOICE.................................................................8
2.6 PERAN BIDAN DALAM INFORMED CHOICE................................................9
2.7 PENGARTIAN INFORMED CONSENT.............................................................10
2.8 TUJUAN INFORMEND CONSENT ...................................................................11
2.9 DASAR HUKUM INFORMED CONSENT ........................................................12
2.10 BENTUK, FUNGSI DAN UNSUR INFORMED CONSENT..............................13
2.11 PEMBUATAN DAN PENGGUNA INFORMED CONSENT..............................14
1.3. Tujuan
1. Mengetahui tentang critical thingking dan critical reasoning?
2. Mengetahui tentang informed choice dan informed consent?
BAB II
PEMBAHASAN
2.9 Dasar Hukum Informed Consent
Informed Consent untuk tindakan medik telah diatur dalam Permenkes No.
290/2008 sebagai langkah yang paling penting untuk mencegah terjadinya konflik
dalam masalah etik antara tenaga kesehatan / bidan dengan pasien.
Dasar hukum proses Informed Consent: :
- UUD RIZ tahun 1945
- UU No.39/1999 tentang HAM
- UU No.36/2009 tentang Kesehatan
- UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit
- UU No.29/2004 tentang Praktik Kedokteran
- Permenkes No.290/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
Sedangkan aspek hukum persetujuan tindakan medis:
- Pasal 1320 KUH Peardat syarat sahnya persetujuan
- KUH Pidana pasal 351
- UU No.23/1992 tentang Kesehatan pasal 53
- UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 45 ayat 1-6
3.1 Kesimpulan
Berfikir kritis adalah suatu cara berpikir tentang subjek , konten, atau
masalah yang dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan
memaksakan standar yang tinggi atas intelektualitas mereka.
Reasoning adalah cara berfikir manusia unrtuk merespon seseorang dengan
menganalisis fakta untuk membentuk penilaian.
Informed Consent adalah persetujuan tindakan kebidanan atau kedokteran
yang diberikanoleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan
secara lengkapmengenai tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Informed Choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan
tentangalternatif asuhan yang akan dialaminya, pilihan (choice).Persetujuan
(consent) penting dari sudut pandang bidan, karena berkaitan dengan aspek hukum
yang memberikan otoritas untuksemua prosedur yang dilakukan oleh bidan.Pilihan
(choice) lebih penting dari sudut pandangwanita (pasien) sebagai konsumen
penerima jasa asuhan kebidanan.