Anda di halaman 1dari 14

Ibu Dr.Syamsuryati.S.ST.,SKM.

,Kes

MAKALAH

ANALISIS SITUASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

OLEH

KELOMPOK 11

SANDRA ANANDA : A1A221035

DINA MUHRIM : A1A221036

HAMSIDAR : A1A221038

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Analisis Situasi Dan Pengambilan Keputusan

”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan

Reproduksi . Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya

dalam bidang medis. Serta pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana dan apa

saja sebenarnya Analisis Situasi Dan Pengambilan Keputusan

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu,

kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi

segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah

membantu selama proses penyusunan makalah ini.

Makassar 2022

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................3

DAFTARPUTAKA.........................................................................................14

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.............................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Analisis Situasi Dan Pengambilan Keputusan .........................…… 7

B. Langkah-Langkah Dalam Menganalisis Situasi Pengambilan Keputusan……8

C. Model keputusan .......................................................................................…….12

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................................................13

B. SARAN ............................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis

terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data,

menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang

tepat. Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah

kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan

keperawatan dan kebidanan.

Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan

keperawatan dan kebidanan, tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan

merencanakan perubahan. Perawat dan bidan pada semua tingkatan posisi

klinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambil

keputusan yang efektif, baik sebagai pelaksana/staf maupun sebagai

pemimpin. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan

merupakan bentuk sinonim.

Pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan

pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek.

Pengambilan keputusan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan

menggunakan proses yang sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua

pengambilan keputusan dimulai dengan situasi masalah. Pemecahan masalah

termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang difokuskan

4
untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat

digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang

seharusnya ada”. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang

efektif diprediksi bahwa individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis

dan mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan dan role model di

lingkungan kerjanya.

Hubungan perawat klien adalah dasar dari praktik keperawatan yang

berfokus pada pasien (patient centered care). Keterlibatan pasien merupakan

inti dari proses keperawatan, sehingga partisipasi pasien dalam proses

keperawatan menjadi penting dalam penentuan kualitas dan efektifitas dalam

pelayanan asuhan keperawatan. Membina hubungan ini didasarkan pada

hubungan yang percaya, menghormati dan hubungan profesianal dengan

mengedepankan nilai etik dan disiplin profesi. Selama praktek, profesional

keperawatan menghadapi sejumlah situasi yang berbeda melibatkan klien dan

pemenuhannya yang berbeda pula. Proses pengambilan keputusan klinis

merupakan komponen penting dalam proses keperawatan (Diana Catarina,

2009), sehingga dibutuhkan kemampuan perawatan karena Keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan yang dimilikiperawat dapat menghambat

perawat dalam mengambil keputusan mengenai perawatan yang akan

diberikan kepada klien yang akan berakibat fatal terhadap klien (Kozier et al,

2010). Penilaian dan keputusan klinis sangat dibutuhkan untuk mendapatkan

kualitas pelayanan yang optimal. Pemberian asuhan keperawatan harus

5
berdasarkan nilai-nilai dan etika yang dianut oleh klien dan nilai-nilai

profesional asuhan keperawatan. Mengkombinasikan nilai profesional, etik

dan nilai yang di anut klien akan meningkatkan pelayanan, identifikasi

kebutuhan dan masalah keperawatan lebih sistematis sehingga meningkatkan

pemahaman klien dalam pengambilan keputusan asuhannya (Doheni. 1992,

Potter. 2005, Jan florin. 2007).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud analisis dalam pengambilan keputusan ?

2. Apa saja langkah-langkah dalam menganalisis situasi pengambilan

keputusan ?

3. Apa saja jenis-jenis dalam analisis situasi ?

6
BAB II

PEMBAHASAN

A.Defenisi Analisis Situasi Dan Pengambilan Keputusan

Menurut Azwar (2009) suatu pelayanan kesehatan harus memiliki persyaratan

pokok yang memberi pengaruh kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya

terhadap penggunanaan jasa pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang baik

adalah pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau, mudah dicapai, tersedia di

masyarakat, bermutu serta berkesinambungan. Pelayanan juga harus bersifat wajar

dan dapat diterima oleh masyarakat. Pernyataan tersebut sependapat dengan

Anderson dkk (2007) yang menyatakan bahwa ada 7 karakteristik penyedia layanan

kesehatan yang diinginkan masyarakat. Ketujuh karakteristik pelayanan tersebut

adalah akses, komunikasi, karakter, kualitas proses pelayanan, kesinambungan

pelayanan, sarana fisik dan staf pendukung pelayanan. Pengambilan keputusan adalah

suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan

kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap

paling menguntungkan (Machfoedz, 2005). Menurut Kotler & Keller (2007)

keputusan pembelian merupakan sebuah tahapan konsumen secara aktual mengambil

keputusan pembelian. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli

merek yang disukai. Proses keputusan pembelian itu sendiri tergantung dengan

7
persepsi masing-masing konsumen. Keputusan membeli terjadi melalui proses

perilaku yang terdiri dari pengenalan masalah, mencari informasi, evaluasi terhadap

alternative dan hasil atau perilaku setelah membeli.

Pengambilan keputusan klinis akan memperlihatkan perbedaanantara perawat

dengan staf teknis, yaitu perawat akan cepat bertindak ketikakondisi pasien menurun

mendeteksi masalahnya dan berinisiatif untukmemperbaikinya. Benner (1984)

berpendapat bahwa pengambilankeputusan klinis sebagai keputusan yang terdiri atas

pemikiran kritis dan penuh pertimbangan, serta penetapan dari ilmu serta pikiran

kritis.Klien tentu akan memiliki keluhan yang berbeda-beda yangdipengaruhi oleh

kesehatan fisik, gaya hidup, budaya, hubungankekerabatan, lingkungan tempat

tinggal, hingga pengalaman klien itu sendiri.

B. Langkah-Langkah Dalam Menganalisis Situasi Pengambilan Keputusan

Bagaimana proses pengambilan keputusan para perawat selama ini dan

langkah-langkah yang dilakukan untuk mengambil keputusan ditinjau dari sisi

psikologi ada lima hal yang perrlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan:

1. Dalam proses pengambilan keputusantidak terjadi secara kebtulan.

2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono, tetapi harus

berdassarkan pada sistematika tertentu:

- Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan

diambil

8
- Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia

- Falsafah yang dianut organisasi

- Situasi lingkunganinternal dan eksternal yang akan memengaruhi

administrasi dan manajemen di dalam organisasi.

3. Masalah harus diketahui dengan jelas

4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul

dengan sistematis

5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai

alternatif yang telah dianalisis secara matang.

Pemberian asuhan keperawatan harus memeperhatikan klien dengan memberikan

penghargaan individu meliputi preferensi, keperluan, nilai-nilai, dan memastikan

bahwa semua pengambilan keputusan klinik telah mempertimbangkan dari semua

nilai-nilai yang diingini pasien (Comite if quality of health institute of medicine

2001). Beberapa konsep yang digunakan untuk menggambarkan berpikir kritis dalam

keperawatan adalah penalaran klinis, perumusan diagnostik, pengambilan keputusan,

penilaian, dan pemecahan maslah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Panggabean, 2019 kemampuan berfikir kritis perawat dalam pengambilan keputusan

klinis berhubungan erat dengan kemampuan berfikir kritis perawat. Berpikir kritis

digambarkan sebagai "sebuah proses, tujuan untuk membuat keputusan yang masuk

akal tentang apa yang harus percaya dan apa yang harus dilakukan". Pengambilan

keputusan klinis adalah sebuah proses yang melibatkan kedua penalaran diagnostik

9
dan penilaian klinis. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa

aspek yaitu:

1. Relevance, merupakn keterkaitan dari pernyataan yang dikemukakan

2. Importance, yatu penting atau tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang

dikemukakan

a. Novelty, yaitu kebaruan dari isi pikiran baik dalam membawa ide-ide atau

informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.

b. Outside material, yaitu menggunakan pengalamannya sendiri atau baha-

bahan yang diterimanya selama perkuliahan

c. Ambiguity clarified, yaitu mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut

jika dirasakan ada ketidakjelasan.

d. Linking ideas, yaitu senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan,

serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.

e. Justification, yaitu memberi buk, contoh atau justifikasi terhadap suatu

solusi atau kesimpulan yang diambil. Termasuk dalam memberikan

penjelasan mengenai keuntungan dan kerugian dari situasi atau solusi.

Hal ini bisa digunakan sebagai acuan dalam melakukan hubungan

interdisiplin. Pengambilan keputusan yang tepat akan meningkatkan kemandirian

klien dalam asuhannya serta membantu klien untuk menentukan pilihan bantuan yang

tepat sesuai dengan kondisinya. Klien yang mandiri akan menurunkan beban kerja

perawat sehingga pelayanan keperawatan akan lebih efektif dan efisien dalam

penggunaan sumber daya. Untuk itu dibutuhkan banyak dukungan dalam

10
implementasi shared clinical decision making ini, misal dibuatkannya SPO

pengambilan keputusan klinis keperawatan, meningkatkan sumber daya perawat

dengan menciptakan perawat yang caring perawat yang peka budaya perawat

memperhatikan etik, disiplin danbioteik keperawatn dalam setiap asuhahhnya sebagai

upaya untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi memberikan dukungan

kepada pasien.

Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis dapat digunakan tiga model,

yaitu: feeling, vision model, dan examine model yaitu:

a. Feling model, Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta

yang ditemukan. Dengan mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan

pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan. Contohnya

dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk dan

perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.

b. Vision model, untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan

menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide

tentang permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan

untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat

untuk merespon ekspresi.

c. Exsamine model, untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Model ini

digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, meguji,

melihat konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan sesuatu yang

berkaitan dengan ide.

11
C. Model Pengambilan Keputusan

Salah satu pengklasifikasian model-model pengambilan keputusan ini adalah

keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram.

1. Keputusan Terprogram (Programmed Decision) Suatu masalah yang

pemecahannya dilakukan secara berulang-ulang atau direncanakan dengan

sistematis maka disebut keputusan decision. Misalnya tentang pengangkatan

peringkat tenaga perawat, pengambilan keputusan berpedoman pada peraturan

ketentuan dan kebijaksanaan yang sudah ada

1. Keputusan Tidak Terpogram (Non Programmed Decision) Keputusan tidak

terprogram merupakan keputusan yang masalahnya tidak biasa atau khusus.

BAB III.

PENUTUP

12
A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelurusan literatur yang telah dilakukan maka

didapatkan bahwa berpikir kritis sangatlah penting dalam proses pengambilan

keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Pengambilan

keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif

sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu

pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Para perawat mengambil

keputusan menggunakan metode pengambilan keputusan yang berdasarkan

pada empat hal yaitu; (1) berdasar pengalaman, (2) berdasarkan

standar/prosedur tetap yang sudah ada, (3) berdasarkan pendidikan/teori yang

dimiliki, dan (4) berdasarkan pertimbangan orang yang lebih ahli. Lima dari

sepuluh subjek penelitian cenderung menggunakan pertimbangan ahli/dokter

ketika memutuskan tindakan. Para perawat/Bidan mengambil keputusan

dengan gaya pengambilan keputusan tipe decisive dan tipe fleksible sesuai

dengan bidang pelayanan jasa khususnya pelayanan di unit kegawatdaruratan

dan model bekerja secara tim.

B. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu

kritikan dan saran yang bersifat membangun dapat menyempurnakan makalah

ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

13
Eduardo, E. A., Peres, A. M., Almeida, M. L., Roglio,K. D., and Bernardino, E.

(2015). Analysis of the decision-making process of nurse managers: a

collective reflection. Rev Bras Enferm. 68(4):582-8

Haryanto, A. (2014). Hubungan Berfikir Kritis dan Waktu Tanggap Perawat dengan

Kualitas Asuhan Keperawatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam

Surabaya. Jurnal Sebelas Maret

Heni. (2017). Berfikir Kritis Dalam Proses Keperawatan. Jurnal Keperawatan, 3(1),

26-29

Mirsaidi,G., Lakdizaji, S., and Ghojazadeh, S. (2012). How Nurses Participate in

Clinical Decision- Making Process. Journal of Applied Environmental and

Biological Sciences. 2 (12). 620-624

Nibbelink, C.W. and Brewer, B.B. (2019). Decision-Making in Nursing Practice: An

Integrative Literature Review. US National Library of Medicine National

Intitute of Health.

Rahayu, C. D dan Mulyani, S. (2020). PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS

PERAWAT. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 1-11

Simamora, R. H. (2019). Menjadi perawat yang: CIH’HUY. Surakarta: Kekata

Publisher.

14

Anda mungkin juga menyukai