Alhamdulillahi Rabbil Alamiin. Banyak nikmat yang Allah swt. Berikan kepada kita semua.
Segala puji hanya layak untuk Allah, Tuhan seluruh alam atas segala rahmat, taufik. serta
hidayahnya yang tidak terkira besarnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami berterimakasih
yang sebesar-besarnya semoga semua ini bisa memberikan sedikit pemahaman dan
pengetahuan serta tuntunan pada langkah yang lebih baik lagi, meskipun kami berharap isi
dari makalah tentang Pengambilan Keputusan Dalam Kerpikir Kritis ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan tetapi mungkin selalu ada yang kurang karena kita hanyalah
manusia biasa yang tak lupuk dari kesalahan dan kehilafan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan Tulisan.......................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Dalam Berpikir Kritis...................................................4
2.2 Latar Belakang Berpikir Kritis dalam Keperawatan..............................................................5
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Kritis..............................................................6
2.4 Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan..................................................................7
2.5 Cara Berpikir Kritis Yang Baik.............................................................................................8
2.6 Model Berpikir Kritis.............................................................................................................8
2.7 Manfaat Berpikir Kritis dan Pengambilan Keputusan..........................................................10
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
iii
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar
bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan kebidanan. Tidak
hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan keperawatan dan kebidanan,
tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan perubahan. Perawat
dan bidan pada semua tingkatan posisi klinis harus memiliki kemampuan
menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang efektif, baik sebagai
pelaksana/staf maupun sebagai pemimpin Penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan bukan merupakan bentuk sinonim. Pemecahan masalah dan proses
pengambilan keputusan membutuhkan pemikiran kritis dan analisis yang dapat
ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan keputusan merupakan upaya pencapaian
tujuan dengan menggunakan proses yang sistematis dalam memilih alternatif. Tidak
semua pengambilan keputusan dimulai dengan situasi masalah. Pemecahan masalah
termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan. yang difokuskan untuk
mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat digambarkan sebagai
kesenjangan diantara "apa yang ada dan apa yang seharusnya ada". Pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu harus
memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan adanya
bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya.
vi
berpikir kritis
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang karakteristik dari berpikir kritis.
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang strategi atau cara berpikir kritis dan
pengambilan keputusan.
6. Untuk mengetahui dan memahami tentang model dari berpikir kritis.
7. Untuk mengetahui dan memahami tentang manfaat berpikir kritis dan
pengambilan keputusan.
vii
BAB II
PEMBAHASAN
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi
seorang profesional. Berpikir kritis akan membantu profesional dalam memenuhi
kebutuhan klien. Berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah-sasaran
yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan data bukan perkiraan
(Alfaro-LeFevre 1995). Berpikir kritis berdasarkan pada metode penyelidikan ilmiah.
yang juga menjadi akar dalam proses keperawatan. Berpikir kritis dan proses
keperawatan adalah krusial untuk keperawatan profesional karena cara berpikir ini
terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah. Berpikir kritis adalah
proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran rasional dan cermat.
Menjadi pemikir kritis adalah sebuah denominator umum untuk pengetahuan yang
menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri. Pengetahuan didapat.
dikaji dan diatur melalui berpikir. Keterampilan kognitif yang digunakan dalam
berpikir kualitas-tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi-diri, berpikir ulang.
oposisi, tantangan, dan dukungan. Berpikir kritis mentransformasikan cara individu
memandang dirinya sendiri, memahami dunia dan membuat keputusan. Berpikir kritis
dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggung
jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
viii
2.2 Latar Belakang Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Saat perawat bertemu chien, perawat akan selalu menggunakan pemikiran.
Misalnya, menggunakan pemikiran untuk mengumpulkan data dan membuat
kesimpulan. Setelah membuat kesimpulan perawat akan menerapkan prblemsolving
dengan melakukan sesuatu pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan dasar
klein. Penerapan berpikik kritis dalam proses keperawatan diintregrasikan dalam
tahap-tahap proses keperawatan dan digunakan untuk pengkajian rumusan diaknusis
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
1. Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis
Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi
apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan. berpikir
tentang kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons
klien terhadap kondisi sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan
mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap
masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan
perawat untuk mengatasi masalah secara mandiri, an perlunya keterlibatan profesi
lain dan bekerja sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien
yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan demikian, berpikir kritis
pada tahap pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan data dan validasi.
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan yang
paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional.
Oleh karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi
masalah.
2. Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan
Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan pengetahuan untuk
mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan
keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan yang
tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan
bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit.
Bekerja dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal
ix
yang paling prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja
sama dalam pencapaian tujuannya.
x
2.4 Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan
konseptualisasi merupakan pemikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis
menjadi simbol-simbol dan disimpan di dalam otak.
2. Rasional dan Beralasan (reasonable)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar
kuat dari fakta atau fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi
dalam berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu fakta, dan
kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil.
Pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik
atau lebih buruk dibanding yang lain, dengan menjawab pertanyaan mengapa
bisa begitu dan bagaimana seharusnya.
5. Kemandirian Berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan secara
benar, dan dapat dipercaya.
6. Berpikir Kritis Adalah Berpikir Kreatif
Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya untuk
mencipta berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintesis
beberapa konsep.
7. Berpikir Adil dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang
xi
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan
penuh kesabaran dan kemauan, kemudian hasilnya disosialisasikan beserta
argumentasi mengapa memilih dan memutuskan seperti itu.
8. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
mencipta sesuatu pemikiran baru dan alternative solusi tindakan yang akan
diambil
xii
fakta-fakta yang tampaknya asing tanpa herupaya keras, sementara orang lain harus
berupaya keras.
2. Kebiasan (H)
Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang sehingga menjadi
sifat alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat diterima dalam
melakukan segala hal. Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu
tindakan tanpa harus memikirkan sebuah metode dari setiap kali ia akan bertindak.
Ada kebiasaan lain yang asal pemikirannya tidak jelas, ini adalah proses intuitif.
Intuisi sering dijelaskan sebagai sebuah reaksi dari dalam diri. Polanyi (1964)
menjelaskan fenomena serupa. yang disebut pengetahuan yang diam, yaitu langkah
penemuan pengetahuan itu tidak dapat diidentifikasikan.
3. Penyelidikan (I)
Penyelidikan adalah memeriksa isu
secara sangat mendetail dan mempertanyakan isu yang mungkin segera tampak
dengan jelas. Apabila anda menggunakan tingkat pertanyaan ini dalam situasi
sosial, anda akan disebut
terlalu memaksa. Penyelidikan termasuk menggali dan mempertanyakan segala
hal terutama asumsi pribadi seseorang dalam situasi tertentu. Penyelidikan berarti
tidak menilai sesuatu berdasarkan bentuk luarnya, mencari faktor-faktor yang
kurang jelas, meragukan semua pesan pertama, dan memeriksa segala sesuatu,
walaupun hal tersebut tampak tidak bermakna.
4. Ide baru dan Kreativitas (N)
Ide baru dan Kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi anda.
Ide baru dan Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan
akar dari asuhan yang diindividualisasi atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi
klien. Banyak hal yang dipelajari perawat yang harus digabungkan, disesuaikan,
dan dikerjakan ulang untuk menyesuaikan dengan setiap situasi klien yang unik.
5. Mengetahui Bagaimana Anda Berpikir (K)
Bagaimana anda berpikir adalah model T.H.IN.K. yang terakhir, tetapi bukan
tidak penting, berarti berpikir tentang pemikiran seseorang. Berpikir tentang
pemikiran disebut metakognisi sebuah kata yang terdiri dari kata awalan, meta,
yang berarti diantara atau ditengah-tengah dari, dan kognisi, yang berarti proses
mengetahui. Apabila anda berada ditengah-tengah proses mencari tahu, Anda
akan mengetahui bagaimana Anda berpikir. Mengetahui bagaiman anda berpikir
xiii
tidak sesederhana seperti yang terdengar. Sebagian besar kita hanya berpikir, kita
tidak menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan bagaimana kita berpikir.
xiv
6. Tidak mudah dimanfaatkan oleh orang lain
Kasus tentang merasuknya aliran agama yang berseberangan dengan ajaran-ajaran
agama, seperti terorisme kian marak terjadi. Salah satu objek yang seringkali
menjadi korban adalah mahasiswa. Namun, hal itu tidak akan terjadi jika kamu
terus mengasah soft skill berpikir kritis.
xv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayan asuhan keperawatan
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prisip.
argumen, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas.
Proses keperawatan yang didasarkan pada paradigma model adaptasi dari Roy dan
PNI mempunyai kerangka berpikir kritis yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya secara koherensi. Sakit terjadi jika individu tidak mampu beradaptasi
secara holistis dari stresor yang didapatkan. Intervensi keperawatan bertujuan
sebagai stimulus terhadap stres (sakit) yang berperan memperbaiki jenis koping
(cognator) individu melalui proses pembelajaran. Perbaikan respons cognator
berpengaruh terhadap sistem hormonal yang dirambatkan melalui mekanisme HPA-
Aksis mempunyai efek terhadap respons imunitas (Th) dalam Roy disebut regulator.
3.2 Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini untuk memperjelas dalam pembahasan
Berpikir Kritis Dalam Bidang Keperawatan. apabila ada kekeliruan atau tidak
jelasnya dalam membuat makalah ini dapat menghubungi penyusun, dan apabila ada
kekurangan dari materi ini diharapkan pembaca dapat membantu dalam memperbaiki
makalah ini. Terima Kasih.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Deswani. 2009, Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
http://calonsarjanabangsa.blogspot.com/2018/12/makalah-berfikir-kritis-
dalam-bidang.html https://baixardoc.com/documents/berpikir-kritis-
dan-pengambilan-keputusan-5dbde771688fd
https://xdocs.tips/doc/berpikir-kritis-keperawatan-1-1-9877izqxkesz
https://iteha.ac.id/blog/manfaat-berpikir-kritis-bagi-mahasiswa/
xvii