Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PRESEPSI PERAWAT MEMBUAT KEPUTUSAN KLINIS”

Dosen pembimbing : Ns. La Masahuddin, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH:

IMELDA SOLONG (202205124)

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Presepsi perawat dalam membuat
keputusan klinis” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Makassar, 17 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan Masalah..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

A. Berfikir kreatif untuk bekerja dalam sistem yang holistic, belajar


seumur hidup dalam membuat keputusan..................................................
B. Memprioritaskan keputusan selama di rawat atau dalam masa
pengobatan pasien.....................................................................................
C. Mereflesikan pada alasan/dasar keputusan dalam pemberian tindakan
keperawatan/klinis......................................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses yang mencakup


semua penilaian tindakan yang diperlukan untuk membuktikan dan
memperlihatkan mana pilihan terbaik dalam menyelesaiakan suatu masalah
tertentu. Keputusan secara harfiah berarti pilihan. Pilihan yang dimaksud di
sini adalah sebuah pilihan dari dua atau lebih kemungkinan yang ada, atau
dapat dikatakan pula sebagai keputusan dicapai setelah dilakukannya
pertimbangan dengan memilihsatu kemungkinan pilihan yang ada.Keputusan
dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan. Setiap
keputusan adalah akibat dari sebuah proses dinamis yang dipengaruhi oleh
banyak kekuatan, pengambilan keputusana bukan merupakan prosedur yang
tetap akan tetapi sebuah proses yang terstruktur.

Dalam mengambil keputusan tentu di perlukannya proses ataupun


tahapan-tahapan. Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang
rasional untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada awal dari
tahap perencanaan. Prosesnya mulai dan berakhir dengan pertimbangan
yang logis. Dalam pengambilan keputusan tentu akan dihadapkan dengan
suatu masalah. Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses
pengambilan keputusan. Tetapi, tidak semua pengambilan keputusan dimulai
dengan masalah. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan saling
berkaitan dan efektif diprediksi bahwa individu harus memiliki kemampuan
untuk berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan di
lingkungan kerjanya.
Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah sebuah
kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan
keperawatan. Tenaga kesehatan perlu memiliki kemampuan dalam
pengambilan keputusan yang tepat dan akurat terkhusus untuk perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan untuk dapat menyelamatkan pasien
yang dihadapi. Ketika menjalankan tugasnya, seorang perawat pasti akan
dihadapkan dengan suatu keadaan dimana perawat tersebut akan
memutuskan tentang kondisi kesehatan klien atau pasien yang sedang ia
tangani. Kondisi kesehatan pasien yaitu terdiri dari pasien yang sehat dengan
pasien yang sakit.

Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat sebagai tenaga


kesehatan tentu perlu mengambil keputusan apa yang akan di berikan
kepada klien. Perawat melakukan pengambilan keputusan sebelum
melakukan tindakannya. Pengambilan keputusan juga sangat penting
keberadaannya dalam asuhan ataupun manajemen keperawatan. Seorang
perawat harus mampu mengambil keputusan klinis dengan melibatkan
pasien dan keluarga dalam asuhan keperawatannya.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang perlu dipersiapkan untuk bekerja dalam sistem yang holistic.
2. Jelaskan cara pengambilan keputusan dalam pengobatan pasien
C. Tujuan

1. Berfikir kreatif untuk bekerja dalam sistem yang holistic, belajar


seumur hidup dalam membuat keputusan
2. Memprioritaskan keputusan selama pengobatan pasien
3. Merefleksikan pada judgment dan keputusan dalam supervise klinis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Berfikir Kreatif untuk Bekerja Dalam System yang Holistic, Belajar


Seumur Hidup dalam membuat keputusan
Berfikir dalam keperawatan artinya perawat harus menggunakan
keterampilan intelektualnya untuk menciptakan pemikiran yang baru
dan kreatif. Berfikir adil dan terbuka yang artinya dapat merubah
pemikiran yang salah untuk menjadi yang benar dan lebih baik.
Sedangkan holistic merupakan suatu yang mendasari tindakan
keperawatan seperti dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan
spiritual. Dimensi ini merupakan satu kesatuan yang utuh. Holistic
terkait kesejahteraan terdapat dimensi yang memengaruhi seperti
fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Pengambilan keputusan klinis merupakan bagian dari proses
keperawatan dimana dalam pengambilan keputusannya harus
melibatkan klien. Definisi lain di jelaskan bahwa pengambilan
keputusan klinis keperawatan merupakan serangkaian keputusan
yang d I buat oleh perawat, dalam interaksi dengan pasien mengenai
pengkajian yang di dapat dari pasien/klien.
Pengambilan keputusan klinis oleh perawat adalah proses
komleks yang berpotensi mempengaruhi kualitas layanan yang di
berikan dan hasil pasien.
Sistem pendukung keputusan klinis (CDSS) adalah system
teknologi informasi kesehatan yang di rancanguntuk memberikan
dokter dan profesional kesehatan lainnya dengan dukungan
keputusan klinis (CDS), yaitu bantuan dengan tugas-tugas
pengambilan keputusan klinis. Secara umum CDSS sudah tersebar
secara luas dalam perspektif pemanfaatan, sumber pengetahuan dan
sumber data, berbagai jenis keputusan yang di tawarkan,
penyampaian informasi dan pengetahuan dan dampak dalam
pekerjaan.

Sistym pendukung keputusan klinis telah berkembang secara dramatis


selama 25 tahun terakhir dan kemungkinan akan berkembang secara
dramatis atau lebih dari pada itu

B. Mempriotaskan keputusan selama di rawat atau dalam masa pengobatan


pasien

Early Warning scoring adalah sebuah sistem scoring fisiologis yang


umumnya di gunakan di unit medical bedah sebelum pasien mengalami
kegawatan. Skoring EWSS di sertai dengan algoritme tindakan berdasarkan
hasil skoring dari pengkajian pasien. Early warning scores lebih berfokus
kepada mendeteksikegawatan dalam hal tersebut terjadi. Sehingga di
harapkan dengan tatalaksana yang lebih dini, kondisi yang mengancam jiwa
dapat tertangani lebih cepat atau bahkan di hindari, sehingga output yang di
hasilkan lebih baik.

Early Warning Sistem juga berpengaruh terhadap pengambilan


keputusan klinis. Hal tersebut di dukung oleh penelitian (fox, 15) yang
menghasilkan 95% partisipan mengatakan bahwa EWS dapat memberikan
instruksi yang jelas mengenai respon pasien, dan 70% partisipan sepakat
dengan adanya EWS dapat membantu mereka memutuskan untuk
memanggil dokter atau tidak. Partisipan lain juga menemukan bahwa EWS
membantu mereka identifikasi kebutuhan pasien dan pengambilan keputusan
klinis. Namun ada beberapa kondisi pasien yang lebih berat, perawat tidak
selaalu mengikuti alur EWS secara tekat. Referensi tersebut sejalan dengan
hasil penelitian, yang menunjukan bahwa perawat dalam menghadapi respon
klinis pasien masuk dalam kategori baik 952,6%) dan dalam menentukan
alur pendeteksian dini berada dalam kategori cukup (60,2%). Pada
pelaksanaan pelaporan perawat terhadap kondisi pasien terdapat pada
kategori baik (55,1%)

Setiap pasien layak mendapatkan pelayanan kesehatan dan


pengobatan yang terbaik. Perawat maupun kesehatan lainnya harus
berusaha meningkatkan kompetensinya agar dapat memberikan kesehatan
pelayanan dengan hasil yang terbaik. Pelayanan keperawatan yang baik di
berikan berdasarkan keputusan klinis yang tepat. Sebagai seorang perawat
profesional, membuat keputusan klinis yang tepat dapat di pengaruhi oleh
beberapa hal, di antaranya adalah pengalaman klinik yang di miliki, hasil-
hasil riset yang terbaik dan pilihan pasien terhadap tindakan klinis
keperawatan dengan sumber daya yang tersedia.

Perawat yang melaksanakan praktiknya atas dasar hal ketiga di atas


berarti ia telah melaksanakan model evidence-based practice (EBP). EBP
pertama kali di kenalkan dan di gunakan oleh tenaga medis, dokter yang
merupakan penggunaan bukti (evidence) ilmiah yang terkini dan terbaik
dengan jelas dan berhati-hati dalam membuat keputusan untuk pasien.

C .Mereflesikan pada alasan/dasar keputusan dalam pemberian tindakan


keperawatan/klinis

Pemberian keputusan merupakan ilmu di karenakan aktivitas tersebut


memiliki sejumlah cara, metode atau pendekatan tertentu yang bersifat
sistematis, tarator dan terarah. Ilmu dalam melakukan keputusan dalam
pemberian tindakan keperawatan/klinisdi dasarkan atas penerapan gaya
pemikiran yang di anut oleh seseorang dan persepsinya atas lingkingan dan
masalah.
Pemberian keputusan keperawatan di lakukan pada semua tahap
proses keperawatan. Sehingga seorang perawat harus mampu berfikir kritis,
berkomunikasi dengan baik sebagai suatu elemen penting dalam
pengambilan keputusan klinis, sehingga terjadi pembelajaran berkelanjutan
bagi pasien sehingga meningkatkan tingkat kemandirian pasien.

Ketepatan pemberian keputusan akan di pengaruhi oleh kompentisi


perawat, kemampuan berkomunikasi, lingkungan serta budaya. Penting bagi
perawat untuk selalu meningkatkan kapasitas dirinya dalam pemberian
asuhan keperawatan hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap perawat selanjutnya akan meningkatkan profesionalisme perawat.
Hal ini bisa di gunakan untuk menjadi acuan dalam melakukan hubungan
interdisiplin.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan yang tepat akan meningkatkan
kemandirian klien dalam asuhannya serta membantu klien untuk
menentukan pilihan bantuan yang tepat sesuai dengan kondisinya.
Klien yang mandiri akan menurunkan beban kerja perawat sehingga
pelayanan keperawatan akan lebih efektif dan efisien dalam
penggunaan sumber daya
B. Saran
Untuk berfikir cerdas seorang perawat harus mengembangkan
cara berfikir kritis dalam menghadapi setiap masalah dan pengalaman
baru yang menyangkut pasien dengan memiliki karakteristik percaya
diri, berfikir mendalam, keadilan, tangguang jawab dan akunbilitas,
mengambil resiko, disiplin, kegigihan, kreatif dan rasa ingin tahu.

Anda mungkin juga menyukai