Anda di halaman 1dari 9

Proses Pembuatan Program CNC

 
Pada pembahasan kali ini, kita mencoba membahas bagaimana implementasi atau penerapan dari
pembahasan materi dipertemuan kesatu. Setidaknya ada sembilan tahapan yang harus dilakukan
oleh seorang programmer CNC, diawali dengan pendefinisian model berupa file CAD (Cad
Data) baik dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Kemudian data CAD tersebut di kirim
(export file) ke dalam perangkat lunak CAM (software CAM), Setelah berhasil mengirim CAD
data  menjadi CAM data  berikutnya adalah penentuan referensi koordinat di Model CAM,
dilanjutkan dengan langkah pendefinisian material, kemudian penentuan strategi lintasan alat
potong,  dilanjutkan dengan pendefinisian alat potong, kemudian perencanaan program CAM,
setelah perencanaan program didefinisikan maka kita bisa mmensimulasikan lintasan pada
perintah simulasi program dan jika lintasan sesuai dengan kriteria yang diinginkan maka tahap
terakhir adalah mengeluarkan lintasan program dalam bentuk G-Code (Generate G-Code).
 
 
Berikut adalah Gambaran Alir/Alur Proses dalam pembuatan program CNC.
 
 

 
 
gambar 1: Alur Proses Pembuatan Program CNC
 
 
 
Jadi dalam pembahasan kedua ini, ada sembilan tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan
program CNC, yaitu :
 
 
 
 CAD File (gambar Model dalam bentuk soft file)
 Export Data (CAM Mode) (pengiriman data/file dari CAD mode ke CAM mode)
  Main Koordinat  (Penentuan titik referensi utama koordinat)
  Stock Material (Pendefinisian material yang digunakan)
  ToolPath Strategy (perencaan strategi lintasan yang diinginkan)
  Tool Selection (pemilihan alat potong yang di gunakan)
  Procedure Processes (tahapan proses bagaimana program dibuat)
  Program Simulate (simulasi program CNC)
 Generate G-Code (mengeluarkan program dalam bentuk G-Code)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Berikut adalah penjelasan dari setiap tahapan yang dilakukan :

1.  CAD File (gambar Model dalam bentuk soft file)


 
Sebuah data CAD dapat dibuat melalui perangkat lunak CAD. CAD singakatan dari Computer
Aided Design, merupakan software aplikasi yang dikhususkan untuk membuat model design
baik 2D atau 3D yang ditujukan baik untuk mendapatkan informasi ukuran (dimensi), bentuk,
komunikasi geometri suatu produk, atau featue suatu permukaan atau bentuk tertentu. Hari
banyak sekali perangkat lunak yang digunakan untuk tujuan pembuatan model CAD, diantaranya
AutoCAD, SolidWork, Catia, ProEng, TopSolid, Inventor, Cimatron, dan lain-lain. Hari ini
pengguna model CAD sangat banyak yang di bisa implementasikan diantaranya : mechanical
Engineering, arsitek, pertambangan, kedokteran, manufaktur, tataletak kota, geologi, teknik sipil
dan sebagainya.  Berikut adalah sebuah model “mouse” yang di buat dengan menggunakan
perangkat lunak CAD.
 
 
 

 
                   CAD File (gambar Model dalam bentuk soft file)
 
 
2.  Export Data (CAM Mode) (pengiriman data/file dari CAD mode ke CAM mode)
 
Pada tahap ini, model CAD yang sudah dibuat kita kirim filenya kepada perangkat lunak
pemesinan atau lebih dikenal dengan istilah perangkat lunak CAM.  CAM singkatan
dari Computer Aided Manufacturing , merupakan perangkat lunak yang ditujukan untuk
membuat lintasan program yang mengikuti kontur atau feature yang didefinisikan sesuai dengan
alat potong yang dipilih, parameter pemesinan yang ditentukan dan kontur geometri yang dipilih.
Hari ini perangkat lunak CAM sangat banyak sekali, bahkan dalam perangkat lunak CAM sudah
terintegrasi dengan perangkat lunak CAD, sehingga perangkat lunaknya melingkupi kebutuhan
CADCAM dalam satu isoftware. Contoh dari perangkat lunak CAM adalah SolidCAM,
DellCAM, Cimatron, TopSolid, Catia, ProEng, dan lain sebagainya.
Pada tahap ini, ada dua cara yang bisa dilakukan ketika kita mau berinteraksi dengan software
CAM, yaitu :
 
 Perintah mengambil data dari perangkat lunak yang berbeda, pengambilannya mengikuti file
extension dari file CAD asli.
 Jika pembuatannya dilakukan pada software yang sudah terintegrasi CADCAM, maka data
file CAD selanjutnya di export ke mode CAM. Kelebihan dari CADCAM yang terlingkup
dalam satu software proses editting model CAD bisa langsung dilakukan dengan penyesuaian
pada program CAM yang sangat mudah (dinamis).
 
 
 

 
Gambar  3 : contoh menu bar dari CAM
 
 

 
 
Gambar 4 : contoh menu bar dari CAD

 
3.Main Koordinat  (Penentuan titik referensi utama koordinat)
 
Pada saat kita membuat program CNC, dan sudah masuk pada tahap berinteraksi
dengan software CAM,  maka penentuan titik koordinat utama menjadi sangat penting. Hal ini
perlu karena titik koordinat yang dimaksud menginformasikan :
 
 
 Jika beriteraksi dengan model CAD berarti titik acuan model gambar.
 Jika berinteraksi dengan model CAM berarti titik acuan program
 Jika berinteraksi dengan mesin CNC berarti titik acuan NOL benda kerja didefinisikan.
 Jika berinteraksi dengan mesin CMM (Coordinat Measuring Machine) berarti titik acuan
pengukuran.
 
 
Gambar 5: Titik utama koordinat Pemrograman
 

 
4.  Stock Material (Pendefinisian material yang digunakan)
 
Sebuah perangkat lunak CAM merupakan kondisi virtual dari sebuah aktifitas nyata yang
dilakukan oleh sebuah proses produksi pada mesin CNC, artinya pada sebuah program CAM
harus bisa merepresentasikan kondisi sebenarna yang terjadi. Untuk hal ini, mendefinisikan
geometri material merupakan langkah pendekatan (toleransi 0,00) sehingga upaya pembuatan
program CAM sesuai dengan kenyataan ketika program di jalankan di mesin. Beberapa pilihan
yang bisa dilakukan dalam mendefinisikan material diantara mengambil pendekatan
model surfaces, countours, bounding box, atau di buat sendiri model materialnya sesuai dengan
raw material yang sebenarnya. Beberapa kondisi realita yang terjadi dilapangan yang sering kita
jumpai, diantaranya :
 
1.      Material hasil proses pengecoran logam (casting)
2.      Material hasil proses pemesinan sebelumnya
 
3.      Material standar dari pabrikan baja/besi.
 
 

Gambar 6: pendefinisian material dengan kondisi awal berupa kotak pejal


 
 
 
5.  ToolPath Strategy (perencaan strategi lintasan yang diinginkan)
 
Dalam sebuah proses pemesinan atau manufaktur terutama untuk proses material removal , kita
mengenal proses pengasaran (roughing) dan finishing dalam sebuah proses pemesinan. Maka
dalam proses pembuatan lintasan program utuk sebuah proses roughing dan finishing pastinya
berbeda. Selain itu juga dalam CAM kita juga mengenal strategi lintasan untuk karakter
pergerakan sumbu 2,5 axis, 3 axis, 4 axis bahkan sampai 5 axis. Penjelasan untuk proses
pembuatan program 2,5 axis, 3 axis , 4 axis dan 5 axis, semoga bisa di bahas lebih mendetail lagi
pada tema bahasan berikutnya.
 
Pada program model “mouse” saat ini saya memilih strategy lintasannya untuk permukaan atas
dengan asumsi programnya untuk sebuah proses finishing. Dengan strategi lintasan alat potong
yang dipilih adalah 3-axis.
 
 
 
6.   Tool Selection (pemilihan alat potong yang di gunakan)
 
Alat potong/tooling atau cutter dalam proses material removal merupakan komponen yang
sangat menentukan terhadap tercapainya bentukan geometri tertentu, baik dari segi dimensi,
ataupun feature  sebuah permukaan.  Artinya pemilihan alat potong yang tepat akan sangat
berpengaruh terdapat produk yang akan dibuat. Alat potong yang tersedia di pasaran sangat
banyak variasi dan tipenya, dari mulai produk dengan kualitas biasa sampai dengan produk
premium, tapi terlepas dari itu semua secara prinsip ada tiga hal jenis alat potong yang harus kita
kenali terutama untuk proses pemesinan milling. Ketiga jenis tipe alat potong tersebut
adalah : Ball End, Flat End, dan Bull nose.  Sebagai gambaran Ball End digunakan untuk proses
terakhir (finishing) posisi paling kiri pada gambar dibawah , Flat End digunakan untuk proses
kasar (roughing) posisi ditengah pada gambar dibawah, dan Bull nose digunakan untuk
proses semi-finishing (posisi sebelah kanan pada gambar dibawah).
 
Pada program yang di buat sekarang, jenis alat potong yang digunakan adalah tipe ball End.
 

 
 
7.   Procedure Processes (tahapan proses bagaimana program dibuat)
 
 
Dalam menentukan langkah program yang dibuat, ada empat secara garis besar yang harus
diperhatikan, yaitu : motion parameter, cutter, machine parameter, dan geometry. Semua
prosedur diatas harus di isi dengan benar sesuai dengan data yang ada dan informasi yang
direkomendasikan. Untukpergerakan alatpotong baik posisi awal dan posisi akhir pergerakan
harus kita kendalikan. Kemudian, berapa ukuran material yang harus disisakan atau dilebihkan
untuk proses selanjutnya. Kemudian posisi turun alat potong apakah tegaklurus atau membentuk
kemiringan pada derajat tertentu harus kita kendalikan, besarnya pemakanan setiap satu kali
pemakanan. Berapa putaran alat potong, penentuan feeding, penentuan daerah (geometri)
semuanya harus kita isi dalam tahapan prosedur ini.

 
Gambar 8 : parameter lintasan program
 
Setelah semua parameter program di isikan, dan sesuai dengan karakter lintasan yang diinginkan,
maka kita bisa meng-calculate program, sehingga tampil seperti pada gambar dibawah.
 

 
Gambar 9 : lintasan program yang dihasilkan.
 
8. Program Simulate (simulasi program CNC)
 
 
Setelah lintasan program didapat, maka sebuah persyaratan untuk bisa mensimulasikan lintasan
dalam proses material removal selesai. Sehingga dari sini kita bisa melihat bahkan menganalisa
ketercapaian dari feature yang akan di buat.

Gambar  10 : visualisasi simulasi program


 
 
9.  Generate G-Code (mengeluarkan program dalam bentuk G-Code)
 
Tuujuan akhir dari pemrograman CNC adalah didapatnya sintax program yang sesuai dengan
tahapan prosedur proses pemesinan, dengan pengendalian koordinat pergerakan sumbu axis
beserta dengan perintah G-code dan M-code . Pada beberapa post-prosessor yang bisa
menghasilakan G-code dan M-Code secara umum kita harus meng_edit program yang dihasilkan
terutama untuk baris bagian header program.
 
 
 
Gambar 11 :  list program G-Code yang dihasilkan.
 
 
 
      Demikianlah  pembaca yang terhormat, semoga tulisan ini bermanfaat bagi
kita semua. Amiin.

Anda mungkin juga menyukai