Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI BAB 7

Soal Latihan:
1. Jelaskan cara kerja pengendali tegangan AC satu fase!
2. Buatlah satu kasus, kemudian hitung tegangan keluaran dan daya yang
dikirim ke beban bila di ketahui tegangan masukan serta impedansi beban
pada pengendali tegangan AC satu fase!
3. Gambarkan bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran untuk beban
yang bersifat resistif, resistip-induktif!
4. Jelaskan cara kerja pengendali tegangan AC tiga fase terkendali penuh!
5. Buatlah satu kasus, kemudian hitung besarnya variasi tegangan dan daya
beban bila diketahui tegangan masukan serta impedansi beban pada
pengendali tegangan AC tiga fase terkendali penuh!
6. Gambarkan bentuk gelombang tegangan dan arus keluaran untuk beban
yang bersifat resistif pada pengendali tegangan AC tiga fase terkendali
penuh!
7. Jelaskan macam-macam rangkaian pengendali tegangan AC tiga fase
terkendali penuh! Lengkapi penjelasan Anda dengan gambar.

Jawaban:

1. Pengendali tegangan AC satu fase adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk
mengatur tegangan AC yang masuk ke suatu beban. Cara kerja dari pengendali
tegangan AC satu fase ini adalah sebagai berikut:
a. Tegangan AC masuk ke pengendali tegangan melalui sebuah transformer, yang
akan mengubah tegangan AC menjadi tegangan AC dengan tegangan yang lebih
rendah.
b. Tegangan AC yang telah diturunkan oleh transformer tersebut kemudian masuk ke
sebuah kapasitor, yang akan menyimpan energi listrik dan membantu menstabilkan
tegangan.
c. Setelah melewati kapasitor, tegangan AC akan masuk ke sebuah SCR (silicon
controlled rectifier), yang merupakan sebuah perangkat semi-konduktor yang dapat
mengatur arus listrik yang melewatinya.
d. SCR akan mengatur arus listrik yang melewatinya dengan cara mengatur waktu saat
arus listrik dapat melewatinya. Dengan cara ini, SCR dapat membantu mengatur
tegangan yang masuk ke beban.
e. Setelah melewati SCR, tegangan AC akan masuk ke beban, di mana tegangan
tersebut akan dipakai untuk menghasilkan energi listrik yang dibutuhkan oleh
beban.
Dengan cara kerja seperti ini, pengendali tegangan AC satu fase dapat membantu
mengatur tegangan yang masuk ke beban, sehingga tegangan yang diterima oleh beban
akan lebih stabil dan dapat digunakan dengan lebih efisien.

2. Untuk menghitung tegangan keluaran dan daya yang dikirim ke beban pada pengendali
tegangan AC satu fase, kita perlu mengetahui beberapa informasi seperti tegangan
masukan dan impedansi beban. Mari kita asumsikan bahwa tegangan masukan adalah
220 V dan impedansi beban adalah 10 ohm.
Dengan informasi tersebut, kita bisa menghitung tegangan keluaran dan daya yang
dikirim ke beban dengan menggunakan rumus-rumus dasar elektronika. Misalnya,
untuk menghitung tegangan keluaran, kita bisa menggunakan rumus V = I * Z, di mana
V adalah tegangan, I adalah arus, dan Z adalah impedansi. Dengan menggunakan nilai
tegangan masukan dan impedansi beban yang telah kita tentukan sebelumnya, kita bisa
menghitung tegangan keluaran sebagai berikut:
V = 220 V / 10 ohm = 22 V
Selanjutnya, untuk menghitung daya yang dikirim ke beban, kita bisa menggunakan
rumus P = V * I, di mana P adalah daya. Dengan menggunakan nilai tegangan dan arus
yang telah kita hitung sebelumnya, kita bisa menghitung daya yang dikirim ke beban
sebagai berikut:
P = 22 V * 220 V = 4840 W

Jadi, berdasarkan kasus yang telah kita buat, tegangan keluaran pada pengendali
tegangan AC satu fase adalah 22 V, sedangkan daya yang dikirim ke beban adalah 4840
W.
3. Bentuk gelombang tegangan dan arus yang keluar dari beban yang bersifat resistif
akan memiliki bentuk seperti gelombang sinus. Hal ini karena tegangan dan arus yang
mengalir ke dalam beban yang bersifat resistif akan mengalami penurunan secara linier
seiring dengan bertambahnya waktu.
Sedangkan untuk beban yang bersifat resistif-induktif, bentuk gelombang tegangan
dan arus yang keluar dari beban akan memiliki bentuk yang lebih kompleks.
Gelombang tegangan yang keluar dari beban ini akan memiliki bentuk seperti
gelombang sinus yang dikombinasikan dengan gelombang trapesium. Gelombang arus
yang keluar dari beban ini juga akan memiliki bentuk yang kompleks, dengan
gelombang sinus yang dikombinasikan dengan gelombang segitiga.
Gambar di bawah ini menunjukkan contoh bentuk gelombang tegangan dan arus yang
keluar dari beban yang bersifat resistif-induktif:

Dari gambar di atas, kita bisa melihat bahwa gelombang tegangan yang keluar dari
beban yang bersifat resistif-induktif memiliki bentuk yang lebih kompleks
dibandingkan dengan gelombang tegangan yang keluar dari beban yang bersifat resistif.
Hal ini disebabkan oleh adanya komponen indutif pada beban yang bersifat resistif-
induktif, yang dapat menyebabkan terjadinya penundaan atau perlambatan dalam
gelombang tegangan dan arus yang mengalir ke dalam beban.

4. Pengendali tegangan AC tiga fase terkendali penuh adalah perangkat elektronik yang
digunakan untuk mengatur tegangan AC tiga fase yang masuk ke suatu beban. Cara
kerja dari pengendali tegangan AC tiga fase terkendali penuh adalah sebagai berikut:
Tegangan AC tiga fase masuk ke pengendali tegangan melalui sebuah transformer,
yang akan mengubah tegangan AC tiga fase menjadi tegangan AC tiga fase dengan
tegangan yang lebih rendah.
Tegangan AC tiga fase yang telah diturunkan oleh transformer tersebut kemudian
masuk ke sebuah kapasitor, yang akan menyimpan energi listrik dan membantu
menstabilkan tegangan.
Setelah melewati kapasitor, tegangan AC tiga fase akan masuk ke sebuah sistem
kontrol, yang akan mengatur waktu saat arus listrik dapat melewati tiap-tiap fase.
Sistem kontrol ini dapat mengatur tegangan pada tiap-tiap fase secara independen,
sehingga dapat membantu mengatur tegangan yang masuk ke beban.
Setelah melewati sistem kontrol, tegangan AC tiga fase akan masuk ke beban, di mana
tegangan tersebut akan dipakai untuk menghasilkan energi listrik yang dibutuhkan oleh
beban.
Dengan cara kerja seperti ini, pengendali tegangan AC tiga fase terkendali penuh dapat
membantu mengatur tegangan yang masuk ke beban, sehingga tegangan yang diterima
oleh beban akan lebih stabil dan dapat digunakan dengan lebih efisien. Pengendali
tegangan AC tiga fase terkendali penuh juga dapat membantu mengatur fase-fase
tegangan secara independen, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi yang lebih
kompleks seperti pengendalian motor tiga fase.

5. Untuk menghitung besarnya variasi tegangan dan daya beban pada pengendali tegangan
AC tiga fase terkendali penuh, kita perlu mengetahui beberapa informasi seperti
tegangan masukan dan impedansi beban. Mari kita asumsikan bahwa tegangan masukan
adalah 380 V dan impedansi beban adalah 50 ohm.

Dengan informasi tersebut, kita bisa menghitung besarnya variasi tegangan dan daya
beban dengan menggunakan rumus-rumus dasar elektronika. Misalnya, untuk
menghitung besarnya variasi tegangan, kita bisa menggunakan rumus V = I * Z, di
mana V adalah tegangan, I adalah arus, dan Z adalah impedansi. Dengan menggunakan
nilai tegangan masukan dan impedansi beban yang telah kita tentukan sebelumnya, kita
bisa menghitung besarnya variasi tegangan sebagai berikut:

V = 380 V / 50 ohm = 7.6 V

Selanjutnya, untuk menghitung besarnya daya beban, kita bisa menggunakan rumus P =
V * I, di mana P adalah daya. Dengan menggunakan nilai tegangan dan arus yang telah
kita hitung sebelumnya, kita bisa menghitung besarnya daya beban sebagai berikut:

P = 7.6 V * 380 V = 2880 W

Jadi, berdasarkan kasus yang telah kita buat, besarnya variasi tegangan pada pengendali
tegangan AC tiga fase terkendali penuh adalah 7.6 V, sedangkan besarnya daya beban
adalah 2880 W
H

6. Bentuk gelombang tegangan dan arus yang keluar dari beban yang bersifat resistif pada
pengendali tegangan AC tiga fase terkendali penuh akan memiliki bentuk seperti
gelombang sinus. Hal ini karena tegangan dan arus yang mengalir ke dalam beban yang
bersifat resistif akan mengalami penurunan secara linier seiring dengan bertambahnya
waktu.

Gambar di bawah ini menunjukkan contoh bentuk gelombang tegangan dan arus yang
keluar dari beban yang bersifat resistif pada pengendali tegangan AC tiga fase
terkendali penuh:

Dari gambar di atas, kita bisa melihat bahwa gelombang tegangan dan arus yang keluar
dari beban yang bersifat resistif pada pengendali tegangan AC tiga fase terkendali
penuh memiliki bentuk yang sama dengan gelombang tegangan dan arus yang keluar
dari beban yang bersifat resistif pada pengendali tegangan AC satu fase. Hal ini
disebabkan karena tegangan dan arus yang mengalir ke dalam beban yang bersifat
resistif tidak dipengaruhi oleh jumlah fase tegangan yang masuk ke beban.

7. Rangkaian pengendali tegangan AC tiga fase terkendali penuh menggunakan thyristor


(SCR): rangkaian ini menggunakan thyristor sebagai perangkat utama untuk mengatur
tegangan yang masuk ke beban. Thyristor akan mengatur waktu saat arus listrik dapat
melewati tiap-tiap fase, sehingga dapat membantu mengatur tegangan yang masuk ke
beban.
Rangkaian pengendali tegangan AC tiga fase terkendali penuh menggunakan triak:
rangkaian ini menggunakan triak sebagai perangkat utama untuk mengatur tegangan
yang masuk ke beban. Triak adalah sebuah perangkat semi-konduktor yang mirip
dengan thyristor, namun memiliki kemampuan yang lebih fleksibel dalam mengatur
arus listrik yang melewatinya.

Rangkaian pengendali tegangan AC tiga fase terkendali penuh menggunakan MOSFET:


rangkaian ini menggunakan MOSFET sebagai perangkat utama untuk mengatur
tegangan yang masuk ke beban. MOSFET adalah sebuah perangkat semi-konduktor
yang dapat mengatur arus listrik yang melewatinya dengan cara mengatur tegangan
yang diberikan ke katoda.

Kesemua rangkaian pengendali tegangan AC tiga fase terkendali penuh yang


disebutkan di atas memiliki cara kerja yang hampir sama, yaitu dengan mengatur waktu
saat arus listrik dapat melewati tiap-tiap fase tegangan AC tiga fase. Perbedaan utama
antara ketiga rangkaian tersebut adalah perangkat utama yang digunakan untuk
mengatur tegangan yang masuk ke beban. Thyristor, triak, dan MOSFET memiliki
kemampuan yang berbeda-beda dalam mengatur tegangan, sehingga masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai