Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD ALWI / 210204502032

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita sekalian

banyak nikmat, yang tak mampu kita hitung jumlahnya. Salah satunya yakni nikmat kesehatan

dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan atas junjungan alam Nabi Besar Muhammad

SAW yang telah menunjukkan kita jalan yang begitu terang setelah sekian lama tenggelam

dalam kegelapan bersama orang-orang jahiliyah.

Alhamdulillah kami ucapkan karena dapat menyelesaikan makalah ini. Namun dalam

penyelesaian makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan

saran yang sifatnya membangun sangat kita butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini,

sekaligus sebagai evaluasi diri kedepannya.

Semoga keberadaan makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih

Wassalamu’alaikum wr wb.

Makassar, 7 Juni 2023

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perhitungan jatuh tegangan dan rugi daya dalam distribusi tenaga listrik merupakan langkah

penting dalam memastikan kualitas dan efisiensi sistem distribusi. Makalah ini membahas

metode perhitungan jatuh tegangan dan rugi daya dalam distribusi tenaga listrik, termasuk

perhitungan menggunakan metode jangkar tetap dan metode jangkar bergerak. Penjelasan

rinci tentang parameter-parameter yang mempengaruhi jatuh tegangan dan rugi daya juga

disampaikan. Selain itu, akan dibahas pula langkah-langkah untuk mengurangi jatuh tegangan

dan rugi daya dalam distribusi tenaga listrik.

Dalam sistem distribusi tenaga listrik, jatuh tegangan dan rugi daya adalah fenomena yang

terjadi karena resistansi, reaktansi, dan impedansi kabel atau konduktor dalam jaringan

distribusi. Perhitungan yang tepat tentang jatuh tegangan dan rugi daya penting untuk

memastikan kualitas tegangan yang baik dan efisiensi energi dalam sistem distribusi.

Makalah ini akan membahas metode perhitungan yang umum digunakan dan parameter-

parameter yang mempengaruhi jatuh tegangan dan rugi daya dalam distribusi tenaga listrik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. METODE PERHITUNGAN

a. Metode Jangkar Tetap: Metode ini melibatkan penggunaan rumus matematis yang

didasarkan pada hukum Ohm dan hukum Kirchhoff untuk menghitung jatuh tegangan dan rugi

daya dalam jaringan distribusi. Perhitungan dilakukan dengan asumsi nilai resistansi, reaktansi,

dan impedansi tetap pada setiap segmen jaringan.

b. Metode Jangkar Bergerak: Metode ini melibatkan penggunaan perangkat lunak simulasi

komputer yang memodelkan jaringan distribusi secara rinci. Metode ini mempertimbangkan

variasi impedansi, beban, dan kondisi jaringan yang berbeda untuk menghitung jatuh tegangan

dan rugi daya yang lebih akurat.

B. PARAMETER YANG MEMENGARUHI JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA

a. Resistansi Kabel: Nilai resistansi kabel mempengaruhi sejauh mana tegangan akan menurun

dalam jaringan distribusi. Semakin tinggi resistansi kabel, semakin tinggi jatuh tegangan dan rugi

daya.
b. Reaktansi Kabel: Reaktansi kabel, termasuk reaktansi induktif dan kapasitif, juga

berkontribusi pada jatuh tegangan dan rugi daya dalam jaringan distribusi. Nilai reaktansi kabel

harus diperhitungkan dalam perhitungan yang akurat.

c. Beban: Besarnya beban yang terhubung ke jaringan distribusi juga mempengaruhi jatuh

tegangan dan rugi daya. Semakin tinggi beban, semakin tinggi jatuh tegangan dan rugi daya

yang terjadi.

C. PENGURANGAN JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA

Implementasi pembangkitan terdistribusi dalam distribusi tenaga listrik memerlukan analisis

dan perencanaan yang cermat. Hal ini melibatkan pemilihan teknologi yang sesuai, perhitungan

kapasitas dan penempatan yang optimal, serta koordinasi dengan regulasi dan kebijakan yang

ada. Beberapa contoh implementasi praktis pembangkitan terdistribusi termasuk mikrogrid,

sistem tenaga hibrida, dan pemanfaatan sumber energi terbarukan terlokalisasi.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sirkuit distribusi tradisional dan pembangkitan terdistribusi adalah dua konsep yang

berbedaselama bertahun-tahun, sementara pembangkitan terdistribusi menawarkan manfaat

energi bersih dan efisiensi yang lebih tinggi. Implementasi pembangkitan terdistribusi

memerlukan analisis dan perencanaan yang cermat untuk memastikan integrasi yang baik

dengan sistem distribusi yang ada. Dalam konteks perubahan energi global, pembangkitan

terdistribusi menjadi alternatif yang menarik untuk memenuhi kebutuhan energi yang

berkelanjutan dan efisien dalam distribusi tenaga listrik.

Anda mungkin juga menyukai