UJI KOMPETENSI
DISTRIBUSI KETENAGALISTRIKAN
STUDI KASUS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GARDU DISTRIBUSI DAN
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) LISTRIK PEDESAAN
KABUPATEN MAMASA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan karena atas karunia dan hidayahNya
Penulis sadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Sehubungan dengan itu penulis tetap
membuka diri untuk menerima masukan-masukan dari berbagai pihak sebagai upaya
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan, dorongan semangat, dan
bimbingan dari berbagai pihak yang sangat penulis hargai. Oleh karena itu selayaknyalah pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran
dari manapun asalnya akan selalu penulis terima dengan lapang hati demi kesempurnaan
makalah ini Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang
memerlukan. Wassalam.
DAVID SEPTHIAN K.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan .............................................................................................................. 11
2. Saran ....................................................................................................................... 11
ii
ABSTRAK
kesejahteraan sosial. Ketersediaan tenaga listrik yang cukup, aman, andal dan ramah lingkungan
merupakan unsur penting dalam menjalani roda perekonomian. Tersediannya tenaga listrik ini
tentunya harus didukung oleh para pelaku usaha penunjang tenaga listrik di bidang
pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik yang aman, andal, dan ramah lingkungan.
Ketersediaan listrik sudah menjadi kebutuhan bagi semua lapisan masyarakat. Namun,
sayangnya masih ada masyarakat yang belum bisa menikmati listrik. Mereka yang tinggal di
daerah terpencil masih harus menunggu lama untuk bisa menikmati listrik. Untuk itu, perlu
diadakan pembangunan yang merata agar seluruh daerah di Indonesia bisa menikmati listrik.
Namun, pembangunan ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan yang baik
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
kesejahteraan sosial. Ketersediaan tenaga listrik yang cukup, aman, andal dan ramah
sebagai komoditi utama, maka ketersediaan listrik harus dijaga baik produksi maupun
pasokannya. Sehingga jaminan inilah sebagai bagian dari ketahanan ekonomi kita harus
selalu kita perhatikan. Gangguan listrik sekecil apapun, akan berdampak buruk pada
tatanan sosial ekonomi masyarakat. Listrik merupakan urat nadi kehidupan masyarakat
kita. Pertumbuhan sektor ketenagalistrikan memberikan andil yang besar bagi per-
infrastriktur penyediaan tenaga listrik dari waktu ke waktu. Undang-undang No. 30 tahun
tenaga listrk dengan jumlah yang cukup dan mutu yang baik bagi seluruh lapisan
masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Hal tersebut dapat tercapai adanya
dukungan dari seluruh stakeholders di sektor ketenaga-listrikan baik badan usaha penyedia
listrik maupun badan usaha jasa penunjang tenaga listrik. Oleh karena itu, diharap
selalu terjalin kerjasama yang harmonis antara badan usaha penyedia listrik maupun
badan usaha jasa penunjang tenaga listrik dengan para stakeholders seperti PT. PLN
(Persero) dan perusahaan-perusahaan listrik swasta sebagai penyedia tenaga listrik dalam
rangka pembangunan sarana dan prasara kelistrikan untuk memenuhi kebutuhan energi
c. Mengetahui lingkup kerja jasa kontraktor listrik terhadap PT. PLN (Persero)
3
BAB II
TEORI DASAR
1. SISTEM DISTRIBUSI
Sistem distrbusi adalah suatu sistem jaringan distribusi yang terdiri dari sejumlah
peralatan listrik (peralatan gardu, proteksi dan lain-lain) dan orang yang berada di
dalamnya yang bekerja men-distribusikan energi listrik dari Gardu Induk ke konsumen.
a. Transformator Distribusi
distribusi primer menjadi tegangan terpakai yang digunakan untuk konsumen dan
pada transformator distribusi ini tergantung pada jumlah beban yang akan dilayani
jaringan tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan konsumen. Oleh karena
itu besarnya tegangan untuk jaringan distribusi sekunder ini adalah 220 V.
2. STANDAR KONSTRUKSI
Sistem Distribusi Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem
tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1 KV dan langsung kepada para pelanggan
tegangan rendah. Jaringan distribusi tegangan rendah dimulai dari sumber yang disebut
Gardu Distribusi mulai dari panel hubung bagi TR (Rak TR) keluar didistribusikan. Untuk
setiap sirkit keluar melalui pengaman arus disebut “penyulang / feeder”. Umumnya radius
pelayanan berkisar 350 meter. Radius pelayanan ini dibatasi oleh beberapa hal, antara
lain :
Penentuan besar susut tegangan ini terkait dengan kualitas pasokan dari PLN, atau dengan
4. SISTEM PEMBUMIAN
b. Apabila jalur yang sama dipasang SUTM dan SUTR, maka pada setiap 3 tiang
netral.
c. Nilai resistansi pembumian setiap 200 meter lintasan (5 gawang) tidak boleh
f. Sambungan penghantar bumi dengan elektroda bumi harus kuat secara mekanis /
elektris dan mudah dibuka untuk dilakukan pengujian resistansi pembumian. Klem
pada elektroda pipa harus memakai ukuran minimal 10 Ohm dan dilindungi dari
kemungkinan korosi.
b. Penghantar Bumi yang tidak berisolasi ditanam dalam bumi dianggap sebagai
c. Umumnya elektroda bumi yang dipakai pada jaringan saluran udara tegangan
BAB III
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan judul dari makalah ini, maka rumusan masalah yang akan diangkat ialah :
1. Bagaimana cara mengatasi kondisi lokasi pekerjaan yang memiliki struktur tanah labil,
2. Bagaimana cara mengatasi masalah pendistribusian material, alat dan tenaga kerja
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Wilayah Kerja
Pada perencanaan jaringan listrik pedesaan Kabupaten Mamasa, ada dua wilayah
perencanaan, yaitu :
2. Pengenalan Lokasi
Dusun. Salulebak, Desa Salumokanan Barat, Kec. Rantebulahan dan Dusun. Salu, Desa
Batanguru, Kec. Sumarorong, Kab. Mamasa, terletak di Provinsi Sulawesi Barat, berbatasan
dengan Kab. Polewali dan Kab. Mamuju, wilayah Kab. Mamasa sebagian besar terdiri dari
pegunungan dan hutan lindung yang struktur tanahnya yang labil, sangat rawan terjadinya
tanah longsor dan akses jalan menuju lokasi pedalaman yang cukup sulit untuk dilalui oleh
kendaraan roda 4.
3. Analisa
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, pastinya kendala akan selalu ada dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut dan untuk meminimalisir kendala tersebut kami selaku
pelaksana pekerjaan mencari jalan keluar agar pekerjaan tersebut dapat terlaksana dengan
baik, aman dan tepat waktu. Adapun hal yang kami lakukan agar bisa meminimalisir
Sebelum masuk dalam tahap pekerjaan dilapangan, hal pertama yang dilakukan adalah
melakukan survei awal. Dalam tahap survei ini, ada beberapa hal yang dilakukan untuk
mendapatkan data :
9
Data yang didapatkan ini djadikan pertimbangan untuk survei lanjutan, untuk
Data utama pada perencanaan jaringan listrik pedesaan ini adalah gambar.
Ada dua data gambar yang didapatkan selama survei, yaitu gambar hasil tracking
GPS dan gambar manual sebagai data backup. Data gambar ini harus sesuai dengan
keadaan aslinya agar realisasi perencanaan bisa sesuai dengan keadaan lokasi.
- Pada perencanaan listrik pedesaan, penentuan lokasi tiang tidak selalu bisa
mengikuti standar yang ada. Ada beberapa hal yang harus dijadikan pertimbangan,
yaitu :
b) Kondisi geografis
- Berdasarkan lokasi pekerjaan yang memiliki struktur tanah yang labil, di beberapa titik
Mengingat kondisi lokasi pekerjaan yang sangat sulit diakses roda 4 (empat), maka kami
kendaraan yang di rancang khusus untuk melalui medan berat, sehingga proses
d. Percepatan pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kami sangat mengharapkan agar dapat terlaksana
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan didalam time schedule, untuk itu kami
selaku pelaksana pekerjaan menyiapkan personil / tenaga kerja lapangan yang banyak
untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, selain
itu dalam proses pendistribusian semua alat dan material diupayakan agar dapat tersedia
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Kabupaten Mamasa masih memiliki daerah yang belum bisa menikmati listrik dan
selamanya bisa sesuai teori sehingga data yang didapatkan bisa benar – benar menjadi
c. Pemilihan spesifikasi dari tiang menyesuaikan dengan kondisi jalur jaringan, yang
ditunjukkan dengan kode – kode yang ada pada gambar perencanaan. Begitu pula
d. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi trafo antara lain total
beban, persebaran atau distribusi beban dan letak dead end atau tiang JTR yang
paling akhir.
2. Saran
b. Perlu adanya kerjasama yang baik antara semua instansi yang terkait, baik dalam
dapat terlaksana dengan baik karena listrik sudah menjadi kebutuhan bagi
LAMPIRAN
SOP PEKERJAAN PEMASANGAN DAN PENARIKAN
KONDUKTOR LVTC PADA JARINGAN BARU
I INFORMASI/KETENTUAN UMUM
1. Jaringan Tegangan Rendah (LVTC)
Jaringan Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu jaringan sistem tenaga listrik.
Jaringan Tegangan Rendah dimulai dari Gardu Distribusi dengan bentuk jaringan radial.
2. SOP/IK ini berlaku disepanjang jaringan atau tempat kerja di PT. KRISTAL PURI KENCANA
3. SOP/IK ini berlaku untuk Pemasangan dan Penarikan Konduktor LVTC
II URUTAN KERJA
a. Absensi personil
b. Persiapan Peralatan Kerja, APD dan Material yang akan digunakan
Material :
1 Konduktor LVTC 5 Penghantar Pembumian dan Bimetal Joint
2 Pole Bracket 6 Dead End Assembly
3 Strain clamp 7 Suspension Angle Assembly
4 Stainless steel strip 8 Large Angle Assembly
9 Compression Joint Sleeve
Peralatan :
1 Tool Set (Kunci Pas/Ring/Shok, Kunci Inggirs dan Kunci Pipa)
2 Compression Hydraulic
3 Katrol 3 - 5 Ton
4 Puller (Takel + Kodokan)
5 Roll Gantung SUTM
6 Dudukan Haspel
7 Box Peralatan
8 Spanner/Treckbas
9 Kaki Tiga/Satu
10 Tirpor 5 Ton
11 Gunting Kabel
12 Chain Saw
13 Blow Torch (Pemanas Sambungan)
14 Mobil Pengangkut Konduktor
15 Mistar Bidik Andongan
16 Alat-alat bantu (tangga, pacul tembilang, roll meter dll.)
Perlengkapan K3:
1 Sarung tangan 5 Tangga
2 Sabuk pengaman 6 Kotak P3K
3 Tali temali 7 Rambu Peringatan
4 Sepatu kerja 8 Peralatan Lingkungan
Peralatan Pengujian :
1 Insulation tester
2 Earth Resistance tester
Disusun Oleh :
PT. KRISTAL PURI KENCANA
DAVID SEPTHIAN K.
SOP PEKERJAAN PEMBANGUNAN GARDU DISTRIBUSI
DAN PANEL PHB-TR PADA JARINGAN BARU
I INFORMASI/KETENTUAN UMUM
1. Gardu Distribusi
Gardu Portal adalah gardu listrik tipe terbuka (out-door) dengan memakai konstruksi dua tiang atau
lebih. Tempat kedudukan transformator sekurang –kurangnya 3 meter di atas tanah dan ditambahkan
platform sebagai fasilitas kemudahan kerja teknisi operasi dan pemeliharaan. Transformator dipasang
pada bagian atas dan lemari panel / PHB-TR pada bagian bawah.
2. SOP/IK ini berlaku disepanjang jaringan atau tempat kerja di PT. KRISTAL PURI KENCANA
3. SOP/IK ini berlaku untuk Pemasangan Gardu Distribusi
II URUTAN KERJA
a. Absensi personil
b. Persiapan Peralatan Kerja, APD dan Material yang akan digunakan
Peralatan :
1 Tool Set (Kunci Pas/Ring/Shok, Kunci Inggirs dan Kunci Pipa)
2 Compression Hydraulic
3 Katrol 3 - 5 Ton
4 Puller (Takel + Kodokan)
5 Roll Gantung SUTM
6 Dudukan Haspel
7 Box Peralatan
8 Spanner/Treckbas
9 Kaki Tiga/Satu
10 Tirpor 5 Ton
11 Gunting Kabel
12 Chain Saw
13 Blow Torch (Pemanas Sambungan)
14 Mobil Pengangkut Konduktor
15 Mistar Bidik Andongan
16 Alat-alat bantu (tangga, pacul tembilang, roll meter dll.)
Perlengkapan K3:
1 Sarung tangan 5 Tangga
2 Sabuk pengaman 6 Kotak P3K
3 Tali temali 7 Rambu Peringatan
4 Sepatu kerja 8 Peralatan Lingkungan
Material :
1 Trafo 11 Fuse Link 3 Amp
2 Konduktor AAAC-S/AAAC 12 Travers dudukan fuse cut out / Arrester
3 Kabel schoen AL/ CU 70 mm² 13 Beugel D 200 mm² + mur baut
4 H. Tap Connector 20 kv 14 Lemari bagi TR
5 LLC 70 - 150 mm2 15 Travers dudukan lemari bagi
6 Dudukan Trafo 16 Beugel D 300 mm + Mur Baut 2 bh
7 Compression Joint Sleeve 17 Penghalang panjat
8 Stell Wire 18 Tanda bahaya
9 Fuse cut out 20 kV 100 Amp
10 Lightning arrester 24 kV 10 kA.
Peralatan Pengujian :
1 Insulation tester
2 Earth Resistance tester
c) Periksa assesoris transformator, apakah sudah sesuai dengan syarat kontrak yang disepakati,
misalnya Termometer, Oil Level, Buchholz Relay, Breather (silica gel).
d) Periksa volume minyak pada gelas duga (oil Level) dan kebocoran pada transformator.
e) Pengujian Ketahanan Isolasi
d. Mobilisasi Peralatan, APD dan Personil
e. Pasang Rambu Peringatan
f. Pakai Perlengkapan K3
h. Pemasangan Instalasi
1 Instalasi transformator distribusi
a) Untuk instalasi ke atas tiang atau platform dudukannya, siapkan terlebih dahulu takle/lifter
dengan kekuatan cukup di tiang beton pada penggantung cross-arm sementara untuk
mengangkat transformator, naikkan transformator dengan seksama, vertikal keatas dan
setelah duduk diatas crossarm tiang/dudukan pada tiang beton rakit dengan mur baut yang
erat.
2 Pemasangan Penghantar Pembumian
Bagian-bagian yang harus dibumikan pada Gardu Tiang adalah :
a) Titik netral sisi sekunder Transformator
b) Bagian konduktif terbuka (BKT) instalasi gardu
c) Bagian konduktif ekstra (BKE)
d) Lightning arrester
3 Instalasi terminal kabel 20 kV pada RMU
a) Laksanakan penyiapan kabell untuk instalasi terminal kabel. Jenis terminal kabel yang lazim
digunakan adalah Plug in premoulded yang sesuai dengan rancangan RMU bersangkutan.
b) Perubahan konsep /modifikasi terminal kabel dari yang dipersyaratkan pabrikan RMU sangat
tidak diijinkan.
c) Perhatikan ketentuan penyiapan kabel, pengepresan sepatu kabel dan instalasi plug-in
terminal kabel pada kabel.
d) Untuk jenis sambungan berbeda material-misalnya terminal transformator Cu dan kawat
konduktor Al menggunakan bimetalic konektor.
4 Instalasi Kabel Tegangan Rendah
a) Instalasi kabel tegangan rendah antara terminal TR transformator dengan PHB TR memakai
kabel sekurang-kurangnya jenis NYY. Ukuran kabel disesuaikan dengan kapasitas
transformator. Kabel dilindungi dengan pipa galvanis dengan diameter 4 inci sekurang-
kurangnya setinggi 3 meter diatas tanah. Apabila menggunakan kabel dengan pelindung
metal (NYFGbY), bagian pelindung metal harus dibumikan.
Disusun Oleh :
PT. KRISTAL PURI KENCANA
DAVID SEPTHIAN K.