Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II

“ PERLUASAN JARINGAN DISTRIBUSI”

DISUSUN OLEH :

NAMA : ALDI TAMRI ANWAR

KELAS : 3B D4 TRIL

NO BP : 2011093003

JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO

DOSEN PEMBIMBING : Firmansyah, ST.,MT

POLITEKNIK NEGERI PADANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan kasih Nya,atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah
kami terima,serta petunjuk Nya sehingga memberikan kemampuan dan
kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah ini.

Di dalam makalah ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang
bisa kami sajikan dengan topik “PERLUASAN JARINGAN DISTRIBUSI“.
Dimana didalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari yaitu
bagaimana Langkah Langkah dalam perluasan jaringan distribusi. Kami
menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang topik
ini menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih
dalam tentang masalah ini,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan ini.

Penyusun

PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan komoditi utama untuk pembangunan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan sosial. Ketersediaan tenaga listrik yang cukup,
aman, andal dan ramah lingkungan merupakan unsur penting dalam menjalani
roda perekonomian. Mengingat sebagai komoditi utama, maka ketersediaan
listrik harus dijaga baik produksi maupun pasokannya. Sehingga jaminan
inilah sebagai bagian dari ketahanan ekonomi kita harus selalu kita
perhatikan.
Gangguan listrik sekecil apapun, akan berdampak buruk pada tatanan
sosial ekonomi masyarakat. Listrik merupakan urat nadi kehidupan
masyarakat kita.Pertumbuhan sektor ketenagalistrikan memberikan andil
yang besar bagi per-tumbuhan ekonomi nasional, demikian pula
sebaliknya,pertumbuhan ekonomi akan memacu peningkatan kebutuhan
tenaga listrik, sehingga diperlukan peningkatan infrastruktur penyediaan
tenaga listrik dari waktu ke waktu. Undang-undang No. 30 tahun 2009
tentang ketenagalistrikan mengamanatkan kepada pemerintah untuk
menyediakan tenaga listrk dengan jumlah yang cukup dan mutu yang baik
bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Hal
tersebut dapat tercapai adanya dukungan dari seluruh stakeholders di
sektor ketenaga-listrikan baik badan usaha penyedia listrik maupun badan
usaha jasa penunjang tenaga listrik.
Oleh karena itu, diharap selalu terjalin kerjasama yang harmonis
antara badan usaha penyedia listrik maupun badan usaha jasa penunjang
tenaga listrik dengan para stakeholders seperti PT. PLN (Persero) dan
perusahaan-perusahaan listrik swasta sebagai penyedia tenaga listrik dalam
rangka pembangunan sarana dan prasara kelistrikan untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

 Mengetahui penambahan perluasan jaringan


 Faktor faktor yang diperhatikan dalam penambahan jaringan distribusi

1.3 Tujuan Penulisan makalah

 Dapat mengetahui penambahan perluasan jaringan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SISTEM DISTRIBUSI

Sistem distrbusi adalah suatu sistem jaringan distribusi yang terdiri dari
sejumlah peralatan listrik (peralatan gardu, proteksi dan lain-lain. dan orang yang
berada di dalamnya yang bekerja men-distribusikan energi listrik dari Gardu
Induk ke konsumen.

Gambar 1. Line Diagram Sistem Distribusi

Adapun bagian-bagian dari sistem distribusi tenaga listrik adalah:

1. Gardu Induk Distribusi

Transformator daya merupakan kom- ponen utamanya, fungsinya


menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan distribusi primer.

2. Jaringan Primer (Jaringan Tegangan Menengah)

Adalah jaringan yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari Gardu
Induk Distribusi ke transformator distribusi. Jaringan distribusi primer atau
jaringan distribusi tegangan menengah memiliki tegangan sistem sebesar 20 kV.
3. Gardu Distribusi atau Transformator

Distribusi Gardu distribusi (Trafo distribusi) berfungsi merubah tegangan listrik


dari jaringan distribusi primer menjadi tegangan terpakai yang digunakan untuk
konsumen dan disebut sebagai jaringan distribusi sekunder. Kapasitas
transformator yang digunakan pada transformator distribusi ini tergantung pada
jumlah beban yang akan dilayani dan luas daerah pelayanan beban.

4. Jaringan Sekunder (Jaringan Tegangan Rendah)

Jaringan distribusi sekunder atau jaringan distribusi tegangan rendah merupakan


jaringan tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan konsumen. Oleh
karena itu besarnya tegangan untuk jaringan distribusi sekunder ini adalah 220 V.

2.2 PERENCANAAN PERLUASAN SISTEM DISTRIBUSI

a.Perencanaan jaringan distribusi harus dirancang sebaik mungkin,untuk


perkembangan dimasa yang akan datang.

b. Perluasan dan penyebaran daerah beban yang dilayani harus seimbang.


khususnya untuk sistem AC (arus bolak-balik) 3 fasa, faktor keseimbangan beban
pada masing-masing fasa perlu diperhatikan.

c. Fleksibel, dalam pengembangan dan perluasan daerah beban. Pada perencanaan


sistem distribusi yang baik, tidak hanya berfokus pada kebutuhan beban sesaat,
tetapi juga perlu diperhatikan pula secara teliti mengenai pengembangan beban
yang harus dilayani.

d. Kondisi dan Situasi Lingkungan, ini merupakan pertimbangan dalam


perencanaan untuk menentukan tipe atau jenis sistem distribusi yang mana sesuai
untuk lingkungan atau lokasi tersebut. Misalnya : tentang pemilihan konduktor,
tata letaknya, dan lain-lain.

e. Pertimbangan Ekonomis, ini berhubungan dengan perhitungan untung dan rugi


yang dilihat dari sisi ekonomis, baik secara komersil ataupun dalam tujuan
penghematan anggaran atau biaya yang tersedia.
2.3 LANGKAH LANGKAH DALAM PERENCANAAN PERLUASAN
JARINGAN

Langkah – langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan jaringan distribusi


adalah sebagai berikut :

1. Survei, Staking dan Penentuan Tinggi Tiang

2. Penentuan Jenis dan Ukuran Tiang serta Konstruksinya

3. Penentuan Isolator

4. Pemilihan penghantar dan penentuan jarak antar kawat

5. Penentuan Penghantar yang ekonomis

6. Penentuan Andongan, Roling Span dan Clearance, dan

7. Pemilihan Transformator.

Selain memperhatikan langkah-langkah diatas, hal lain yang perlu


diperhatikan dalam perencanaan perluasan jaringan distribusi adalah pemilihan
rute / jalur jaringan distribusi. Dalam pemilihan rute / jalur jaringan distribusi, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

- Rute jaringan distribusi baru tidak boleh menggangu jaringan eksisting (untuk
meminimalkan pemadaman jaringan eksisting);

- Memperhatikan clearance / jarak bebas terhadap saluran telepon kecuali pada


daerah dimana saluran telepon ditanam di bawah tanah;

- Penempatan tiang harus diperhatikan terhadap kemungkinan pelebaran


terhadap jalan dimasa yang akan datang;

- Penempatan tiang harus memperhatikan pula terhadap jalur-jalur pipa gas, air
minum, pipa transmisi minyak, dan sebagainya;
- Pada daerah dengan jalan sangat lebar serta lingkungan yang padat
harus mempertimbangkan pembuatan jaringan distribusi kedua sisi jalan untuk
menghindari sambungan rumah yang terlalu panjang dan banyak (tidak teratur).

2.4 ESTIMASI TEMPAT YANG PERLU DI PERLUAS JARINGAN


/PENAMBAHAN BEBAN

a. Perumahan

b. Industri

c. Perkantoran

d. Perumahan Uman

2.5 CONTOH PERHITUNGAN PENAMBAHAN / PERLUASAN


JARINGAN DISTRIBUSI

Berikut contoh perhitungan trafo

1. BEBAN TR-2 200 KVA

Daya konsumen = 900 VA

Daya yang bisa dipakai = 200 kVa x 85% = 170 kVA = 170 kW

Pemakaian tertinggi = 122,4 kW

Beban Total = 414,8 kW

Konsumsi energi total per hari = 1.224 kWh

Daya trafo 170 kVA


Jumlah Konsumen ¿ = =189 konsumen
daya perkonsumen 900 VA

Pemakaian tertinggi
Faktor beban ¿ x 24 x 100 %
konsumsi energi total

122, 4 kW
¿ x 24 x 100 %=41 , 67 %
1224 kWh
Beban total 414 , 8 kW
Faktor Diversitas ¿ = =2, 44
daya trafo 170 kW

FCO

S 200 kVA
I= = =5 , 77 A ,
V x √3 20 kV x 1 ,73

Maka rating FCO yang digunakan adalah 6A

2. BEBAN TR-1 200 KVA

Daya konsumen = 1300 VA

Daya yang bisa dipakai = 200 kVa x 85% = 170 kVA = 170 kW

Pemakaian tertinggi = 115,6 kWh

Beban Total = 427,04 kW

Konsumsi energi total per hari = 1.117,92 kW

Daya trafo 170 kVA


Jumlah Konsumen ¿ = =131 konsumen
daya perkonsumen 1300 VA

Pemakaian tertinggi
Faktor beban ¿ x 24 x 100 %
konsumsi energi total

115, 56 kW
¿ x 24 x 100 %=40 , 29 %
1.117, 92 kWh

Beban total 427 , 04 kW


Faktor Diversitas ¿ = =2 ,51
daya trafo 170 kW
FCO

S 200 kVA
I= = =5 , 77 A ,
V x √3 20 kV x 1 ,73

Maka rating FCO yang digunakan adalah 6A

3. BEBAN TR-3 200 KVA

Daya konsumen = 1300 VA

Daya yang bisa dipakai = 200 kVa x 85% = 170 kVA = 170 kW

Pemakaian tertinggi = 127,84 kW

Beban Total = 417,52 kW

Konsumsi energi total per hari = 1.064,88 kWh

Daya trafo 170 kVA


Jumlah Konsumen ¿ = =131 konsumen
daya perkonsumen 1300 VA

Pemakaian tertinggi
Faktor beban ¿ x 24 x 100 %
konsumsi energi total

127 , 84 kW
¿ x 24 x 100 %=34 , 71 %
1064 , 88 kWh

Beban total 417 , 52kW


Faktor Diversitas ¿ = =2 , 46
daya trafo 170 kW

FCO

S 200 kVA
I= = =5 ,77 A ,
V x √ 3 400 x 1 ,73
Maka rating FCO yang digunakan adalah 6A

4. BEBAN TR-4 200 KVA

Daya konsumen = 900 VA

Daya yang bisa dipakai = 200 kVa x 85% = 170 kVA = 170 kW

Pemakaian tertinggi = 118,32 kW

Beban Total = 425,68 kW

Konsumsi energi total per hari = 1.119,28 kWh

Daya trafo 170 kVA


Jumlah Konsumen ¿ = =189 konsumen
daya perkonsumen 900 VA

Pemakaian tertinggi
Faktor beban ¿ x 24 x 100 %
konsumsi energi total

118 , 32 kW
¿ x 24 x 100 %=39 , 42 %
1.119, 28 kWh

Beban total 425 , 68 kW


Faktor Diversitas ¿ = =2 , 50
daya trafo 170 kW

FCO

S 200 kVA
I= = =5 ,77 A ,
V x √3 400 x 1 ,73

Maka rating FCO yang digunakan adalah 6A

Untuk data yang lengkap dan denah dapat dilihat di excel yang telah di lampirkan.
BAB III

Kesimpulan

1. Dalam perencanaan jaringan distribusi perlu melakukan survei lokasi untuk


mengetahui keadaan sebenarnya di lapangan karena hasil perencanaan tidak
selamanya bisa sesuai teori sehingga data yang didapatkan bisa benar – benar
menjadi acuan ketika realisasi pembangunan nantinya.

2. Pemilihan spesifikasi dari tiang menyesuaikan dengan kondisi jalur jaringan,


yang ditunjukkan dengan kode – kode yang ada pada gambar perencanaan.
Begitu pula spesifikasi peralatan pendukung lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

(2023). Retrieved 12 January 2023, from


http://eprints.ubhara.ac.id/817/14/BAB%202%20OK.pdf

- PDF free. (2023). Retrieved 12 January 2023, from


https://downacademia.com/download/9700514/PERENCANAAN_PEMBANGU
NAN_JARINGAN_DISTRIBUSI_LISTRIK_PEDESAAN?hash=jOnNj
%2BQEnQXUqwSWgfZDi%2BR5Ka0wAdxBzguZDQwyXyafXFZ
%2FOqzd7iMB0qgN8Eac

(2023). Retrieved 12 January 2023, from


http://repository.usm.ac.id/files/skripsi/C41A/2014/C.411.14.0027/
C.411.14.0027-05-BAB-II-20190117024613.pdf

Anda mungkin juga menyukai