DOSEN PENGAMPU
Drs. JONGGA MANULLANG, M.Pd
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi dan kebutuhan energi yang semakin meningkat,
sistem transmisi energi listrik menjadi tulang punggung dalam menyediakan daya listrik untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat modern. Materi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
mendalam tentang sistem transmisi tenaga listrik, yang merupakan suatu hal yang krusial dalam
mendukung berbagai sektor kehidupan kita.
Dalam perjalanan pembelajaran ini, kita akan mempelajari prinsip-prinsip dasar, komponen-
komponen utama, serta teknologi-teknologi terkini yang terlibat dalam mentransmisikan energi
listrik dari sumbernya hingga ke konsumen akhir. Mulai dari generator listrik hingga distribusi
jaringan, kita akan menikmati setiap tahap sistem transmisi ini, menjelaskan bagaimana energi
listrik dihasilkan, diubah, dan didistribusikan.
Selain itu, materi ini juga akan membahas tantangan dan solusi yang terkait dengan sistem
transmisi tenaga listrik. Dengan melibatkan konsep-konsep seperti efisiensi energi, keinginan,
dan teknologi terbarukan, kita akan memahami bagaimana mengoptimalkan sistem transmisi
untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
Diharapkan bahwa materi ini tidak hanya akan memberikan wawasan yang mendalam tentang
sistem transmisi tenaga listrik, tetapi juga akan memotivasi pembaca untuk terlibat dalam
pengembangan dan peningkatan infrastruktur energi, demi menciptakan masyarakat yang lebih
efisien dan berkelanjutan.
Selamat menikmati pembelajaran ini, dan semoga kita semua dapat berkontribusi dalam menjaga
ketersediaan dan kerinduan energi listrik untuk generasi mendatang
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
Latar Belakang.........................................................................................................................1
Rumusan Masalah....................................................................................................................4
Tujuan.......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem transmisi tenaga listrik adalah bagian dari sistem kelistrikan yang berfungsi untuk
menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit listrik ke pusat-pusat beban, seperti kota,
industri, dan perkantoran. Sistem transmisi ini terdiri dari jaringan saluran transmisi yang saling
terhubung satu sama lain.
Tegangan transmisi tenaga listrik Merujuk pada tingkat tegangan yang digunakan untuk
mentransmisikan daya listrik dari pembangkit listrik ke titik distribusi atau gardu induk, dan
kemudian didistribusikan lebih lanjut ke rumah-rumah dan bisnis. Pemilihan tegangan transmisi
adalah hasil dari pertimbangan teknis, ekonomi, dan keamanan.
Sistem transmisi tenaga listrik merupakan bagian integral dari infrastruktur kelistrikan yang
menghubungkan pembangkit listrik dengan konsumen akhir. Fungsi utama sistem transmisi
adalah mentransfer energi listrik dalam jumlah besar dari pembangkit listrik ke subtransmisi dan
jaringan distribusi, serta menyediakan daya listrik dengan tegangan tinggi untuk mengurangi.
Luas penampang jaringan transmisi merujuk pada ukuran penampang atau diameter kawat
yang digunakan dalam saluran transmisi listrik. Faktor ini memainkan peran kunci dalam
menentukan kapasitas dan efisiensi sistem transmisi. erugian energi selama perjalanan melalui
jarak yang panjang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu tegangan jaringan transmisi dan Bagaimana cara penentuan tegangan jaringan
transmisi?
2. Apa itu luas penampang pada jaringan transmisi dan bagaiman cara penentuan luas
penampang tegangan jaringan transmisi?
3. Baimana cara penentuan panjang kawat pada jaringan transmisi?
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui apa itu tegangan jaringan transmisi dan mengetahui cara penentuan
tegangan jaringan transmisi.
2 Untuk mengetahui apa itu luas penampang pada jaringan transmisi dan mengetahui cara
penentuan luas penampang tegangan jaringan transmisi.
3 Mengetahui cara penentuan panjang kawat jaringan transmisi
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tegangan pada jaringan transmisi listrik merujuk pada besaran tegangan listrik yang
digunakan untuk mentransfer daya dari pembangkit listrik ke konsumen akhir melalui sistem
transmisi. Tegangan ini dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk jarak
transmisi, kapasitas daya yang diinginkan, dan karakteristik teknis sistem. Berikut adalah
beberapa karakteristik jaringan jarak pendek dalam sistem transmisi tenaga listrik: Berikut
adalah beberapa poin terkait tegangan pada jaringan transmisi:
Tegangan Rendah (Low Voltage): Biasanya berkisar antara 1000 hingga 100.000 volt
(V). Ini biasanya digunakan untuk distribusi daya lokal dan penyediaan listrik ke rumah-
rumah, bisnis, dan industri kecil.
3. Faktor Jarak.
Pada jarak yang panjang, tegangan tinggi dapat mengurangi kerugian daya yang
disebabkan oleh resistansi konduktor. Oleh karena itu, jaringan transmisi yang mengatasi
jarak jauh cenderung menggunakan tegangan tinggi.
2
4. Tegangan Ekstra Tinggi (Extra High Voltage - EHV) dan Ultra High Voltage (UHV).
Beberapa sistem transmisi menggunakan tegangan ekstra tinggi (EHV) dan ultra
tinggi (UHV) untuk mentransfer daya melalui jarak yang sangat jauh. UHV dapat
mencapai tegangan melebihi 800 kV.
5. Pertimbangan Keselamatan.
6. Pemutusan Isolasi
Pada tegangan tinggi, peralatan isolasi seperti isolator udara, isolator gas, atau isolator
cair sering digunakan untuk mencegah pemutusan arus dan memastikan keandalan
sistem.
Sistem tegangan tinggi dilengkapi dengan sistem pengendalian dan proteksi yang
canggih untuk mendeteksi dan merespon gangguan atau kegagalan dalam waktu
sesingkat mungkin.Tegangan pada jaringan transmisi merupakan faktor penting dalam
perancangan dan operasi sistem kelistrikan untuk memastikan pengiriman daya yang
efisien, andal, dan aman. Keputusan terkait tegangan harus memperhitungkan berbagai
aspek teknis, ekonomis, dan keselamatan.
3
Analisis jarak transmisi antara pembangkit dan konsumen akhir. Semakin jauh
jaraknya, semakin besar tegangan yang dibutuhkan untuk mengurangi kerugian daya.
3) Analisis Kerugian Daya
Gunakan model analitis untuk mengestimasi kerugian daya pada berbagai tingkat
tegangan. Faktor seperti resistansi konduktor dan kapasitansi kabel harus
dipertimbangkan.
4) Pertimbangkan Efisiensi Transmisi
Bandingkan efisiensi transmisi pada tingkat tegangan yang berbeda. Pilih tegangan
yang memberikan keseimbangan terbaik antara kerugian daya dan biaya investasi.
5) Analisis Biaya
Evaluasi biaya investasi dan operasional untuk sistem dengan tegangan yang berbeda.
Ini mencakup biaya pembangunan infrastruktur, peralatan, pemeliharaan, dan operasi
sepanjang umur sistem.
6) Pertimbangkan Keamanan dan Keselamatan
Pastikan bahwa tegangan yang dipilih memenuhi standar keamanan dan keselamatan.
Identifikasi potensi risiko seperti lonjakan tegangan dan arus yang dapat merusak
peralatan atau meningkatkan risiko kecelakaan.
7) Konsultasi Standar dan Regulasi
Rujuk pada standar dan regulasi yang berlaku di wilayah atau negara yang
bersangkutan. Pastikan bahwa pilihan tegangan sesuai dengan persyaratan hukum dan
regulasi setempat.
8) Perkembangan Teknologi
Tinjau teknologi terkini yang mungkin mempengaruhi pilihan tegangan. Inovasi
dalam isolasi, peralatan transmisi, dan material konduktor dapat memungkinkan
penggunaan tegangan yang lebih tinggi.
9) Simulasi dan Pengujian
Gunakan perangkat lunak simulasi untuk memodelkan performa sistem pada tingkat
tegangan yang berbeda. Pengujian laboratorium atau pengujian lapangan juga dapat
membantu memvalidasi pilihan tegangan.
10) Pertimbangkan Dampak Lingkungan
4
Evaluasi dampak lingkungan dari infrastruktur dan peralatan yang akan digunakan
pada tingkat tegangan tertentu.
11) Pertimbangkan Kebutuhan Peralatan Khusus
Pilih peralatan isolasi, pengontrol, dan proteksi yang sesuai dengan tegangan yang
dipilih.
1) Jarak Transmisi
Semakin jauh jarak transmisi, semakin tinggi tegangan yang biasanya digunakan untuk
mengurangi kerugian daya. Tegangan tinggi memungkinkan mentransfer daya dalam
jumlah besar melalui jarak yang lebih jauh dengan efisiensi yang lebih baik.
2) Kapasitas Daya yang Diinginkan:
Kapasitas daya yang diinginkan dalam suatu sistem transmisi mempengaruhi pilihan
tegangan. Tegangan yang lebih tinggi memungkinkan mentransfer daya yang lebih besar
tanpa menambah banyak arus, yang dapat mengurangi kerugian daya.
3) Efisiensi Transmisi:
Pemilihan tegangan harus memperhatikan efisiensi transmisi. Tegangan yang lebih tinggi
dapat meningkatkan efisiensi karena mengurangi kerugian daya, tetapi juga memerlukan
teknologi isolasi dan perlengkapan yang lebih canggih.
4) Biaya Pembangunan dan Pemeliharaan
Tegangan tinggi biasanya memerlukan investasi awal yang lebih besar dalam
infrastruktur dan peralatan, tetapi dapat menghasilkan biaya operasional yang lebih
5
rendah karena kerugian daya yang lebih kecil. Pemilihan tegangan harus
mempertimbangkan total biaya sepanjang umur sistem.
5) Ketahanan dan Keamanan
Pemilihan tegangan juga harus mempertimbangkan aspek keamanan dan ketahanan
sistem. Tegangan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah seperti lonjakan
tegangan yang berpotensi merusak peralatan atau meningkatkan risiko kecelakaan.
6) Standar dan Regulasi:
Setiap negara atau wilayah biasanya memiliki standar dan regulasi yang mengatur
tegangan yang digunakan dalam sistem transmisi. Kepatuhan terhadap standar ini penting
untuk memastikan keamanan dan interoperabilitas sistem.
8) Faktor Lingkungan
Pengaruh terhadap lingkungan juga perlu dipertimbangkan. Tegangan tinggi dapat
memerlukan struktur dan peralatan yang lebih besar, yang dapat memiliki dampak pada
lingkungan dan ruang tanah yang dibutuhkan.
Luas penampang pada jaringan transmisi listrik merujuk pada ukuran penampang atau
diameter kawat konduktor yang digunakan dalam saluran transmisi. Luas penampang ini
memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan konduktor untuk menghantarkan arus listrik
dan menentukan sejumlah aspek dalam sistem transmisi. Penentuan luas penampang ini
melibatkan berbagai pertimbangan teknis dan ekonomis. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
6
Luas penampang adalah area penampang melintang dari konduktor, umumnya diukur
dalam satuan milimeter persegi (mm²) atau kilometer persegi (kcmil). Pada konduktor kawat
bundar, luas penampang dihitung dengan menggunakan rumus:
A = (π/4).d²
di mana:
Pada konduktor berbentuk selain bundar, perhitungan luas penampang dapat bervariasi
sesuai dengan bentuk geometrinya.
Contoh soal:
Diketahui:
r = 10 cm
d = 20 cm
A=?
Penyelesaian:
A = (π/4).d²
A = (3,14/4) x 20²
A = 0,785 x 400
A = 314
1) Kapasitas Daya:
7
Luas penampang konduktor harus dipilih untuk memenuhi kapasitas daya yang
diinginkan. Konduktor dengan luas penampang lebih besar dapat mentransfer daya lebih
banyak tanpa meningkatkan tegangan atau menambah banyak kerugian daya.
2) Tegangan:
Tegangan operasional sistem transmisi memengaruhi pemilihan luas penampang. Sistem
dengan tegangan tinggi mungkin membutuhkan konduktor dengan luas penampang lebih
besar untuk mengurangi kerugian daya.
3) Jarak Transmisi:
Semakin jauh jarak transmisi, semakin besar luas penampang yang diperlukan untuk
mengurangi kerugian daya. Luas penampang yang lebih besar mengurangi resistansi
konduktor dan, oleh karena itu, kerugian daya.
8
penampang pada jaringan transmisi melibatkan keseimbangan yang cermat antara
berbagai faktor teknis dan ekonomis. Analisis menyeluruh dan perhitungan matematis
membantu memastikan bahwa luas penampang yang dipilih mendukung efisiensi,
andalitas, dan keandalan sistem transmisi listrik.
Penentuan luas penampang pada jaringan transmisi listrik bergantung pada berbagai
faktor seperti arus listrik, penahan kabel, dan kehilangan daya yang dapat diterima.
Rumus umum yang digunakan adalah hukum Ohm (V = I * R) dan rumus kehilangan
daya (P = I^2 * R), di mana V adalah tegangan, I adalah arus, dan R adalah tahanan.
Dengan memahami parameter ini, dapat menghitung luas penampang yang diperlukan
untuk menjaga efisiensi transmisi energi.
Panjang kawat pada jaringan transmisi merupakan faktor penting dalam transmisi sinyal
listrik. Semakin panjang kawat, semakin besar resistansi dan penurunan tegangan dalam sistem.
Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya energi dan penurunan kualitas sinyal. Oleh karena itu,
perlu diperhatikan desain jaringan transmisi panjang kabel dapat dioptimalkan sesuai dengan
kebutuhan tegangan dan efisiensi energi. Terdapat berbagai metode dan teknologi untuk
mengatasi tantangan panjang kabel, seperti penggunaan pemancar yang kuat, penggunaan kabel
yang memiliki konduktivitas tinggi, dan penerapan teknik penguatan sinyal. Panjang kawat pada
jaringan transmisi mengacu pada total jarak kawat atau saluran yang digunakan untuk
mentransmisikan sinyal atau daya listrik. Panjangnya dapat bervariasi tergantung pada jenis
jaringan transmisi, seperti listrik, telekomunikasi, atau jaringan data.
Penentuan panjang kawat pada jaringan transmisi listrik dipengaruhi oleh beberapa faktor,
termasuk resistansi kawat, arus listrik yang akan ditransmisikan, dan tegangan yang digunakan
dalam sistem. Panjang kawat harus dipilih sedemikian rupa untuk memastikan bahwa daya yang
ditransmisikan tetap efisien dan kehilangan energi minimal.
9
BAB III
PENUTUP
I.1 Kesimpulan
Transmisi tenaga listrik adalah proses mengirimkan energi listrik dari sumber pembangkit
listrik ke tempat pengguna akhir melalui jaringan kabel atau saluran. Hubungannya dengan
tegangan, luas penampang, dan panjang kawat sangat penting dalam memahami efisiensi dan
kinerja transmisi jaringan.
Tegangan (Voltage): Tegangan pada jaringan transmisi memainkan peran kritis. Tegangan
yang lebih tinggi dapat mengurangi kerugian daya karena daya yang dihasilkan sebanding
dengan kuadrat tegangan. Oleh karena itu, penggunaan tegangan tinggi dapat mengurangi
kerugian daya selama transmisi.
Luas Penampang (Luas Penampang): Luas penampang kawat atau kabel mempengaruhi
resistansi. Semakin besar luas penampang, semakin rendah resistansi dan kerugian daya. Oleh
karena itu, pemilihan kabel dengan luas penampang yang memadai dapat membantu
mengoptimalkan efisiensi transmisi.
Panjang Kawat (Length of Wire): Panjang kawat atau kabel juga mempengaruhi resistansi.
Semakin panjang kawat, semakin besar resistansinya dan semakin tinggi kerugian daya. Oleh
karena itu, merancang jaringan transmisi dengan meminimalkan panjang kabel dapat membantu
mengurangi hilangnya energi selama transmisi.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://repo.unsrat.ac.id/3582/1/Jurnal_Artikel%20Ilmiah_a.n_Komang.009docx.pdf
11