Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TRANSMISI DAYA LISTRIK


“STRUKTUR DAN PERALATAN SALURAN TRANSMISI”

OLEH:

TENGKU FAUZAN DZAKI HULWAN


(210204501020)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO S1
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan nikmat
yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “STRUKTUR DAN PERALATAN SALURAN TRANSMISI”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum mencapai kesempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan, sehingga yang bersifat membangun sangat kami harapakan dari
berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Makassar,24 Februari 2024

Tengku Fauzan Dzaki Hulwan


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

BAB I Pendahuluan..........................................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................................

B. Rumusan Masalah .....................................................................................

C. Tujuan Penulisan .........................................................................................

BAB II Pembahasan.........................................................................................

A. Pengertian Saluran Transmisi Listrik........................................................

B. Komponen Utama Saluran Transmisi......................................................

C. Jenis Saluran Transmisi..............................................................................

BAB III Pentup ................................................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................................

B. Saran..........................................................................................................

Daftar Pustaka ..................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Energi listrik merupakan energi yang sangat bermanfaat. Tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa manusia dewasa ini sudah demikian besar tingkat ketergantungannya terhadap
energi listrik. Sehingga energi listrik bagi kebutuhan hidup manusia dewasa ini sudah
hampir "setara" dengan oksigen. Bahkan ukuran kemajuan suatu negara dapat diukur dari
tingkat konsumsi energi listriknya. Sebagai contoh Amerika Serikat yang merupakan
negara sebagai negara yang sangat maju pada tahun 2000 mempunyai kapasitas
terpasang pembangkit listrik total sekitar 1200 GW atau 1,2 x 1012 Watt.
Kinerja saluran transmisi didasarkan pada besaran besaran parameter listrik seperti
resistansi, induktansi dan kapasitansi. Seperti kita ketahui saluran transmisi digunakan
untuk menghantarkan daya listrik dari satu ujung ke ujung lainnya atau satu simpul ke
simpul lain. Jalur aliran daya yaitu saluran transmisi dapat direpresentasikan sebagai
rangkaian listrik yang parameternya terhubung dalam pola tertentu. Karena saluran
transmisi terdiri dari konduktor yang membawa daya, maka perlu menghitung besaran-
besan resistansi, induktansi dan kapasitansi konduktor.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada pada makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Apa itu pengertian saluran transmisi?
2. Apa saja komponen-komponen pendukung saluran transmisi?
3. Apa saja jenis atau klasifikasi dari saluran transmisi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang ada pada makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian saluran transmisi
2. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen pendukung saluran transmisi
3. Untuk mengetahui apa saja jenis atau klasifikasi dari saluran transmisi
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SALURAN TRANSMISI LISTRIK


Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga
listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga
sampai pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik di transmisikan oleh suatu bahan
konduktor yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi Listrik. Pada sistem tenaga listrik,
jarak antara pembangkit dengan beban yang cukup jauh akan menimbukan adanya
penurunan kualitas tegangan yang diakibatkan pada saluran yang mengalami drop
tegangan. Dengan demikian sebuah saluran transmisi harus memiliki berbagai komponen
untuk menjada kestabilan kualitas listrik hingga sampai kepada konsumen.
Saluran transmisi listrik terdiri dari serangkaian menara transmisi yang mendukung
kabel listrik atau saluran udara yang membawa arus listrik dari satu tempat ke tempat
lain. Jenis-jenis saluran transmisi melibatkan penggunaan kabel bawah tanah atau kabel
di atas tanah (saluran udara). Sistem transmisi juga melibatkan transformator untuk
meningkatkan tegangan pada awal perjalanan melalui saluran transmisi agar mengurangi
kerugian energi selama perjalanan listrik tersebut.
Penting untuk menjaga efisiensi dan kehandalan saluran transmisi listrik karena ini
memainkan peran penting dalam mendukung distribusi daya listrik yang stabil dan andal
ke seluruh wilayah pelayanan. Keseluruhan sistem ini membentuk bagian dari
infrastruktur kritis dalam penyediaan energi listrik untuk berbagai keperluan industri,
komersial, dan rumah tangga.
Siklus aliran energi listrik pada sistem tenaga listrik dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pada pusat pembangkit, sumber daya energi primer seperti bahan bakar fosil (minyak,
gas alam, dan batubara), hidro, panas bumi, dan nuklir diubah menjadi energi listrik.
Generator sinkron mengubah energi mekanis yang dihasilkan pada poros turbin menjadi
energi listrik tiga fasa. Melalui transformator step-up, energi listrik ini kemudian
dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat-pusat beban.
Gambar 1. Struktur dasar sistem tenaga Listrik
Integrasi pembangkit-pembangkit listrik energi terbarukan dengan jaringan listrik
terinterkoneksi inilah yang dikenal dengan istilah pembangkitan terdistribusi (distributed
generation, DG). Gambar 1.1 menunjukkan struktur dasar sistem tenaga listrik.
Jalur transmisi adalah struktur fisik, dipasang di lingkungan alami. Lingkungan yang
subyek mereka ada angin, hujan, sinar matahari, dan polusi (khusus untuk wilayah yang
empat musim harus memperhitungkan kondisi cuasa es dan salju). Di luar lingkungan alam,
struktur ini ada di lingkungan yang dikembangkan manusia. Struktur harus dirancang untuk
meminimalkan kerusakan pada diri mereka sendiri, serta mencegah cedera pada manusia dan
struktur lainnya. Desain yang sukses akan aman, andal, dan efisien. Saluran transmisi akan
dirancang untuk membatasi jarak konduktor mereka karena adanya andongan (Sag), sehingga
jarak bebas vertikal minimum dipertahankan antara kabel dan tanah. Izin ini harus dijamin
untuk beban statis maksimum.

B. KOMPONEN UTAMA SALURAN TRANSMISI


Komponen-komponen utama saluran transmisi terdiri dari
1. Menara transmisi atau tiang transmisi beserta fondasinya
Menara transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi yang dapat
berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang, atau tiang kayu. Tiang-tiang
baja, beton, dan kayu umumnya digunakan pada saluran-saluran dengan tegangan
kerja relatif rendah (di bawah 70 kV) sedang untuk saluran transmisi tegangan tinggi
dan ekstra tinggi digunakan menara baja. Menara baja diklasifikasikan berdasarkan
fungsinya yaitu menara dukung, menara sudut, menara percabangan, dan menara
transposisi.
2. Isolator
Isolator digunakan untuk mencegah hubung singkat antara kawat penghantar dengan
menara. Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin
atau gelas. Akhir-akhir ini telah banyak dikembangkan jenis-jenis isolator yang baru
diantaranya polimer, epoksi resin, dan lain-lain. Berdasarkan penggunaan dan
konstruksinya, dikenal tiga jenis isolator yaitu isolator jenis pasak, isolator jenis pos
saluran, dan isolator gantung. Isolator jenis pasak dan pos saluran digunakan untuk
saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 33kV), sedang
isolator gantung dapat digandeng menjadi rentengan isolator yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Kawat penghantar (conductors)
Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah
tembaga dengan konduktivitas 100% (Cu 100%), tembaga dengan konduktivitas
97,5 % (Cu 97,5%), dan aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61%). Kawat
penghantar aluminium terdiri dari berbagai jenis dengan lembang sebagai berikut:
AAC = All Aluminium Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat
dari aluminium.
AAAC = All Aluminium Alloy Conducor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya
terbuat dari campuran aluminium.
ACSR = Aluminium Conductor Steel Reinforced, yaitu kawat penghantar
aluminium berinti kawat baja.
ACAR = Aluminium Conductor Alloy Reinforced, yaitu kawat penghantar
aluminium yang diperkuat dengan campuran logam.
Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
dengan kawat penghantar aluminium karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih
tinggi. Akan tetapi kelemahannya ialah untuk besar hambatan yang sama, tembaga
lebih berat dari aluminium dan juga lebih mahal. Oleh karena itu kawat penghantar
aluminium telah menggantikan kawat tembaga.
Untuk memperbesar kuat tarik kawat aluminium digunakan cmpuran
aluminium (aluminium alloy). Untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi,
dimana jarak antar menara sangat jauh, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih
tinggi. Untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.
4. Kawat tanah (ground wires)
Kawat tanah atau ground wires disebut juga kawat pelindung (shield wires). Kawat
tanah berfungsi untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat fase terhadap
sambaran petir. Dengan demikian kawat tanah dipasang di atas kawat fase. Bahan
untuk kawat tanah umumnya dipakai baja (steel wires) yang lebih murah, tetapi
sering juga digunakan kawat ACSR.

C. JENIS SALURAN TRANSMISI


Transmisi adalah proses penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya,
yang besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan Ekstra
Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah (MHV), dan Tegangan
Rendah (LV).
1. Klasifikasi berdasaarkan tegangan
Berikut ini disampaikan pembahasan tentang transmisi ditinjau dari klasifikasi
tegangannya:
1) SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) 200 KV – 500
KV
 Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas di atas 500
MW.
 Tujuannya adalah agar drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi
secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien.
 Permasalahan mendasar pembangunan SUTET adalah: konstruksi tiang
(tower) yang besar dan tinggi, memerlukan tapak tanah yang luas, memerlukan
isolator yang banyak, sehingga pembangunannya membutuhkan biaya yang
besar.
 Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial,
yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan, antara lain: Timbulnya
protes dari masyarakat yang menentang pembangunan SUTET, Permintaan
ganti rugi tanah untuk tapak tower yang terlalu tinggi tinggi, Adanya
permintaan ganti rugi sepanjang jalur SUTET dan lain sebagainya.
 Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai dengan
500 km.
2) SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 30 KV – 150 KV
 Tegangan operasi antara 30 KV sampai dengan 150 KV.
 Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1
sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan
penghantar netralnya digantikan oleh tanah sebagai saluran kembali.
 Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-
masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan
Berkas konduktor disebut Bundle Conductor.
 Jika transmisi ini beroperasi secara parsial, jarak terjauh yang paling efektif
adalah 100 km.
 Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh (drop voltaje)
terlalu besar, sehingga tegangan diujung transmisi menjadi rendah.
 Untuk mengatasi hal tersebut maka sistem transmisi dihubungkan secara ring
system atau interconnection system. Ini sudah diterapkan di Pulau Jawa dan
akan dikembangkan di Pulau-pulau besar lainnya di Indonesia.
3) SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI (SKTT) 30 KV – 150 KV
 SKTT dipasang di kota-kota besar di Indonesia (khususnya di Pulau Jawa),
dengan beberapa pertimbangan :
 Di tengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit
mendapatkan tanah untuk tapak tower.
 Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari masyarakat,
karena padat bangunan dan banyak gedung-gedung tinggi.
 Pertimbangan keamanan dan estetika.
 Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.

Jenis kabel yang digunakan:


 Kabel yang berisolasi (berbahan) Poly Etheline atau kabel jenis Cross Link
Poly Etheline (XLPE).
 Kabel yang isolasinya berbahan kertas yang diperkuat dengan minyak (oil
paper impregnated).
Inti (core) kabel dan pertimbangan pemilihan:
 Single core dengan penampang 240 mm2 – 300 mm2 tiap core.
 Three core dengan penampang 240 mm2 – 800 mm2 tiap core.
 Pertimbangan fabrikasi.
 Pertimbangan pemasangan di lapangan.

Kelemahan SKTT:

 Memerlukan biaya yang lebih besar jika dibanding SUTT.


 Pada saat proses pembangunan memerlukan koordinasi dan penanganan yang
kompleks, karena harus melibatkan banyak pihak, misal : pemerintah kota
(Pemkot) sampai dengan jajaran terbawah, PDAM, Telkom, Perum Gas, Dinas
Perhubungan, Kepolisian, dan lain-lain.

Panjang SKTT pada tiap haspel (cable drum), maksimum 300 meter. Untuk desain
dan pesanan khusus, misalnya untuk kabel laut, bisa dibuat tanpa sambungan
sesuai kebutuhan.
Pada saat ini di Indonesia telah terpasang SKTT bawah laut (Sub Marine Cable)
dengan tegangan operasi 150 KV, yaitu:
 Sub marine cable 150 KV Gresik – Tajungan (Jawa – Madura).
 Sub marine cable 150 KV Ketapang – Gilimanuk (Jawa – Bali).

Beberapa hal yang perlu diketahui:


 Sub marine cable ini ternyata rawan timbul gangguan.
 Direncanakan akan didibangun sub marine cable Jawa – Sumatera.
 Untuk Jawa – Madura, saat ini sedang dibangun SKTT 150 KV yang dipasang
(diletakkan) di atas Jembatan Suramadu.

4) SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 6 KV – 30 KV


• Di Indonesia, pada umumnya tegangan operasi SUTM adalah 6 KV dan 20
KV. Namun secara berangsur-angsur tegangan operasi 6 KV dihilangkan dan
saat ini hampir semuanya menggunakan tegangan operasi 20 KV.
• Transmisi SUTM digunakan pada jaringan tingkat tiga, yaitu jaringan
distribusi yang menghubungkan dari Gardu Induk, Penyulang (Feeder),
SUTM, Gardu Distribusi, sampai dengan ke Instalasi Pemanfaatan (Pelanggan/
Konsumen).
• Berdasarkan sistem pentanahan titik netral trafo, efektifitas penyalurannya
hanya pada jarak (panjang) antara 15 km sampai dengan 20 km. Jika transmisi
lebih dari jarak tersebut, efektifitasnya menurun, karena relay pengaman tidak
bisa bekerja secara selektif.
• Dengan mempertimbangkan berbagai kondisi yang ada (kemampuan likuiditas
atau keuangan, kondisi geografis dan lain-lain) transmisi SUTM di Indonesia
melebihi kondisi ideal di atas.

5) SALURAN KABEL TEGANGAN MENENGAH (SKTM) 6 KV – 20 KV


Ditinjau dari segi fungsi , transmisi SKTM memiliki fungsi yang sama dengan
transmisi SUTM. Perbedaan mendasar adalah, SKTM ditanam di dalam tanah.
Beberapa pertimbangan pembangunan transmisi SKTM adalah:
• Kondisi setempat yang tidak memungkinkan dibangun SUTM.
• Kesulitan mendapatkan ruang bebas (ROW), karena berada di tengah kota dan
pemukiman padat.
• Pertimbangan segi estetika.

Beberapa hal yang perlu diketahui:


• Pembangunan transmisi SKTM lebih mahal dan lebih rumit, karena harga
kabel yang jauh lebih mahal dibanding penghantar udara dan dalam
pelaksanaan pembangunan harus melibatkan serta berkoordinasi dengan
banyak pihak.
• Pada saat pelaksanaan pembangunan transmisi SKTM sering menimbulkan
masalah, khususnya terjadinya kemacetan lalu lintas.
• Jika terjadi gangguan, penanganan (perbaikan) transmisi SKTM relatif sulit
dan memerlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan SUTM.
• Hampir seluruh (sebagian besar) transmisi SKTM telah terpasang di wilayah
PT. PLN (Persero) Distribusi DKI Jakarta & Tangerang.

6) SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH (SUTR) 40 VOLT – 1000 VOLT


Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan
distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan
rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini
adalah 220/ 380 Volt.
Radius operasi jaringan distribusi tegangan rendah dibatasi oleh:
• Susut tegangan yang disyaratkan.
• Luas penghantar jaringan.
• Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringan distribusi.
• Sifat daerah pelayanan (desa, kota, dan lain-lain).
• susut tegangan yang diijinkan adalah + 5% dan – 10 %, dengan radius
pelayanan berkisar 350 meter.
Saat ini transmisi SUTR pada umumnya menggunakan penghantar Low
Voltage Twisted Cable (LVTC).

7) SALURAN KABEL TEGANGAN RENDAH (SKTR) 40 VOLT – 1000 VOLT


Ditinjau dari segi fungsi, transmisi SKTR memiliki fungsi yang sama dengan
transmisi SUTR. Perbedaan mendasar adalah SKTR di tanam didalam di dalam
tanah. Jika menggunakan SUTR sebenarnya dari segi jarak aman/ ruang bebas
(ROW) tidak ada masalah, karena SUTR menggunakan penghantar berisolasi.
Penggunaan SKTR karena mempertimbangkan:
• Sistem transmisi tegangan menengah yang ada, misalnya karena menggunakan
transmisi SKTM.
• Faktor estetika.
Oleh karenanya transmisi SKTR pada umumnya dipasang di daerah perkotaan,
terutama di tengah-tengah kota yang padat bangunan dan membutuhkan aspek
estetika.
Dibanding transmisi SUTR, transmisi SKTR memiliki beberapa kelemahan, antara
lain:
• Biaya investasi mahal.
• Pada saat pembangunan sering menimbulkan masalah.
• Jika terjadi gangguan, perbaikan lebih sulit dan memerlukan waktu relatif lama
untuk perbaikannya.
2. Klasifikasi Saluran Transmisi Berdasarkan Fungsinya dalam Operasi
Berdasarkan fungsinya dalam operasi, saluran transmisi sering
diberi nama sebagai berikut:
a. Transmisi: yang menyalurkan daya yang besar dari pusatpusat pembangkit ke
daerah-daerah beban, atau antara dua atau lebih sistem. Untuk penyaluran antara
dua atau lebih sistem disebut juga sebagai saluran interkoneksi atau tieline.
b. Sub transmisi: saluran sub transmisi ini biasanya adalah transmisi percabangan
dari saluran yang tinggi ke saluran yang lebih rendah.
c. Distribusi: di Indonesia telah ditetapkan bahwa tegangan distribusi adalah 20 kV.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Saluran transmisi listrik memainkan peran krusial dalam mendistribusikan energi
listrik dari sumber produsen, seperti pembangkit listrik, ke berbagai tempat penggunaan.
Saluran transmisi umumnya terdiri dari jaringan kabel dan infrastruktur yang dirancang
untuk mengirimkan daya listrik dengan efisien. Pertama, saluran transmisi bekerja pada
tegangan tinggi untuk mengurangi hilangnya energi dalam perjalanan melalui jarak yang
panjang. Kedua, transformator digunakan untuk menyesuaikan tingkat tegangan sebelum
dan sesudah perjalanan melalui saluran, memungkinkan efisiensi dan keamanan sistem.
Selain itu, perawatan dan pemeliharaan rutin sangat penting untuk memastikan kinerja
optimal dan mencegah gangguan yang dapat mempengaruhi pasokan listrik. Kesimpulan
ini mencerminkan peran vital saluran transmisi listrik dalam menyediakan daya listrik
yang andal dan efisien untuk mendukung kebutuhan energi masyarakat secara luas.
Secara keseluruhan, saluran transmisi listrik memainkan peran integral dalam
menyediakan listrik bagi masyarakat modern. Melalui peningkatan efisiensi, keamanan,
dan inovasi berkelanjutan, saluran transmisi terus menghadapi tantangan untuk
memenuhi kebutuhan energi global dengan cara yang lebih efisien dan ramah
lingkungan. Dengan perkembangan teknologi terus menerus, dapat diharapkan bahwa
saluran transmisi listrik akan terus menjadi elemen kunci dalam infrastruktur energi yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangan masyarakat di masa depan.

B. SARAN
Adapun saran yang penulis dapat sampaikan adalah perlunya pemahaman pada materi
makalah ini agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu saya meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun.
DAFTAR PUSTAKA

https://blog.unnes.ac.id/antosupri/klasifikasi-saluran-transmisi-berdasarkan-tegangan/
https://repository.penerbiteureka.com/media/publications/563028-transmisi-dan-
distribusi-tenaga-listrik-ddf9378b.pdf
https://elektro.uma.ac.id/2021/03/21/saluran-transmisi-listrik/
https://elektro.umy.ac.id/wp-content/uploads/2023/04/Ramadoni-Syahputra__Transmisi-
dan-Distribusi-Tenaga-Listrik-diktat-2.pdf

Anda mungkin juga menyukai