Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PROJECT

PROTEKSI SITEM TENAGA


LISTRIK
PRODI S1 PTE-FT

Skor Nilai

Nama Mahasiswa : Josua Simbolon (5193131022)

Arisa Tumanggor (5193131023)

Dosen Pengampu : Dadang Mulyana M.Pd

Mata Kuliah : Proteksi Sistem Tenaga Listrik

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2021
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
dan karuniaNya. Saya dapat menyelesaikan laporan Project ini. Saya juga
berterimakasih kepada Bapak Dadang Mulyana M.Pd. selaku Dosen mata kuliah
Sistem Transmisi Tenaga Listrik di UNIMED yang telah memberikan tugas ini kepada
saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Transmisi tenaga listrik dalam kehidupan
sehari hari. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Dan juga sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Medan, November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................................i

Daftar Isi .................................................................................................................................ii.

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................2

A. Pengertian jaringan transmisi jarak menengah..............................................................2.

B. Pengertian jaringan transmisi jarak panjang..................................................................2.

BAB III PENUTUP ................................................................................................................15.

KESIMPULAN..................................................................................................................15

Daftar Pustaka..........................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenaga lisrtik sangat berguna karena tenaga listrik itu dapat mudah
ditransportasikan/disalurkan dan juga mudah diatur. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat
tenaga (PLT), seperti : tenaga air (PLTA), tenaga uap (PLTU), tenaga panas bumi
(PLTP),tenaga gas (PLTG), tenaga diesel (PLTD), tenaga nuklir (PLTN) atau lain
sebagainya.

Saluran transmisi dilihat dari jarak atau panjangnya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Saluran transmisi jarak pendek (short line), adalah saluran yang panjangnya kurang
dari 80 km.
2. Saluran transmisi jarak menengah (medium line), adalah saluran yang panjangnya
antara 80 – 240 km.
3. Saluran transmisi jarak jauh (long line), adalah saluran yang panjangnya lebih dari
240 km

B. Rumusan Masalah
1. pengertian jaringan transmisi jarak menengah
2. pengertian jaringan transmisi jarak panjang

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jaringan transmisi jarak menengah
2. Untuk mengetahui jaringan transmisi jarak panjang

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Saluran Transmisi

Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga lisrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution sehingga dapat
disalurkan pada konsumen pengguna listrik melalui suatu bahan konduktor

Sistem penyaluran transmisi adalah penyaluran energi listrik dari suatu tempat ke tempat
lainnya atau dari pembangkit listrik ke gardu induk Sebelum energi listrik ditransmisikan, hal
pertama yang harus dilakukan adalah menaikkan tegangan yang disuplai dari generator
menjadi 70 kV, 150 kV atau 500 kV, sebab tegangan yang dikeluarkan dari generator hanya
berkisar antara 6,6 kV sampai 24 kV. Menaikkan tegangan berfungsi untuk mengurangi rugi
daya pada saluran trasnmisi dan untuk mengimbangi jauhnya jarak saluran transmisi.
Kemudian listrik ditransmisikan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau
melalui Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET).

Menurut jenis arusnya dikenal sisitem arus bolak-balik yaitu arus bolak-balik
(Alternating Current/AC) dan arus searah (Direct Current/DC). Oleh karena itu. Di dalam
system AC, penaikan dan penurunan tegangannya sangat mudah dilakukan dengan bantuan
transformator. Itulah sebabnya maka dewasa ini saluran transmisi di dunia sebahagian besar
adalah saluran AC. Di dalam system AC ada sistem fasa tunggal dan sistem fasa tiga. Sistem
tiga phasa memiliki keuntungan lainnya, antara lain:
a. Daya yang disalurkan lebih besar,
b. Nilai sesaat (instantaneous value) konstan,
c. Mempunyai medan magnet putar.
Berhubungan dengan keuntungan dan kerugiannya, dewasa ini saluran transmisi di
dunia sebagian besar menggunakan saluran transmisi AC. Saluran transmisi DC baru dapat
dianggap ekonomis jika jarak saluran udaranya antara 400 km sampai 600 km, atau untuk
saluran bawah tanah dengan panjang 50 km. Hal itu disebabkan karena biaya peralatan
pengubah dari AC ke DC dan sebaliknya (converter & inverter) masih sangat mahal,
sehingga dari segi ekonomisnya saluran AC akan tetap menjadi primadona dari saluran
transmisi.

B. Tegangan Transmisi
Apabila tegangan transmisi dinaikkan, maka daya guna penyaluran akan naik oleh
karena rugi-rugi transmisi turun, pada besaran daya yang disalurkan sama.

2
Oleh karena itu pemilihan tegangan transmisi dilakukan dengan memperhitungkan
daya yang disalurkan, jumlah rangkaian, jarak penyaluran, keandalan (reliability), biaya
peralatan untuk tegangan tertentu, serta tegangan-tegangan yang sekarang ada dan yang akan
di rencanakan. Penentuan tegangan juga harus dilihat dari segi standarisasi peralatan yang
ada. Penentuan tegangan transmisi merupakan bagian dari perancangan system tenaga listrik
secara keseluruhan.
Tingkat tegangan yang lebih tinggi, selain untuk memperbesar daya hantar dari
saluran transmisi yang berbanding lurus dengan kuadrat tegangan, juga untuk memperkecil
rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran transmisi. Jelas sudah, dengan mempertinggi
tegangan maka tingkat isolasi pun harus lebih tinggi, dengan demikian biaya peralatan juga
akan tinggi.
Meskipun tidak jelas menyebutkan keperluannya sebagai tegangan transmisi, di
Indonesia, pemerintah telah menyeragamkan deretan tegangan tinggi sebagai berikut:
a. Tegangan Nominal (kV): (30) - 66 - 150 - 220 – 380 – 500,

b. Tegangan tertinggi untuk perlengkapan (kV): (36) – 72,5 – 170 – 245 – 420 - 525.
Tegangan nominal 30 kV hanya diperkenankan untuk daerah yang tegangan distribusi
primer 20 kV tidak dipergunakan. Penentuan deret tegangan diatas, disesuaikan dengan
rekomendasi dari International Electrotechnical Commission (IEC).

C. Saluran Tranmisi Menengah


Saluran transmisi menengah didefinisikan sebagai saluran transmisi yang mempunyai
panjang dari 80 km sampai 250 km. Pada saluran model ini besar kapasitansi ke tanah cukup
besar sehingga tidak dapat diabaikan. Sehingga seluruh admitansi shunt saluran terpusat pada
cabang shunt, di mana pada saluran transmisi menengah dibedakan menjadi dua model, yaitu:
1. Saluran transmisi menengah nominal T yaitu saluran transmisi dengan kapasitansi
dipusatkan pada satu titik dan impedansi serinya terbagi dua pada kedua cabang serinya.
2. Saluran transmisi menengah nominal PI yaitu saluran transmisi dengan kapasitansi
dipusatkan pada dua titik dan impedansi serinya dipusatkan satu titik pada cabang serinya.

A. Nominal Phi
Pada transmisi saluran ini akan diperhitungkan pengaruh pemasangan kapasitor pada
saluran transmisi. Admintansi shunt yang biasanya merupakan kapasitansi murni dimasukkan
dalam diperhitungkan untuk saluran jarak menengah. Jika keseluruhan administrasi shunt
saluran dibagi dua sama besar dan ditempatkan masing-masing pada ujung penerima,

3
dinamakan rangkaian berbentuk nominal PI. Untuk mendapatkan suatu rumus untuk VR kita
akan berpedoman pada Gambar 2.17 di bawah ini.

4
Diagram vektor untuk rangkaian nominal PI ditunjukkan pada Gambar 2.18.
Tegangan ujung penerima VR ditunjukkan oleh vektor OA dan vektor OD adalah arus ujung
penerima. Vektor OH menunjukkan arus R dan leading terhadap VR sebesar 90˚. Jumlah
vektor OD dan OH menghasilkan OE yang menunjukkan arus ujung pengirim .

Gambar 2.18. Diagram vektor rangkaian nominal pi untuk saluran transmisi


jarak menengah

5
B. Nominal T
Dengan metode nominal T harga impedensi dibagi dua menjadi seri yang sama
besarnya dan ditempatkan pada ujung pengirim dan ujung penerima dimana kapasitansi
membatasi antara kedua impedansi seri tersebut. Dapat dilihat pada Gambar 2.19.

Gambar 2.19. Rangkaian nominal T pada saluran transmisi jarak menengah

Hubungan tegangan dan arus pada saluran transmisi menengah nominal T adalah

6
Diagram vektor untuk rangkaian nominal T ditunjukkan pada Gambar 2.20. Dimana
BC menunjukkan tegangan jatuh IR Z/2 yang bila dijumlahkan dengan VR akan
menghasilkan VI. Vektor OD menunjukkan IC leading terhadap VI sebesar 90º . Jumlah
vektor OE dan OD menunjukkan IS yang ditunjukkan oleh vektor OF vektor AB
menunjukkan IS Z/2 yang bila dijumlahkan dengan V1 menghasilkan tegangan dengan V1
menghasilkan tegangan ujung pengirim VS.

7
Gambar 2.20. Diagram vektor rangkaian nominal T untuk saluran transmisi jarak
Menengah [14]

D. Saluran Tranmisi Panjang

Saluran transmisi panjang didefinisikan sebagai saluran transmisi yang panjangnya lebih
besar dari 250 km digolong pada transmisi panjang, besarnya reaktansi kapasitif paralalel dan
konduktansi semakin kecil sehingga arus bocor semakin besar. Jadi pada saluran panjang ini
semua parameter R, L, C, dan G diperhitungkan secara terdistribusi sepanjang saluran. Sama
halnya dengan saluran transmisi menengah pada metode penyelesaian saluran transmisi
panjang juga menggunakan metode nominal T dan nominal PI.

8
OA menggambarkan arus beban I lagging dari tegangan ujung penerimaan OB oleh
sudut φ. Arus beban yang sama akan mengalir dalam separuh kanan dari impedansi line
dan akan menyebabkan drop tegangan BC = IR/2 yang sephasa dengan arus I, dan drop
induktip CD = IX/2
- Arus Ic disebabkan condenser leading terhadap tegangan Vs adalah 90º yang
dinyatakan sebagai AE. Arus ujung pengiriman Is dinyatakan sebagai OE.
- Arus ujung pengiriman akan menyebabkan drop resistip DF = Is R/2 dan drop
induktip FG = Is X/2

9
Faktor daya ujung pengiriman = Cos φS
Dimana φS = sudut GOE
Tegangan ujung pengiriman dapat juga diperoleh dengan metode Analitis Solusi seperti
berikut :
I = I + j 0 , arus beban ................................................................................... (2.3)
ER = ER ( Cos φ + j Sin φ ) = Ex + J Ey ( misal ) .......................................... (2.4)
Impedansi line = R + j X ............................................................................... (2.5)
Drop Line sampai dengan pertengahan = I ( R + j X )................................. (2.6)

Vs = ER + drop line dalam separuh dari line


Vs = ( Ex + j Ey ) + 1/2 I ( R + j X ) = Vx + j Vy ( misal )......................... (2.7)

Ic = = = Ix’ + j Iy’ (misal) ............................. (2.8)

Arus ujung pengiriman = ( I + j 0 ) + ( Ix’ + j Iy’ ) = ( I + Ix’) + j Iy’ ........... (2.9)


Arus ujung pengiriman adalah leading dari I oleh sudut α,

dimana : tan α = ....................................................................................(2.10)

Drop line dalam separuh kiri dari line,

= {( I + Ix’) + j Iy’} ) = Vx + j Vy (misal) ...................................... (2.11)

Es = Vs + drop line dalam separuh kiri dari line

Es = ( Vx + j Vy ) + (vx + j vy) = ( Vx + vx ) + j ( Vy + vy ) ....................... (2.12)

Es akan leading dari I oleh sudut θ, dimana : tan α = .......................(2.13) Sudut


phasa antara arus ujung pengiriman dan tegangan ujung pengiriman,

φs = θ – α ........................................................................................................ (2.14)

10
Pada saluran transmisi panjang dengan metode nominal PI separuh dari line di
asumsikan terkonsentrasi pada ujung pengiriman (sending) dan ujung penerimaan
(receiving). Dalam metode ini separuh dari kapasitansi line diasumsikan lokasinya
pada kedua ujung dari line seperti representasi gambar berikut :

Gambar 2.7 Representasi dari Metode Nominal PI

Gambar 2.8 Diagram Vektor Untuk Metode Nominal PI

Dimana :
ES = Tegangan ujung pengiriman (V) ER
= Tegangan ujung penerimaan (V) R =
Resistansi (Ω)
X = Induktansi (H)
Y = Admitansi shunt (siemens) I =
Arus beban (A)
IS = Arus ujung pengiriman (A) IS’
= Arus pada line (A)

11
IC1 = Arus pada kapasitansi line pertama (A) IC2
= Arus pada kapasitansi line kedua (A)

OA = Arus beban
Tegangan ujung penerimaan ER lead dari I oleh sudut φ
Y = j ωc (admitansi shunt) dimana C adalah kapasitansi line per phasa

Admitansi shunt pada masing-masing ujung dari line adalah Y/2

- Arus Ic1 pada ujung penerimaan dinyatakan dengan AC leading dari ER oleh sudut
90°
- Arus dalam line adalah Is’ merupakan jumlah vektor I dan Ic1
- Drop resistif dalam line adalah Is’R dinyatakan sebagai BD paralel dengan OC
- Drop reaktansi dalam line adalah Is’X leading BD oleh sudut 90° dinyatakan
dengan DF
- Tegangan ujung pengiriman Es adalah jumlah vektor ER dan drop line BF
dinyatakan sebagai OF
Admitansi cabang (admitansi shunt) pada ujung pengiriman dengan arus Ic2 leading
dari Es oleh sudut 90° dinyatakan sebagai CG. Demikian arus ujung pengiriman Is
adalah OG.
Faktor daya ujung pengiriman = Cos φS
Dimana φS = sudut FOG

Tegangan ujung pengiriman dapat juga diperoleh dengan metode Analitis Solusi
seperti berikut :
I = I + j 0, arus beban ..................................................................................... (2.15)
ER = ER ( Cos φ + j Sin φ ) = Ex + j Ey (misal).............................................. (2.16)
Ic1 = (Ex + j Ey ) ( 0 + j Y/2 ) ........................................................................ (2.17)
Arus dalam line penerimaan, Is’ = I + Ic1

Is’ = ( I + j 0 ) + = Ix + j Iy (misal) ........................ (2.18)

Drop line = ( Ix + j Iy ) ( R + jX ) = Vx + j Vy (misal) .................................. (2.19)


ES = ER + drop line

12
ES = ( Ex + j Ey ) + ( Vx + j Vy ) = ( Ex + Vx ) + j ( Ey + Vy ) .................... (2.20)

ES lead dari I load sudut θ, dimana tan θ = .........................................(2.21) Ic2

= {( Ex + Vx ) + j ( Ey + Vy )} ) = I’x + j I’y (misal) ...................... (2.22)

Arus dalam line pengiriman, Is = Is’ + Ic2

Is = ( Ix + j Iy ) + ( Ix’ + j Iy’ ) = ( Ix + Ix’ ) + j ( Iy + Iy’ )........................... (2.23)

Is led dari I oleh sudut α, Tan α = .......................................................(2.24)

Sudut phasa antara arus dan tegangan ujung pengiriman φs = θ – α .............(2.25)3

Sistem arus listrik akan mengalir dari beda potensial yang tinggi ke beda
potensial rendah. Dan dikarenakan adanya drop tegangan sepanjang jalur transmisi
kabel sebagai akibat adanya impedansi penghantar maka tegangan pada sisi penerima
biasanya lebih rendah dibanding tegangan disisi pengiriman. Hal yang bertolak
belakang terjadi pada sistem transmisi menengah dan panjang, dimana tegangan sisi
penerima akan lebih tinggi dibanding dengan tegangan disisi pengirim. Perubahan
tegangan tersebut dinamakan efek ferranti sesuai dengan nama orang yang pertama
kali mengemukakan efek dan teori tersebut, yaitu Sir. S.Z. Ferranti (1890). Sir. S.Z.
Ferranti menyatakan bahwa pada jaringan sistem transmisi menengah dan panjang,
apabila transmisi tersebut tidak dalam keadaan berbeban ataupun berbeban rendah
maka tegangan disisi penerima akan lebih tinggi dibanding tegangan disisi pengirim.

13
Pengaturan Tegangan Saluran Transmisi Panjang

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saluran transmisi menengah didefinisikan sebagai saluran transmisi yang mempunyai
panjang dari 80 km sampai 250 km. Pada saluran model ini besar kapasitansi ke tanah cukup
besar sehingga tidak dapat diabaikan. Sehingga seluruh admitansi shunt saluran terpusat pada
cabang shunt, di mana pada saluran transmisi menengah dibedakan menjadi dua model, yaitu:
1. Saluran transmisi menengah nominal T yaitu saluran transmisi dengan kapasitansi
dipusatkan pada satu titik dan impedansi serinya terbagi dua pada kedua cabang
serinya.
2. Saluran transmisi menengah nominal PI yaitu saluran transmisi dengan kapasitansi
dipusatkan pada dua titik dan impedansi serinya dipusatkan satu titik pada cabang
serinya.

Saluran transmisi yang panjangnya lebih besar dari 150 mile digolong pada transmisi
panjang, besarnya reaktansi kapasitif paralalel dan konduktansi semakin kecil sehingga arus
bocor semakin besar. Jadi pada saluran panjang ini semua parameter R, L, C, dan G
diperhitungkan secara terdistribusi sepanjang saluran.

15
DAFTAR PUSTAKA

A. Arismunandar, S. Kuwara .1979. “Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik”, jilid II.Jakarta
: PT. Pradnya Paramitha.

Stevenson,William D.1993.”Analisis Sistem Tenaga Listrik”.Jakarta:Erlangga.


http://www.yumpu.com/id/document/view/4408747/makalah-teknik-tenaga-
listriktransmission-of-electrical-energy

16

Anda mungkin juga menyukai