Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK

GENERATOR, TRANSMISI DAN SUBTRANSMISI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Operasi Sistem Tenaga
Listrik yang diampu oleh
Dian Budhi Santoso, S.T., M.Eng.

Disusun Oleh:
Alfabil Arsy Akbar 1910631160004
Muhammad Yogi Ardiansyah 1910631160027
R Muhammad Revian F S 1910631160136
Surya Dhamma S 1910631160147

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Tidak lupa juga kami
berterima kasih karena telah diberikan kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dari Mata Kuliah Operasi Sistem Tenaga Listrik dengan
judul “Generator, Transmisi dan Subtransmisi” dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dian Budhi Santoso, S.T.,
M.Eng. sebagai dosen pengampu Mata Kuliah Operasi Sistem Tenaga Listrik ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Karawang, 30 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
2.1 Pengertian Generator ................................................................................... 4
2.2 Bagian Utama Generator ............................................................................. 5
2.2.1 Rotor.................................................................................................. 5
2.2.2 Stator ................................................................................................. 5
2.3 Jenis - Jenis Generator................................................................................. 5
2.4 Cara Kerja Generator .................................................................................. 6
2.5 Klasifikasi Saluran Transmisi ..................................................................... 7
2.6 Konstruksi Saluran Transmisi ..................................................................... 7
2.7 Konstanta Saluran Transmisi ...................................................................... 8
2.8 Subtransmisi ................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 13
3.2 Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15
LAMPIRAN ......................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri tenaga listrik dimulai pada tahun 1882 dengan beroperasinya
Pearl Street Electric Station, pusat pembangkit daya listrik pertama di New
York, Amerika Serikat. Sejak itu, industri tenaga listrik mengalami
perkembangan yang pesat di berbagai negara, dengan munculnya stasiun-
stasiun pembangkit dan jaringan transmisi dan distribusi. Energi listrik
memiliki manfaat yang sangat besar dan ketergantungannya bagi manusia saat
ini tidak dapat disangkal. Bahkan, pentingnya energi listrik bagi kehidupan
manusia saat ini hampir sebanding dengan oksigen.
Siklus aliran energi listrik dalam sistem tenaga listrik dapat dijelaskan
sebagai berikut: pada pusat pembangkit, sumber daya energi primer seperti
bahan bakar fosil, hidro, panas bumi, dan nuklir diubah menjadi energi listrik
melalui generator sinkron. Energi listrik ini kemudian dikirimkan melalui
saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat-pusat beban dengan bantuan
transformator step-up. Peningkatan tegangan ini bertujuan untuk mengurangi
arus yang mengalir pada saluran transmisi dan mengurangi kerugian panas
(heat loss) yang disebabkan oleh hambatan saluran. Ketika saluran transmisi
mencapai pusat beban, tegangan diturunkan kembali menjadi tegangan
menengah melalui transformator step-down.
Di pusat-pusat beban yang terhubung dengan saluran distribusi, energi
listrik ini diubah menjadi bentuk-bentuk energi lainnya seperti energi mekanis,
penerangan, pemanas, pendingin, dan sebagainya. Sistem tenaga listrik
memungkinkan pengiriman energi listrik secara kontinyu dari satu tempat ke
tempat lain yang berjarak jauh.
Sistem tenaga listrik terdiri dari berbagai komponen atau alat listrik
seperti generator, transformator, saluran transmisi, saluran distribusi, dan
beban, yang saling terhubung membentuk suatu sistem. Kapasitas
pembangkitan energi listrik juga beragam, mulai dari ukuran kecil beberapa
puluh watt hingga ukuran sedang hingga megawatt.
Tiga diantaranya yang akan dibahas pada pembahasan kali ini adalah
generator, transmisi, dan subtransmisi. Generator adalah sebuah perangkat
yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip dasar dari
generator berdasarkan pada prinsip elektromagnetisme yang ditemukan oleh
Michael Faraday pada abad ke-19. Penemuan ini memungkinkan manusia
untuk menghasilkan listrik secara efisien dan membuka jalan bagi
pengembangan sistem tenaga listrik modern. Dalam sejarahnya, generator telah
mengalami perkembangan dari mesin dinamo pertama yang menggunakan

1
prinsip induksi hingga generator induksi tiga fasa yang digunakan secara luas
dalam sistem tenaga listrik saat ini.
Transmisi adalah proses pengiriman energi listrik dari pusat pembangkit
ke pusat beban melalui jaringan saluran transmisi yang terdiri dari kabel dan
menara transmisi. Seiring dengan perkembangan industri tenaga listrik,
kebutuhan akan transmisi energi listrik meningkat dengan pesat. Pada awalnya,
transmisi energi listrik menggunakan sistem arus searah (DC), seperti yang
digunakan oleh sistem penerangan pertama di New York City oleh Thomas
Edison. Namun, kemudian ditemukan bahwa transmisi arus bolak-balik (AC)
memiliki banyak keuntungan, termasuk kemampuan untuk mentransmisikan
energi listrik dengan jarak yang lebih jauh dan mengurangi kerugian daya.
Penemuan ini dipelopori oleh Nikola Tesla, dan sistem transmisi AC yang
efisien dan handal menjadi standar dalam industri tenaga listrik.
Subtransmisi adalah bagian dari sistem tenaga listrik yang bertanggung
jawab untuk mentransmisikan energi listrik dari pusat transmisi ke pusat
distribusi yang lebih kecil. Dalam sistem tenaga listrik, subtransmisi memiliki
peran penting dalam mendistribusikan listrik ke daerah-daerah yang lebih
terpencil atau terpencil yang terletak di luar pusat-pusat populasi utama. Sistem
subtransmisi menggunakan saluran transmisi dengan tegangan yang lebih
rendah daripada transmisi utama, namun masih lebih tinggi daripada saluran
distribusi yang langsung terhubung ke rumah-rumah dan bangunan-bangunan.
Penggunaan tegangan yang lebih tinggi pada subtransmisi memungkinkan
transfer daya yang efisien dalam jarak yang cukup jauh sebelum dikurangi
menjadi tegangan distribusi yang lebih rendah untuk digunakan oleh
konsumen. Perkembangan sistem transmisi dan subtransmisi sangat penting
dalam menyediakan akses universal terhadap listrik, mengurangi kerugian daya
selama transmisi, dan mengoptimalkan efisiensi sistem tenaga listrik secara
keseluruhan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi dan pertumbuhan
infrastruktur, pengembangan teknologi transmisi dan subtransmisi terus
berlanjut untuk menjawab tantangan energi masa depan.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terurai diatas maka penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa peran generator dalam menghasilkan energi listrik?
2. Bagaimana proses transmisi energi listrik dari pusat pembangkit ke pusat
beban?
3. Apa peran subtransmisi dalam sistem tenaga listrik, khususnya dalam
mendistribusikan energi listrik?
4. Mengapa perkembangan teknologi transmisi dan subtransmisi sangat
penting dalam menyediakan akses universal terhadap listrik?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja Generator.
2. Mengetahui bagian-bagian generator.
3. Mengetahui apa itu Transmisi.
4. Mengetahui cara kerja saluran Transmisi.
5. Mengetahui fungsi dari Subtransmisi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Generator


Generator merupakan suatu mesin yang bisa merubah tenaga mekanik
jadi tenaga listrik. Tenaga mekanik tersebut bisa berasal dari tenaga panas,
tenaga potensial air, motor diesel, motor bensin ataupun motor listrik. Prinsip
kerja generator berdasarkan pada hukum Faraday apabila sesuatu kumparan
kawat penghantar listrik terletak dalam fluks magnet berubah-ubah, maka di
dalam kawat terbentuk GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi. Aliran fluks magnet
yang mengalir pada kumparan biasanya disebut aliran arus, sementara itu GGL
induksi yang berubah-ubah pada ujung-ujung setiap kumparan disebut
tegangan [1]. Berikut adalah persamaan dari Hukum Faraday:


𝑒=𝑁 (2.1)

Keterangan:
e = GGL induksi yang dibangkitkan (volt)
N = Banyaknya jumlah lilitan
∆Φ = Perubahan fluksimagnetik (Webber)
∆t = Perubahan waktu (detik)

Generator adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan


daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah satu set
peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau
alternator. Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan generator atau
alternator sebagai perangkat pembangkit. Pada sebuah sistem generator set,
penggerak atau engine sangat berpengaruh terhadapan sistem kerja generator
tersebut. Karena pada perputaran generator yang stabil dapat menjadikan
output generator tersebut menjadi maksimal [2].

4
2.2 Bagian Utama Generator
Pada generator umumnya ada bagian yang diam (stator) dan ada bagian
yang berputar (rotor). Untuk generator Leybold yang termasuk stator adalah
badan, magnet, sikat-sikat. Sedangkan rotornya adalah jangkar dan lilitannya
[3].

2.2.1 Rotor
Rotor terdiri atas badan rotor, lilitannya dan jangkar. Badan rotor
berfungsi sebagai bagian dari tempat mengalirmya fluks magnet yang
dihasilkan kutub-kutub magnet, karena itu badan rotor dibuat dari bahan
ferromagnetik. Selain itu badan rotor ini berfungsi untuk meletakkan alat-alat
tertentu. Pada rotor juga terdapat terminal box yang merupakan tempat-tempat
ujung-ujung lilitan dan lilitan jangkar. Jangkar yang umum digunakan
berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk melilitkan
kumparan-kumparan tempat terbentuknya ggl induksi. Jangkar dibuat dari
bahan ferromagnetik, agar lilitan jangkar terletak dalam daerah yang induksi
magnetnya besar supaya ggl induksi yang terbentuk dapat bertambah besar [3].

2.2.2 Stator
Stator adalah bagian yang tidak bergerak (diam). Bagian ini tersusun dari
plat-plat baja yang mempunyai alur-alur sebagai tempat meletakkan kumparan
stator. Lilitan stator berfungsi sebagai tempat terjadinya GGL induksi. Rangka
stator Rangka stator terbuat dari baja cor. Rangka stator merupakan tempat dari
bagian-bagian generator yang lain [1].

2.3 Jenis - Jenis Generator


Generator DC maupun AC, konstruksi dasarnya berupa konduktor
sebagai penghasil tegangan dan sebuah bagian yang menghasilkan medan
magnet. Sebagai representasi dari kedua bagian tersebut, setiap generator pasti
memiliki rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dan stator
merupakan bagian yang diam [4].

5
2.3.1. Generator DC
Generator DC membalik arah arus saat tegangan negatif, menggunakan
mekanisme cincin-belah, sehingga hasilnya jadi siklus positif-nol-positif-nol
(DC) [4]. Tegangan yang dihasilkan setiap generator sifat arusnya adalah bolak
balik. Tegangan hanya bisa menjadi searah setelah disearahkan. Penyearah itu
biasa disebut komutator. Komutator berfungsi seperti saklar mekanis atau
penyearah untuk secara otomatis mengubah tegangan ac yang dibangkitkan
menjadi tegangan dc. Peristiwa penyearahan disebut komutasi. Komutasi
adalah proses pembalikan arah arus pada kumparan jangkar pada saat segmen
komutator pada kumparan terhubung melewati dibawah sikat [3].

2.3.2. Generator AC
Generator AC ini adalah sejenis motor DC tetapi telah dimodifikasi
dengan cara menambahkan jumlah lilitan didalamnya [5]. Tegangan yang
dibangkitkan pada generator sinkron bersumber pada prinsip
kerja induksi elektro magnetik. Putaran rotor generator dalam medan magnet
listrik hendak memunculkan fluks magnet yang berbalik. Putaran rotor hendak
memunculkan tegangan imbas pada kawat gulungan stator. Pada saat rotor
digerakan dengan penggerak utama, kutub- kutub pada rotor hendak berbalik.
Bila kumparan kutub diberi arus searah hingga pada permukaan kutub hendak
mencuat medan magnet searah yang berbalik serta kecepatannya sama dengan
kecepatan kutub yang menginduksi lilitan stator [1].

2.4 Cara Kerja Generator


Cara kerja generator yaitu berpedoman sesuai prinsip kerja induksi
elektromagnetik, yaitu dengan cara memutarkan suatu lilitan tembaga pada
medan magnet sehingga menimbulkan GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi.
Generator listrik membuat energi listrik dari sebuah perubahan suatu sumber
energi mekanik, biasanya dengan cara menggunakan sebuah induksi
elektromagnetik. Proses ini dikenal dengan cara kerja pembangkitan listrik.
Walaupun generator dan motor mempunyai banyak sekali persamaan, tetapi
motor yaitu sebuah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi

6
mekanik yang cara kerjanya berbanding terbalik dengan prinsip kerja
generator. Prinsip kerja dari generator adalah mendongkrak muatan listrik
untuk berjalan melalui sebuah jalur listrik terluar, namun generator ini tidak
dapat menciptakan tenaga listrik yang sudah berada pada kabel belitannya.

2.5 Klasifikasi Saluran Transmisi


Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga lisrik dari
tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution
sehingga dapat disalurkan pada konsumen. Besaran tegangannya dapat dibagi
menjadi beberapa kelas, yaitu:
1. Tegangan Ultra Tinggi (UHV) (1000 kV)
2. Tegangan Ekstra Tinggi (EHV) (500 kV)
3. Tegangan Tinggi (HV) (150 kV dan 70 kV)
4. Tegangan Menengah (MHV) (30 kV dan 20kV)
5. Tegangan Rendah (LV) ( 380 V dan 220 V)
Sedangkan saluran transmisi tegangan tinggi adalah sebuah proses
penyaluran energi listrik dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya. Dimana
dalam proses penyaluran energi listrik tersebut terdiri dari konduktor yang
direntangkan antara tiang-tiang (tower) melalui isolator-isolator. Dalam
saluran transmisi persoalan tegangan harus diperhatikan baik keadaan operasi
maupun dalam perencanaan dimana tegangan setiap titik saluran harus selalu
diperhatikan besar perubahan tegangan yang diperbolehkan ± 5% [6].

2.6 Konstruksi Saluran Transmisi


Berdasarkan konstruksinya, saluran transmisi dibedakan atas saluran
udara (overhead lines) dan saluran bawah tanah (underground cable). Saluran
udara menyalurkan energi listrik melalui penghantar yang digantungkan pada
menara atau tiang transmisi dengan perantara isolator, sedangkan saluran
bawah tanah menyalurkan energi listrik melalui kabel-kabel yang ditanam di
bawah permukaan tanah. Kedua jenis saluran transmisi itu masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dibandingkan dengan saluran udara,
saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, angin kencang, petir,

7
dan gangguan alam lainnya. Selain itu saluran bawah tanah lebih estetis karena
tidak menggangu pemandangan dan terlihat rapih. Akan tetapi dari segi
investasi saluran bawah tanah lebih besar dibandingkan dengan saluran udara.
Selain itu perbaikannya juga lebih sulit jika terjadi gangguan hubung singkat,
kabel putus, dan lain-lain.
Berdasarkan jenis arus yang digunakan, saluran transmisi dibedakan atas
saluran transmisi arus bolak-balik (alternating current) dan saluran transmisi
arus searah (direct current). Dalam sistem AC, penaikan dan penurunan
tegangan transmisi dapat mudah dilakukan yaitu dengan menggunakan
transformator. Dalam sistem transmisi AC ada yang menggunakan satu fase
dan tiga fase. Akan tetapi persoalan ekonominya harus diperhitungkan.
Penyaluran tenaga listrik dengan sistem DC dapat dianggap ekonomis jika
jarak saluran udara yang sangat jauh (di atas 400 km) atau untuk saluran bawah
tanah yang lebih dari 50 km. Hal ini disebabkan biaya peralatan pengubah AC
ke DC atau sebaliknya (converter dan inverter equipment) sangat mahal [7].

2.7 Konstanta Saluran Transmisi


Saluran transmisi pada dasarnya merupakan rangkaian listrik yang
memiliki konstanta yang terbagi sepanjang saluran. Konstanta-konstanta atau
parameter itu tidak terletak secara terpusat pada satu tempat melainkan terbagi
rata sepanjang saluran. Konstanta-konstanta tersebut terdiri dari [8]:
1. Resistensi (R)
Nilai resistansi saluran transmisi dipengaruhi oleh resitivitas
konduktor dan temperatur. Resistansi dari sebuah penghantar
sebanding dengan panjang l dan berbanding terbalik dengan luas
penampangnya, seperti rumus dibawah ini:

𝑅=𝜌 (2.2)

𝜌 = Resitivitas (Ω)
𝑅 = Resistan arus searah (Ω)
𝑙 = Panjang konduktor (m)

8
𝐴 = Luas penampang (m2)
2. Induktansi (L)

𝐿 = 1 + 0,4605 log 10 (2.3)

𝑙= (2.4)

𝑋 = 2. 𝜋. 𝑓. 𝐿 (2.5)

3. Kapasitansi (C)

,
𝐶= (2.6)

𝐺𝑀𝐷 = 𝑟 √𝑛 (2.7)

Setelah mendapatkan kapasitif (C), maka untuk mencari nilai


reaktansi kapasitif dapat diturunkan menjadi:

1
𝑋 =
2. 𝜋. 𝑓. 𝐶

C = Kapasitas
𝐺𝑀𝐷 = Geometri Mean Distance (cm)
𝑟 = Jari-jari penghantar

2.8 Subtransmisi
Jaringan subtransmisi berfungsi menyalurkan daya listrik dari sumber
daya besar menuju ke gardu induk (GI) yang terletak di daerah beban. Jaringan
subtransmisi biasanya menggunakan tegangan tinggi dalam penyaluran
tegangannya. Hal ini dilakukan untuk berbagai alasan efisiensi, diantaranya
adalah penggunaan penampang penghantar menjadi efisien, karena arus yang
mengalir akan menjadi lebih kecil ketika tegangan tinggi diterapkan [9].
Namun jaringan subtransmisi belum tentu ada di seluruh sistem
distribusi, karena jaringan subtransmisi merupakan jaringan dengan tegangan

9
peralihan. Seandainya pada jaringan transmisi tegangan yang dipakai adalah
500 kV, maka setelah masuk GI tegangan menjadi 150 kV (belum termasuk
tegangan distribusi). Sehingga jaringan ini dinamakan subtransmisi karena
masih bertegangan tinggi [10].
Kabel subtransmisi konstruksinya dapat berupa saluran udara terbuka
(overhead open-wire construction) atau kabel bawah tanah. Tegangan untai
tersebut bervariasi dari 12,47 kV hingga 245 kV. Sebagian besar sistem
subtransmisi menggunakan tingkat tegangan 69 kV, 115 kV, dan 138 kV.
Desain sistem subtransmisi bervariasi dari sistem radial sederhana hingga
jaringan subtransmisi yang luas. Pertimbangan utama yang mempengaruhi
desain sistem subtransmisi adalah faktor biaya dan keandalannya.

Gambar 1. Diagram Satu Garis Subtransmisi Tipe Radial

Gambar 1. menunjukkan sistem subtransmisi radial. Dalam sistem radial


kabel tersebut menyebar dari bulk power sources ke gardu induk distribusi.
Sistem radial adalah sistem sederhana dan biayanya paling murah dibanding
sistem lain, tetapi mempunyai tingkat kontinuitas yang rendah. Karena
pertimbangan ini, umumnya sistem subtransmisi radial sudah tidak digunakan
lagi dalam sistem tenaga listrik modern.

10
Gambar 2. Diagram Satu Garis Subtransmisi Tipe Radial yang Dimodifikasi

Bentuk yang dimodifikasi dari subtransmisi tipe radial merupakan usaha


peningkatan tingkat kerjanya, telah diperkenalkan seperti ditunjukkan dalam
Gambar 2. Dengan bentuk jaringan seperti itu maka jika ada gangguan pada
kabel subtransmisi, pemulihan pelayanannya relatif lebih cepat.

Gambar 3. Diagram Satu Garis Subtransmisi Tipe Loop

11
Karena kebutuhan keandalan pelayanan yang lebih tinggi, maka sistem
subtransmisi didesain berupa untai loop seperti terlihat pada Gambar 3. Dalam
desain ini sebuah untai tunggal yang bermula dari bulk power source langsung
manuju sejumlah gardu induk dan kembali ke bus yang sama [7].

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berikut ini kesimpulan yang dapat kami ambil dari bahasan kali ini,
yaitu:

1. Generator adalah suatu mesin yang mengubah tenaga mekanik


menjadi tenaga listrik berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik. Generator dapat menggunakan berbagai sumber
tenaga mekanik seperti tenaga panas, tenaga potensial air, motor
diesel, motor bensin, atau motor listrik.

2. Generator terdiri dari bagian utama, yaitu rotor (bagian yang


berputar) dan stator (bagian yang diam). Rotor terdiri dari badan
rotor, lilitan, dan jangkar, sedangkan stator terdiri dari plat-plat
baja dengan alur-alur untuk meletakkan kumparan stator.

3. Generator dapat diklasifikasikan menjadi generator DC dan


generator AC. Generator DC menggunakan komutator untuk
mengubah tegangan AC yang dihasilkan menjadi tegangan DC,
sedangkan generator AC menghasilkan tegangan AC berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik.

4. Cara kerja generator didasarkan pada prinsip kerja induksi


elektromagnetik, yaitu dengan memutarkan lilitan tembaga pada
medan magnet untuk menghasilkan GGL induksi. Generator
tidak menciptakan energi listrik, tetapi mengkonversi energi
mekanik menjadi energi listrik.

5. Saluran transmisi adalah jalur penyaluran tenaga listrik dari


pembangkit tenaga listrik ke konsumen. Saluran transmisi dapat
diklasifikasikan berdasarkan tegangan yang digunakan, seperti
tegangan ultra-tinggi (UHV), tegangan ekstra-tinggi (EHV),
tegangan tinggi (HV), tegangan menengah (MHV), dan tegangan
rendah (LV).

13
6. Saluran transmisi dapat berkonstruksi sebagai saluran udara
(overhead lines) atau saluran bawah tanah (underground cable).
Saluran udara menggunakan penghantar yang digantungkan pada
menara transmisi, sedangkan saluran bawah tanah menggunakan
kabel yang ditanam di bawah tanah.

7. Konstanta saluran transmisi, seperti resistansi, induktansi, dan


kapasitansi, mempengaruhi karakteristik saluran transmisi.
Resistansi dipengaruhi oleh resitivitas konduktor dan temperatur,
induktansi bergantung pada geometri saluran, dan kapasitansi
berkaitan dengan jarak antara penghantar. Jaringan subtransmisi
adalah jaringan yang menyalurkan daya listrik dari sumber daya
besar ke gardu induk.

8. Jaringan subtransmisi menggunakan tegangan tinggi untuk


efisiensi penyaluran daya. Jaringan subtransmisi dapat
menggunakan saluran udara atau saluran bawah tanah, dengan
desain yang bervariasi tergantung pada faktor biaya dan
keandalan.

Dengan memahami prinsip kerja generator, konstruksi saluran


transmisi, dan konstanta yang terkait, kita dapat memahami bagaimana energi
listrik dihasilkan dan disalurkan dari pembangkit ke konsumen.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, penulis
bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang
memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Penulis berharap makalah
berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi dengan sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Susilo, “Mengoptimalkan Fluks Magnet pada Generator AC


Menggunakan Sumber Eksternal untuk Menghasilkan Tegangan,”
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung, 2022.

[2] M. R. Swastika, I. Susanto, dan G. G. R. Gunadi, “Manajemen Perawatan


Generator Set 6BT5.9-G2 Cummins di Workshop Alat Berat Politeknik
Negeri Jakarta,” Pros. Semin. Nas. Tek. Mesin Politek. Negeri Jakarta, no.
1, hal. 1088–1092, 2022.

[3] A. M. Amalia, “Pengaruh Kuat Medan Magnet Dan Kecepatan Rotor


Terhadap Tegangan Yang Dihasilkan Generator Arus Bolak-Balik Leybold
TPS 2.5,” Universitas Sebelas Maret, 2010.

[4] M. Hassan, Zamzami, dan N. Safitri, “Analisa Sistem Kerja Black Start pada
Generator Emergency 1.008 kW Di PT. Sewatama Sumbagut 2 Peaker
Powerplant 250 MW,” J. TEKTRO, vol. 7, no. 1, hal. 98–103, 2023.

[5] A. F. Muhammad, U. Latifa, dan I. A. Bangsa, “Analisis Isolasi pada


Generator Pembangkit Listrik Tenaga Air Saguling,” Power Elektron. J.
Orang Elektro, vol. 10, no. 2, hal. 48–52, 2021.

[6] M. Amir dan I. A. Winarno, “Analisis Susut Tegangan Saluran Transmisi


Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV,” Sinusoida J. Penelit. dan Pengkaj.
Elektro, vol. 22, no. 2, 2020.

[7] R. Syahputra, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik. Yogyakarta:


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2021.

[8] W. F. Galla, A. S. Sampeallo, dan A. Lenjo, “Analisis Tegangan Saluran


Transmisi 70 kV pada Sistem Timor dengan Parameter ABCD,” J. Media
Elektro, vol. 9, no. 1, hal. 10–19, 2020, doi: 10.35508/jme.v0i0.2673.

[9] M. Rodiyan, “Studi Rugi Tegangan pada Penyulang Banteng di Gardu Induk
Bukit Siguntang PT.PLN (PERSERO) WS2JB,” Politeknik Negeri
Sriwijaya, 2015.

[10] Trianto, “Analisis Pemasangan Distributed Generation (DG) pada Jaringan


Distribusi Penyulang OGF Sorek Pangkalan Kerinci,” Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2018.

15
LAMPIRAN

List Pertanyaan dan Jawaban:

1. Bagaimana cara kerja dari generator?


Jawab:
Cara kerja generator yaitu dengan cara memutarkan suatu lilitan tembaga pada
medan magnet sehingga menimbulkan GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi.
Generator listrik membuat energi listrik dari sebuah perubahan suatu sumber
energi mekanik, biasanya dengan cara menggunakan sebuah induksi
elektromagnetik. Proses ini dikenal dengan cara kerja pembangkitan listrik.
Prinsip kerja dari generator adalah mendongkrak muatan listrik untuk berjalan
melalui sebuah jalur listrik terluar, namun generator ini tidak dapat
menciptakan tenaga listrik yang sudah berada pada kabel belitannya

2. Jelaskan jenis-jenis jalur transmisi berdasarkan konstruksinya!


Jawab:
Berdasarkan konstruksinya, saluran transmisi dibedakan atas saluran udara
(overhead lines) dan saluran bawah tanah (underground cable). Saluran udara
menyalurkan energi listrik melalui penghantar yang digantungkan pada menara
atau tiang transmisi dengan perantara isolator, sedangkan saluran bawah tanah
menyalurkan energi listrik melalui kabel-kabel yang ditanam di bawah
permukaan tanah. Kedua jenis saluran transmisi itu masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dibandingkan dengan saluran udara,
saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, angin kencang, petir,
dan gangguan alam lainnya. Selain itu saluran bawah tanah lebih estetis karena
tidak menggangu pemandangan dan terlihat rapih. Akan tetapi dari segi
investasi saluran bawah tanah lebih besar dibandingkan dengan saluran udara
dan perbaikannya yang sulit jika terjadi gangguan.

16

Anda mungkin juga menyukai