Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN OBSERVASI

Gardu Induk Paya Geli

Dosen Pengampu :
Azmi Rizki Lubis, S.Pd., M.T

DI SUSUN OLEH :
Kelompok 7
- Mitra Sarototona Zalukhu ( 5223230020 )
- Egy wira Indana ( 5223230037 )
- Farid wajdy Sitorus ( 5223530015 )
- Muhammad Ilham Hasibuan ( 5221230007 )

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan observasi ini untuk memenuhi tugas yang
telah diberikan oleh dosen mata kuliah Sistem Distribusi.

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada bapak Azmi Rizki Lubis, S.Pd, M.T yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami selama
proses pembuatan laporan observasi ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan observasi ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran, masukan, bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga laporan observasi ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Medan, 26 Maret 2024

Kelompok 7
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... 2


Daftar Isi ......................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Observasi ................................................................................ 5
BAB II Kajian Teori ....................................................................................... 6
BAB III Hasil dan Pembahasan ...................................................................... 8
3.1 Waktu dan Lokasi Observasi .............................................................. 8
3.2 Hasil Observasi dan Pembahasan ....................................................... 8
BAB IV Penutup ............................................................................................. 15
4.1 Kesimupulan ....................................................................................... 15
Daftar Pustaka ................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang mengenai laporan observasi gardu induk merupakan aspek penting dalam
memahami peran serta urgensi pemantauan dan pemeliharaan infrastruktur kelistrikan yang
vital. Gardu induk merupakan titik awal dalam distribusi listrik dari pembangkit listrik utama
ke jaringan distribusi yang lebih kecil, seperti gardu-gardu distribusi di kota atau desa.
Sebagai pusat kontrol, gardu induk memiliki peran krusial dalam mengatur aliran listrik dan
memastikan pasokan listrik yang stabil dan andal kepada masyarakat.
Gangguan atau kerusakan pada gardu induk dapat berdampak besar pada pasokan listrik.
Kegagalan peralatan, hubung singkat, atau kerusakan struktural dapat menyebabkan
pemadaman listrik yang luas dan berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari, bisnis, dan
infrastruktur masyarakat.
Observasi rutin terhadap kondisi gardu induk sangat penting untuk mendeteksi tanda-
tanda awal kerusakan atau kegagalan peralatan. Dengan melakukan pemeliharaan preventif
berdasarkan laporan observasi, risiko kegagalan sistem dapat diminimalkan, dan gangguan
pada pasokan listrik dapat dicegah.
Kerusakan pada gardu induk tidak hanya berpotensi menyebabkan pemadaman listrik,
tetapi juga dapat menimbulkan risiko keselamatan bagi masyarakat sekitarnya. Kebakaran,
kejutan listrik, atau ledakan merupakan ancaman serius yang dapat terjadi jika gardu induk
tidak dipelihara dengan baik.
Dengan kemajuan teknologi, telah tersedia berbagai sistem pemantauan yang dapat
digunakan untuk mengawasi kondisi operasional gardu induk secara real-time. Sistem
pemantauan ini memungkinkan deteksi dini masalah atau anomali, sehingga tindakan
perbaikan dapat dilakukan sebelum terjadi gangguan serius.
Observasi terhadap gardu induk juga penting dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi
dan konservasi energi. Dengan memantau konsumsi energi dan mengidentifikasi area-area
dengan kerugian energi yang tinggi, langkah-langkah perbaikan atau pengoptimalan dapat
dilakukan untuk mengurangi pemborosan energi dan meningkatkan efisiensi sistem distribusi
listrik.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam laporan observasi ini adalah
1. Bagaimana kondisi gardu induk paya geli ?
2. Bagaimana jalur distribusi dari gardu induk paya geli ?
3. Bagaimana kondisi setiap trafo distribusi ?
4. Bagaimana sistem proteksi pada setiap tiang trafo distribusi ?
1.3 Tujuan Observasi

Adapun tujuan dari observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut


1. Mengidentifikasi kondisi fisik dari gardu induk paya geli.
2. Mengetahui jalur distribusi dari gardu induk paya geli.
3. Mengetahui kondisi dari setiap trafo distribusi.
4. Mengetahui sistem proteksi pada setiap trafo distribusi.

BAB II
KAJIAN TEORI

Tenaga listrik dibangkitkan di pusat-pusat listrik ( power station ) seperti PLTA, PLTU,
PLTD, dan PLTG kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu
dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan (step up) yang berada di pusat
listrik. Saluran transmisi kebanyakan mempunyai tegangan 30 kV, 66 KV, 150 kV dan 500
kV. Khusus untuk tegangan 500 kV dalam prakteknya sering disebut tegangan ekstra tinggi.
Setelah melalui saluran transmisi maka tenaga listrik sampai ke gardu induk (sub station)
untuk diturunkan menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi primer yang
bertegangan 6 kV, 12 kV atau 20 kV.yang terakhir disebutkan adalah yang cenderung
digunakan di Indonesia. Jaringan setelah keluar dari gardu induk biasa disebut jaringan
distribusi sedangkan jaringan antara pusat listrik dan gardu induk biasa disebut jaringan
transmisi, baik saluran transmisi atau pun saluran distribusi ada yang berupa saluran udara
dan ada yang berupa saluran tanah/bawah tanah. Setelah melalui jaringan distribusi primer
maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu distribusi menjadi
tegangan rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen)
melalui sambungan rumah hingga ke alat pengukuran dan pembatas di rumah-rumah
pelanggan atau biasa disebut kWh Meter.
Adapun material distribusi tenaga listrik adalah: (1) tiang listrik yang merupakan
material yang terbuat dari besi, beton dan kayu agar jaringan tidak mengenai bangunan. Salah
satu komponen utama dari jaringan listrik tegangan rendah dan tegangan menengah yang
menyanggga hantaran listrik serta perlengkapannya tergantung dari keadaan lapangan; (2)
konduktor yang berfungsi untuk memindahkan energi listrik dari suatu tempat yang lain,
bahan yang digunakan untuk konduktor mempunyai persayaratan antaralain kekuatan
mekanisme, koefisien muai panjang kecil, dan konduktifitas; (3) isolator fungsi utama
sebagai penyekat listrik pada penghantar terhadap lainnya dan penghantar terhadap tanah.
Tetapi karena penghantar yang disekatkan tersebut mempunyai gaya mekanis berupa berat
dan gaya tarik yang berasal dari berat penghantar itu sendiri, dari tarikan dan karena
perubahan akibat temperatur dan angin, maka isolator harus mempunyai kemampuan utuk
menahan beban mekanis yang harus dipikul dan (4) saklar.
Gardu induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran yang disusun menurut pola tentunya dengan
pertimbangan teknis,ekonomi, serta keindahan. Pada prinsipnya penempatan gardu induk
memiliki kriteria tertentu dimana hal penempatan ini berdasarkan kebutuhan beban yang
semakin meningkat, mendekati bahkan melebihi kemampuan Gardu Induk yang ada.
Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga
listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai
pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik di transmisikan oleh suatu bahan konduktor
yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi Listrik Penyaluran tenaga listrik pada transmisi
menggunakan arus bolak-balik (AC) ataupun juga dengan arus searah (DC). Penggunaan arus
bolak-balik yaitu dengan sistem tiga-fasa atau dengan empat-fasa.
Saluran Transmisi dengan menggunakan sistem arus bolak-balik tiga fasa merupakan
sistem yang banyak digunakan, mengingat kelebihan sebagai berikut :
- Mudah pembangkitannya,
- Mudah pengubahan tegangannya,
- Dapat menghasilkan medan magnet putar,
- Dengan sistem tiga fasa, daya yang disalurkan lebih besar dan nilai sesaatnya konstan.

Ditinjau dari klasifikasi tegangannya, transmisi listrik dibagi menjadi :


a. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV Saluran transmisi di
Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapasitas 500 kV. tujuannya adalah agar
drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh
operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi terdapat permasalahan mendasar dalam
pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi, memerlukan
tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga memerlukan biaya besar.
Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang
akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan.

b. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV Pada saluran transmisi ini memiliki
tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single
atau doble sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya
hanya 3 kawat dan penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali.
Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing
phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor
disebut Bundle Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari saluran transmisi ini ialah
100km. Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh (drop voltage) terlalu
besar, sehingga tegangan diujung transmisi menjadi rendah.

c. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV Saluran transmisi ini menggunakan
kabel bawah tanah, dengan alasan beberapa pertimbangan :
- Ditengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit
mendapatkan tanah untuk tapak tower.
- Untuk ruang bebas juga sangat sulit dan pasti timbul protes dari masyarakat, karena
padat bangunan dan banyak gedung-gedung tinggi.
- Pertimbangan keamanan dan estetika.
- Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Waktu dan Lokasi Observasi
Lokasi : Gardu Induk Paya Geli ( Jalan Mesjid, Sunggal Kanan, Kecamatan

Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara )


Waktu : Sabtu, 23 Maret 2024

3.2 Hasil Observasi dan Pembahasan

Gardu Induk Paya Geli adalah sebuah gardu yang terletak di daerah jalan mesjid,
Sunggal Kanan, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Gardu Induk ini
mendistribusikan aliran listrik ke beberapa wilayah di kota Medan, diantaranya adalah Jalan
Sunggal, Perumahan Kodam, Jalan Amal, Pinang Baris, Balai Desa, Seroja, Bakul. Lalu Jalan
Puskesmas, BLK, Perwira, Elang, Aluminium, Gang Resmi, Gatsu, Serba Setia, Binjai,
Kampung Lalang Pasar V, Kompleks Cina, Pasar V Cinta Damai, Pasar III Cinta Damai,
Pasar I Cinta Damai, Gang Harapan, Gatot Subroto simpang Sei Sekambing, Kompleks
Tomang Elok, Jalan Rajawali, Murai, Garuda, Kodam I/BB, Cenderawasih. Lalu sekitaran
Jalan Asrama, Ampera II, Dodik, Ampera I, Gagak Hitam, Kakak Tua, Gelatik, Pungguk,
Bangau, Blibis, Merpati, Balam, Budi Luhur, Prona, Tempua, Gagak Hitam. Kemudian Jalan
Karya, Gereja, Danau Singkarak, Ayahanda, Notes, Sampul, Buku, Mistar, Ceret, Sendok,
Priok, Gelas, Danau Marsabut, Danau Jempang, Jalan Kapten Muslim, T Amir Hamzah,
Perkutut, Gaperta, Melati putih, Restu, Persatuan, Abdul Manaf lubis, Danau Singkarak, alan
Metrologi, Irian Barat Sampali, Sinar Gunung, Dwikora, Musyawarah, Pasar 1 Sampali
dengan Pasar 6 Sentis, Sudirman, Trunojoyo, Janji Martobu, Bagan Percut, Diponegoro, Kali
Serayu, Cinta Damai Percut, Pardomuan. Sekitaran Jalan Setia Budi Helvetia, Jalan Su-
marsono, Pemasyarakatan, Gunung Sinembah, Pondok Surya, Karya 2, Karya 5, Karya 7,
Baru, Tanjung Permai, Kemudian Jalan Dame, Helvetia Raya, Matahari Raya, seluruh
Perumnas Helvetia.
Gambar Gardu Induk Paya Geli

Gambar Gardu Induk Paya Geli

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) merupakan bagian dari infrastruktur distribusi
tenaga listrik yang terletak di atas tanah dan berfungsi untuk mengalirkan tenaga listrik dari
pusat pembangkit ke gardu induk. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertambangan dan
Energi No. 01.P/47/MPE/1992 tanggal 07 Februari 1992, Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) adalah saluran yang mengangkut tenaga listrik dengan menggunakan kawat telanjang
dan memiliki tegangan di atas 35 hingga 245 kV sesuai dengan standar dalam industri
ketenagalistrikan. Selain SUTT juga terdapat Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) yang memiliki tegangan diatas 245 kV sesuai standar dibidang ketenagalistrikan.
Gambar SUTT Gardu Induk Paya Geli
Gardu tiang trafo merupakan salah satu komponen vital dalam distribusi listrik. Ini
adalah tempat di mana transformator tegangan menengah ke rendah terpasang, mengubah
tegangan tinggi dari jaringan distribusi menjadi tegangan yang lebih rendah yang aman untuk
digunakan di rumah, bisnis, dan industri. Berikut adalah beberapa komponen utama dan
fungsi dari gardu tiang trafo :
1. Transformator : Transformator adalah komponen inti dari gardu tiang trafo. Ini mengubah
tegangan listrik dari tinggi menjadi rendah atau sebaliknya. Di gardu tiang, transformator ini
biasanya berukuran kecil dan dipasang di atas tiang untuk memudahkan pemeliharaan dan
penanganan.
2. Pemutus Beban : Pemutus beban atau pemutus sirkuit digunakan untuk memutus aliran
listrik jika terjadi kegagalan atau keadaan darurat. Ini membantu melindungi sistem dari
kerusakan lebih lanjut dan memungkinkan perbaikan dilakukan dengan aman.
3. Sakelar: Sakelar digunakan untuk mengendalikan aliran listrik ke gardu trafo atau
memisahkan gardu dari jaringan distribusi secara keseluruhan. Ini memungkinkan petugas
untuk melakukan perawatan atau perbaikan tanpa harus mematikan aliran listrik di seluruh
wilayah distribusi.
4. Metering dan Proteksi : Gardu tiang trafo juga dilengkapi dengan peralatan pengukuran
seperti kWh meter untuk mengukur konsumsi energi listrik. Selain itu, perangkat
perlindungan seperti relay digunakan untuk mendeteksi dan menanggapi gangguan dalam
sistem distribusi, seperti arus lebih atau gangguan hubung singkat.
5. Peralatan Tambahan : Gardu trafo juga dapat dilengkapi dengan peralatan tambahan seperti
surge arresters untuk melindungi sistem dari lonjakan tegangan yang merusak akibat petir
atau gangguan lainnya.
Gardu tiang trafo umumnya terletak di pinggir jalan atau di area terbuka lainnya untuk
memudahkan akses dan pemeliharaan. Mereka memainkan peran penting dalam menjaga
keandalan dan keamanan sistem distribusi listrik, serta memastikan pasokan listrik yang andal
ke pelanggan.
Dari Gardu Induk Paya Geli, Distribusi jaringan listrik kepada konsumen dilakukan
dengan melalui gardu tiang trafo ini. Kami dari kelompok 7 telah melakukan observasi dan
pengamatan terhadap gardu tiang trafo di beberapa jalan yang distribusi jaringan listriknya
berasal dari gardu induk Paya Geli, Diantaranya Jalan masjid, Jalan Gatot Subroto, Jalan
Gaperta Ujung, dan Jalan Klambir 5.
a. Gardu Tiang Trafo Jalan Masjid

Trafo 1 Trafo 2 Trafo 3


( Kode 2018-160-H ) ( Kode 2017-100-H ) ( Kode 2017-100-H )
Pada Jalan Masjid terdapat trafo distribusi jaringan listrik untuk disalurkan terhadap
konsumen, adapun jarak antar trafo pada jalan masjid ini bervariasi, untuk trafo 1 ke trafo 2
berjarak 270 m, trafo 2 ke trafo 3 berjarak 20 m.
b. Gardu Tiang Trafo Jalan Gatot Subroto

Trafo 1 Trafo 2
Trafo 3
Untuk jalan Gatot Subroto terdapat juga trafo distribusi saluran listrik untuk diberikan
terhadap konsumen, adapun jarak antar trafo distribusi bervariasi. Jarak antara trafo pertama
dengan trafo kedua sejauh 75 m dan jarak antara trafo kedua dan ketiga sejauh 100 m.

c. Gardu Tiang Trafo Jalan Gaperta Ujung

Trafo 1 Trafo 2
Trafo 3

Jalan

distribusi, kami mengobservasi beberapa trafo yang berurutan. Untuk jarak antar trafo juga
bervariasi, gardu trafo distribusi 1 dan gardu trafo distribusi 2 berjarak 50 m dan gardu trafo
distribusi 2 dan gardu trafo distribusi 3 berjarak 130 m.

Bagian-Bagian dari Gardu Tiang Trafo :

Gambar Gardu Tiang Trafo

1. Lightning Arrester ( LA )
Berfungsi sebagai alat Proteksi atau pengaman Trafo distribusi dari tegangan lebih akibat
Surja Petir, khususnya pada gardu pasangan luar.
2. Fused Cut Out ( FCO atau CO )
Berfungsi sebagai proteksi atau pegaman lebur, Pada gardu distribusi khususnya, FCO ini
berfungsi sebagai alat pelindung Trafo dari Arus hubungan Singkat dan sebagai alat untuk
membebeskan sumber tegangan jika dilakukan pemeliharaan. Proteksi pada FCO ini
dipasang dalam bentuk Fuse Link yang dapat disesuaikan dengan Arus Nominal Trafo
distribusi yang terpasang.

3. Wiring Gardu atau Pengawatan Gardu.


Yaitu Berupa Pengawatan atau kawat Penghubung untuk menghubungkan tegangan dari
Jaringan SUTM, Lightning Arrester ( LA ), dan Fused Cut Out ( FCO )ke Trafo
Distribusi.

4. Tiang
Tiang yang dipergunakan untuk Gardu distribusi jenis ini bisa berupa Tiang Beton
maupun Tiang Besi, yang memiliki kekuatan kerja sekurang kurangnya 500 dAn dengan
panjang 11 atau 12 meter.

5. Trafo Distribusi
Yaitu Komponen Utama dari gardu distribusi untuk menurunkan tegangan dari Sisi
Tegangan Menengah ( SUTM ) menjadi tegangan yang siap di pakai oleh pelanggan.
Trafo yang di pergunakan mulai dari 50 kVa - 400 kVa sesuai dengan kebutuhan
pembangunan gardu.

6. Rangka Gardu
Pada dasarnya berfungsi untuk menempatkan Trafo distribusi dan komponen lainya pada
Tiang. Rangka Gardu ini biasanya sudah berupa satu Set lengkap.

7. Pipa Jurusan
Berfungsi untuk menempatkan kabel naik atau kabel jurusan dari PHB-TR ke jaringan
SUTR di bagian atas.

Gambar PHB-TR pada Gardu Tiang Trafo Jln. Gaperta Ujung


Gambar Tampak Dalam PHB-TR

Keterangan :
1. Saklar Utama.
2. Rel Tembaga atau Rel Jurusan
3. NH-Fuse jurusan.
4. Kabel Naik atau Kabel Jurusan ( bisa berupa NYY atau NYFGBY ) dengan ukuran sesuai
dengan kebutuhan.
5. Kabel Turun ( Kabel penghubung dari Trafo ke PHB-TR ) dengan ukuran disesuaikan
dengan kebutuhan dan Trafo Distribusi yang terpasang.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Gardu induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran yang disusun menurut pola tentunya dengan
pertimbangan teknis,ekonomi, serta keindahan. Pada prinsipnya penempatan gardu induk
memiliki kriteria tertentu dimana hal penempatan ini berdasarkan kebutuhan beban yang
semakin meningkat, mendekati bahkan melebihi kemampuan Gardu Induk yang ada.
Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga
listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai
pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik di transmisikan oleh suatu bahan konduktor
yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi Listrik Penyaluran tenaga listrik pada transmisi
menggunakan arus bolak-balik (AC) ataupun juga dengan arus searah (DC). Penggunaan arus
bolak-balik yaitu dengan sistem tiga-fasa atau dengan empat-fasa.
Gardu tiang trafo merupakan salah satu komponen vital dalam distribusi listrik. Ini
adalah tempat di mana transformator tegangan menengah ke rendah terpasang, mengubah
tegangan tinggi dari jaringan distribusi menjadi tegangan yang lebih rendah yang aman untuk
digunakan di rumah, bisnis, dan industri.
DAFTAR PUSTAKA

Analisis Kinerja Gardu Induk: Analisis Kinerja Gardu Induk - Jurnal Ilmiah Teknik
Elektro Universitas Indonesia, Vol. 14, No. 2, 2019

Pentingnya Pemeliharaan Gardu Induk dalam Menjaga Keandalan Sistem Tenaga


Listrik: Pentingnya Pemeliharaan Gardu Induk dalam Menjaga Keandalan Sistem Tenaga
Listrik - Majalah Listrik Indonesia, No. 123, 2023

Modernisasi Gardu Induk untuk Meningkatkan Keandalan dan Efisiensi Sistem Tenaga
Listrik: Modernisasi Gardu Induk untuk Meningkatkan Keandalan dan Efisiensi Sistem
Tenaga Listrik - Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, 2022

Laporan Observasi Gardu Tiang Trafo di Wilayah Medan: Laporan Observasi Gardu
Tiang Trafo di Wilayah Medan.

Jurnal Teknik Elektro dan Komputer - Jurnal ini menyajikan berbagai makalah dan
penelitian terkait dengan teknologi jaringan distribusi listrik. Artikel-artikel dalam jurnal ini
dapat memberikan wawasan tentang teknologi terbaru, masalah teknis, dan solusi yang
diterapkan dalam konteks Indonesia.

"Manajemen Jaringan Distribusi Listrik" oleh Soedibyo dan Sumaryono - Buku ini
menyajikan pemahaman mendalam tentang manajemen jaringan distribusi listrik, termasuk
prinsip-prinsip dasar, perencanaan, pengoperasian, dan perawatan jaringan distribusi listrik.

Buku "Pengantar Teknik Listrik" oleh B. J. Putranto - Buku ini memberikan gambaran
umum tentang prinsip-prinsip dasar teknik listrik, termasuk distribusi listrik. Meskipun tidak
secara khusus membahas konteks Indonesia, buku ini dapat memberikan pemahaman dasar
tentang jaringan distribusi listrik.

Hadi, M., & Aryulina, D. (2018). Sistem Proteksi Pada Gardu Induk 150 kV
Menggunakan Metode Petir Melalui Lightning Arrester dan Grounding. Jurnal Informatika
dan Teknik Elektro (JITE), 4(2), 127-136.

Hidayat, D., & Mas'ud, A. (2017). Analisis Kegagalan Pada Gardu Induk (GI) 150 KV
Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA). Jurnal Teknologi Informasi dan
Komunikasi, 7(1), 8-13.

Setiawan, A., & Soenoko, R. (2016). Analisis Penyebab Kegagalan Trafo Gardu Induk
150 kV dengan Metode Fault Tree Analysis (FTA) (Studi Kasus PLN Distribusi Jawa Timur
Area Surabaya). Jurnal Teknik ITS, 5(1), 1-5.

Anda mungkin juga menyukai