Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN LEGAL ETIS

Disusun oleh :

KELOMPOK 9
Balqis Khairunisa (51123011)
Frisni Kalia Puspa (51123002)
Ide Serius Iman Waruwu (511230120)

Dosen:
Ns. Angga Putri,S.Kep.,M.Biomed

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BATAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya yg telah
melimpahkan rahmat,hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Pengambilan Keputusan Legal Etis“ dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan dukungan
serta bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Batam, 13 Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Etis ....................................................... 6
2.2 Prinsip – Prinsip Pengambilan Keputusan Etis ............................................. 7
2.3 Model Pengambilan Keputusan Etis ............................................................. 9
2.4 Tahap- Tahap Pengambilan Keputusan ....................................................... 10
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etis Dalam
Praktik Keperawatan ......................................................................................... 10
BAB III ................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 11
3.2 Saran ............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah suatu profesi pemberi asuhan kepada


individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sakit
maupun sehat. Salah satu indikator keberhasilan Rumah Sakit adalah kinerja
tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik sesuai
dengan standar pelayanan keperawatan. Profesi perawat di Indonesia memiliki
proporsi relatif besar yaitu 40% dari jumlah tenaga kesehatan di Indonesia
sehingga baik buruk kinerja perawat menjadi salah satu indikator utama mutu
asuhan keperawatan di rumah sakit atau instansi kesehatan yang lain (Saragih,
2011, p.1).
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang
berarti masyarakat mempercayai perawat sebagai tenaga kerja untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Perawat selalu dihadapkan
pada situasi atau dilema etik baik dalam penelitian maupun praktik klinis.
Tantangan terkait etika dalam keperawatan sudah sejak lama di hadapi oleh
perawat, terutama Florence Nightingale. Ia telah membahas tentang tugas etika
kerahasiaan, komunikasi serta sentrilisasi dalam pemenuhan kebutuhan pasien
(Nightingale, 1859 Ulrich & Zeiter, 2009).
Dimana setiap keputusan yang diambil oleh seorang perawat harus
dipertangungjawabkan, setiap keputusan yang diambil juga tidak hanya dengan
pertimbangan ilmiah, namun juga harus mempertimbangkan etika dalam
keperawatan. Etik profesi merupakan prinsip moral atau asas yang harus
diterapkan oleh perawat dalam hubungannya dengan pasien, teman, sejawat
dan masyarakat umumnya. Etik ini mengatur tentang perilaku prfessional pada
perawat dalam menjalankan pekerjaannya, sebagaimana tercantum dalam lafal
sumpah dan kode etik perawat yang disusun organisasi professional bersama
pemerintah (Nursalam, 2014).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yaitu :
1. Apa itu pengambilan keputusan etis
2. Prinsip – prinsip pengambilan keputusan etis
3. Apa saja model pengambilan keputusan etis

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, sehingga
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu pengambilan keputusan etis dalam keperawatan.
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip dalam pengambilan keputusan etis.
3. Untuk mengetahui metode – metode apa saja yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan etis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Etis

Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan


berbagai komponen yang harus dipertimbangkan secara matang oleh
perawat, terutama yang terkait dengan permasalahan pada tatanan klinik.
Hal ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan praktik keperawatan
yang semakin kompleks, adanya tuntutan efisiensi layanan kesehatan
ditengah situasi yang selalu berubah, serta perkembangan budaya yang ada
menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi lebih berat. Dampak
dari pengambilan keputusan yang tepat akan dibayar dengan harga yang
tinggi baik untuk individu yang memutuskan maupun institusi individu
tersebut bekerja. Tujuan utama profesi perawat adalah bertugas sebagai
problem solver, yaitu memecahkan masalah kesehatan pasiennya dengan
menggunakan metode pemecahan masalah.Metode pemecahan masalah
digunakan sebgai kerangka bagi perawat untuk membuat keputusan etik.
Dalam Sumijatun (2009), dikatakan bahwa pembuatan keputusan
selalu dihubungkan dengan suatu masalah atau suatu kesulitan, dalam arti
keputusan dan penerapannya diharapkan akan menjawab persoalan atau
menyelesaikan konflik. Pendapat Kepner dan George tentang pengambilan
keputusan adalah “A decision is always choice between various ways of
getting a particular thing done on end accomplished”. Pengambilan
keputusan adalah suatu rangkaian kegiatan memilih alternatif atau
kemungkinan. Keputusan etis dibuat berdasarkan kesepakatan antara pasien
dan perawat. Oleh karena itu seorang perawat harus mampu meyakinkan
pasien bahwa keputusan etis yang diambil adalah berdasarkan analisa dan
pertimbangan yang matang. Kesepakatan persetujuan antara pasien pasien
dan perawat tentang keputusan tindakan tersebut dapat berupa informed
consent sehingga terdapat bukti yang kuat bahwa keputusan etik tersebut
diambil berdasarkan kesepakatan bersama. Dalam setiap pengambilan
keputusan etis peran perawat adalah sebagai konselor dan advokat, artinya
perawat harus memberikan informasi tentang kondisi dan situasi yang
terjadi, dan melibatkan pasien dan keluarga dalam proses pengambilan
keputusan. Sebagai advokat, berarti perawat melindungi hak pasien untuk
mendapatkan perawatan yang menguntungkan dan tidak merugikan.
Dalam Sumijatun (2009) dikatakan bahwa praktik keperawatan
melibatkan interaksi yang kompleks antara nilai individu, sosial dan politik,
serta hubungannya dengan masyarakat tertentu. Sebagai dampaknya
perawat sering mengalami situasi yang berlawanan dengan hati nuraninya.
Meskipun demikian, perawat tetap akan menjaga kewajibannya sebagai
pemberi pelayanan kesehatan yang tentunya lebih bersifat kemanusiaan.
Dalam membuat keputusan perawat akan berpegang teguh pada pola pikir
rasional serta tanggung jawab moral dengan menetapkan prinsip etik dan
hukum yang berlaku.

2.2 Prinsip – Prinsip Pengambilan Keputusan Etis

Dalam proses pengambilan keputusan etis dikenal beberapa teori


yang dapat menjadi pembenaran terhadap suatu putusan etik, yaitu teori
teleologi dan deontologi. Teologi berasal dari kata telos yang artinya tujuan,
dalam hal ini keputusan etik didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai.
Bagaimana dampa kjika dilakukan tindakan, apakah berdampak baik, suatu
tindakan dinilai baik apabila tindakan tersebut bertujuan baik pula. Teori
kedua adalah teori deonyologi yaitu suatu konsep yang menitikberatkan
pada moral dan kewajiban.
Secara luas teori ini di kembangkan menjadi prinsip-prinsip etik.
Pendekatan masalah dalam pengambilan keputusan berdasarkan prinsip etik
yang diungkapkan oleh Nursalam (2008) yang meliputi; keadilan (justice),
asas menghormati otonomi (autonomy), asas manfaat (benefience) dan tidak
merugikan (non-malefiency), asas kejujuran (veracity), dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Justice atau keadilan
Prinsip yang pertama adalah Justice, atau keadilan. Artinya perawat
dituntut untuk memberikan perawatan sesuai dengan kebutuhan
pasien.Perawatan yang diberikan harus sesuai dengan standar praktik
keperawatan secara profesional dan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Jika ditinjau dari prisip ini tindakan perawat dalam kasus diatas perawat
sebenarnya melakukan pelanggaran atas justice karena melakukan
tindakan diluar dari kewenangannya, tidak sesuai dengan hukum yang
berlaku.
b. Autonomy atau menghargai kemampuan individu
Prinsip yang kedua yaitu Autonomy yang berarti menghargai
kemampuan individu yang mempunyai harga diri dan martabat, yang
mampu memutuskan sendiri hal hal berkaitan dengan dirinya. Otonomi
berarti kemampuan mengatur atau menentukan sendiri.Otonomi
berakar pada rasa hormat terhadap individu. Didalam prinsip otonomi,
perawat harus menghargai dan menghormati hak pasien untuk memilh
dan memutuskan sendiri pengobatannya. Kecenderungan pasien lebih
memlih tenaga kesehatan perawat dibandngkan dengan profesi lain
untuk meningkatkan status kesehatanya diakibatkan beberapa faktor.
c. Benefience
Prinsip yang ketiga adalah Benefience dimana pada kaidah ini,
perawat dalam memberikan layanan keperawatan harus selalu
berorientasi pada upaya yang memberi seluas-luasnya manfaat bagi
kepentingan pasien. Bahkan bisa melewati batas kepentingan pribadi
(altruistic).
d. Non – maleviency atau tidak merugikan pasien
Prinsip yang keempat adalah Non - malefiency yang berarti tidak
merugikan pasien. Non - maleficiency adalah tidak melukai atau tidak
membahayakan orang lain. Dalam hal ini perawat dituntut untuk
melakukan tindakan yang tidak membahayakan atau berisiko
menciderai pasiennya. Dalam kasus telah diuraikan bahwa pasien
menolak mendapatkan pengobatan selain dari perawat tersebut,
sedangkan putusan tindakan harus segera dilakukan. Karena jika tidak
diakukan tindakan maka perawat malah justru membahayakan pasien.
Ditilik dari prinsip ini nampaknya tindakan perawat yang tepat adalah
melakukan tindakan dengan menjahit luka pasien untuk mencegah
terjadinya perdarahan yang lebih hebat yang merugikan pasien. Dalam
keperawatan, risiko atau bahaya baik yang disengaja maupun tidak
selalu tidak dapat diterima.
e. Veracity
Prinsip yang kelima yaitu Veracity . Dengan kejujuran dan menjaga
kerahasiaan pasien yang ditangani, seorang perawat harus memiliki
citra yang baik sebagai seorang professional.
f. Fidelity atau Komitmen
Prinsip yang ketujuh yaitu Fidelity atau Komitmen, sudah seharusnya
seorang perawat yang professional memiliki komitmen yang kuat,
perawat harus independen dan tidak hanya menimbang keputusan
secara ilmiah tetapi juga dengan prinsip etik didalam keperawatan.
Model Pengambilan Keputusan Etik (Kozier, dkk 1997) ·

2.3 Model Pengambilan Keputusan Etis

Model pengambilan keputusan etis terbagi atas beberapa model sebagai


berikut:
Mengidentifikasi fakta dan situasi spesifik
Menerapkan prinsip dan teori etika keperawatan
Mengacu kepeda kode etik keperawatan
Melihat dan mempertimbangkan kesesuaiannya untuk klien
Mengacu pada nilai yang dianut
Mempertimbangkan faktor lain seperti nilai, kultur, harapan,
komitmen, penggunaan waktu, kurangnya pengalaman, ketidaktahuan
atau kecemasan terhadap hukum, dan adanya loyalitas terhadap publik.
2.4 Tahap- Tahap Pengambilan Keputusan

Mengidentifikasi masalah.
Mengumpulkan data masalah.
Mengidentifikasi semua pilihan/ alternative
Memikirkan masalah etis secara berkesinambungan.
Membuat keputusan
Melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan hasil evaluasi tindakan.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etis Dalam


Praktik Keperawatan

Factor agama dan adat istiadat Factor sosial


Factor IPTEK
Factor Legislasi dan eputusan yuridis
Factor dana atau keuangan
Factor pekerjaan atau posisi klien atau perawat Factor kode etik
keperawatan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan


berbagai komponen yang harus dipertimbangkan secara matang oleh perawat,
terutama yang terkait dengan permasalahan pada tatanan klinik. Keputusan etis
dibuat berdasarkan kesepakatan antara pasien dan perawat. Oleh karena itu
seorang perawat harus mampu meyakinkan pasien bahwa keputusan etis yang
diambil adalah berdasarkan analisa dan pertimbangan yang matang.

3.2 Saran

Diharapkan bagi perawat maupun calon perawat dalam melaksanakan


tugasnya sebagai seorang tenaga kerja professional serta bisa memahami
bagaimana prinsip-prinsip etik yang harus dijunjung tinggi seorang perawat
dalam membuat dan mengambil keputusan yang etis, semua tenaga kesehatan
terutama perawat diharapkan dapat memaksimalkan pelaksanaan prinsip etik
dalam asuhan keperawatan agar dapat membina hubungan saling percaya
dengan pasien serta memberikan pasien kenyamanan akan adanya pelayanan
keperawatan yang berkualitas dan professional.
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, Deden. (2013). Pengantar keperawatan profesional. Yogyakarta:


Gosyen
Publishing. Fadhillah, Nurul,. Noraliyatun Jannah. (2017). Pelaksanaan Prinsip Etik
Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan pada Perawat Pelaksana. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 2(3), 1- 7.
Kozier, Erb, Berman, Snyder. (2015). Fundamental’s of Nursing (3rd Ed) .
Melbourne : Pearson Australia.
Kurniawan, Dicky Endrian. (2017). Penyelesaian Masalah Etik Dan Legal Dalam
Penelitian Keperawatan . Jurnal Ilmiah Kesehatan Rustida, 3(2), 408-414.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed). Jakarta:
Salemba Medika.
Pangaribuan, Resmi. (2016). Persepsi Perawat Terhadap Prinsip-prinsip Etik dalam
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan di ICU Rumah Sakit TK. II Putri Hijau.
Jurnal Riset Hesti Medan, 1(1), 37-44. Simamora, R. H. (2005).
Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Terhadap Penerapan Fungsi
Pengorganisasian Yang Dilakukan Oleh Kepala Ruangan Dengan Kinerjanya
Diruang Rawat Inap RSUD Koja Jakarta Utara (Doctoral dissertation, Tesis
FIK UI, Tidak dipublikasikan).

Anda mungkin juga menyukai