Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

“PEMECAHAN DILEMA ETIKA KEPERAWATAN”

Disusun Oleh :

Hamila Maisun Sobar (221030122422)


Novia Rahmadani (221030122419)
Salwa Salsabillah (221030122407)

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA

2023
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa

karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun

makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Dilema etik

keperawatan.Dalam menyusun makalah ini kami banyak mendapatkan hambatan

danrintangan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan ini

bisateratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Semoga bantuannya

mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Terlepas dari semua itu kami

menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna

baikdari segi susunan maupun tata bahasa.Akhir kata kami meminta semoga

makalah dilema etik keperawatan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

2
DARTAR ISI

BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Pengertian dilema etik..........................................................................................6
2.2 Prinsip moral dalam menyelesaikan masalah etik...............................................7
2.3 Model Pertanyaan Etik.........................................................................................9
2.4 Pemecahan kasus dilema etik.............................................................................11
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting pada

pengambilan keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat. Peran

perawat ditantang ketika harus berhadapan dengan masalah dilema etik, untuk

memutuskan mana yang benar dan salah; apa yang dilakukannya jika tak ada

jawaban benar atau salah; dan apa yang dilakukan jika semua solusi tampak

salah.Dilema etik dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema sulit di

pecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih

prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu pilihan, dan harus membuang

yang lain menjadi sulit karena keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan

keburukan apalagi jika tak satupun keputusan memenuhi semua

kriteria.Berhadapan dengan dilema etis bertambah pelik dengan adanya dampak

emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan

keputusan rasional. Pada pasien dengan kasus-kasus terminal sering ditemui

dilema etik, misalnya pada kasus dibawah ini yang kami akan bahas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi dilema etik

2. Prinsip moral dalam menyelesaikan masalah etik

4
1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi dilema etik

2. Mengetahui prinsip moral dalam menyelesaikan masalah etik

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dilema etik

Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan

moral suatu tindakan terapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan

kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada

dilema etik ini sukar untuk menetukan yang benar atau salah dan dapat

menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi

banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai

perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul

pertentangan dalam mengambil keputusan.

Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak

lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan.

Menurut Thompson & Thompson (1981 ) dilema etik merupakan suatu masalah

yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana

alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding.

2.2 Prinsip moral dalam menyelesaikan masalah etik

A. Otonomi (Autonomi)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu

mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang

dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus

6
menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan

individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak

memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa

keadaanya baik padahal terdapat gangguan atau penyimpangan.

B. Beneficence (Berbuat Baik)

Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan baik dengan

begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat

menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki

kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak

dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.

C. Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat

bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan

keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan

kesehatan.Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada

klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan

perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam

faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.

D. Non-maleficence (tidak merugikan)

7
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan

psikologis pada klien. Contoh ketika ada klien yang menyatakan

kepada dokter secara tertulis menolak pemberian transfuse darah dan

ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien

semakin memburuk dan dokter harus mengistrusikan pemberian

transfuse darah. Akhirnya transfuse darah ridak diberikan karena prinsi

beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan

prinsi nonmaleficince.

E. Veracity (Kejujuran) Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat

namun harus dimilikioleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk

menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar

klien mengerti. Informasi yangdiberikan harus akurat, komprehensif,

dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling

percaya. Klie memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan

informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. Smasuk rumah sakit dengan

berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada

dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-

tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada

perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya kepada

klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut daridokter dan kepala

ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti.Perawat dalam

hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

8
F. Fidelity (Menepati janji)

Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan

kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan

meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus

memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya

kepada orang lain.

G. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi

klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa

dibacaguna keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien.

Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

2.3 Model Pertanyaan Etik

Model dari pertanyaan etik dalam gambaran bunga mungkin dapat

menunjukkan sebuah proses keputusan etik ini bekerja. Setiap helai daun

bunga akan menunjukkan rentetan pertanyaan dari sebuah topik atau isu

yang dipikirkan. Seseorang dapat berkeliling ke setiap helai daun sampai

dia merasa bahwa semua pertanyaan atau isu telah terungkapkan dan

memuaskan semua pihak. Dan sebagaimana peserta dalam perjalanan ini

berkeliling bersama dalam pembuatan keputusan mereka, mereka akan

kembali ke dalam pusat ‘ethical concern’. Pemikiran tentang isu ini tidak

9
akan mengikuti jalan pemikiran yang sama karena selalu akan ada

informasi baru. Sulit menentukan suatu keputusan dalam sebuah rentang

waktu, atau apakah keputusan ini memang sudah yang paling benar.

1. 1

Tujuan dari digunakannya bermacam pendekatan ini untuk

menunjukkan bahwa tidak ada satu jalan saja untuk mengekspose situasi

ini. Juga penting untuk dikenali bahwa hasil dari isu etik ini akan

bergantung kepada orang-orang yang terlibat di dalamnya, bukan berarti

bahwa keputusan etik yang dibuat dipengaruhi oleh pendapat personal. Ini

hanya berarti bahwa memecahkan isu ini tidak didalam keadaan yang

abstrak. Setiap situasi akan berbeda, bergantung kepada faktor hubungan,

prinsip, outcomes, kewajiban dan komitmen dari setiap orang yang terlibat

didalamnya (CARNA, 2005)

10
2.4 Pemecahan kasus dilema etik

Menurut Geoffrey (1994) kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan

oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/

pemecahan masalah secara ilmiah, Diantara lain :

1. Teori Kozier et al Kerangka pemecahan dilema etik

Menurut Kozier et al menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik adalah

sebagai berikut :

1). Mengembangkan data dasar Untuk melakukan ini perawat memerukan

pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :

a.Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana

keterlibatannya

b.Apa tindakan yang diusulkan

c.Apa maksud dari tindakan yang diusulkan

d.Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari

tindakan yang diusulkan.

2). Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut

3). Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang

direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi

tindakan tersebut

4). Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa

pengambil yang tepat

5). Mendefinisikan kewajiban perawat

6). Membuat keputusan

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis

yangmelibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa

menyangkut penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan

dalam menentukankematian, upaya menjaga keselamatan klien yang

bertentangan dengan kebebasanmenentukan nasibnya, dan penerapan

terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi permasalah klien.Dalam

membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntutdapat

mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat

dantidak bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan

keputusanyang tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga

semua merasanyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.

12
Daftar Pustaka

http://rumah-perawat.blogspot.com/2016/11/pemecahan-dilema-etika-

keperawatan.html?m=1

http://myblogsik2.blogspot.com/2016/11/dilema-etik.html?m=1

https://www.academia.edu/35388974/

MAKALAH_DILEMA_ETIK_KEPERAWATAN

https://www.google.com/search?

q=model+pertanyaan+etik&sxsrf=APwXEdc-

BUkj6a5wMzVtwhDR6A6hE0-

pXw:1685086724394&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjx

7P2cvZL_AhWw1jgGHaEoBUkQ_AUoAXoECAEQAw&biw=1366&bih

=649&dpr=1

13

Anda mungkin juga menyukai