Disusun Oleh:
Kelompok 6
AMALIA RISKA
NOVIE RAMADHANI
MIFTAHUL JANNAH
SAFIRA KEMALA PUTRI
DOSEN PENGAMPU
ZEVA JUWITA, S.SiT, M.K.M
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Langkah-langkah penyelesaian
masalah etik moral dalam praktik kebidanan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Praktek Bidan..................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
3
Hal pertama yang perlu diketahui bidan adalah perlu mendengar kedua sisi
dengan menjadi pendengar yang berempati. Target tahap ini adalah terkumpulnya
data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan pertanyaan yaitu:
2. Implementasi
Bidan harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu ada 2 (dua)
alternatif yang menarik, tetapi kadang terdapat alternatif tak menarik, bahkan tak
4
mengenakkan. Sekali tercapai kesepakatan, pengambil keputusan harus
menjalankannya. Kadang kala kesepakatan tak tercapai karena semua pihak tak
dapat didamaikan dari konflik sistem dan nilai. Atau lain waktu, Bidan tak dapat
menangkap perhatian utama klien. Sering kali klien/keluarga mengajukan
permintaan yang sulit dipenuhi, dan di dalam situasi lain permintaan klien dapat
dihormati.
3. Evaluasi
5
Menurut Jhon M. Echols dalam kamus bahasa inggris indonesia tahun
2003 Informed berarti telah diberitahukan, telah disampaikan, telah
diinformasikan. Sedangkan Choice berarti pilihan. Dengan demikian secara
umum Infrmed Choice dapat diartikan memberitahukan atau menjelaskan pilihan-
pilihan yang ada pada klien.
6
a. Implied consent, yaitu persetujuan yang dinyatakan secara
langsung.
b. Express consent yaitu persetujuan yang dinyatakan dalam bentuk
tulisan atau ferbal.
Menurut Culver and Gert, ada 4 komponen yang harus dipahami pada
suatu consent/persetujuan :
a. Sukarela (voluntariness).
b. Informasi (information).
c. Kompetensi (competence).
7
Agar pilihan dapat dipeluas dan menghindari konflik, maka yang harus
dilakukan adalah:
Beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat diplih oleh pasien, antara
lain:
8
f. Mobilisasi atau posisi saat persalinan.
g. Pemakaian analgesia.
h. Episiotomi.
i. Pemecahan ketuban.
j. Penolong persalinan.
k. Keterlibatan suami pada waktu melahirkan.
l. Teknik pemberian minuman pada bayi.
m. Metode kontrasepsi.
a. Informed Consent.
b. Negosiasi.
c. Persuasi.
d. Komite Etik
9
menyatakan setuju atas tindakan yang dilakukan bidan dan formulir persetujuan
itu ditandatangani oleh kedua belah pihak, maka persetujuan kedua belah pihak
saling mengikat dan tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak. Ia hanya dapat
dipergunakan sebagai bukti tertulis akan adanya izin atau persetujuan dari pasien
terhadap tindakan yang dilakukan.
10
Syarat syahnya perjanjian atau consent adalah:
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun
dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu,
tetapi menjadi kata-kata umum yang sering digunakan, termasuk diluar kalangan
cendekiawan. Dalam profesi bidan “etika” lebih dimengerti sebagai filsafat moral.
Berdasarkan pembahasan diatas kita telah mengetahui etika serta nilai dalam
profesi kebidanan. Dengan kita mengetahui nilai etika kebidanan maka dalam
penyerapan dan pembentukan nilai oleh tenaga bidan dapat dilakukan dengan
tepat dan tidak melenceng dari nilai serta kode etik kebidanan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13