DOSEN PENGAMPU
Disusun oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN MENURUT
FLORENCE NIGHTINGALE.................................................................3
BAB III APLIKASI TEORI FLORENCE NIGHTINGALE..............................4
A. Aplikasi penerapan Teori Florence Nightingale............................................4
B. Fenomena Kasus Keperawatan Dan Analisanya Dengan Teori Florence
Nightingale.....................................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................7
A. Kelebihan Teori dan Pradigma menurut Florence Nightingale.....................7
B. Kelemahan Teori dan Pradigma menurut Florence Nightingale....................7
BAB V PENUTUP....................................................................................................8
A. Simpulan........................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis dalam proses keperawatan
2. Apa saja karakteristik berpikir kritis dalam proses keperawatan
3. Apa saja fungsi berpikir kritis dalam proses keperawatan
4. Apa yang dimaksud dengan komponen dalam proses keperawatan
5. Apa saja langkah-langkah dari komponen proses keperawatan
6. Apa saja proses dalam keperawatan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara berpikir kritis dalam proses keperawatan
2. Untuk mengetahui krakteristik berpikir kritis dalam proses keperawatan
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi berpikir kritis dalam proses keperawatan
4. Untuk menentukan maksud dari komponen dalam proses keperawatan
5. Untuk mengetahui apa saja langkah-langkah dari komponen proses
keperawatan
6. Untuk menentukan proses dalam keperawatan
BAB II
Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan
7
8
2. Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
meneriemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan ide
tentang permasalahan perawatan kesehatan klien. Berpikir kritis in digunakan
untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat
untuk merespon ekspresi.
3. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji
ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari
peran yang tepat untuk analisis, mencari, menguji, melihat, konfirmasi,
kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Ada empat bentuk alasan berpikir kritis yaitu : deduktif, induktif, aktivitas
informal, aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang
defenisi tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk menganalisis penggunaan
bahasa, perumusan masalah, penjelasan dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti,
menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan buruknya argumen serta mencari
kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta tindakan yang
dilakukan.
BAB III
KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PROSES KEPERAWATAN
1. Pengertian komponen dalam proses keperawatan
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan,berorientasi kepada kebutuhan objektif klien. Pemberian asuhan
keperawatan adalah tugas perawat pelaksana (Hidayat, 2011). Perawat pelaksana
bertugas memberikan asuhan keperawatan, membantu penyembuhan, membantu
memecahkan masalah pasien dibawah pengawasan dokter atau kepala ruang (Pratiwi
& Utami, 2010). Untuk mencapai asuhan keperawatan yang sempurna maka proses
keperawatan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedurnya.
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respons unik
individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang
dialami, baik actual maupun potensial (Deswani,2011). Proses keperawatan terdiri
atas lima tahap, yaitu :
1. Pengkajian
2. Diagnosis
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evauasi
Setiap tahap dari proses keperawatan saling terkait dan ketergantungan satu
sama lain jika dari proses keperawatan langkah -langkah nya tidak dilaksanakan
secara keseluruhan maka proses keperawatan tidak akan berjalan dengan baik, karena
jika satu saja langkah atau tahap itu tidak dilakukan maka akan mempengaruhi tahap
yang lain karena mereka saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Menurut
Craven dan Hirnle (2000), proses keperawatan sebagai pedoman untuk praktek
keperawatan profesional, mempunyai karakteristik:
3. Proses-Proses Keperawatan
Proses keperawatan terdiri atas lima tahap, yaitu :
1. Tahapan Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian
merupakan pemikiran dasar
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu.
Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat
penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu.
a) Data Dasar
Adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri,
dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
b) Data Fokus
Adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup
tindakan yang dilaksanakan terhadap klien.
Fokus pengkajian keperawatan tidak sama dengan pengkajian medis.
Pengkajian medis difokuskan pada keadaan patologis, sedangkan pengkajian
keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap masalah-masalah kesehatan
yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Misalnya
dapatkah klien melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga fokus pengkajian klien
adalah respon klien yang nyata maupun potensial terhadap masalah-masalah
aktifitas harian.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan
secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan informasi merupakan
tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul,
didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya
data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah-masalah klien.
2. Tahapan Diagnosa
Pada tahun 1953, istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan oleh V. Fry
dengan menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan rencana
asuhan keperawatan. Menurut North American Nursing Diagnosis Association
(NANDA) (1990,dalam Carpenito, 1997)
13
Setiap tahap dari proses keperawatan saling terkait dan ketergantungan satu
sama lain. Jika dari proses keperawatan langkah -langkah nya tidak dilaksanakan
secara keseluruhan maka proses keperawatan tidak akan berjalan dengan baik, karena
jika satu saja langkah atau tahap itu tidak dilakukan maka akan mempengaruhi tahap
yang lain karena mereka saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi
berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang
membantu individu membuat penilaian berdasarkan kata bukan pikiran. Berpikir
kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk. keperawatan professional karena
cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.
Setiap tahap dari proses keperawatan salingterkait dan ketergantungan satu
sama lain. Jika dari proses keperawatan langkah -langkah nyatidak dilaksanakan
secara keseluruhan maka proses keperawatan tidak akan berjalan denganbaik, karena
jika satu saja langkah atau tahap itu tidak dilakukan maka akan mempengaruhitahap
yang lain karena mereka saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
B. Saran
Kami sebagai penyusun merasa masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari
pembaca.
8
DAFTAR PUSTAKA
Sartono. 2011. Aplikasi Florence Nightingale dalam Pelayanan Keperawatan dan Aplikasi Kasus yang Relevan.
Wahid Iqbal Mubarak & Nurul chayatin (2009) Ilmu kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi, Salemba Medika.Jakarta.
Kozier, B (2000), Fundamental of Nursing : Concept, Process and Practice, 6th edition, Menlo Park, California.
Sitorus Ratna (2006), Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit, EGC, Jakarta.
Tomey, A.M, Alligod, M.R (2006), Nursing Theorist and Their Work, Mosby Elsevier, St. Louis, Missouri.