Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MODEL BERPIKIR KRITIS

Nama kelompok:

1. Agnesia wanda (C2114201048)


2. Andre (C2114201049)
3. Atika V.Tuhehay (C2114201050)
4. Brigita (C2114201051)
5. Chatrine Pasomba (C2114201052)

TINGKAT 1B
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas segala rahmat-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu titik
makalah yang berjudul model berpikir kritis dalam keperawatan disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah PROSES KEPERAWATAN DAN BERFIKIR
KRITIS yang dibimbing oleh ibu Yunita Carolina Satti, Ns.,M.Kep. Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dari segi isi
maupun bentuk titik oleh karena itu penyusun mohon saran dan kritik konstruktif dari
berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing mata kuliah untuk kesempurnaan
dalam pembuatan makalah yang akan datang akhir penyusun berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita khususnya bagi masyarakat luas.

Makassar,24 February 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Konsep berpikir kritis dalam keperawatan ............................................................. 3


B. Pengertian berpikir kritis......................................................................................... 3
C. Keterampilan berpikir kritis .................................................................................... 3
D. Tingkatan pemikiran kritis dalam keperawatan ...................................................... 4
E. Kompetensi pemikiran kritis ................................................................................... 5
F. Komponen berpikir kritis dalam keperawatan ........................................................ 6
G. Karakter berpikir kritis ............................................................................................ 8
H. Penerapan berpikir kritis dalam keperawatan ........................................................ 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berpikir kritis merupakan proses berpikir dengan terperinci dalam memikirkan suatu
peristiwa, tindakan, dan pemecahan suatu masalah dengan tujuan mewujudkan hasil
berpikir yang baik. Berpikir kritis pada seorang perawat merupakan komponen penting
dalam bentuk profesionalitas perawat untuk mencapai asuhan keperawatan yang
berkualitas. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan
dengan terperinci dengan benar-benar mempertimbangkan baik buruknya dalam
memberikan layanan kesehatan, yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan. Seorang perawat merupakan salah satu center
pertolongan, dimana seorang perawat merupakan tempat yang dijadikan pilihan utama
dalam meminta bantuan jika terjadi suatu permasalahan dalam proses rawat inap ataupun
proses asuhan keperawatan. Perawat sendiri berkewajiban dalam menolong individu
dalam keadaan sakit maupun sehat dalam kinerja nya yang menunjang derajat kesehatan
di tiap negara. Saat diberi tanggung jawab untuk menolong individu untuk mencapai
pemulihan kesehatan pasien, seorang perawat sendiri harus mampu berpikir kritis dalam
membantu dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan klien semaksimal mungkin. Namun
dalam upaya pemenuhan asuhan keperawatan itu berbagai macam kendala dalam situasi
klinis yang berhubungan dengan pasien keluarga pasien, tim kesehatan lain fasilitas di
tempat kerja dan banyak lagi. Dalam situasi dan problem klinis inilah seorang perawat
sangat dituntut untuk berpikir kritis dan cerdas dalam Mensiasati masalah tersebut
namun tetap berlandaskan dengan kode etik perawat.
Karena bagi seorang perawat bukanlah hal yang mudah untuk berpikir kritis sebab
proses berpikir kritis ini bukanlah hal yang siap saji dalam waktu 5 menit tanpa
memikirkan kedepannya melainkan berdasarkan rasa keinginan tahuan yang besar
kegigihan komitmen dan pengalaman kerja yang dilakukan selama ia bekerja. Perawat
yang selalu berpikir kritis atau kreatif akan selalu melihat dan memecahkan masalah
dengan sudut pandang yang berbeda dan mempertimbangkan dengan mendalam setiap
masalah yang akan diambil demi kebaikan pasien dan diri sendiri agar tidak terjadi
kejadian yang tidak diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Sebagai seorang perawat kita sering dihadapkan pada situasi yang menuntut kita untuk
berpikir kritis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien atau pemberian
asuhan keperawatan kepada pasien.

B. Rumusan masalah
1. Konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Pengertian berpikir kritis
3. Keterampilan berpikir kritis
4. Tingkatan pemikiran kritis dalam keperawatan
5. Kompetensi berpikir kritis
6. Komponen berpikir kritis dalam keperawatan
7. Karakter berpikir kritis
8. Penerapan berpikir kritis dalam keperawatan

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep berpikir kritis
2. Untuk mengetahui pengertian berpikir kritis
3. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis
4. Untuk megetahui tinkatan pemikiran kritis dalam keperawatan
5. Untuk mengetahui kompetensi berpikir kritis
6. Untuk mengetahui komponen berpikir kritis dalam keperawatan
7. Untuk mengetahui karakter berpikir kritis
8. Untuk mengetahui penerapan berpikir kritis dalam keperawatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep berfikir kritis dalam keperawatan


Perawat akan menghadapi berbagai situasi di tatanan klinis. Perawat berhadapan
dengan pasien, keluarga, perawat lain staf medis lain dengan berbagai karakter yang
berbeda-beda. Dapat membuat perawat mampu berpikir secara cerdas dengan cara
mengembangkan cara berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis akan menentukan daya
tahan atau saing seseorang dalam berkompetensi. Peneliti Zare,P.& Othman, M (2015);
Kivunja, C.(2015); Bermingham,M.(2015), menyatakan keterampilan berpikir kritis telah
diakui sebagai keterampilan yang penting untuk keberhasilan belajar bekerja dan hidup di
abad ke-21.

B. Pengertian berpikir kritis


Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi-
informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan pengalaman akal sehat, atau
komunikasi. Berfikir bukan merupakan sebuah proses statis berpikir dapat berubah setiap
hari hari atau bahkan setiap jam. Karena berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan)
dan karena semua tindakan keperawatan memerlukan pemikiran, maka penting untuk
memahami secara umum. Penting juga untuk memahami gaya dan pola unik seseorang
serta mengidentifikasi tentang apa yang membantu seseorang untuk dapat berpikir lebih
baik titik dalam keperawatan, berpikir kritis adalah satu kemampuan bagaimana perawat
mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis
proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
C. Keterampilan berpikir kritis
Menurut kozier, et al. (2010) keterampilan berpikir kritis, terbagi atas analisa kritis,
penalaran deduktif dan induktif, membuat kesimpulan yang valid membedakan bukti dari
opini, mengevaluasi kredibilitas sumber informasi, mengklarifikasi konsep dan mengenali
asumsi.
1. Analisis kritis, menggunakan serangkaian pertanyaan terhadap situasi tertentu
atau gagasan untuk menentukan apakah situasi atau gagasan itu penting atau tidak
berguna
2. Penalaran deduktif adalah penalaran dari umum ke khusus, seperti konsep
kebutuhan activity daily living terdiri dari personal hygiene, ganti pakaian,
mobilisasi, dan lain-lain titik sedangkan penalaran umum induktif adalah
generalisasi dari serangkaian data yang dapat diambil kesimpulan.
3. Membedakan bukti dari opini, kesimpulan umum dan penilaian bukti adalah data
yang dapat diverifikasi melalui penyelidikan titik kesimpulan diambil
berdasarkan fakta yang berkembang titik sedangkan penilaian adalah evaluasi
bukti atau informasi yang mewakili nilai titik serta opini merupakan kepercayaan
terhadap penilaian yang mungkin cocok dengan bukti atau salah.
4. Mengevaluasi kredibilitas sumber informasi perawat dapat memastikan akurasi
informasi dengan memeriksa dokumen lain atau pemberi informasi lain.

3
5. Mengklarifikasi konsep perawat melakukan klarifikasi makna data yang
disampaikan informan untuk memastikan maksud dari pemberian informasi
sebelum perawat memberikan respons.
6. Mengenali asumsi, ketika perawat meyakini bahwa hidup sangat berharga
bagaimanapun keadaannya. Klien dan keluarga memiliki asumsi yang sama maka
mereka dapat bekerja sama terhadap rencana asuhan yang disepakati.

D. Tingkatan pemikiran kritis dalam keperawatan


Kemampuan berpikir kritis tumbuh pada saat kamu memperoleh pengetahuan baru
dalam praktik keperawatan. Kataoka-Yahiro dan Saylor (1994) mengembangkan model
berpikir kritis yang meliputi tiga tingkat pemikiran kritis, yaitu: pemikiran kritis dasar,
kompleks, dan komitmen.
1. Pemikiran kritis dasar
Pada tahap pemikiran kritis dasar, kita mempercayai bahwa para ahli memiliki
jawaban yang benar untuk setiap masalah titik berfikir adalah nyata dan berdasarkan
pada suatu aturan tertentu.Pemikiran kritis dasar adalah 1 tahap awal untuk
mengembangkan suatu penjelasan. Pemikir kritis pada tingkat dasar belajar
menerima berbagai opini dan nilai yang berbeda dari beberapa ahli contohnya model
instruktur dan staf. Juga, tidak memiliki pengalaman, kompetensi yang lemah, dan
sikap yang tidak fleksibel akan mengurangi kemampuan seseorang untuk berpindah
ke tahap.
2. Pemikiran kritis kompleks
Pemikir kritis kompleks mulai dapat memisahkan dirinya dari suatu aturan titik
mereka menganalisis dan memeriksa pilihan-pilihan dengan lebih independen titik
kemampuan berpikir dan keinginan untuk melihat pendapat para ahli secara lebih
luas mulai terbentuk titik perawat belajar bahwa solusi alternatif dan mungkin
bertolak belakang mungkin diperlukan. Pada pemikiran kritis kompleks setiap solusi
memiliki keuntungan dan risiko masing-masing yang harus dipikirkan dengan hati-
hati sebelum menentukan keputusan terakhir. Tersedia banyak pilihan. Pemikir kritis
kompleks mau mempertimbangkan pilihan yang berbeda dari prosedur rutin jika
terjadi situasi komplek. Kita dapat mempelajari berbagai macam pendekatan untuk
satu jenis terapi yang.
3. Komitmen
tingkat ketiga dari pemikiran kritis adalah komitmen. Pada tahap ini seseorang dapat
mengantisipasi keadaan untuk menentukan suatu pilihan tanpa bantuan orang lain.
Apapun keputusan yang kita ambil kita akan mempertanggungjawabkannya. Sebagai
perawat kita tidak hanya mempertimbangkan alternatif kompleks pada suatu masalah
titik pada tingkat komitmen kita memilih tindakan yang sesuai dengan alternatif
pemecahan yang ada dan mendukungnya titik terkadang, tindakan kita adalah tidak
mengambil tindakan apapun atau memilih untuk menunda satu tindakan sampai
beberapa waktu titik kita memilih untuk menunda sebagai hasil dari pengalaman dan
pengetahuan yang kita punya. Karena kita bertanggung jawab terhadap keputusan
yang dibuat maka kita akan memberi perhatian penuh terhadap keputusan tersebut dan
melihat apakah tindakan yang kita ambil.

4
E. Kompetensi pemikiran kritis
kompetensi berpikir kritis sebagai proses kognitif yang digunakan perawat untuk
membuat penilaian terhadap perawatan klinis klien. Hal ini meliputi pemikiran kritis
umum, pemikiran kritis spesifik terhadap suatu keadaan klinis dan pemikiran kritis pada
keperawatan.
1. Pemikiran kritis umum
Merupakan proses tidak kas pada keperawatan, meliputi:
a. Metode ilmiah
Cara memecahkan masalah dengan menggunakan alasan yang kuat. Saat
mengunci pertanyaan penelitian, perawat menggunakan metode ilmiah.
Tingkatan metode ilmiah:
• Identifikasi masalah
• Pengumpulan data
• Membuat pertanyaan penelitian atau hipotesis
• Uji hipotesis
• Evaluasi
b. Pemecahan masalah
Perawat mendapatkan informasi yang mengklarifikasi sifat masalah dan
menganjurkan solusi masalah. Pendekatan dalam pemecahan masalah yaitu
trial dan error intuisi proses penelitian metode ilmiah. Pemecahan masalah
yang efektif meliputi evaluasi terus-menerus terhadap cara pemecahan
masalah dengan tujuan menilai efektif atau tidaknya pemecahan masalah
tersebut.
c. Pengambilan keputusan
Perawat mampu memprioritaskan dan mengambil keputusan ketika
dihadapkan dengan berbagai situasi. Perawat dapat mempertimbangkan baik
buruknya pilihan yang dibuat, menerapkan hierarki kebutuhan maslow,
menggunakan kerangka kerja atau mempertimbangkan tugas yang dapat
didelegasikan pada orang lain.
2. Pemikiran kritis spesifik
Pemikiran kritis spesifik meliputi:
a. Penentuan diagnosis
penentuan diagnosis merupakan proses menentukan status kesehatan setelah
menganalisa perilaku, tanda dan gejala yang ada pada pasien. Penentuan
diagnosis dimulai saat berinteraksi dengan pasien ketika melakukan
observasi perilaku atau fisik.
b. Pengambilan keputusan klinis
pengambilan keputusan klinis adalah kegiatan pemecahan masalah dengan
berfokus pada penentuan masalah klien dan penatalaksanaan yang tepat.
Penatalaksanaan yang tepat dibangun atas pengetahuan klinis dan data pasien
titik langkah meningkatkan pengetahuan mengenai pasien yaitu meluangkan
waktu lebih lama pada pertemuan pertama dengan pasien dengan tujuan
mengobservasi perilaku dan menentukan temuan fisik.

5
3. Pemikiran kritis keperawatan
Kompetensi pemikiran kritis pada keperawatan berhubungan dengan proses
keperawatan. Proses keperawatan merupakan kompetensi perawat dalam
memberikan perawatan pada pasien. Proses keperawatan merupakan tahapan
pengambilan keputusan klinis yang meliputi:
a. Pengkajian
b. Diagnosis keperawatan
c. Perencanaan
d. Implementasi
e. Evaluasi

F. Komponen berpikir kritis dalam keperawatan


Ada lima komponen berfikir kritis yaitu
1. Pengetahuan dasar
sebagai perawat, pengetahuan dasar meliputi informasi dan teori dari ilmu dasar rasa
kemanusiaan, ilmu perilaku, dan keperawatan. Perawat menggunakan pengetahuan
dasar dengan jalan yang berbeda dengan disiplin ilmu kesehatan yang lain karena
mereka memikirkan masalah klien secara histolik.
2. Pengalaman
pengalaman belajar klinis diperlukan untuk memenuhi keterampilan membuat
keputusan. Pada situasi klinis akan belajar dari mengobservasi merasakan, berbicara
pada klien dan keluarga, serta merefleksikannya secara aktif dengan pengalaman yang
telah didapat. Dengan pengalaman dapat mulai mengerti situasi klinis mengenai pola
kesehatan iklim, dan menilai pola tersebut berhubungan atau tidak dengan kesehatan
clien.
3. Kompetensi pemikiran kritis
a. Kompetensi pemikiran kritis umum
b. Kompetensi pemikiran kritis
c. Kompetensi pemikiran kritis spesifik pada proses keperawatan
4. Perilaku untuk berpikir kritis
a. Percaya diri
belajar bagaimana memperkenalkan diri sendiri kepada klien; berbicara secara
meyakinkan saat memulai terapi atau prosedur. Jangan membuat klien mengira
anda tidak dapat melakukan perawatan yang aman. Selalu mempersiapkan segala
sesuatu sebelum melakukan tindakan keperawatan titik dorong klien untuk
bertanya.
b. Berfikir independen
Baca literatur tentang keperawatan, terutama jika terdapat berbagai pendapat
mengenai satu subjek yang sama. Berbicaralah dengan perawat lain dan berbagi
ide mengenai tindakan keperawatan.
c. Keadilan
Dengarkan dua belah pihak pada setiap diskusi titik jika klien atau keluarganya
mengeluh tentang teman kerja Anda dengarkanlah ceritanya dan bicaralah dengan

6
teman tersebut. Jika anggota staf lain melabel klien tersebut sebagai client yang
tidak kooperatif maka hadapilah klaim tersebut dengan hati terbuka dan keinginan
untuk memenuhi kebutuhan klien.
d. Tanggung jawab dan akuntabilitas
Mintalah bantuan jika anda tidak yakin bagaimana melakukan keterampilan
keperawatan. Selalu merujuk pada aturan dan prosedur manual untuk mengulang
langkah-langkah suatu keterampilan titik laporkan semua masalah secepat
mungkin. Ikuti semua standar praktikum keperawatan yang anda miliki.
e. Mengambil resiko
Jika pengetahuan yang anda punya membuat Anda bertanya mengenai perintah
dari klinik anda maka lakukanlah titik bersedia untuk merekomendasikan
pendekatan alternatif dalam perawatan jika teman anda hanya mendapatkan
sedikit keberhasilan dalam merawat kliennya.
f. Disiplin
selalu sistematis dalam setiap hal yang akan dilakukan titik gunakan kriteria
berdasarkan ilmu dan bukti yang dikenal untuk aktivitas seperti pengkajian dan
evaluasi. Luangkan waktu untuk menjadi lebih sistematis dan gunakan waktu
anda seefektif mungkin.
g. Persisten
hati-hati dengan jawaban muda titik jika teman kerja memberikan informasi yang
tidak lengkap tentang klien maka perjelaslah informasi tersebut dan bicaralah
dengan klien secara langsung jika masalah yang sama terus berlangsung di divisi
keperawatan maka ajaklah teman kerja Anda lihat polanya dan carilah
penyelesaiannya bersama
h. Kreatif
Lihatlah pendekatan berbeda lainnya jika tindakan yang diberikan tidak berhasil
pada klien sebagai contoh client sedang mengalami rasa nyeri mungkin
memerlukan posisi yang berbeda atau teknik distraksi. Jika mungkin, libatkanlah
anggota keluarga klien dalam beradaptasi terhadap pendekatan keperawatan yang
dilakukan agar dapat dilakukan dirumah.
i. Rasa ingin tahu
Selalu bertanya mengapa titik sebuah tanda klinis atau gejala sering merupakan
indikasi dari berbagai masalah titik eksplorasi dan belajar lagi segala hal
mengenai klien agar dapat membuat keputusan klinis yang tepat.
j. Integritas
Kenali saat di mana pendapat anda bertentangan dengan pendapat kalian lihat
kembali posisi dan putuskan bagaimana cara terbaik yang dapat memuaskan
semua orang. Jangan melanggar standar keperawatan dan kejujuran dalam
memberikan perawatan kepada klien.
k. Rendah hati
kenali situasi dimana memerlukan informasi lebih untuk membuat suatu
keputusan titik jika anda merupakan orang baru di 1 divisi maka mintalah untuk
diorientasikan pada area divisi tersebut. Mintalah perawat yang telah bekerja di
divisi tersebut untuk membimbing Anda secara teratur.

7
5. Standar untuk berpikir kritis
a. Standar intelektual
Standar intelektual merupakan petunjuk atau prinsip untuk berpikir rasional. Standar
ini diterapkan saat melakukan proses keperawatan
b. Standar profesional
standar profesional merujuk pada kriteria etik untuk penilaian keperawatan, kriteria
berdasarkan bukti untuk evaluasi dan kriteria bertanggung jawab. Penerapannya
memerlukan pemikiran kritis secara individu atau kelompok.

G. Karakter berpikir kritis


1. Rasional, reasonable, reflektif
berdasarkan alasan alasan dan bukti bukti; bukan atas dasar keinginan pribadi.
Pemikir kritis tidak melompat pada kesimpulan berwaktu untuk koleksi data, timbang
fakta, dan pikirkan permasalahan.
2. Melibatkan skepticism yang sehat dan konstruktif
• tidak menerima atau menolak ide, kecuali karena mengerti hal tersebut.
• Menaati peraturan setelah berpikir panjang dengan mencari pemahaman,
merasionalisasikan nya, mengikuti yang masuk akal, dan bekerja untuk
memperbaiki yang tidak masuk akal.
3. Otomoni
• Tidak mudah dimanipulasi
• Berpikir dengan pikiran sendiri, dibandingkan diarahkan oleh anggota grupnya.
4. Kreatif
menciptakan ide-ide original dengan cara menghubungkan pemikiran pemikiran dan
konsep.
5. Adil
tidak bias atau berpihak
6. Dapat dipercaya dan dilakukan
• Memutuskan tindakan yang akan dilakukan
• Membuat observasi yang dapat dipercaya
• Menegakkan kesimpulan secara tepat
• Mengatasi masalah dan mengevaluasi kebijakan, tuntutan dan tindakan.

H. Penerapan berpikir kritis dalam keperawatan


Berpikir kritis dalam keperawatan dapat digunakan tiga model yaitu
1. Feeling model
model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan,
pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan
pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktivitas keperawatan, dan
perhatian/misalnya terhadap aktivitas dalam pemeriksaan tanda-tanda vital,
perawat merasakan gejala, petunjuk, serta perhatian kepada pernyataan dan
perasaan pasien.
2. Vision model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis analisis, dugaan dan

8
ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien. Berpikir kritis ini
digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai
pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi baik perasaan perawat maupun
perasaan pasien.
3. Examine model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat
menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk
mencari peran yang tepat untuk analisis mencari, menguji, melihat konfirmasi,
kolaborasi, menjelaskan dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir kritis merupakan proses berpikir dengan terperinci dalam memikirkan suatu
peristiwa, tindakan, dan pemecahan suatu masalah dengan tujuan mewujudkan hasil
berpikir yang baik. Berpikir kritis ada seorang perawat merupakan komponen penting
dalam bentuk profesionalitas perawat untuk mencapai asuhan keperawatan yang
berkualitas. Sebagai seorang perawat kita sering dihadapkan pada situasi yang menuntun
kita untuk berpikir kritis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien atau
pemberian asuhan keperawatan pada pasien.

B. Saran
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus
mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat agar dapat berpikir kita dapat
mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan titik serta menganalisis
pengertian hubungan dari masing-masing indikasi penyebab, tujuan dan tingkat hubungan
dalam keperawatan. Sehingga dapat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan merasa
lebih nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta:Salemba Medika.

Potter, Perry. (2009). Fundamental Keperawatan, Buku 1, Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.

Potter, Perry.(2017). Fundamental Of Nursing Nineth edition, Elsevier

Indriatie. (2013). Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jurnal Keperawatan,6 (2),1-5.

Kozier,Erb,Berman,dan Synder. (2016). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,dan


Proses Berpikir. Jakarta: EGC

11

Anda mungkin juga menyukai