Disusun Oleh:
Kelompok XII
1. MIRNA ARSITA (2015301072)
2. SHITARA AUFA SETYAWATI (2015301091)
3. DIRA EFITA MIYOLA (2015301098)
4. RETRIASYA AULIA RIZQI (2015301099)
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Asuhan Kebidanan Komunitas dengan judul “Problem Solving Dalam Asuhan
Komunitas” ini tepat pada waktunya.
Tak lupa pula penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sungguh bahwa dalam penyusuan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dengan kata lain masih terdapat banya kekurangan, oleh
sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna
penyempurnaan makalah ini kedepan.
Akhir kata semoga Makalah Asuhan Kebidanan Komunitas “Problem
Solving Dalam Asuhan Komunitas” ini berguna bagi kita semua.
Kelompok XII
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan yang disusun untuk memahami apa dan
bagaimana masalah yang diteliti. Adapun rumusan masalah dari makalah ini
adalah:
1. Apakah definisi dari problem solving?
2. Bagaimanakah langkah-langkah dalam penerapan problem solving?
3. Bagaimanakah pelaaksanaan metode problem solving?
4. Bagaimanakah pemecahan masalah dari tinjauan kasus berdasarkan asuhan
kehamilan ANC?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulis dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi dari problem solving.
2. Memahami langkah-langkah dalam penerapan problem solving.
3. Memahami pelaaksanaan metode problem solving.
4. Mengetahui pemecahan masalah dari tinjauan kasus berdasarkan asuhan
kehamilan ANC.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
6
Penyelesaian masalah menurut model ini dilakukan dalam enam tahap, yaitu :
1. Merumuskan masalah.
Mampu mengetahui dan merumuskan masalah dengan jelas.
2. Menelaah masalah.
Mampu menggunakan pengetahuan untuk memperinci, menganalisis masalah dari
berbagai sudut.
3. Merumuskan hipotesis.
Mampu berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternative
penyelesaian.
4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian
hipotesis.
Diperlukan kecakapan mencari dan menyusun data seraya menyajikannya dalam
bentuk diagram, gambar dan table.
5. Pembuktian hipotesis.
Diperlukan kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan
menghubunghubungkan serta menghitung, ketrampilan mengambil keputusan dan
kesimpulan.
6. Menentukan pilihan.
Diperlukan kecakapan membuat alternatif penyelesaian serta menilai pilihan
dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
7
3. Mendefinisikan masalah (definition of the problem)
4. Menentukan ruang lingkup permasalahan (scope of the problem)
5. Menganalisi sebab-sebab masalah (causes of the problem)
6. Menyelesaikan masalah (solution of the problem)
8
Pada saat memecahkan masalah, ada beberapa cara atau langkah yang
sering digunakan. Cara yang sering digunakan dan sering berhasil pada proses
pemecahan masalah inilah yang disebut dengan kiat/strategi pemecahan masalah.
Dari beberapa pendapat tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa problem solving
perlu menggunakan pendekatan yang terdiri dari tiga langkah untuk problem
solving. Adapun tiga langkah problem solving adalah:
1. Mengidentifikasi masalah secara tepat
Berdasarkan konsep seorang problem solver yang professional harus terlebih
dahulu nanpu mengetahui berapa atau pada tingkat mana kinerja actual saat ini,
dan berapa atau tingkat mana kinerja serta kita harus mampu mendefinisikan
secara tegas apa masalah utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana
kinerja actual kita sekarang dan kapan waktu pencapain target kinerja itu.
2. Menentukan sumber dan akar penyebab dari masalah
Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-
sumber dan akar-akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk
menghilangkan masalah-masalah tersebut.
3. Solusi masalah secara efektif dan efisien
Adapun langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu:
a. Mendefinisikan secara tertulis
b. Membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan :
akar penyebab dari masalah itu,
penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat
diperkirakan
c. Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab
akibat, sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan didaftarkan pada sebab
akibat itu secara tersendiri
d. Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan
mempertimbangkan:
1) Pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab – penyebab itu
2) Tindakan yang diambil harus ada di bawah pengendalian kita
3) Memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan
9
e. Menerapkan atau melakukan implementasi atau tindakan-tindakan yang
diajukan (Vincent Gasper sz, dan Qruztyan).
10
BAB III
STUDI KASUS
11
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Tidak Melakukan ANC
adalah:
1) Faktor internal meliputi :
a) Paritas
Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga dari
pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan
kehamilannya.
b) Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya dari
pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia
seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu yang
mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang tentang
pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan.
12
d) Sosial budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu
dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan
seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya
merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil
memeriksakan kehamilannya. Perubahan sosial budaya terdiri dari nilai-nilai
kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim
dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi
kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat
terhadap perilaku yang dianggap menyimpang. Tatanan budaya mempengaruhi
dalam keputusan ibu dalam memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan.
e) Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang
terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi
yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil.
f) Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan
seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang
berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa. Ibu yang pernah
mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga kesehatan, media
massa, maupun media elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam
melakukan kunjungan antenatal care.
g) Dukungan
Dukungan yang berarti sokongan dan bantuan, disini dukungan dalam penentuan
sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari orang terdekat untuk
melakukan kunjungan ulang. Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh
sang istri antara lain suami mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami
menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri,
mengantar dan memahami istrinya, tidak menyakiti istri, berdo’a untuk
keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan
13
Banyak factor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk memeriksakan
kehamilan, termasuk salah satunya adalah factor jarak/geografis. Pada kasus ini,
pelayanan kesehatan jauh dari tempat tinggal ibu hamil sehingga ibu sulit
memeriksakan kehamilannya.
b. Anemia saat kehamilan, karena usia ibu yang masih remaja dan dengan
gangguan psikologis
Kehamilan pada usia muda yakni dibawah 20 tahun merupakan kehamilan
dengan risiko tinggi, untuk itu seharusnya perlu penanganan khusus terkait kasus
ini. Banyaknya risiko komplikasi seharusnya dapat dicegah jika ibu melakukan
kunjungan antenatal, yakni adanya pemberian imunisasi TT dan 90 tablet sulfas
ferosus untuk mencegah anemia dalam kehamilan sehingga mengurangi risiko
terjadinya BBLR pada bayi yang akan dilahirkan.
Tubuh remaja secara fisik belum matang secara reproduksi, sehingga pada
saat kehamilan akan cenderung mengalami anemia, disamping penurunan kadar
ferritin akibat terjadinya hemodilusi, serta asupan nutrisi selama kehamilan yang
tidak diperhatikan.
14
Memberikan tablet sulfas ferosus pada TM II sebanyak 90 tablet dengan
menganjurkan cara mengkonsumsi yang baik agar tablet SF dapat diabsorbsi
secara maksimal.
Kuratif
Melakukan kolaborasi dan rujukan kepada tenaga kesehatan yang
berkompetensi, dengan terus mendampingi ibu. Sehingga dapat dicapai asuhan
kehamilan yang dinginkan.
15
Pelayanan kesehatan yang baik, disamping mempunyai akses dan kualitas
yang baik juga harus memiliki kesinambungan pelayanan, berarti proses
pelayanan harus memperlakukan pasien sebagai manusia secara utuh melalui
kontak yang terus menerus antara individu dengan provider.
4. Efisiensi
Elemen pokok lain dari pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
efesiensi yang menyangkut aspek ekonomi dan pembiayaan pelayanan kesehatan
baik bagi pasien, provider maupun bagi organisasi/institusi penyelenggaraan
pelayanan.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam dunia kebidanan selain di butuhkan kemampuan dalam
penyelesaian semua masalah (problem solving). Problem solving yaitu suatu
pendekatan dengan cara identifikasi problem untuk dilanjutkan ketahapsintesis
kemudian dianalisis dengan pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap
aplikasi selajutnya pada tahap komprehensif untuk mendapatkan solution dalam
penyelesaian masalah tersebut.
Apabila solving yang diharapkan tidak berjalan sebagaimana yang
diinginkan berarti telah terjadi di dalam tahap-tahap awal sehingga setiap enginer
harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk mendapatkan
pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi lebih bersifat
kuantitatif dan spesifik.
Pada saat memecahkan masalah, ada beberapa cara atau langkah yang
sering digunakan. Cara yang sering digunakan dan sering berhasil pada proses
pemecahan masalah inilah yang disebut dengan kiat/strategipemecahan masalah.
4.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini
kedepannya. Karena itu kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini kedepannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18