Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP KEBIDANAN
PERAN FUNGSI BIDAN
DOSEN PENGAMPU : Herlina, S.pd., M.M.Kes

Kelompok 3 :
RITA AMELIA PUTRI (2115471065)
SABRINA AILI AYUNIKEN (2115471066)
SENIA ARDHELIA PUTRI (2115471067)
SHERLI YONATA PERANSIKA (2115471068)
SITI IFAYATI (2115471069)
SITI RODHIATUS SOLEKHAH (2115471070)
YOLLANDA EKA PRATIWI (2115471071)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN METRO


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, berkat
rahmat dan karunia Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
Konsep Kebidanan  ini tepat pada waktunya.
Harapan kami sebagai penyusun yaitu agar para pembaca
memahami tentang Peran Fungsi Bidan dan Konsep Konsep
Kebidanan. Kami pun mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini
menjadi lebih baik lagi.
Kami juga mengharapkan saran yang membangun demi
tersusunnya makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Hormat kami

PENYUSUN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR ………………………………….………………………………...
DAFTAR IS I………………………………………………………....………………………

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………


A. Latar Belakang ……………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….
C. Tujuan .………………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………


A. Macam-macam peran bidan ....................…………………
B. Fungsi bidan ..............................................................
C. Hubungan peran dan fungsi bidan dengan

wewenang dan otonomi bidan ...................................

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………..


A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA. ………………………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Peran adalah perilaku induvidu yang diharapkan sesuai dengan posisi yang dimiliki .
peran yaitu suatu pola tingkah laku,kepercayaan,nilai dan sikap yang diharapkan dapat
menggambarkan perilaku yang seharusnya diperlihatkan oleh individu pemegang peran
tersebut dalam situasi yang umumnya terjadi. Peran merupakan suatu yang bermanfaat
untuk mempelajari interaksi antara induvidu sebagai pelaku yang menjalankan berbagai
macam peranan di dalam hidupnya.
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang
telat diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang telah berlaku,
dicatat, diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek. Bidan mempunyai tugas
penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan baik wanita sebagai pusat keluarga
maupun masyarakat umumnya, tugas ini meliputi antenatal, intranatal,postnatal,
asuhan bayi baru lahir, persiapan menjadi orang tua, gangguan kehamilan dan
reproduksi serta keluarga berencana.

B.Rumusan masalah
1.apa itu prosedur pemasangan cateter urin
2.apa guna memandikan vulva hygiene
3.apa saja pelaksanaan memandikan vulva hygiene
4.apa saja macam macam pemberian oksigen
5.apa saja alat alat pemberian oksigen

C.Tujuan penulisan
1.untuk mengetahui prosedur pemasangan cateter urin
2.untuk mengetahui perawatan sehari hari dalam memelihara organ genetalia
3.untuk mengetahui cara membersihkan vagina
4.untuk mengtahui macam macam oksigen
5.untuk mengetahui alat alat pemberian oksigen

BAB II

PEMBAHASAN

A.MACAM-MACAM PERAN BIDAN


Peran bidan sebagai petugas kesehatan sebagai komunikator, motivator, fasilitator
dan koselor bagi masyarakat. Berikut macam – macam peran bidan yaitu:
1. Kumunikator
Adalah orang yang memberikan informasi kepada orang yang menerimanya.
Komunikator merupakan orang atau kelompok yang menyampaikan pesan atau stimulus
kepada orang atau kelompok yang menyampaikan pesan (komunikan) tersebut
memberikan respon terhadap pesan yang diberikan. Seorang komunikator tenaga
kesehatan seharusnya memberikan informasi sangat diperlukan karena komunikasi
secara jelas kepada pasien, pemberian informasi sangat diperlukan karena komunikasi
bermanfaat untuk memperbaiki kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat yang
salah terhadap kesehatan dan penyakit.

2. Motivator
Motivator adalah orang yang memberikan motivasi kepada orang lain. Sementara
motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak sebagai dorongan tersebut
diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dilakukan. Peran tenaga kesehatan sebagai
motivasi tidak kalah penting dari peran lainnya. Seorang tenaga kesehatan mampu
memberikan motivasi , arahan dan bimbingan dalam meningkatkan kesadaran pihak
yang motivasi agar tumbuh kearah dan bimbingan dalam meningkatkan kesadaran pihak
yang dimotivasi agar tumbuh kearah pencapaian tujuan yang diinginkan. Dalam
melakukan tugasnya sebagai motivator memiliki cirri – cirri yang perlu diketahui, yaitu
melakukan pendampingan, menyadarkan dan mendorong kelompok untuk mengenali
masalah yang dihadapi

3. Sebagai Fasilitator
Fasilitator adalah orang atau badan yang memberikan kemudahan dalam menyediakan
fasilitas bagi orang lain yang membutuhkan.
Peran sebagai fasilitator dalam pemanfaatan buku KIA kepada ibu hamil juga harus
dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan pada setiap kunjungan ke pusat kesehatan.
fasilitator harus terampil mengintegritaskan tiga hal penting yakni optimalisasi fasilitas,
waktu yang disediakan, dan optimalisasi partisipasi, sehingga pada saat menjelang batas
waktu yang sudah ditetapkan ibu hamil harus diberi kesempatan agar siap melanjutkan
cara menjaga kesehatan kehamilan secara mandiri dengan keluarga

4. Sebagai konselor
Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam membuat
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman tehadap fakta-fakta,
harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses dari pemberian bantuan tersebut disebut juga konseling. Tujuan umum dari
pelaksanaan konseling adalah membantu ibu hamil agar mencapai
perkembangan yang optimal dalam menentukan batasan-batasan potensi yang dimiliki,
sedangkan secara khusus konseling bertujuan untuk mengarahkan perilaku tidak sehat
menjadi perilaku sehat, membimbing ibu hamil belajar membuat keputusan dan
membimbingn ibu hamil mencegah timbulnya masalah selama proses kehamilan.

B.FUNGSI BIDAN

Fungsi merupakan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan peranannya.


Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka fungsi bidan adalah
sebagai berikut :

1. Fungsi Pelaksana

a. Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup hal-hal sebagai berikut


b. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat
(khususnya kaum remaja) pada masa praperkawinan.
c. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan
kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
d. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
e. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi.
f. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
g. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.
h. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan prasekolah
i. Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan wewenangnya.
j. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem
reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause
sesuai dengan wewenangnya.

2. Fungsi Pengelola
Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga,


kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang
didukung oleh partisipasi masyarakat.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
c. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
d. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan
pelayanan kebidanan
e. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.
3. Fungsi Pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait


dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.
b. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan bidang
tanggung jawab bidan.
c. Memberi bimbingan kepada para bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di
masyarakat.
d. Mendidik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.

4. Fungsi Peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau
berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
b. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.
C.HUBUNGAN PERAN DAN FUNGSI BIDAN DENGAN WEWENANG DAN
OTONOMI BIDAN

Kebidanan menyangkut keselamatan jiwa manusia yang menjadi tanggung jawab dan
tanggung gugat atas semua tindakan kebidanan yang dilakukan. Praktik kebidanan
merupakan sesuatu yang sangat penting dan dituntut dalam profesi kebidanan.
Peran,fungsi dan tindakan yang dilakukan oleh profesi kebidanan ini didasari oleh
kompetensi dan evidence base dan diperkuat oleh landasan hukum yang mengatur
profesi yang bersangkutan.Seorang bidan memiliki kewenangan atas hak otonomi dan
kemandirian untuk bertindak secara professional yang memiliki ilmu pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan standar profesi kebidanan.
Otonomi dalam pelayanan kebidanan ini adalah kekuasaan seorang bidan dalam
melakukan praktik kebidanan yang sesuai dengan peran dan fungsi bidan berdasarkan
wewenang yang dimiliki oleh bidan itu sendiri.
Jadi hubungan antara peran dan fungsi bidan dengan wewenang dan otonomi bidan
adalah seorang bidan memiliki otonomi atau kekuasaan untuk melakukan tindakan
dalam praktik kebidanan sesuai dengan peranan dan fungsi yang dimiliki nya tanpa
melupakan dan mengabaikan wewenangnya dalam melaksanakan tugas sebagai
seorang pelayan kesehatan.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
memahami langkah-langkah atau prosedur adalah suatu hal yang wajib di
perhatikan dalam pelayanan pasien. Seperti pemasangan cateter urin,
prosedur memandikan pasien dan vulva hygiene, prosedur pemberian
oksigen, dan prosedur pemasangan NGT dan pemberian makanan melaui
NGT

B.Saran
Sebaiknya mahasiswa yang akan melakukan studi kasus, sebelum melakukan
studi kasus, alangkah baiknya mahasiswa harus bisa lebih memahami dari
materi apa yang akan dibahas supaya tidak ada hambatan dalam penulisan
karya tulis ilmiah nantinya dan juga sebelum melakukan kontrak dengan
pasien yang akan dijadikan subjek studi kasus lebih baik tanyakan kepada
kakak perawat yang ada di ruangan mengenai pasien yang sekiranya masih
lama berada di rumah sakit. Gunakan komunikasi terapeutik kepada keluarga
pasien agar tidak ada keraguan antara keluarga terhadap mahasiswa. Untuk
institusi pendidikan, sebaiknya institusi selalu mengupdate referensi buku-
buku berbentuk hard copy maupun soft copy mengenai gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi terbaru dan jika bisa buku hasil terjemahan lebih
diperbanyak

DAFTAR PUSTAKA

1. https://hellosehat.com/urologi/kandung-kemih/cara-pemasangan-kateter/
2. http://bppsdmk.kemenkes.go.id praktikum kebutuhan dasar manusia
https://text-id.123dok.com/document/myjd51pyl-pengertian-vulva-hygiene-
manfaat-vulva-hygiene-cara-pelaksanaan-vulva-hygiene.html
3. http://45.112.126.114/perpustakaan/repository/repository/
RISKAFITRIANI_190_3REGD.pdf
4. https://ww.academia.edu/23826678/pemberian_Nutrisi_Melalui_SelangNGT

Anda mungkin juga menyukai