Anda di halaman 1dari 11

INOVASI PEMECAHAN MASALAH DALAM MANAJEMEN

KONFLIK DAN DALAM KEADAAN KEGAWATDARURATAN


BENCANA YANG BERFOKUS PADA WOMEN
CENTERED CARE (WCC)

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Pelayanan


Kebidanan Profesional Berbasis Women Centered Care (WCC)

Dosen Pengampu
Sariestya Rismawati, SST, M.Pd, M.Keb

Disusun Oleh :
DARWI
NIM: P20624822083

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN PROFESI KEBIDANAN
TASIKMALAYA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat membuat dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Inovasi Pemecahan Masalah Dalam Manajemen
Konflik Dan Dalam Keadaan Kegawatdaruratan Bencana Yang Berfokus Pada Women
Centered Care (WCC)” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Pelayanan Kebidanan Profesional Berbasis Women Centered Care (WCC) di Program
Studi Profesi Kebidanan.
Makalah ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Ibu Hj. Ani Radiati R, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya
2. Ibu Nunung Mulyani, APP, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Ibu Dr. Meti Widiya Lestari, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Kebidanan
4. Ibu Sariestya Rismawati, SST, M.Pd, M.Keb, selaku Dosen mata kuliah
Manajemen Pelayanan Kebidanan Profesional Berbasis Women Centered Care
(WCC)
5. Teman-teman dan pihak yang terkait yang ikut membantu menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan
pengalaman. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, Terimakasih.

Tasikmalaya, Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................1
D. Manfaat ................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
A. Pemecahan Masalah..............................................................................3
B. Manajemen Konflik .............................................................................4
C. Inovasi...................................................................................................5
D. Contoh Inovasi Manajemen Pelayanan Kebidanan Profesional
Berbasis Women Centered Care (WCC)
BAB III PENUTUP...............................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap kelompok dalam satu organisasi dimana di dalamnya terjadi interaksi antara
satu dengan yang lainnya, mempunyai kecenderungan timbulnya suatu konflik yang tidak
dapat di hindarkan. Konflik terjadi karena disatu sisi orang-orang yang terlibat dalam suatu
organisasi mempunyai karakter, tujuan, visi dan misi yang berbeda-beda. Konflik
merupakan peristiwa yang wajar dalam suatu kelompok dan organisasi, konflik tidak dapat
di singkirkan tetapi konflik bias menjadi kekuatan positif dalam suatu kelompok dan
organisasi agar menjadi kelompok dan organisasi berkinerja efektif.
Profesi bidan dalam menjalankan tugasnya juga menjalin hubungan kolaboratif antar
tim kesehatan lainnya, baik itu dengan dokter, laboran, ahli gizi, apoteker dan semua yang
terlibat dalam pelayanan kesehatan . Dalam menjalankan hubungan kolaboratif
Dengan tim kesehatan tersebut dan ketika tim ini memandang suatu masalah atau
situasi dari sudut pandang yang berbeda maka dapat terjadi konflik. (CNO, 2009).
Tujuan terbaik dalam menyelesaikan konflik adalah untuk menciptakan pesyelesaian
menang-menang (win-win solution) untuk semua pihak yang terkait. Tujuan itu tidak akan
selalu tercapai dalam setiap situasi, dan sering kali tujuan manajer adalah mengelola
konflik dengan cara mengurangi perbedaan persepsi antar kedua belah pihak yang terlibat.
Seorang pemimpin bertugas untuk mengenali manajemen konflik atau strategi
penyelesaian konflik yang digunakan adalah dengan berkompromi, kompeten,
bekerjasama, smooting, menghindari dan berkolaborasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh “Bagaimanakah Inovasi
Pemecahan Masalah Dalam Manajemen Konflik Dan Dalam Keadaan Kegawatdaruratan
Bencana Yang Berfokus Pada Women Centered Care (WCC)?”

C. Tujuan
Untuk mengetahui inovasi pemecahan masalah dalam manajemen konflik dan dalam
keadaan kegawatdaruratan bencana yang berfokus pada Women Centered Care (WCC)

D. Manfaat
Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan inovasi pemecahan masalah dalam
manajemen konflik dan dalam keadaan kegawatdaruratan bencana yang berfokus pada
Women Centered Care (WCC)

i
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemecahan Masalah (problem solving)


1. Pengertian Pemecahan Masalah (problem solving)
Pemecahan masalah (problem solving) adalah sebuah tindakan penyelesaian
masalah dengan melakukan beberapa tahapan mulai dari menentukan penyebab
masalah, mengidentifikasi, memilih, dan menerapkan solusi. Sederhananya, problem
solving artinya kemampuan untuk menemukan solusi terbaik dari suatu masalah dengan
mengidentifikasi penyebabnya.
2. Cara Pemecahan Pemecahan Masalah (problem solving)
a. Proses pengumpulan data dan fakta
b. Proses validasi data dan fakta
c. Proses membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang dimiliki
d. Proses melakukan validasi data kembali dengan sumber terkait dan menentukan
permasalahan utama
e. Proses menentukan permasalahan utama.
3. Metode kreatif pemecahan masalah (problem solving)
Dikembangkan oleh Alex Osborn dan Sidney Parnes pada tahun 1950an. Prinsip dasar
metode ini adalah pemecahan masalah dengan mennggunakan teknik sumbang saran
(brain storming) dan pola berpikir kreatif (creatif thinking) untuk menemukan solusi
atau pemecahan masalah yang terbaik dengan menggunakan teknik OFPISA, yaitu :
a. O (Objective Finding) : Perumusan tujuan
b. F (Fact Finding) : Pengumpulan fakta /data
c. P (Problem Finding) : Perumusan masalah
d. I (Idea Finding) : Identifikasi idea-idea untuk pemecahan masalah
e. S (Solution Finding) : Memilih/ menentukan alternatif- alternatif solusi
terbaik
f. A (Acceptance Findng) : Mempersiapkan langkag-langkah tindakan (4W, 1H)

B. Manajemen Konflik
1. Definisi Konflik
Konflik adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami ketidakcocokan
dengan apa yang seseorang inginkan atau butuhkan sehingga membutuhkan suatu
pemecahan masalah tersebut melalui perjuangan baik yang bersifat perorangan,
kelompok maupun negara.

i
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun
pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan
yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk
tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi
kepentingan dan interpretasi. (Kazimoto, 2013).
2. Sumber konflik
a. Komunikasi
Komunikasi yang buruk, (komunikasi yang menimbulkan kesalahpahaman antara
pihak-pihak yang terlibat)
b. Struktur
Ukuran, derajat spesialisasi, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara
tujuan anggota dengan kelompok, gaya kepemimpinan, sistem imbalan.
c. Variabel Pribadi
Faktor pribadi, sistem nilai yang dimiliki individu, karakteristik kepribadian yang
menyebabkan individu memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan berbeda dengan
individu yang lain.
3. Gaya Penyelesaian Konflik
a. Integrating (problem solving)
1) Proses integrasi berkaitan dengan mekanisme pemecahan masalah (problem
solving)
2) Bersama identifikasi, bertukar informasi, mencari, memilih solusi.
3) Cocok untuk memecahkan isu-isu kompleks yang disebabkan oleh salah paham.
4) Tidak sesuai untuk memecahkan masalah karena sistem nilai yang berbeda.
5) Kelemahan utamanya adalah memerlukan waktu yang lama.
6) Dicapai “win-win solution”
b. Obliging (smoothing)
1) Lebih memusatkan perhatian pada upaya untuk memuaskan pihak lain
2) Sering pula disebut smothing (melicinkan)
3) Kekuatan strategi ini terletak pada upaya untuk mendorong terjadinya kerjasama
4) Kelemahan penyelesaian bersifat sementara dan tidak bersifst sementara dan tidak
menyentuh masalah pokok yang ingin dipecahkan
c. Dominating (forcing)
1) Orientasi pada diri sendiri yang tinggi, dan rendah terhadap kepentingan orang lain.
2) Taktik “saya menang, kamu kalah”
3) Disebut memaksa (forcing) karena menggunakan legalitas formal dalam
menyelesaikan masalah
4) Digunakan jika masalah tidak terlalu penting dan pengambilan keputusan dalam
waktu cepat.

i
5) Tidak tepat untuk menangani masalah yang menghendaki adanya partisipasi dari
mereka yang terlibat
6) Kekuatan minimalnya waktu untuk menyelesaikan konflik
7) Kelemahan menimbulkan rasa berat hati untuk menerima keputusan
d. Avoiding
1) Cocok menyelesaikan masalah sederhana, atau jika biaya yang harus dikeluarkan
untuk konfrontasi jauh lebih besar daripada keuntungan
2) Kurang tepat pada konflik yang menyangkut isu penting dan adanya tuntutan untuk
menyelesaikan masalah secara tuntas
3) Kekuatan strategi adalah jika menghadapi situasi yang membingungkan atau
mendua
4) Kelemahannya, penyelesaian masalah hanya bersifat sementara dan tidak
menyelesaikan pokok masalah
e. Compromising
1) Posisi moderat, yang secara seimbang memadukan antara kepentingan sendiri dan
kepentingan orang lain.
2) Pendekatan saling memberi dan menerima (give and take approach) dari pihak-
pihak yang terlibat
3) Kompromi cocok digunakan untuk menangani masalah yang melibatkan pihak-
pihak yang memiliki tujuan berbeda tetapi memiliki kekuatan yang sama
4. Matriks Penyelesaian Konflik

5. Outcome Resolusi Konflik


a. Win-lose
Salah satu pihak mendominasi dan pihak yang lain terabaikan
b. Win-win
Resolusi ini dicapai saat semua pihak menyetujui dan mendapatkan manfaat dari
penyelesaian konflik

i
c. Lose-lose
Semua pihak yang bertentangan mengalami kerugian. Teknik penyuapan,
memperjualbelikan, menggunakanpihak ketiga untuk mengancam dapat
memunculkan hasil resolusi ini.
C. Inovasi
1. Pengertian Inovasi
Inovasi merupakan jenis perubahan secara khusus. Inovasi adalah gagasan baru
yang di terapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki produk, proses atau jasa. Jadi
semua inovasi menyangkut pada perubahan, tapi tidak semua perubahan harus
mencakup gagasan baru atau mendorong ke perbaikan yang mencolok (Robbins,2007).
Pada lingkup kesehatan juga memerlukan inovasi-inovasi untuk memecahkan
permasalahan yang umum ataupun masalah yang muncul seiring waktu dan kondisi
tertentu.
2. Karakteristik Inovasi
Cepat atau lambat penerimaan inovasi oleh masyarakat sangat tergantung pada
karakteristik inovasi itu sendiri. Karakteristik inovasi yang mempengaruhi cepat lambat
penerimaan informasi Everett M Rogers (2003), sebagai berikut :
a. Keunggulan relatif (relative advantage)
Keunggulan relatif adalah sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi
penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur
berdasarkan nilai ekonominya, atau dari faktor status sosial, kesenangan, kepuasan
atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan
bagi penerimanya makin cepat tersebarnya inovasi.
b. Kompatibilitas (compatibility)
Kompatibilitas adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu,
kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang
diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan
norma yang ada dimasyarakat
c. Kerumitan (complexity)
Kompleksitas adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi
bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh
penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti dan sukar
digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebaranya.
d. Kemampuan diujicobakan (triability)
Kemampuan untuk diujicobakan adalah dimana suatu inovasi dapat dicoba atau
tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Jadi agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu
inovasi harus mengemukakan keunggulannya.
e. Kemampuan untuk diamati (Observability)

i
Yang dimaksud dengan dapat diamati ialah mudah atau tidaknya pengamatan suatu
hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima
oleh masyarakat, dan sebaliknya bila sukar diamati hasilnya akan lama diterima oleh
masyarakat.

D. Inovasi Pemecahan Masalah Dalam Manajemen Konflik Dan Dalam Keadaan


Kegawatdaruratan Bencana Yang Berfokus Pada Women Centered Care (WCC)

Kasus :
Di suatu wilayah yang tingkat persalinan dengan non nakes (dukun bayi) masih tinggi,
akan menjadi pusat perhatian para tenaga kesehatan khususnya bidan. Karena persalinan
yang tidak sesuai standar akan banyak menimbulkan masalah sehingga angka kematian
bayi dan angka kematian ibu tidak dapat diturunkan. Dari keterangan pasien mereka
mengatakan merasa nyaman bersalin dengan dukun, biayanya murah dan persalinan pun
bisa dilakukan di rumah.
Pada kasus diatas terjadi konflik yang harus diselesaikan dengan secara integrating
(problem solving) karena kasus diatas adalah kasus dengan isu-isu kompleks yang
disebabkan oleh salah paham atau salah persepsi. Tujuan penyelesaian kasus diatas agar
pasien mendapatkan pertolongan persalinan sesuai standar agar tidak terjadi komplikasi
atau kegawatdaruratan. Solusi dari kasus ini adalah dengan mengadakan komunikasi dan
pendekatan dengan semua stakeholder, mengadakan pemeriksaan terpadu gratis untuk ibu
hamil agar mendapat pemeriksaan dan pemahaman untuk mengambil keputusan yang
benar dan inovasi dari segi pembiayaan persalinan, yaitu dengan mengadakan program
bersalin gratis dengan mengkoordinir pembuatan KIS/BPJS untuk semua ibu hamil yang
kurang beruntung secara ekonomi agar memiliki akses kesehatan yang lebih mudah dan
layak.

i
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemecahan masalah (problem solving) adalah sebuah tindakan penyelesaian
masalah dengan melakukan beberapa tahapan mulai dari menentukan penyebab masalah,
mengidentifikasi, memilih, dan menerapkan solusi. Sederhananya, problem solving artinya
kemampuan untuk menemukan solusi terbaik dari suatu masalah dengan mengidentifikasi
penyebabnya. Sedangkan manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi
antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada
suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk
komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepentingan dan interpretasi.
Penyelesaian masalah yaitu dengan cara berkompromi, mengakomodasi atau
memperlancar, berkolaborasi, menghindar dan mendominasi. Bidan dalam menjalankan
praktik maupun tugasnya harus sesuai dengan Permenkes nomor 28 tahun 2017 tentang
izin dan penyelenggaraan praktik bidan.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pelayanan
Diharapkan dapat meningkatkann manajemen pelayanan kebidanan dalam pemecahan
masalah pada manajemen konflik dan dalam keadaan kegawatdaruratan bencana yang
berfokus pada Women Centered Care.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menambah sumber buku pustaka yang
terbaru agar dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan dan
wawasan sesuai dengn ilmu dan tekhnologi terkini, mengenai pemecahan masalah
dalam manajemen konflik dan dalam keadaan kegawatdaruratan yang berfokus pada
Women Centered Care.
Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, agar dalam penyusunan laporan selanjutnya dapat lebih baik.

i
DAFTAR PUSTAKA

Herlambang, susatyo (2016). Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta :


Gosyen Publising.

Mardiah1. Hardiana, H. (2018). Alternatif Kebijakan Operasional Audit Maternal Perinatal


(AMP) Di Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan (Alternative of Operational
Policy Maternal Perinatal Audit (MPA) In Barito Kuala District South
Kalimantan).Vol. 8. Pp. 69-85.

Masruroh. 2015. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika

Muninjaya, Gde AA, 2011. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC

Simatupang, Erna Juliana. 2008. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta: EGC

Syafruddin. 2009. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam Kebidanan.


Jakarta: Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai