Anda di halaman 1dari 19

TUGAS LK 2

PENYUSUNAN PROGRAM BERDASARKAN RANCANGAN STRATEGIK


CREATIVE PROBLEM SOLVING, MENENTUKAN DAN MENETAPKAN
ARAH ORGANISASI, RENCANA STRATEGIK (6 M)

Dosen Pengampu :
DR. Yulastri Arif, M.Kep

KELOMPOK 1:

1. DEWI KARTIKA SARI 2121312002


2. DESRIZA ARTIKA SARI 2121312029
3. HARISTIO MAULANA 2121312044
4. AISYAH RAHMADHANTY 2121312039
5. JENDRI DARMANTO 2121312008

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Creative Problem Solving,
Menentukan Dan Menetapkan Arah Organisasi, Rencana Strategik (6 M)”
sebagai landasan utama bahan pembelajaran pada mata kuliah Manajemen Strategi.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan ini dapat teratasi. Oleh karena itu,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Terutama bagi teman-teman keperawatan, dan diharapkan agar dapat
memberikan masukan dan saran untuk makalah ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

Padang, Februari 2019


Penyusun
Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. TUJUAN........................................................................................................................2
C. MANFAAT....................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................3
A. CREATIVE PROBLEM SOLVING.............................................................................3
a. Proses Intervensi Sistem Total (Tsi)...........................................................................4
b. Filosofi, Prinsip dan Fase (TSI)..................................................................................5
B. MENENTUKAN DAN MENETAPKAN ARAH ORGANISASI...............................7
a. Merancang Disain Strategic.........................................................................................7
b. Visi, Misi, Tujuan Dan Objektif Organisasi..............................................................7
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi arah Organisasi...............................................11
d. Kebijakan, Prosedur, Peraturan.................................................................................12
C. RENCANA STRATEGIC SDM (MAN), KEUANGAN (MONEY), PEMASARAN
(MARKETING), SIM (METHOD AND MACHINE), DAN FASILITAS (MATERIAL)
PELAYANAN KEPERAWATAN..............................................................................13
BAB III..................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................15
A. KESIMPULAN............................................................................................................15
B. SARAN........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan
dan pusat penelitian medik (WHO). Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai
tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan
kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Era globalisasi rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya
saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang
diembannya, rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis
antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus
mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif,
inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan dan berfokus pada kepuasan pasien.
(Barata, 2004)
Berpikir kreatif merupakan cara berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang
baru dalam konsep, pengertian dan penemuan. Syarat dalam berpikir kreatif ada
2, yakni yang pertama sesuatu yang dihasilkan harus dapat memecahkan
persoalan secara realistis, atau dengan kata lain masuk akal. Yang kedua yakni,
merupakan upaya mempertahankan suatu pengertian atau pengetahuan murni,
dengan kata lain bukan tiruan. Masalah adalah formulasi jawaban baru, keluar
dari aplikasi peraturan yang dipelajari sebelumnya untuk menciptakan solusi.
Pemecahan masalah adalah apa yang terjadi ketika respon rutin dan otomatis
tidak sesuai dengan kondisi yang ada.(Anita, 2004)
Aplikasi metode pemecahan masalah secara kreatif lahir dari satu bentuk
pemikiran yang menerobos kelaziman paradigm tertentu. Dengan demikian,

1
2

dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah kreatif merupakan upaya


pemecahan masalah dengan metode (cara) yang efektif dan komprehensif.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu menyusun program berdasarkan rancangan strategik
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menganalisa dan menyusun creative problem solving
b. Mampu menentukan dan menetapkan arah organisasi
c. Mampu menganalisa dan menyusun rencana strategik (berdasarkan 6 M)
C. MANFAAT
Memberikan pengetahuan terhadap mahasiswa mengenai penyusunan
program berdasarkan rancangan strategik, dan dapat dijadikan acuan bagi RS
sebagai upaya peninjauan kembali manajemen RS tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. CREATIVE PROBLEM SOLVING


Teori Alex Osborn
Model Creative problem Solving (CPS) pertama kali dikembangkan oleh Alex
Osborn pendiri The Creative Education Foundation (CEF) dan Confounfer of
highly successful New York Advertising Agency. Pada tahun 1950-an Sidney
Parnes bekerja sama dengan Alex Osborn melakukan penelitian untuk
menyempurnakan model ini. Sehingga model CPS ini juga dikenal dengan nama
The Osborn-Parners Creative Problem Solving Models. Pada awalnya model ini
digunakan oleh perusahaan dengan tujuan agar para karyawan memiliki kreativitas
yang tinggi dalam setiap tanggungjawab pekerjaannya, namun pada perkembangan
selanjutnya, model ini juga diterapkan di dunia pendidikan.

Teori George Polya

Model polya menunjukkan penyelesaian masalah sebagai proses langkah demi


langkah. Ia kelihatan mencadangkan bahwa penyelesaian masalah matematik boleh
dilaksanakan secara terpisah-pisah pada suatu hirarki. Analisis Neuman 2006
tentang jenis kesiapan bagi masalah bercerita menunjukkan pandangan yang
sedemikian. Rumusan ini diperkukuh lagi dengan terdapatnya model-model yang
berbeda dari pada model Polya hanya pada bilangan langkah pada proses
penyelesaian masalah. Antara model tersebut ialah model Lester (1989) dan model
Meyyer (1992). Tahap-tahap untuk menyelesaikan masalah menurut Polya :
1. Memahami problem apa yang dihadapi ? bagaimana kondisi dan datanya ?
bagaimana menilai kondisi-kondisi tersebut?
2. Menyusun rencana
Menemukan hubungan antara data dengan hal-hal yang belum diketahui.
Apakah pernah problem yang sama ?
3. Melaksanakan rencana
Menjalankan rencana guna menemukan solusi, periksa setiap langkah dengan
seksama untuk membuktikan bahwa cara itu benar.

3
4

4. Menengok ke belakang
Melakukan penilaian terhadap solusi yang didapat.
Keempat tahap ini lebih dikenal dengan See (memahami masalah, plan
(menyusun rencana), Do (melaksanakan rencana) dan Check (menguji jawaban).

a. Proses Intervensi Sistem Total (Tsi)


1. Kreatifitas
Tahap kreativitas dirangcang untuk memungkinkan manager dan para
pemangku kepentingan lainnya berada dalam situasi organisasi untuk
berpikir kreatif tentang memperbaiki usaha mereka, terutama dalam situasi
bermasalah dan area perhatian lainnya. Spesifik referensi dibuat untuk
serangkaian metafora untuk organisasi yang dipopulerkan oleh Morgan,
yaitu mesin, organisme, otak, koalisi, budaya dan penjara.
Dengan demikian, peserta dalam situasi bermasalah diminta untuk
melakukan perbandingan aspek situasi organisasi mereka saat ini, seperti
struktur, strategi, pengendalian, dan sistem informasi dengan metafora yang
dimaksud. Selanjutnya, mereka mungkin mempertimbangkan bagaimana
caranya metafora alternative dari himpunan lebih baik menangkap apa yang
berpotensi dapata dicapai dengan organisasi.
Kekuatan pendekatan metaforis terletak pada kemampuan untuk
mengembangkan wawasan yang kuat ke dalam struktur dan fungsi, serta
aspek sosial dan politik suatu organisasi. Metafora dapat medorong melihat
dunia baru, terutama dimana ada daerah kekakuan dan sikap defensif untuk
diatasi.
Selama fase kreativitas, mungkin saja permukaan metafora yang dominan,
yang mungkin terjadi sangat berpengaruh pada pilihan metodologis.
Berbagai metafora dependen lainnya mungkin juga permukaan, yang
mungkin juga bisa dikejar ke fase berikutnya.
5

2. Pilihan
Fase pilihan memanfaatkan SOSM, grid dikembangkan disekitar situasi
bermasalah, bersama dengan asumsi yang mendasari berbagai masalah
metodologi. Penggunaan SOSM didasarkan pada anggapan bahwa semua
metodologi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda dan tidak ada
metodologi yang dapat diterapkan dan efektif dalam semua situasi. SOSM
dikembangkan untuk memungkinkan manager untuk memilih metodologi
yang sesuai untuk menangani suatu situasi bermasalah tertentu.

3. Pelaksanaan
Hasil dari fase ini adalah serangkaian usulan perubahan. Tugas pelaksanaan
tahap ini adalah untuk menetapkan rencana untuk mengatur penerapan
metodologi yang dipilih di Indonesia sesuai dengan tujuan yang disepakati.
Setiap metodologi yang diberikan dapat dipertimbangkan dominan atau
tergantung pada waktu tertentu selama intervensi. TSI adalah mode siklis
dari penyelidikan, dan diharapkan bahwa aka nada gerakan maju mundur
tiga fase, dan antara metodologi, saat intervensi berlanjut.

b. Filosofi, Prinsip dan Fase (TSI)


1. Filosofi
TSI pada awalnya diperkenalkan pada tahun 1991 oleh Flood dan Jackson
sebagai metodologi yang dimaksudkan untuk memungkinkan praktisi
manager melakukan operasionalisasi filosofi dan prinsip Critical System
Thinking (CST). Gerakan CST adalah berdasarkan 5 komitmen : kesadaran
kritis, kesadaran sosial, complementarisme di Indonesia tingkat teoritis,
6

complementarisme tingkat metodologi, dan komitmen untuk kesejahteraan


manusia dan emansipasi. Awal versi TSI dikembangkan lebih lanjut oleh
Flood, versi TSI yang paling baru dikembangkan disebut sebagai local
systemic intervention. (Warren, 2009)
2. Prinsip TSI
7 prinsip teoritis TSI :
1) Organisasi terlalu rumit untuk dipahami dengan menggunakan satu
model manajemen, dan masalah mereka terlalu rumit untuk ditangani
dengan perbaikan cepat.
2) Organisasi, strategi mereka, dan masalah mereka harus diselidiki dengan
menggunakan analisis metaforis.
3) Metafora yang tampaknya sesuai untuk menyoroti strategi organisasi dan
masalah dapat dikaitkan dengan metodologi berbasis sistem yang tepat
untuk memandu sebuah intervensi.
4) Metafora dan metologi yang berbeda dapat digunakan secara
komplementer untuk meletakkan perbendaan berbagai aspek organisasi
dan masalah mereka.
5) Hal ini dimungkinkan untuk menghargai kekuatan dan kelemahan sistem
yang berbeda metodologi dan untuk menghubungkan masing-masing
fokus organisasi dan masalah organisasi tertentu.
6) TSI menetapkan siklus penyelidikan sistemik dengan interaksi bolak-
balik antara 3 fase.
7) Fasilitator dan klien, keduanya terlibat dalam semua tahap proses TSI.
3. Fase TSI
TSI terdiri dari 3 fase :
1) Kreativitas
Manajer dalam situasi yang kompleks pertama kali didorong untuk
berpikir kreatif tentang situasi masalah dan solusi potensial mereka.
2) Pilihan
Panduan diberikan tentang pemilihan metodologi sistem yang tepat
untuk situasi masalah tertentu.
7

3) Pelaksanaan
Metodologi diimplementasikan dalam sebuah cara yang tepat.

B. MENENTUKAN DAN MENETAPKAN ARAH ORGANISASI


a. Merancang Disain Strategic
1. Strategi yang tepat adalah :
1) Fokus, memanfaatkan seluruh kekuatan yang ada untuk merebut dan
memanfaatkan peluang-peluang yang ada dengan kekuatan yang dimiliki
dan mengantisipasi ancaman guna mewujudkan visi dan misi.
2) Strategi-strategi diimplementasikan melalui kebijakan dan program yang
mendukung serta inovasi-inovasi produk pelayanan dengan tetap menuju
arah pengembangan. Pada tahap pemilihan strategi yang digunakan
adalah Distinctive competencies yaitu strategi untuk membuat
kompetensi inti Rumah sakit yang harus memberikan yang terbaik
(superior) Masyarakat.

b. Visi, Misi, Tujuan Dan Objektif Organisasi


1. Visi
Menurut Wibisono (2006) mengatakan visi merupakan rangkaian kalimat
yang ingin dicapai di masa depan atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan
pernyataan ‘want to be’ dari organisasi atau perusahaan.
Menurut Akdon (2006), visi merupakan pernyataan yang diucapkan atau
ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau
masa yang akan datang. Sedangkan menuurut Taufiqurohman (2016) Visi
adalah gambaran masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa
terpaksa yang dirumuskan secara bersama oleh anggota organisasi. Setiap
organisasi mempunyai tujuan dan alasan yang unik dengan keberadaannya.
Keunikan ini biasanya dicerminkan dalam visi dan misi. Pernyataan visi
yang baik mengungkapkan pelanggan, produk atau jasa, teknologi, pasar,
pemikiran untuk Mengenal Manajemen Strategik bertahan hidup
(pertumbuhan dan keuntungan), pemikiran untuk karyawan, pemikiran untuk
citra publik/masyarakat, dan perusahaan. Terdapat delapan karakteristik
8

dasar yang berfungsi sebagai kerangka kerja praktis untuk mengevaluasi dan
menuliskan pernyataan misi. Ada 4 Proses perumusan visi yaitu :
1) Tentukan rentang waktu dan lingkup analisis secara tepat
2) Identifkasi trend sosial, ekonomi, politik, dan teknologi yang akan
mempengaruhi masa depan
3) Identifkasi kondisi persaingan
4) Evaluasi sumber daya dan kapabilitas internal.

Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:


1) Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan.
2) Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran
organisasi perusahaan.
3) Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan
zaman.
4) Memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi
perusahaan.
5) Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroperasi.

Penetapan visi perusahaan memiliki tujuan. Adapun tujuan penetapan visi


perusahaan, yaitu:
1) Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan.
2) Memiliki orientasi pada masa depan perusahaan.
3) Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan
perusahaan.
4) Menentukan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas.
5) Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan.
Visi perusahaan akan menunjukkan suatu kondisi ideal tentang masa depan
yang realistis, dapat dipercaya, meyakinkan, serta mengandung daya tarik.
Visi juga hal yang sangat krusial bagi perusahaanuntuk menjamin kelestarian
dan kesuksesan jangka panjang.
9

2. Misi

Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang(Akdon, 2006). Misi
Organisasi (perusahaan), merupakan gambaran tujuan tentang keberadaan
perusahaan. misi ini meliputi type, ruang lingkup serta karakteristik tindakan
yang akan dijalankan.
Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi
juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
Adapun perumusan misi perusahaan dapat dilakukan dengan cara berikut :
1) Melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan.

2) Menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang ada,


untuk memungkinkan perusahaan melaksanakan kegiatannya lebih baik
dan dengan seefisien mungkin.

3) Menentukan lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan apakah


misi organisasi/perusahaan tidak bertentangan secara internal dan
eksternal.

Misi perusahaan berfungsi sebagai pernyataan cita-cita serta merupakan


landasan kerja yang harus diikuti dan didukung oleh seluruh personil
perusahaan. Fungsi misi dalam mengembangkan perusahaan, di antaranya :
1) Memberikan arah perusahaan.

2) Memfokuskan langkah-langkah yang akan diambil.

3) Objektif, target dan program perusahaan dirancang berdasarkan misi


yang sudah dibentuk.

4) Membimbing aksi dalam berbagai tingkat.

5) Membantu mencegah karyawan agar tidak salah melangkah.

Yang perlu dipahami adalah pentingnya visi dan misi perusahaan sebagai
elemen utama bagi suatu strategi untuk mencari pencapaian hasil yang lebih
tinggi atau lebih baik.
10

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi antara lain :
1) Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang
hendak dicapai oleh sekolah.

2) Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan


“tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan”
sebagaimana pada rumusan visi.

3) Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi.
Antara indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau
terdapat benang merahnya secara jelas.

4) Misi menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan


diberikan pada masyarakat (siswa)

5) Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing
yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi organisasi.

3. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu


yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci
keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak
harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat
menunjukkan kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang (Akdon, 2006).
Pencapaian tujuan dapat dijadikan indikator untuk menilai kinerja sebuah
organisasi. Tujuan menggambarkan arahan yang jelas bagi organisasi.
Tujuan, merupakan hasil akhir dari sebuah kegiatan. disini akan ditegaskan
hal apa yang akan digapai, kapan waktunya, dan berapa yang harusnya
dicapai. Oleh karena itu perumusan tujuan harus memberikan ukuran lebih
spesifik dan akuntabel.
Beberapa Kriteria dalam menetapkan tujuan :
1) Tujuan harus serasi dan mengklarifikasikan misi, visi dan nilai-nilai
organisasi.
11

2) Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau berkontribusi memenuhi


misi, program dan sub program organisasi.
3) Tujuan cenderung untuk esensial tidak berubah, kecuali terjadi
pergeseran lingkungan, atau dalam hal isu strategik hasil yang
diinginkan.
4) Tujuan biasanya secara relatif berjangka panjang
5) Tujuan menggambarkan hasil program
6) Tujuan menggambarkan arahan yang jelas dari organisasi.
7) Tujuan harus menantang, namun realistik dan dapat dicapai.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi arah Organisasi


1. Tujuan
Visi, Misi dan Tujuan yang jelas akan membantu tim dalam bekerja, namun
hal tersebut belum cukup jika visi, misi dan tujuan yang ditetapkan tidak
sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota
2. Tantangan
Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan untuk
mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru merupakan
motivator
3. Keakraban
Tim yang sukses biasanya ditandai dengan sifat keakraban satu sama lain,
setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan.
4. Tanggung Jawab
Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggung
jawab. Tanggung jawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk
membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan
5. Kesempatan Untuk Maju
Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri,
mempelajari konsep dan keterampilan baru, serta melangkah kehidupan yang
lebih baik.
12

6. Kepemimpinan
Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan
penting dalam mendapatkan komitmen dari anggota tim.

d. Kebijakan, Prosedur, Peraturan


1. Kebijakan

Kebijakan, kebijakan merupakan cara dalam mencapai sasaran perusahaan.


Kebijakan mencakup garis pedoman, aturan-aturan dan prosedur untuk
menyokong usaha pencapaian sasaran atau tujuan yang sudah ditetapkan.
2. Prosedur
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi organisasi yang terjadi
berulang-ulang. Jadi suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan
prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal
3. Peraturan
Peraturan adalah patokan yang dibuat untuk membatasi tingkah laku
seseorang dalam suatu lingkup/organisasi tertentu yang jika melanggar akan
dikenakan hukuman/sanksi.
13

C. RENCANA STRATEGIC SDM (MAN), KEUANGAN (MONEY), PEMASARAN (MARKETING), SIM (METHOD AND
MACHINE), DAN FASILITAS (MATERIAL) PELAYANAN KEPERAWATAN
Program merupakan rangkaian kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa
instansi pemerintah atau pun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, atau yang merupakan partisipasi masyarakat guna
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Tabel. 2.4
Rencana Strategis Berdasarkan Man, Money, SIM, Material serta Iindikator Kinerja Utama
Perspektif Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Program
SDM (Man) Optimalisasi SDM dan Rata-rata peningkatan kompetensi Pelatihan kompetensi sesuai kebutuhan pelayanan
pelaksanaan SOP serta tenaga kegiatan kegiatan siang klinik, journal reading, laporan
standar yg ada untuk perawat kasus sulit, audit mutu profesi keperawatan, supervisi
memenuhi permintaan klinik
dan harapan masyarakat Rata-rata pengembangan metode Asuhan Pelaksanaan clinical pathway
Keperawatan Pelaksanaan metode ISBAR
Money (Keuangan) Terwujudnya Rat-rata produktivitas pelayanan klinik Pengembangan ruang perawatan khusus
produktivitas revenue peningkatan pendapatan klinik revenue terhadap
pertumbuhan layanan pendapatan klinik revenue tahun sebelumnya
klinik
Efisiensi layanan klinik
Terwujudnya efisiensi biaya dengan Program penerapan Clinical Pathway
menilai kepatuhan
terhadap CP
Marketing Tingkat pertumbuhan Rata-rata peningkatan dan pertumbuhan Program pengembangan pelayanan unggulan
(Pemasaran) segmen pelanggan pelanggan layanan unggulan
Melakukan Program promosi kesehatan Mencetak brosur dan leaflet untuk promosi kesehatan
14

dan pemberdayaan masyarakat rumah sakit


Pengembangan media promosi kesehatan rumah sakit
Material (Fasilitas) Keandalan fasilitas Rat-rata pemenuhan keandalan fasilitas Penilaian seluruh fasilitas medikterhadap kebutuhan,
medis dan keperawatan medik dan keperawatan kelayakan (kalibrasi) usia pemanfaatan, alokasi alat
dan IT sesuai best pelatihan peningkatan kompetensi pemeliharaan fasilitas
practice medik bagi staf
Terwujudnya sarana Rata-rata kesesuaian sarana, prasarana Pengadaan sarpras non medik sesuai best practice
prasarana dan teknologi dan fasilitas
sesuai Best Practice dengan best practice RS Pendidikan
yang mendukung
lingkungan
kerja yang kondusif,
nyaman dan safety
SIM (Machine dan Pengintegrasian Level Integrasi IT Pengintegrasian Sistem Pelaporan Data dan Informasi
method) Sistem Informasi RS Rumah sakit RS khusunya pelayanan keperawatan
Pengembangan Aplikasi seperti pengembangan Askep
melalui computrize
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Total Systems Intervention (TSI) pada awalnya diperkenalkan pada tahun 1991
oleh Flood dan Jackson sebagai metodologi yang dimaksudkan untuk
memungkinkan praktisi manajer melakukan operasionalisasi filosofi dan prinsip
Critical Systems Thinking (CST). Gerakan CST adalah berdasarkan lima
komitmen: kesadaran kritis, kesadaran sosial, complementarisme di Indonesia
tingkat teoritis, complementarisme pada tingkat metodologis, dan komitmen
untuk kesejahteraan manusia dan emansipasi. Filosofi ini harus diwujudkan oleh
mereka yang mengklaim CST dalam kegiatan pemecahan masalah mereka;
Namun, menempatkan seperti itu Komitmen kompleks dalam praktik jelas
bukan tugas yang sederhana. Makanya TSI begitu dikembangkan sebagai
seperangkat pedoman metodologis untuk mendukung usaha ini. Awal Versi TSI
dikembangkan lebih lanjut oleh Flood, yang mengaku telah menyampaikan
gagasan tersebut untuk "Kritik Postmodern". Versi TSI yang paling baru
dikembangkan disebut sebagai Local Systemic Intervention (LSI).

D. SARAN
1. Dibutuhkan dukungan yang kuat dari pemerintah dan masyarakat agar
RSUD Lubuk Sikaping dapat tumbuh dan berkembang sesuai rencana yang
telah dirumuskan
2. Penyusunan makalah ini merupakan suatu bahan dalam mencapai
kompetensi rancangan tugas, sehingga dalam proses tahap penyusunan
tersebut akses bahan rujukan dan refrensi masih sangat terbatas. Pembaca
diharapkan mampu mengembangkan materi yang ada di makalah lebih rinci
dengan menggunakan bahan rujukan atau refrensi yang lebih baku dan
menggunakan kajian ilmiah yang berbasis evidance based practice

15
DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2006). Strategic Manajemen For Educational Manajement. Bandung: Alfabeta.


Anita, W. (2004). Educational Psychology. Boston: Pearson Educational.
Barata, A. A. (2004). Dasar Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Taufiqurohman. (2016). Manajemen Strategik. Fakultas Ilmu sosial dan Politik
Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama. Jakarta.
Warren, L. (2009). Total Systems Intervention. System Science and Cybernetics. New
York.
Wibisono, D. (2006). Visi Dan Misi Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai