Dosen:
Dr. Ridwal Trisoni, M.Pd.
Disusun Oleh:
1. ANDRIZAL
2. RISWEL ARSITA
Makalah ini, di tulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Sistem dan Kebijakan Pendidikan. Makalah ini membahas tentang pengertian,
konsep, teori dan lingkup sistem Kebijakan Pendidikan Nasional. Makalah ini
bertujuan agar pihak pihak terkait dapat memahami bahwa kebijakan pendidikan
nasional merupakan bagian dari kebijakan publik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
untuk mencapai tujuan (gools) yang dilakukan oleh sejumlah aktor terdiri
pimpinan, bawahan, lembaga pemerintah atau swasta dalam suatu bidang atau
dari berbagai pakar dan tokoh manajemen di atas, dapat ditarik benang merah
formal lembaga atau organisasi yang bersifat terikat guna mencapai tujuan
1
2
kebijakan tersebut dilandasi oleh suatu faham teori tertentu. Dalam proses
dari ciri ciri kebijakan publik. Adapun ciri kebijakan pendidikan sebagai
B. Rumusan Masalah
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
kata “educational policy” yang berasal dari dua kata, sehingga (Madjid, 2018)
pendidikan ini adalah hasil produk dari orang/satuan yang terpilih, produk
dari beberapa masukan dari semua pihak demi perbaikan mutu pendidikan.
untuk mencapai kesepahaman dalam maksud, cara atau sarana, 3) Usaha dan
sehaluan, dan seirama mencapai tujuan bersama tertentu, (Hadi dkk., 2016).
adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang
konsisten yang berulang, baik oleh yang membuatnya maupun oleh mereka
yang mentaatinya.
yang diberi mandat oleh seluruh anggota suatu sistem politik untuk
“educational policy” yang berasal dari kata education dan policy. kebijakan
waktu tertentu”.
menyelenggarakan pendidikan”.
4. Mark Olsen, John Codd, & Anne Marie O`neil Dalam buku yang berjudul
national level requieres strong civil society based on norms of trust and
cetusan pikiran atau pendapat para pimpinan yang mewakili anggota, tetapi
juga berisi opini publik (public opinion) dan suara publik (public voice),
pembuatan kebijakan pada esensinya tidak pernah bebas nilai (value free)
pembuatan kebijakan.
2019) bahwa ada empat elemen lingkungan yang perlu diperhatikan dalam
sisi lingkungan, tetapi juga penting untuk melihat bahwa keberhasilan policy
kebijakan publik yang selalu direspons oleh masyarakat secara positif, para
multidisipliner.
2. Teori Kelembagaan
setiap sektor dan tingkat, dalam formulasi kebijakan. Ada tiga hal yang
struktur daripada proses atau perilaku politik. Salah satu kelemahan dari
3. Teori Proses
4. Teori Kelompok
5. Teori Elit
Teori elit berkembang dari teori politik elit-massa yang melandaskan diri
pada asumsi bahwa dalam setiap masyarakat pasti terdapat dua kelompok,
yaitu pemegang kekuasaan elit dan yang tidak memiliki kekuasaan atau
massa. Prosesnya, elit secara top down membuat kebijakan politik untuk
Ada dua penilaian dalam pendekatan ini, negatif dan positif. Pandang
dengan pesaingnya.
6. Teori Rasionalisme
lain, teori ini lebih menekankan pada aspek efisiensi atau aspek
kebijakan yang paling efisien. Teori rasional ini juga dikenal dengan teori
7. Teori Inkrementalis
setelah keputusan itu tercapai. Pada dasarnya, teori ini adalah teori yang
9. Teori Demokratis
keberadaannya. Teori yang dekat dengan teori “pilihan publik” ini baik,
Teori ini biasanya disebut teori konspiratif. Gagasan pokok teori ini
intensif, dan kedua, para aktor berada dalam situasi pilihan yang tidak
tidak lagi hanya ditentukan oleh aktor pembuat kebijakan, tetapi juga
aktor-aktor lain. Konsep kunci dari teori permainan adalah strategi, yang
konsep kuncinya bukanlah yang paling optimum tetapi yang paling aman
yang tinggi, karena pada intinya adalah strategi defensif. Inti teori
kekosongan.
consumer).
Dalam pendekatan ini dikenal tiga komponen, yaitu input, proses, dan
akhirnya kita kehilangan perhatian pada apa yang tidak pernah dilakukan
politik.
dan Henderik Wagenaar (2003). Peran pemerintah dalam teori ini tidak
2019) yakni:
dipenuhi agar kebijakan pendidikan itu diakui dan secara sah berlaku
4. Dibuat oleh yang berwenang. Kebijakan pendidikan itu harus dibuat oleh
para ahli di bidangnya yang memiliki kewenangan untuk itu, sehingga tak
5. Dapat dievaluasi. Kebijakan pendidikan itu pun tentunya tak luput dari
menyangkut seluruh aspek yang ingin diatur olehnya. Sistematika itu pun
satu sama lainnya. Hal ini harus diperhatikan dengan cermat agar
dibawahnya.
1. Dalam pembukaan (UUD 1945, antara lain : “ Atas berkat Rahmat Tuhan
yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
2. Pasal 31 UUD 1945 menyatakan bahwa (a) Setiap warga negara berhak
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Undang, 2003).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
anggaran, alokasi sumber daya, distribusi sumber, dan tata tertib perilaku
pendidik.
B. Saran
jasa pendidikan
2. Lembaga pendidikan
DAFTAR PUSTAKA