PREMENSTRUASI SINDROM
1. Analisa Data
Kebutuhan Peserta penyuluhan
Remaja yang mengalami gejala premenstruasi sindrom dan membutuhkan
penanganan.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang premenstruasi sindrom, diharapkan
remaja mampu memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang premenstruasi sindrom selama
1x30 menit, remaja mampu ;
a. Mengetahui dan memahami pengertian premenstruasi sindrom
b. Mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi premenstruasi sindrom
c. Mengetahui dan memahami penyebab premenstruasi sindrom
d. Mengetahui dan memahami cara penanganan premenstruasi sindrom
5. Metode Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab
6. Media
Leafleat
7. Kegiatan Penyuluhan
8. Evaluasif
Jenis evaluasi : Tanya jawab
Waktu : Akhir kegiatan
Kriteria evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan remaja dalam mengikuti pendidikan kesehatan tentang premenstruasi
sindrom
b. Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna
c. Tempat yang sesuai dan kondusif untuk pelaksaan kegiatan
d. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan topik tugas yang telah disepakati oleh
mahasiswa
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan pendidikan kesehatan telah sesuai dengan waktu telah direncanakan
b. Peserta penyuuhan koorperatif dan aktif berpatisipasi selama proses penyuluhan
c. Suasana dalam kegiatan penyuluhan kurang kondusif
3. Evaluasi Akhir
Setelah mendapatkan penyuluhan, maka remaja mengetahui cara untuk mengurangi
gejala premenstruasi sindrom.
MATERI
PREMENSTRUASI SINDROM
A. Pengertian
Sindrom pramenstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologi dan emosi yang
terkait dengan perputaran menstruasi wanita. Sekitar 80-95% para wanita mengalami gejala
pramenstruasi yang dapat mengganggu aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat
diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum
menstruasi. Hal ini diperkirakan dapat hilang begitu dimulainya menstruasi, tapi dapat pula
berlanjut setelahnya. (Nugroho, 2014)
Premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan
mental, yang biasanya muncul mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya
haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang berlangsung sampai haid
berhenti (Wijayanti, 2015).
Pre Menstrual Syndrome merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi
yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Sekitar (80-95%) terjadi pada perempuan usia
reproduksi yaitu 14-35 tahun mengalami gejala-gejala premenstrual syndrome yang dapat
mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya dan dalam kegiatan sehari-hari. Gejala
premenstruasi sindrom biasanya terjadi 7-14 hari sebelum menstruasi dan akan hilang
begitu dimulainya pengeluaran darah menstruasi, namun dapat pula berlanjut setelahnya
kira-kira 24-48 jam (Sibagariang, 2016).
B. Penyebab
Penyebab ketidaknyamanan atau keluhan yang dialami diantaranya adalah tidak
seimbangnya hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita. Karena hormon ini,
selain itu terjadi retensi (penahanan) cairan dalam tubuh, diantaranya menyebabkan berat
badan bertambah. Adapun gejala kecemasan, rasa gelisah, susah tidur, cepat marah, atau
gangguan psikis lainnya bisa jadi disebabkan fluktuasi kadar serotonin di otak yang terjadi
pada masa menjelang PMS. Serotonin adalah hormon yang memegang peranan penting
dalam menentukan mood seseorang. Perubahan kadar serotonin ini disebabkan oleh naik-
turunnya hormon progesteron dan estrogen, (Wijayanti, 2015).
Faktor yang menyebabkan seorang wanita mengalami sindrom pramenstruasi belum
dapat diketahui secara pasti. Banyak dugaan bahwa pramenstruasi terjadi akibat kombinasi
dari berbagai faktor yang kompleks di mana salah satunya adalah akibat perubahan
hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Hormon seksual mempengaruhi
neurotransmitter serotonin dan endorfin, yaitu hormon yang mengatur seseorang.
Pramenstruasi ini juga dipengaruhi faktor asupan gizi, usia, stress, bahkan genetik. Akan
tetapi, satu faktor yang memegang peranan penting di sini ialah ketidakseimbangan antara
hormone estrogen dan progesteron. Surutnya estrogen dan progesteron di dalam otak dalam
minggu keempat menyebabkan kegelisahan dan peningkatan tanggapan emosi beberapa hari
sebelum darah keluar. Sakit perut yang dirasakan juga sebenarnya disebabkan oleh
kontraksi rahim untuk mengeluarkan endometrium yang juga dipengaruhi oleh hormone
prostaglandin (Sibagariang, 2016).