Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PREMENSTRUASI SINDROM

Topik : Premenstruasi Sindrom


Sasaran : Nn. R
Hari/tangal : 14 Oktober 2022
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang KIA
Penyuluh : Darwi

1. Analisa Data
Kebutuhan Peserta penyuluhan
Remaja yang mengalami gejala premenstruasi sindrom dan membutuhkan
penanganan.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang premenstruasi sindrom, diharapkan
remaja mampu memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang premenstruasi sindrom selama
1x30 menit, remaja mampu ;
a. Mengetahui dan memahami pengertian premenstruasi sindrom
b. Mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi premenstruasi sindrom
c. Mengetahui dan memahami penyebab premenstruasi sindrom
d. Mengetahui dan memahami cara penanganan premenstruasi sindrom

4. Materi Penyuluhan (terlampir)

5. Metode Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab

6. Media
Leafleat

7. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 Pembukaan 1. Memberikan salam dan ucapan  Menjawab salam


terima kasih  Mendengarkan dan
2. Perkenalan memperhatiakn
(7menit)
3. Menjelaskan tujuan umum dan
khusus

Inti Memberikan materi pendidikan Mendengarkan dan


2
(15menit) kesehatan premenstruasi sindrom memperhatikan
1. Memberikan kesempatan pada Mengajukan pertanyaan
peserta untuk bertanya Mendengarkan dan
2. Mengevaluasi pengetahuan memperhatikan
peserta tentang materi yang telah
disampaikan dengan memberikan
Penutup
3 pertanyaan
(8 menit)
3. Menyimpulkan materi yang telah
di sampaikan
4. Mengucapkan maaf dan terima
kasih
5. Mengucapkan salam

8. Evaluasif
Jenis evaluasi : Tanya jawab
Waktu : Akhir kegiatan
Kriteria evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan remaja dalam mengikuti pendidikan kesehatan tentang premenstruasi
sindrom
b. Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna
c. Tempat yang sesuai dan kondusif untuk pelaksaan kegiatan
d. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan topik tugas yang telah disepakati oleh
mahasiswa
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan pendidikan kesehatan telah sesuai dengan waktu telah direncanakan
b. Peserta penyuuhan koorperatif dan aktif berpatisipasi selama proses penyuluhan
c. Suasana dalam kegiatan penyuluhan kurang kondusif
3. Evaluasi Akhir
Setelah mendapatkan penyuluhan, maka remaja mengetahui cara untuk mengurangi
gejala premenstruasi sindrom.
MATERI

PREMENSTRUASI SINDROM

A. Pengertian
Sindrom pramenstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologi dan emosi yang
terkait dengan perputaran menstruasi wanita. Sekitar 80-95% para wanita mengalami gejala
pramenstruasi yang dapat mengganggu aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat
diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum
menstruasi. Hal ini diperkirakan dapat hilang begitu dimulainya menstruasi, tapi dapat pula
berlanjut setelahnya. (Nugroho, 2014)
Premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan
mental, yang biasanya muncul mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya
haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang berlangsung sampai haid
berhenti (Wijayanti, 2015).
Pre Menstrual Syndrome merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi
yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Sekitar (80-95%) terjadi pada perempuan usia
reproduksi yaitu 14-35 tahun mengalami gejala-gejala premenstrual syndrome yang dapat
mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya dan dalam kegiatan sehari-hari. Gejala
premenstruasi sindrom biasanya terjadi 7-14 hari sebelum menstruasi dan akan hilang
begitu dimulainya pengeluaran darah menstruasi, namun dapat pula berlanjut setelahnya
kira-kira 24-48 jam (Sibagariang, 2016).

B. Penyebab
Penyebab ketidaknyamanan atau keluhan yang dialami diantaranya adalah tidak
seimbangnya hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita. Karena hormon ini,
selain itu terjadi retensi (penahanan) cairan dalam tubuh, diantaranya menyebabkan berat
badan bertambah. Adapun gejala kecemasan, rasa gelisah, susah tidur, cepat marah, atau
gangguan psikis lainnya bisa jadi disebabkan fluktuasi kadar serotonin di otak yang terjadi
pada masa menjelang PMS. Serotonin adalah hormon yang memegang peranan penting
dalam menentukan mood seseorang. Perubahan kadar serotonin ini disebabkan oleh naik-
turunnya hormon progesteron dan estrogen, (Wijayanti, 2015).
Faktor yang menyebabkan seorang wanita mengalami sindrom pramenstruasi belum
dapat diketahui secara pasti. Banyak dugaan bahwa pramenstruasi terjadi akibat kombinasi
dari berbagai faktor yang kompleks di mana salah satunya adalah akibat perubahan
hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Hormon seksual mempengaruhi
neurotransmitter serotonin dan endorfin, yaitu hormon yang mengatur seseorang.
Pramenstruasi ini juga dipengaruhi faktor asupan gizi, usia, stress, bahkan genetik. Akan
tetapi, satu faktor yang memegang peranan penting di sini ialah ketidakseimbangan antara
hormone estrogen dan progesteron. Surutnya estrogen dan progesteron di dalam otak dalam
minggu keempat menyebabkan kegelisahan dan peningkatan tanggapan emosi beberapa hari
sebelum darah keluar. Sakit perut yang dirasakan juga sebenarnya disebabkan oleh
kontraksi rahim untuk mengeluarkan endometrium yang juga dipengaruhi oleh hormone
prostaglandin (Sibagariang, 2016).

C. Faktor yang mempengaruhi


1. Tingkat stress
Tingkat stres secara statistik berhubungan dengan PMS. Hal ini menunjukkan
bahwa psikis sangat berpengaruh, PMS dapat dibangkitkan atau diperberat oleh kejadian
psikis penderita. Keadaan psikis dapat berupa kecemasan atau stres. Hormon ini juga
memicu adanya nyeri punggung selama menstruasi. Karena peningkatan relative tinggi,
otot tubuh yang lain cenderung menegang termasuk otot punggung bagian bawah
sebelum menstruasi. Tingkat stress dapat mempengaruhi sistem hormon tersebut yang
nantinya akan mempengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan.
2. Aktivitas fisik
Beberapa mekanisme biologis dapat menjelaskan hubungan tingkat aktivitas fisik
dengan PMS. Tingkat aktivitas fisik dapat meningkatkan endorfin, menurunkan estrogen
dan hormone steroid lainnya, meningkatkan transportasi oksigen dalam otot, mengurangi
kadar katisol dan meningkatkan keadaan psikologis. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Nurlaela (2015), menyatakan aktivitas yang teratur dan berkelanjutan berkontribusi
untuk meningkatkan produksi dan pelepasan endorfin. Endorfin adalah hormon yang
diproduksi oleh tubuh ketika kita merasa bahagia. Endorfin berperan dalam kekebalan
tubuh dan pengendalian terhadap stres. Wanita yang mengalami kejadian sindrom
pramenstruasi dikarenakan estrogen yang berlebih. Kelebihan estrogen dapat dicegah
dengan meningkatkan endorfin. Wanita yang jarang melakukan olahraga secara teratur
memiliki hormon estrogen lebih tinggi, sehingga kemungkinan terjadinya sindrom
pramenstruasi lebih besar. Hal ini membuktikan olahraga yang teratur dapat menurunkan
risiko sindrom pramenstruasi.
3. Status gizi
Indeks massa tubuh juga berhubungan dengan risiko terjadinya gejala fisik dan
emosi pada penderita PMS. wanita dengan IMT >25,5 kg/m mempunyai risiko
mengalami PMS lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang dengan IMT <20 kg/m.
4. Pola tidur
Pola tidur yang baik (tidur tanpa gangguan) ternyata dapat meringankan gejala
PMS. Kondisi ini dikarenakan baik dan buruknya pola tidur akan mempengaruhi sekresi
berbagai hormon yang ada di dalam tubuh. buruknya latensi tidur dan kualitas tidur dapat
disebabkan karena rutinitas yang berlebihan. Selain itu, juga dipengaruhi dari
penggunaan media elektronik khususnya handphone.
5. Asupan piridoksin
Piridoksin berperan sebagai koenzim dan metabolism protein termasuk di
dalamnya adalah asam amino triptofan yang berkaitan dengan serotonin, karena
serotonin disintesis dari asam amino triptofan dengan bantuan piridoksin. Hormon
serotonin dapat dicukupi dengan piridoksin, sehingga bila kandungan piridoksin tubuh
tercukupi maka akan dapat mengontrol produksi hormon ini, sehingga otak merasa lebih
rileks dan tenang menjelang menstruasi. Saat kadar piridoksin dalam darah menurun,
makabiosintesis serotonin terganggu, sehingga memicu terjadinya pola pergantian
estrogen dan progesteron. Menurunnya kadar serotonin akibat terjadinya fluktuasi
estrogen dan dapat dikatakan sebagai salah satu penyebab PMS. Semakin tinggi
konsumsi piridoksin maka kejadian PMS semakin rendah.
6. Asupan Vitamin D
Diet tinggi kalsium dan vitamin D dapat menolong para wanita terbebas dari
PMS. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa vitamin D membantu absorbsi kalsium
dapat mengurangi nyeri hebat saat PMS. Peningkatan asupan kalsium mempengaruhi
kadar hormone estrogen selama siklus menstruasi.
7. Asupan Kalsium
Kalsium merupakan salah satu mineral yang mempunyai peran sebagai anti stres,
dimana stres merupakan salah satu gejala psikis yang terjadi selama pramenstruasi.
8. Asupan Magnesium
Memperbanyak konsumsi makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-
buahan dapat mengurangi keluhan PMS. Kacang-kacangan, alpukat, dan sayuran hijau
adalah sumber mineral magnesium yang penting dalam produksi serotonin dan dopamin.
Hormon-hormon tersebut dapat membantu meringankan
gejala PMS seperti sakit kepala, sakit pinggul, dan ketegangan. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Christiany, menyatakan bahwa sampel yang memiliki asupan magnesium
kurang berpeluang mengalami PMS 3,3 kali lebih besar dibandingkan dengan remaja
putri yang memiliki asupan magnesium cukup. Magnesium juga berfungsi dalam
membantu relaksasi otot, transmisi sinyal saraf, mengurangi migrain, dan sebagai
penenang alamiah yang dibutuhkan oleh perempuan saat mengalami sindrom
pramenstruasi dengan mengonsumsi asupan magnesium 400-800 mg/hari.
D. Penanganan
1. Terapi farmakologi
a. Obat anti peradangan non-steroid atau nonsteroidal Anti-inflamasi (NSAIDS)
b. Asam mefenamat
c. Obat penenang
d. Obat antidepresi
e. Diuretika
2. Terapi Nonfarmakologi
a. Pemberian KIE tentang premenstruasi sindrom
b. Pemberian Kompre hangat
c. Senam
d. Olahraga ringan seperti bersepeda, renang, jalan pagi
e. Pemberian aromaterapi, seperti aroma lavender
f. Teknik relaksasi dengan Meditasi atau hipnoterapi
g. Konsumsi makanan yang kaya senyawa anti-pms seperti buah alpukat, sayur, kacang-
kacangan, ikan segar, ayam
h. Cukupi asupan cairan tubuh dengan 8 gelas sehari
i. Tidur dengan cukup

Anda mungkin juga menyukai