Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“RELAKSASI BENSON UNTUK LANSIA DENGANGANGGUAN POLA TIDUR ”

DI SUSUN OLEH :

PROFESI NERS ANGKATAN


XVIISTASE KEPERAWATAN
GERONTIK

1. AMNALIA LESTARI HIKMAH, S.Kep


2. MIRJAN MOKOAGOW, S.Kep
3. NOVIYANTI RIZKY SAPUTRI, S.Kep
4. SUMIYATI MOO, S.Kep
5. YUSTIKA AHMAD, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DANKESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Gangguan Pola tidur pada Lansia


Sub Pokok Bahasan : Relaksasi Terapi Benson
Peserta/Sasaran : Lansia
Hari/Tanggal : Jumat /5 Mei2023
Tempat : Di Aula Panti Sosial Griya Lansia Jannati
Waktu Pelaksanaan : 14.00-14.30 WITA
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners UNG Angkatan XVII

A. Latar Belakang

Relaksasi adalah suatu jenis terapi untuk penangan kegiatan mental dan
menjauhkan tubuh dan pikiran dari rangsangan luar untuk mempersiapkan
tercapainya hubungan yang lebih dalam dengan pencipta, yang dapat dicapai
dengan metode Hypnosis , Meditasi , Yoga , dan bentuk-bentuk latihan yang
ada hubungandengan penjajakan pikiran (Sanjaya , 2015)
Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi
dengan melibatkan faktor keyakinan pasien , yang dapat menciptakan suatu
lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi
kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi . (Sukarmin, 2015)
Relaksasi benson adalah berfokus pada kata atau kalimat yang diucapkan
berulang kali dengan ritme teratur dan disertai sikap yang pasrah pada Tuhan
Yang Maha Kuasa sesuai dengan keyakinan pasien memiliki makna
menenangkan . (Sunaryo & Siti , 2014)

Berdasarkan hasil yang didapatkan di panti Griya Jannati, sebagian besar


Lansia mengalami masalah pada pola tidur mereka sehingga mahasiswa Profesi
Ners Angkatan XVII mengadakan penyuluhan terkait Terapi Relaksasi Benson
untuk lansia dengan masalah pola tidur.

B. Tujuan Umum dan Khusus


1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien mengetahui terapi
relaksasi Benson untuk lansia jika mengalami Gangguan pola tidur saat
malam hari
2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit pasien di Panti Griya Lansia Jannati
dapat :
a. Mengetahui Defenisi Gangguan Pola tidur
b. Mengetahui Penyebab Gangguan Pola tidur
c. Mengetahui faktor yag mempengaruhi Gangguan Pola tidur
d. Mengetahui pengertian Terapi Relaksasi Benson
e. Mengetahui Langkah-langkah Terapi Relaksasi Benson
C. Materi Penyuluhan

(Terlampir)

D. Metode Penyuluhan
Ceramah dan Tanya Jawab

E. Media
1. PPT
2. Video

F. Struktur/Pengorganisasian
1. Pemateri : Sumiyati Mo’o
a. Menjelaskan materi tentang Terapi Rileksasi Benson lansia
denganGangguan pola
tidur
b. Menjawab Pertanyaan dari pasien

2. Moderator : Noviyanti Rizky Saputri


a. Mengucapkan salam
b. Menjelaskan tujuan
c. Meminta waktu/persetujuan pasien/keluarga
d. Memvalidasi pemahaman pasien dan keluarga tentang manajemen demam

3. Fasilitator : Yustika Ahmad


a. Menyiapkan keperluan selama penyuluhan berlangsung
b. Meminimalisir lingkungan tetap dalam keadaan kondusi
4. Observer : Amnalia Lestari Hikmah
Mengamati dan mencatat proses penyuluhan terlaksana atau tidak terlaksana
sesuaidengan tahapan kegiatan.
5. Dokumentasi : Mirjan Mokoagow
Mengambil gambar selama penyuluhan berlangsung

G. Setting Tempat

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien berada di ruangan
b. Pemateri
c. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Aula Panti Sosial Griya Lansia
Jannah
2. Evaluasi Proses
a. Moderator menguasai alur jalannya penyuluhan
b. Pemateri mampu menjelaskan materi dengan baik
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan pemateri menjawab pertanyaan
secarabenar
3. Evaluasi Hasil
a. Pemateri mampu menjawab pertanyaan dengan baik
b. Pasien dapat menjelaskan kembali tentang Relaksasi Benson dengan
GangguanPola Tidur
I. Kegiatan Penyuluhan

Tahap kegiatan Kegiatan Penyuluhan Metode Media


Pembukaan 1. Membuka kegiatan dengan Cerama
mengucapkan salam h
(5 menit)
2. Memperkenalkan diri
3. Menyebutkan Tema dan tujuan
dari penyuluhan
4. Memvalidasi pengetahuan klien
tentang
5. materi yang akan disampaikan
6. Kontrak waktu dengan klien
Pelaksanaan Menjelaskan materi penyuluhan
secaraberurutan dan teratur :
(15 menit)
1. Pengertian Gangguan Pola tidur
2. Penyebab Gangguan Pola tidur PPT &
Video
3. Faktor yag mempengaruhi Gangguan
Pola tidur
4. Pengertian Relaksasi Benson
5. Langkah-langkah terapi relaksasi
Benson

Penutup Melakukan evaluasi dengan


memberikanpertanyaan :
(10 menit)
1. Sesi Tanya jawab
2. Memvalidasi kembali tentang
materiyang telah disampaikan
3. Memberi Kesimpulan
4. Pembacaan Doa
5. Mengucapkan terimakasih dan salam
Tabel check list kegiatan penyuluhan(observer)
Tahap kegiatan Kegiatan Penyuluhan Terlaksana Tidak
terlaksana

Pembukaan 1. Membuka kegiatan


(5 menit) denganmengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menyebutkan Tema dan
tujuandaripenyuluhan
4. Memvalidasi pengetahuan
kliententang materi yang akan
disampaikan
5. Kontrak waktu dengan klien
Pelaksanaan Menjelaskan materi penyuluhan
(15 menit) secaraberurutan dan teratur :
1. Pengertian Relaksasi Benson
2. Pengertian Rileksasi Benson
3. Pengertian Gangguan Pola tidur
4. Penyebab Gangguan Pola tidur
5. Klasifikasi Gangguan Pola
Tidur
6. Faktor yag mempengaruhi
GangguanPola tidur
Penutup Melakukan evaluasi dengan
(10 menit) memberikanpertanyaan :
1. Sesi Tanya jawab
2. Memvalidasi kembali tentang
materiyang telah disampaikan
3. Memberi Kesimpulan
4. Pembacaan Doa
5. Mengucapkan terima kasih dan
salam
(Lampiran)
RELAKSASI BENSON UNTUK LANSIA DENGANGANGGUAN POLA TIDUR

A. Pengertian Gangguan Pola tidur


Gangguan pola tidur adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dan
perubahan waktu tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas
sehari- hari ( tarwoto & wartonah2016 ) . Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika
individu mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau
kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya
hidup yang di inginkannya.( Lynda, 2017 ).
B. Penyebab Gangguan Pola tidur
1. Penyakit
Seorang yang mengalami sakit, memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur.
2. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada keadaan terang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan-perubahan suasana makan dan menghambat tidurnya.
3. Motivasi
Motivasi berpengaruh untuk menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan
waspada menahan ngantuk.
4. Kelelahan
Apabila kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM (
Rapid Eye Movement )
5. Kecemasan
Keadaan cemas meningkatkan saraf simpatis, sehingga mengganggu tidur
6. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat
mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
7. Obat – obatan Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur
antaralain:
- Diuretik : menyebabkan insomnia
- Anti depresan : supresi REM
- Kafein : meningkatkan saraf simpatis
- Beta Bloker : menimbulkan insomnia
- Narkotika : mensupresi REM
C. Faktor yang mempengaruhi Gangguan Pola tidur
Menurut (Amiruddin, 2015 ) terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas
maupun kuantitas tidur, di antaranya adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, diet,
merokok, medikasi, dan motivasi, dan hal ini didukung oleh Potter dan Perry (2005)
yang mengatakan bahwa gangguan tidur dapat disebabkan oleh faktor fisiologis,
psikologis, dan lingkungan. Gangguan Pola Tidur yang dialami seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penyakit fisik
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik (mis.
Kesulitan bernapas), atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi,
dapt menyebabkan masalah tidur.
2. Obat-obatan dan substansi
Obat resep atau obat bebas menuliskan mengantuk sebagai salah satu efek
samping, 486 menulis imsomnia, dan 281 menyebabkan kelelahan. Mengantuk
dan deprsi tidur adalah efek samping mediksi yang umum. Mediksi yang
diresepkan untuk tidur seringkali menyebankan masalah daripada keuntungan.

3. Gaya hidup
Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Individu yang bekerja
bergantian berputar (mis. 2 minggu siang diikuti 1 minggu malam) seringkali
mempunyai kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur
4. Stres emosional
Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat mengganggu tidur. Stres
emosional menyebabklan seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah
frustasi apabila tidur. Stres juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras
untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak tidur.
Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk.
5. Lingkungan
Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh peting pada kemampuan
untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik dalah esensial untuk tidur
tenang. Ukuran, kekerasan, dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas
tidur. Tempat tidur rumah sakit seringkali lebih keras daripada di rumah. Suara
juga mempengaruhi tidur. Tingkat suara yang diperlukan untuk membangunkan
orang tergantung pada tahap tidur.
6. Latihan fisik dan kelelahan
Seseorang yang kelelahan menengah (moderate) biasanya memperoleh tidur
yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari kerja atau
latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih sebelum waktu tidur
membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan melelahkan
yang meningkatkan relaksasi. Akan tetapi kelelahan yang berlebihan yang
dihasilkan dari kerja yang meletihkan atau penuh stres membuat sulit tidur .
7. Asupan makanan dan kalori Orang tidur lebih baik ketika sehat sehingga
mengikuti kebiasaan makan yang baik adalah penting untuk kesehatan yang
tepat dan tidur. Makan besar, berat, dan/atau berbumbu pada makan malam
dapat menyebabkan tidak dapat dicerna yang mengganggu tidur. Kafein dan
alkohol yang dikomsumsi pada malam hari mempunyai efek produksi-insomnia
sehingga mengurangi atau menghindari zat tersebut secara drastis adalah strategi
penting yang digunakan untuk meningkatkan tidur.

D. Pengertian Relaksasi Terapi Benson


Relaksasi Benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi dengan
melibatkan faktor keyakinan pasien , yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal
sehingga dapat membantu pasien mencapai rileks (Sanjaya, 2015). Tujuan relaksasi
benson selain untuk mengatasi gangguan pola tidur juga bertujuan untuk Membantu
merilekskan otot-otot dan Mengatasi kecemasan.
E. Langkah-Langkah Terapi Relaksasi Benson
1. Fase Orientasi
- Mengucapkan salam terauptik
- Memperkenalkan diri
- Menyediakan lingkungan yang tenang
- Menjelaskan prosedur
- Menanyakan Persetujuan atau kesiapan pasien .
- Memilih do’a untuk memfokuskan perhatian saat relaksasi
2. Fase Kerja
- Posisikan pasien pada posisi duduk yang paling nyaman
- Instruksikan pasien untuk memejamkan mata
- Instruksikan pasien agar tenang dan mengendorkan otot- otot tubuh dari ujung
kaki sampai dengan otot wajah dan rasakan dengan rileks .
- Instruksikan kepada pasien agar menarik nafas dalam lewat hidung , tahan 3
detik lalu hembuskan lewat mulut dan mengucapkan doa atau kata yang
telah dipilih
- Lakukan selama kurang lebih 15 menit
- Instruksikan pasien untuk mengakhiri relaksasi dengan tetap menutup mata
selama 2 menit lalu buka mata secara perlahan .
3. Fase Termin asi
- Melakukan evaluasi tindakan dan perasaan pasien
- Menyampaikan rencana tindak lanjut
- Dokumentasi (Solehati & Kosashi , 2015 )
DAFTRA PUSTAKA

Amiruddin, Danes, & Lintong . (2015). Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Antara
Posisi Duduk Dan Posisi Berdiri Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran
UniversitasSam Ratulangi, Jurnal e-Biomedik Volume 3, Nomor 1.

Anies . (2018) . Penyakit Degeneratif, Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia

Benson, Beary, & Carol . (2017) . The Relaxation Respon, Pschiatry interpersonal and
biological process, Volume 37

Benson & Proctor . (2010) . Relaxation Revolution, America: Quill

DINKES Lubuklinggau . (2018) . Data Pravelensi Penderita Hipertensi, Lubuklinggau


Haikal . (2016) . Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Lama waktu Tidur
pada Lansia, Jurnal Mitra Sehat. Volume VI Nomor 1 .

Hazila . (20170 . Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia
DiPosyandu Permadi Tlogomas Malang, Nursing News Volume 2 Nomor 3 .
Kementerian

Kesehatan RI . (2018) . Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Indonesia

Kushariyadi . (2012) . Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia, Jakarta: Salemba
MedikaMaryam, Mia , & Rosida . (2011) . Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya,
Jakarta: Salemba Medika .

Max, Whitton, Alessi, Bruni . (2015) . National Sleep Foundation Time Duration
recommendations : Methodology and results summary

Potter & Perry . (2010) . Fundamental Keperawatan ( Edisi 4 Volume II ), Jakarta:


SalembaMedika

Sunaryo, et . al,. (2016) . Asuhan Keperawatan Gerontik, Yogyakarta: Andi offset

Tamber . (2012) . Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan keperawatan, Jakarta:
Salemba Medika .

Tim Pokja, SDKI, DPP, PPNI . (2017) . Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia,
Jakarta:PPNI

Uphadita., (20170 . National Sleep Foundation. http://www.sleepfoundation.org. tanggal


23 januari 2017

Yanita . (2017) . Berdamai dengan Hipertensi, Jakarta: Tim Bumi Medika

Anda mungkin juga menyukai