Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN

RELAKSASI PROGRESIF
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu : Ns. Aida Kusnaningsih., S.Kep M.Kep, SP., Kep. Mat

Disusun OlehKelompokXII:

1) Yoga Deswantono NIM: PO 62.20.1.16.166


2) Yohanes Tedi NIM: PO 62.20.1.16.167
3) Yuniarti Banten NIM: PO 62.20.1.16.168
4) Zulfi Anan Winaldi NIM: PO 62.20.1.16.169

PROGRAM STUDI D -IV KEPERAWATAN REGULER III

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


2018LEMBAR PENGESAHAN

SAP “RELAKSASI PROGRESIF”


Telah disetujui dan disahkan pada:

Hari :
Tanggal :

oleh :

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi penyuluhan : Terapi Progresif


Pokok bahasan : Terapi Progresif
Sasaran : Pengunjung di Puskesmas Desa X
Hari/ Tanggal : Selasa , 24 April 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Tunggu Puskesmas Desa X

1. LATAR BELAKANG
Dalam jurnal pengembangan multimedia relaksasi oleh Neila Ramdhani dan
Adhyos Aulia Putra pada tahun 2006, relaksasi merupakan salah satu teknik
pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatetis dan
parasimpatetis ini. Teknik relaksasi semakin sering dilakukan karena terbukti efektif
mengurangi ketegangan dan kecemasan, membantu orang yang mengalami
insomnia, dan asma.
Di Indonesia, penelitian tentang relaksasi ini juga sudah cukup banyak dilakukan.
Relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik. Efektivitas latihan relaksasi
dan terapi kognitif untuk mengurangi kecemasan berbicara di muka umum,
selanjutnya relaksasi juga efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi ringan, dan menurunkan ketegangan pada siswa penerbang.
Terapi relaksasi dilakukan untuk mencegah dan mengurangi ketegangan
pikiran dan otot - otot akibat stres karena ketegangan dapat mempengaruhi
keseimbangan tubuh. Bila ketegangan terjadi maka tubuh akan menjadi lemah
dan akibatnya tubuh tidak dapat melakukan fungsinya secara optimal.
Penggunaan kelompok dalam praktik keperawatan jiwa memberikan dampak
positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi pemulihan kesehatan
seseorang.
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien atau keluarga
pengunjung Puskesmas Desa X dapat mengetahui dan memahami
mengenai terapi relaksasi progresif.

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan
keluarga pasien dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian relaksasi
2. Tujuan relaksasi
3. Manfaat relaksasi
4. Metode relaksasi
5. Jenis -jenis relaksasi
6. Hal yang perlu diperhatikan dalam relaksasi
7. Indikasi Terapi Relaksasi Progresif
8. langkah-langkah relaksasi

3. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Ceramah, diskusi, demonstrasi, dan tanya
jawab
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet,Poster, Booklet dan Powerpoint
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Puskesmas Desa X
b. Hari/Tanggal : Selasa, 24 April 2018
4. Materi dan Pemateri : Kelompok 12
5. Peserta : Pengunjung Puskesmas Desa X
6. Waktu : 30 menit

4. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan
Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab 1. Ceramah
( 5 menit) 2. Memperkenalkan diri salam 2. Tanya jawab
3. Menjelaskan maksud dan 2. Mendengarkan
tujuan penyuluhan keterangan
4. Menggali pengetahuan peserta penyaji
tentang materi yang akan 3. Menyampaikan
disampaikan pengetahuan
tentang materi
yang
disampaikan

Penyajian dan 1. Menggali pengetahuan peserta - Memperhatikan 1. Ceramah


diskusi tentang relaksasi progresif - Mendengarkan 2. Demonstrasi
( 20 menit) 2. Menjelaskan pengertian keterangan 3. Tanya jawab
relaksasi progresif penyaji 4. Leaflet
3. Menjelaskan tujuan relaksasi - Mengikuti dan 5. Poster
progresif menirukan 6. Booklet
4. Menjelaskan Manfaat relaksasi demonstrasi 7. Power point
5. Menjelaskan Metode relaksasi
6. Menjelaskan Jenis -jenis relaksasi
7. Menjelaskan Hal yang perlu
diperhatikan dalam relaksasi
8. Menjelaskan Indikasi Terapi
Relaksasi Progresif
9. Menjelaskan langkah-langkah
relaksasi
Penutup 1. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab
(5 menit) kembali materi yang telah pertanyaan,
disampaikan pada peserta memperhatikan dan
2. Menyimpulkan kembali materi menjawab salam
yang telah disampaikan
3. Memberikan motivasi kepada
keluarga agar selalu optimis
dalam merawat anggota
keluarganya yang sedang sakit
4. Memotivasi untuk
pengaplikasian
5. Memberi salam penutup

5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet dan powerpoint.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
pihak Puskesmas Desa X.
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah
disampaikan dengan benar melalui pertanyaan lisan (75%).

6. MATERI PENYULUHAN (Lampiran 1)


7. DAFTAR PUSTAKA (Lampiran 2)
8. PRE-TEST DAN POST-TEST (Lampiran 3)
9. POSTER (Lampiran 4)
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
A. Defenisi

Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi


ketegangan dan kecemasan.Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan
terapis dan mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan yang dialami sehari-hari di rumah.

Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi yang dilakukan dengan card
fokus pada kontraksi dan relaksasi otot-otot tubuh. Teknik relaksasi otot progresif adalah
teknik relaksasi otot dalam yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti
(Herodes, 2010) dalam (Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Terapi relaksasi otot progresif
yaitu terapi dengan cara peregangan otot kemudian dilakukan relaksasi otot (Gemilang,
2013). Relaksasi progresif adalah cara yang efektif untuk relaksasi dan mengurangi
kecemasan (Sustrani, Alam, & Hadibroto, 2004).

B. Tujuan

Relaksasi otot bertujuan untuk mengurangi ketegangan dengan cara


melemaskan badan. Dalam latihan relaksasi otot individu diminta menegangkan otot
dengan ketegangan tertentu dan kemudian diminta untuk mengendurkannya.Sebelum
dikendorkan penting dirasakan ketegangan tersebut sehingga individu dapat
membedakan antara otot tegang dengan otot yang lemas.Sesuatu yang diharapkan disini
adalah individu secara sadar untuk belajar merilekskan otot- ototnya sesuai dengan
keinginannya melalui suatu cara yang sistematis. Subjek juga belajar ketegangan
otot tersebut.

Selain itu, tujuan dari relaksasi ini adalah memperdalam relaksasi dan merilekskan otot
yang tegangannya berlebihan dan otot yang tidak perlu tegang.

Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi dan
Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:
1) Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan

2
darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
2) Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
3) Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak
memfokus perhatian seperti relaks.
4) Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
5) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
6) Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan,
gagap ringan, dan
7) Membangun emosi positif dari emosi negatif.

C. Manfaat Relaksasi

Manfaat dari relaksasi otot progresif ini sendiri adalah untuk mengatasi berbagai
macam permasalahan dalam mengatasi stres, kecemasan, insomnia, dan juga dapat
membangun emosi positif dari emosi negatif. Keempat permasalahan tersebut dapat
menjadi suatu rangkaian bentuk gangguan psikologis bila tidak diatasi.

Stres terhadap tugas maupun permasalahan lainnya, yang tidak segera


diatasi dapat memunculkan suatu bentuk kecemasan dalam diri
seseorang.Kecemasan itu sendiri bila tidak juga diatasi dapat berakibat pada munculnya
emosi negatif baik terhadap permasalah yang timbul akibat stres juga perilaku sehari-
hari seseorang.Dan akibat dari itu semua menyebabkan suatu bentuk gangguan tidur
atau insomnia.Relaksasi bisa digunakan agar seseorang kembali pada taraf keadaan
normal.

D. Metode Relakasasi

Salah satu metode relaksasi otot progresif adalah dengan menegangkan dan
mengendurkan otot-otot jari-jari kaki dan secara progresif bekerja hingga leher
dan kepala.Teknik ini juga dapat dimulai dari kepala dan leher dan bekerja turun ke jari-jari
kaki.
E.Jenis-JenisRelaksasi
3
Relaksasi otot progresif dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Relaksasi Via Tension Relaxation

Dalam metode ini individu diminta untuk menegangkan dan melemaskan


masing- masing otot, kemudian diminta merasakan dan menilanati perbedaan
antara otot tegang dengan otot lemas. Disini individu diberitahu bahwa fase
menegangkan akan membantu dia lebih menyadari sensasi yang berhubungan
dengan kecemasan dan sensasi-sensasi tersebut bertindak sebagai isyarat
atau tanda untuk melemaskan ketegangan. Individu dilatih untuk melemaskan
otot-otot yang tegang dengan cepat seolah-olah mengeluarkan ketegangan dari
badan, sehingga individu akan merasa rileks,

2) Relaxation Via Letting Go

Pada fase ini individu dilatih untuk lebih menyadari dan merasakan
relaksasi.Individu dilatih untuk menyadari ketegangannya dan berusaha sedapat
mungkin untuk mengurangi serta menghilangkan ketegangan tersebut. Dengan
demikian individu akan lebih peka terhadap ketegangan dan lebih ahli dalam
mengurangi ketegangan.

3) Deffrential Relaxation

Deffrential relaxation merupakan salah satu penerapan ketrampilan


progresif.Pada waktu individu melakukan sesuatu bermacam-macam kelompok
otot menjadi tegang.otot yang diperlukan untuk melakukan aktifitas tertentu
sering lebih tegang daripada yang seharusnya (ketegangan yang berlebih)
dan otot lain yang tidak diperlukan untuk melakukan aktifitas juga menjadi
tegang selama aktifitas berlangsung. oleh karena itu untuk merilekskan otot
yang tegangannya berlebihan dan otot yang tidak perlu tegang, pada waktu
individu melakukan aktifitas tersebut dapat digunakan relaksasi defferential.
F. Hal-Hal Yang PerluDiperhatikanDalamKegiatanRelaksasi
4
Hal hal yang perlu juga diperhatikan dalam melakukan kegiatan relaksasi otot
progresif:
1) Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.
2) Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik.
3) Posisi tubuh, Jebih nyaman dengan mata tertutup. Jangan dengan berdiri,
4) Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
5) Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali
6) Memeriksa apakah klien benar-benar rileks.
7) Memberikan instruksi tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu lamban.

G.Indikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif

Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011, hlm.108) bahwa indikasi dari terapi relaksasi
otot progresif, yaitu:
1) Klien yang mengalami insomnia.
2) Klien sering stres.
3) Klien yang mengalami kecemasan.
4) Klien yang mengalami depresi.

H.Langkah-langkahRelaksasiProgresif

Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) persiapan untuk melakukan teknik ini yaitu:

a. Persiapan
1) Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang
dan sunyi.
2) Pahami tujuan, manfaat, prosedur.
3) Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup
menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di kursi dengan
kepala ditopang, hindari posisi berdiri.
4) Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu.
5) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.
b. Prosedur 5

Langkah awal yang dilakukan adalah sebuah ruang (dapat tertutup atau terbuka)
yang memungkinkan udara bebas keluar masuk sangat dianjurkan dalam Jatihan
relaksasi.Kursi yang dapat fleksibel naik dan tunm (lihat gambar 1) Jebih
diutamakan daripada tempat tidur sehingga dapat diletakkan di tempat-tempat yang
diinginkan.

Berikut dipaparkan masing-masing gerakan dan penjelasan mengenai otot-otot


yang akan dilatih:

1) Gerakan pertama

Ditujukan untuk melatih otot tangan yang dilakukan dengan cara


menggenggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan. Klien diminta
membuat kepalan ini semakin kuat (gambar 1), sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk
merasakan rileks selama 10 detik.Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan
dua kali sehingga klien dapat membedakan perbedaan antara ketegangan
otot dan keadaan relaks yang dialami.Prosedur sempa juga dilatihkan pada
tangan kanan.

Gambar 1
2) Gerakan kedua

Adalah gerakan untuk melatih otot tangan bagian belakang. Gerakan ini
dilakukan dengan cara menekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan

6
tangan sehingga otot- otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah
menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit (gambar 2).

Gambar 2

3) Gerakan Ketiga

Adalah untuk melatih otot-otot Biceps.Otot biceps adalah otot besar yang
terdapat di bagian atas pangkal lengan (lihat gambar 3). Gerakan ini diawali
dengan menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian
membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi
tegang.

Gambar 3

4) Gerakan Keempat
Ditujukan untuk melatih otot-otot bahu. Relaksasi untuk mengendurkan
bagian otot- otot bahu dapat dilakukan dengan cant mengangkat kedua
bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hingga menyentuh
kedua telinga. Fokus perhatiangerakan ini adalah kontras ketegangan yang
terjadi di bahu, punggung atas, dan leher

7
.
Gambar 4

5) Gerakan kelima sampai ke delapan


Adalah gerakan-gerakan yang ditujukan untuk melemaskan otot-otot di
wajah.Otot- otot wajah yang dilatih adalah otot-otot dahi, mata, rahang, dan
mulut. Gerakan untuk dahi dapat dilakukan dengan cara mengerutkan dahi dan
alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput (gambar 5).

Gambar 5
6) Gerakan keenam
Gerakan yang ditujukan untuk mengendurkan otot-otot mata diawali
dengan menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di
sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata (gambar 5).

8
7) Gerakan ketujuh
Bertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot
rahang dengan cara mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi
sehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang (gambar 5).

8) Gerakan kedelapan
Ini dilakukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir
dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar
mulut (gambar 5).

9) Gerakan Kesembilan
(gambar 6) ditujukan untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan
maupun belakang. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru
kemud.ian otot leher bagian depan. Klien dipandu meletakkan kepala sehingga
dapat beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala pada permukaan
bantalan kursi sedemikian rupa sehingga klien dapat merasakan ketegangan di
bagian belakang leher dan punggung atas.

10) Gerakan Kesepuluh


Sedangkan gerakan kesepuluh bertujuan untuk melatih otot leher bagian
depan (lihat gambar ). Gerakan ini dilakukan dengan cara membawa kepala ke
muka, kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya. Sehingga
dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.

Gerakan ke-9 Gerakan ke-10

9
Gerakan ke-11 Gerakan ke-12
Gambar 6

11) Gerakan Kesebelas

Gerakaninibertujuanuntukmelatihototpunggung. Gerakanini di
lakukandengan cara mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian punggung
dilengkungkan, lalu busungkan dada sehingga tampak seperti pada gambar 6.
Kondisi tegang dipertahankan selama10 detik, kemudian rileks.Pada saat rileks,
letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot menjadi lemas.

12) Gerakan Keduabelas

Gerakan berikutnya adalah gerakan keduabelas, dilakukan untuk melemaskan


otototot dada.Pada gerakan ini, klien diminta untuk menarik nafas panjang untuk
mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya.Posisi ini ditahan selama
beberapa saat, sambil merasakat1 ketegangan di bagian dada kemudian turun
ke perut.Pada saat ketegangan dilepas, klien dapat bernafas normal dengan
lega. Sebagaimana dengan gerakan yang lain, gerakan ini diulangi sekali lagi
sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan rileks.(gambar
6)
Gerakan ke-13

10
Gerakan ke-14
Gambar 7

13) Gerakan ketigabelas

Setelah latihan otot-otot dada, gerakan ketigabelas bertujuan untuk


melatih otot-otot perut. Gerakaninidilakukandengancaramenarikkuat-
kuatperutkedalam ,kemudianmenahannya sampai perut menjadi kencang dank
eras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali seperti
gerakan awal untuk perut ini.Gerakan 14 dan 15 adalah gerakan-gerakan untuk
otot-otot kaki.Gerakan ini dilakukan secant berurutan.(Gambar 7)

14) Gerakan keempatbelas

Gerakan keempat belas bertujuan untuk melatih otot-otot paha,


dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki (lihat gambar
delapan) sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan dengan
mengunci Jutut (lihat gambar delapan), sedemikian sehingga ketegangan pidah
ke otot-otot betis.Sebagaimana prosedur relaksasi otot, klien harus menahan
posisi tegang selama 10 detik baru setelah itu melepaskannya.Setiap gerakan
dilakukan masing- masing dua kali.(Gambar 7)
I.SOP Relaksasi Progresif

Persiapan Alat-alat:
tempat dan
1. Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami
alat
2. Tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks ada
penopang untuk kaki dan bahu.
Persiapan 1. Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan
melakukan kegitan relaksasi progresif.
2. Menjelaskan teknik dasar prosedur yang akan
dilakukan dengan cermat agar bisa dimengerti oleh pasien (gunakan
otak kanan yang bersifat menerima).
3. Menjelaskan lama waktu relaksasi progresif yang
efektif (10-20 menit).
4. Meminta kepada pasien untuk berdiri, melepaskan alas
kaki, mememosisikan badan senyaman mungkin dan tidak saling
bersentuhan dengan anggota tubuh yang lain serta benda yang ada
disekitar.
Proses a. Meminta pasien untuk memejamkan mata dengan
relaksasi lembut dan perlahan-lahan.
progresif b. Meminta pasien untuk menarik napas dalam dan
menghembuskan napas dengan panjang.
c. Meminta kepada pasien untuk menarik napas dalam:
1. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
a. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
b. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.
c. Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi selama
10 detik.
d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali
sehingga dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan
keadaan relaks yang dialami.
e. Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
2. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan
bagian belakang.
a. Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan
tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah
menegang.
b. Jari-jari menghadap ke langit-langit.

Gambar gerakan 1 dan 2


3. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot
besar padabagian atas pangkal lengan).
a. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
b. Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak
sehingga otot biseps akan menjadi tegang.

Gambar gerakan 3

4. Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu


supaya mengendur.
a. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan
hingga menyentuh kedua telinga.
b. Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan
yang terjadi di bahu punggung atas, dan leher.

Gambar 4
5. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-
otot wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut).
a. Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan
alis sampai otot terasa kulitnya keriput.
b. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan
ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan
gerakan mata.
6. Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan
ketegangan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti
dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot
rahang.
7. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot
di sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan
dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
Gambar 5, 6, 7 dan 8
8. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher
bagian depan maupun belakang.
a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang
baru kemudian otot leher bagian depan.
b. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi
sedemikian rupa sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian
belakang leher dan punggung atas.
9. Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher
bagian depan.
a. Gerakan membawa kepala ke muka.
b. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher bagian muka.
10. Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung
a. Angkat tubuh dari sandaran kursi.
b. Punggung dilengkungkan
c. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10
detik, kemudian relaks.
d. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lurus.
11. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
a. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan
udara sebanyak-banyaknya.
b. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
c. Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan
lega.
d. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan
antara kondisi tegang dan relaks.

Gambar 9, 10, 11, 12


12. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut
a. Tarik dengan kuat perut ke dalam.
b. Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10
detik, lalu dilepaskan bebas.
c. Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
Gambar 13,14

13. Gerakan 14 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki


(seperti paha dan betis).
a. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa
tegang.
b. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa
sehingga ketegangan pindah ke otot betis.
c. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
d. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

Terminasi a. Mengeksplorasi perasaaan pasien

b. Berdiskusi tentang umpan balik dengan pasien

c. Melakukan kontak : topik, waktu dan tempat, untuk


kegiatan selanjutnya / terminasi jangka panjang.
Lampiran 2

DAFTAR PUSTAKA
Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien
Psikogeriatrik.Jakarta : Salemba Medika
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin.(2005). Fundamental Keperawatan
buku I edisi 7.Jakarta : Salemba Medika
Ramdhani, N., & Putra, A., A. 2006. Pengembangan Multimedia Relaksaasi.
(http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/
relaksasi-otot.pdf). Diakses pada 13 Juni 2016.
Direja, A. H. S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Gemilang, J. (2013). Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta Mantra Books
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
Herodes, R. (2010). Anxiety and Depression in Patient.
Isaacs, A. (2005). Panduan belajar: keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik. Jakarta:
EGC
Kaplan & Sadock. (2007). Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. (Jilid 1).
Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin. (2005). Fundamental Keperawatan buku Iedisi 7.
Jakarta : Salemba Medika
Ramdani, H. (2012). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadapPenurunan
Tekanan Darah Klien Hipertensi Primer di Kota Malang.Malang
Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta
: Salemba Medika
Stuart, G.W & Laraia, M.T (2005). Principles and practice of psychiatric nursing. (7th
edition). St Louis: Mosby
Stuart, G. W. (2006). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC

Suliswati., Payopo, Tijie, Anita., Maruhawa, Jeremia., Sianturi, Yenny., Sumijatun.


(2005). Konsep dasar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Anggota IKAPI
Lampiran 3
EVALUASI PRE-POST TEST PENYULUHAN

1) Apakah pengertian relaksasi progresif?


2) Apakah tujuan relaksasi progresif?
3) Bagaimana langkah – langkah pelaksanaan relaksasi progresif
Lampiran 4

Anda mungkin juga menyukai