Pendahuluan
Dispepsia adalah kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri atau
rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa
perut penuh, sendawa, regurgitasi dan rasa panas yang menjalar di dada. Salah
15-30 % orang dewasa pernah mengalami hal ini dalam beberapa hari. Dari data
pustaka Negara Barat idapatkan angka prevalensinya berkisar 7-14 %, tapi hanya
penyakit tidak menular akan meningkat menjadi 73% dan proporsi kesakitan
menjadi 60% di dunia, sedangkan untuk negara SEARO (South East Asian
Regional Office) pada tahun 2020 diprediksi angka kematian dan kesakitan karena
penyakit tidak menular akan meningkat menjadi 50% dan 42% (WHO, 2015).
Kejadian dispepsia biasanya disertai dengan nyeri ulu hati, perut begah, mual,
dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit tahun 2010, pada urutan ke-5
dengan angka kejadian kasus sebesar 9.594 kasus pada pria dan 15.122 kasus pada
wanita. Sedangkan untuk 10 besar penyakit rawat jalan di rumah sakit tahun 2010,
dispepsia berada pada urutan ke-6 dengan angka kejadian kasus sebesar 34.981
kasus pada pria dan 53.618 kasus pada wanita, jumlah kasus baru sebesar 88.599
waktu makan. Biasanya, ia berada dalam kondisi terlalu lapar namun kadang-
beberapa zat kimia, seperti alkohol, umumnya obat penahan nyeri, asam cuka.
Makanan dan minuman yang bersifat asam, makanan yang pedas serta bumbu
lambung seperti makanan pedas yang dimana biasanya cabai memiliki kandungan
zat bernama capsaicin yang dapat memperlambat kerja sistem pencernaan yang
yang menekankan pada pemberian obat yang mampu menghilangkan rasa nyeri.
distraksi, stimulus saraf elektrik transkutan, stimulus, terapi music dan massage
dan efektif untuk nyeri kronis (Doliarn’do, Kurniajati, & Kristanti, 2018).
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada bagaimana cara melakukan nafas
teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
pernapasan secara dalam dan lambat yang dapat menimbulkan efek relaksasi.
memperbaiki gejala fisik, tetapi juga membantu gejala fisiologis, dan dapat
mengarah pada peningkatan kualitas kesehatan mental pada manusia. alah satu
tumbuhan yang memiliki fungsi sebagai aromaterapi adalah bunga mawar. Pada
saat aromaterapi mawar dihirup, molekul yang mudah menguap akan membawa
unsur aromatic yang akan merangsang memori dan respon emosional yang
menyebabkan perasaan tenang dan rileks serta dapat memperlancar aliran darah.
biasa digunakan sebagai bahan minyak bau terapi yang dapat memberikan efek
dan mengurangi nyeri. Selain kandungan nerol pada minyak mawar juga
tenang pada jasmani, pikiran, dan rohani.Aromaterapi mawar juga memiliki efek
Dalam sebuah penelitian yang diteliti oleh Meita Ardella (2017) yang
berjudul efektivitas relaksasi nafas dalam dan relaksasi aromaterapi bunga Mawar
desain quasi experimental dengan total subyek sebanyak 30 remaja putri yang
Hasil uji statistik menggunakan anova tunggal menunjukkan bahwa tidak ada
mawar memiliki efek paling efektif dalam meredakan nyeri dysmenorrhea primer
(Ruhman, 2017).
Berdasarkan latar belakang masalah dan data di atas maka peneliti merasa
penting untuk melakukan penelitian terkait topik yang sama tetapi di ruang
lingkup yang berbeda yaitu Ruang gawat darurat sehingga peneliti mengangkat
judul penelitan Pengaruh Terapi Relaksasi Nafas Dalam Dan Terapi Relaksasi
Aroma Bunga Mawar Pada Pasien Dyspepsia Terhadap Perubahan Skala Nyeri Di
Relaksasi Nafas Dalam Dan Terapi Relaksasi Aroma Bunga Mawar Pada Pasien
Dalam Dan Terapi Relaksasi Aroma Bunga Mawar Pada Pasien Dyspepsia
ruang gawat darurat sebelum diberikan tindakan terapi relaksasi nafas dalam
ruang gawat darurat setelah diberikan tindakan terapi relaksasi nafas dalam
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
pengaruh Terapi Relaksasi Nafas Dalam Dan Terapi Relaksasi Aroma Bunga
Mawar Pada Pasien Dyspepsia Terhadap Perubahan Skala Nyeri Di Ruang Gawat
Darurat.
1. Bagi Peneliti
dikaji, diteliti, dianilisis, dan disusun dalam karya tulis ilmiah yang
Relaksasi Nafas Dalam Dan Terapi Relaksasi Aroma Bunga Mawar Pada
3. Bagi Masyarakat
dan efektif untuk nyeri kronis (Doliarn’do et al., 2018). Teknik relaksasi
nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini
nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intesitas nyeri, teknik relaksasi
pernapasan secara dalam dan lambat yang dapat menimbulkan efek relaksasi.
keadaan menurunnya kognitif, fisiologi, dan perilaku (Potter & Perry, 2010).
impuls saraf ke otak, menurunnya aktifitas otak, dan fungsi tubuh yang lain.
jumlah pernapasan, penurunan tekanan darah, dan konsumsi oksigen (Potter &
Perry, 2010).
kurang dari 10 kali permenit dengan fase ekshalasi yang panjang (Breathesy,
2007). Slow deep breathing adalah gabungan dari metode nafas dalam (deep
melakukan nafas dalam dengan frekuensi kurang dari atau sama dengan 10 kali
permenit.
yang sunyi (Doliarn’do et al., 2018). Tujuan teknik relaksasi nafas dalam
(Ulinnuha, 2017).
Manfaat yang ditimbulkan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah mampu
dan berkurangnya rasa cemas (Smeltzer & Bare, 2011). Selain itu, manfaat
teknik relaksasi napas dalam antara lain dapat menurunkan denyut nadi,
dan peiode kewaspadaan santai. Teknik ini dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja, caranya sangat mudah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh
pasien tanpa memerlukan media serta dapat merilekskan otot-otot yang tegang
(Ulinnuha, 2017).
3. Anjurkan melakukan napas secara perlahan dan dalam melalui hidung dan
napas
Supaya teknik ini dapat efektif maka diperlukan partisipasi individu dan
kerja sama.
1. Konsep medis
Definisi
Menurut William & Martin (2014) dan Jaber et al. (2016) dalam
bahasa Yunani. Dengan kata lain, “dys” (miskin) dan “pepse” (dispepsia)
yang tidak nyaman ini dapat didefinisikan sebagai rasa secara subjektif yang
tidak nyeri dan dapat digabungkan dari berbagai gejala termasuk rasa cepat
kenyang atau rasa penuh pada perut bagian atas. Dispepsia dapat disebabkan
Habibie, 2021).
nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat
kenyang, rasa perut penuh, sendawa, regurgitasi dan rasa panas yang
nyeri, perasaan tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik
disertai dengan keluhan seperti rasa penuh saat makan, cepat kenyang,
(Ruhman, 2017)
Etiologi
lambung atau yang dikenal sebagai penyakit maag (Ruhman, 2017). Makan
umumnya obat penahan nyeri, asam cuka. Makanan dan minuman yang
bersifat asam, makanan yang pedas serta bumbu yang merangsang, semua
faktor pemicu tersebut dapat mengakibatkan dispepsia (Wibawani et al.,
2021).
jenis kelamin, usia dan tingkat stress. Jenis kelamin paling banyak yang
makanan asam. Usia paling banyak dialami oleh lansia karna semakin
Tingkat stress juga menjadi pemicu kejadian dispepsia karena stres yang
Manifestasi klinis
Patofisiologi
jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan
pengosongan lambung yang lebih cepat, serta gastric compliance yang lebih
a. Sekresi lambung
makan yang tidak teratur. Pola makan yang tidak teratur akan membuat
Jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, produksi asam lambung
b. Dismotilitas Gastrointestinal
hipersensitivitas gaster. Salah satu dari keadaan ini dapat ditemukan pada
setengah atau dua pertiga kasus dispepsia fungsional. Perlambatan
dengan keluhan seperti mual, muntah, dan rasa penuh di ulu hati.
c. Helicobacter pylori
sekitar 50% pada dispepsia fungsional dan tidak berbeda pada kelompok
pylori pada dispepsia fungsional dengan H. pylori positif yang gagal dengan
makanan bertahan di perut, akan semakin meningkat pula risiko naik asam
Penatalaksanaan
Tindakan non farmakologi yang dapat digunakan adalah
beralkohol
b. Makan dalam porsi kecil tetapi sering dan dianjurkan untuk makan 5-6
ibu profen. Gunakan anti nyeri lain yang lebih aman bagi lambung
seperti parasetamol
e. Antasida
infeksi
j. Anti-depressants atau anti-anxiety dapat digunakan untuk
k. Psikoterapi
Pemeriksaan penunjang
dapat 8 ditemukan normal walaupun gejala dispepsia tersebut ada hal ini
2. Konsep Keperawatan
Pengkajian
adanya nyeri perut, rasa pedi di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu
makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada
dan perut dan regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
Pengkajian pada pasien dispepsia dapat berupa :
1) Identitas pasien
2) Keluhan Utama
pencernaan.
5) Pola Aktivitas
6) Aspek Psikosoial
7) Aspek Ekonomi
Jenis pekerjaan dan jadwal pekerjaan, jarak tempat kerja dengan
8) Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
cemas.
Palpasi
sering muntah.
Auskultasi
menit).
Perkusi
Diagnosa
dispepsia maka diagnosa yang lazim timbul dan disesuaikan dengan buku
Intervensi
No Diagnosis Intervensi
.
1. Nyeri Akut (D.0077) Pemberian Obat (I.020062)
Definisi : mempersiapkan, memberi, dan
mengevaluasi keefektifan agen
farmakologis yang diprogramkan
Tindakan :
1. Identifikasi kemungkinan alergi,
interaksi, dan kontraindikasi obat.
2. Periksa tanda kadarluawarsa obat.
3. Monitor efek terapeutik obat
4. Monitor efek samping, toksisitas dan
interaksi obat
5. Lakukan prinsip enam benar (pasien,
obat, dosis, rute, waktu, dokumentasi.
6. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian,
tindakan yang diharapkan dan efek
samping sebelumnya.
2. Defisit Nutrisi (D.0019) Manajemen Nutrisi (I.03119)
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola
asupan nutrisi yang seimbang.
Tindakan
1. Identifikasi alergi dan intolerasni
makanan
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
5. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrien
yang dibutuhkan.
3. Nausea (D.0076) Manajemen mual (I.03117)
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola
perasaan tidak enak pada bagian
tenggorokan atau lambung yang dapat
menyebabkan muntah.
Tindakan :
1. Identifikasi dampak mual terhadap
kualitas hidup
2. Identifikasi antiemetik untuk
mencegah mual
3. Monitor mual
4. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika
perlu.
4. Ansietas (D.0080) Edukasi kesehatan (I.12383)
Definisi : mengajarkan pengelolaan faktor
risiko penyakit dan perilaku hidup bersih
dan sehat.
Tindakan
1. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan
sehat
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
5. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
C. Skala Nyeri
setiap orang dalam hal skala dan tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
(Ulinnuha, 2017).
intensitas nyeri dapat menggunakan skala angka atau Numeric Rating Scale
(NRS) atau Skala Wajah yang biasanya digunakan pada anak-anak yang sulit
value 0.014. Hasil uji paired sampel t-test terhadap tingkat nyeri
pre test dan post test pada kelompok kontrol menunjukkan terdapat
ekstremitas.
Jaber, N., Oudah, M., Kowatli, A., Jibril, J., Baig, I., Mathew, E., &
Muttappallymyalil, J. (2016). Dietary and Lifestyle Factors Associated with
Dyspepsia among Pre-clinical Medical Students in Ajman, United Arab
Emirates. Central Asian Journal of Global Health, 5 No. 1. Retrieved from
https://doi.org/10.5195/cajgh.2016.192
Mehta, P. P., Shah, R. M., Shinde, V. M., Kamble, R. N., & Mahadik, K. R.
(2014). Article Details Phytochemical and Pharmacological Aspects of
Sandalwood.
Smeltzer, & Bare. (2011). Buku Ajar keperawatan medikal bedah Brunner &
Suddarth, Alih Bahasa oleh agung waluyo, dkk. Jakarta: EGC.
Uysal, M., Dogru, H., Sapmaz, E., Tas, U., Cakmak, B., & Ozyos, A. (2016).
Investigating The Effect Of Rose Essential Oil In Patients With Primary
Dysmnorrhea.Complementary Therapies in Clinical Practice. 24, 45–49.