Anda di halaman 1dari 14

OBAT YANG BERPENGARUH PADA SISTEM SARAF PUSAT,

KARDIOVASKULAR, HORMONAL, VITAMIN DAN


MINERAL, TOKSIKOLOGI
Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah farmakologi

Dosen:
Ns. Herdiman, S. Kep., M. Kep.

Disusun oleh:
Astri Nuraeni
( 043315150005 )
Cika Insani Restuningrum
( 043315150008 )
Imanulhak
( 043315150018 )
M. Ramdani
( 043315150022 )
Robiah Syafaatus Shalihah
( 043315150034 )
Siti Mariam M
( 043315150035 )

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN TINGKAT SATU


STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala berkat,
rahmat, serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Obat Yang Berpengaruh Pada Sistem Saraf Pusat, Kardiovaskular,
Hormonal, Vitamin Dan Mineral, Toksikologi dengan cukup baik.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
terutama pada Bapak Ns. Herdiman, S.Kep., M.Kep selaku Dosen mata kuliah
kebutuhan dasar manusia yang telah memberikan tugas ini kepada penyusun
sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran bagi pribadi penyusun maupun
pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan yang mendasar mulai dari segi bahasa maupun segi
lainnya. Oleh karena itu, diharapkan agar pembaca memberikan kritik dan saran
agar kedepannya dapat diperbaiki agar menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, Juni 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Obat yang Berpengaruh pada Sistem Saraf Pusat...........................................3
B. Obat yang Berpengaruh pada Sistem Kardiovaskuler.....................................5
C. Obat yang Berpengaruh pada Hormonal.........................................................6
D. Vitamin dan Mineral........................................................................................7
E. Toksikologi......................................................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat adalah gabungan dari unsur-unsur kimia yang berinteraksi dengan
kimia tubuh sehingga menimbulkan rangkaian reaksi, dimana rangkaian reaksi
tersebut bertujuan untuk memberikan efek terapeutik. Dari pengertian diatas, kita
dapat mengetahui bahwa obat memiliki peran penting bagi pengobatan tubuh
manusia atau mempengaruhi sistem-sistem yang ada dalam tubuh.
Obat tidak hanya mempengaruhi satu sistem, tetapi juga mempengaruhi
berbagai sistem tubuh. Termasuk sistem saraf pusat, kardiovaskuler, dan
hormonal. Obat dapat memberikan manfaat maupun efek toksik yang
hubungannya dengan toksikologi obat yang dikonsumsi. Selain obat, vitamin dan
mineral juga sangat berpengaruh dalam berjalannya proses dalam tubuh. .
Seringkali masyarakat tidak mengetahui tentang berbagai pengaruh obat
dalam tubuhnya. Sehingga ketidaktahuan tersebut bisa membuat kesalahan
penggunaan obat dan memberikan efek yang tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan.
3

Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui berbagai pengaruh obat


untuk sistem tubuhnya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat. Selain
itu pengetahuan mengenai vitamin dan mineral bagi tubuh juga sangat penting
karena vitamin dan mineral yang sangat penting bagi tubuh manusia.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah obat yang berpengaruh pada sistem saraf pusat?


Apakah obat yang berpengaruh pada sistem kardiovaskuler?
Apakah obat yang berpengaruh pada hormonal?
Apakah vitamin dan mineral yang berpengaruh bagi tubuh manusia?
Apakah itu toksikologi?

C. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui obat yang berpengaruh pada sistem saraf pusat.


Untuk mengetahui obat yang berpengaruh pada sistem kardiovaskuler.
Untuk mengetahui obat yang berpengaruh pada sistem hormonal.
Untuk mengetahui vitamin dan mineral yang berpengaruh dalam proses

tubuh manusia.
5. Untuk mengetahui maksud dari toksikologi.
D. Manfaat
Agar masyarakat dapat mengetahui berbagai obat yang berpengaruh dalam
sistem tubuh manusia dan tepat memilih obat sesuai dengan kegunaannya. Agar
obat yang dikonsumsi memberikan manfaat dan bukan memberikan efek buruk
pada tubuh.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Obat yang Berpengaruh pada Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat (SSP) terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang
yaitu yang bertanggung jawab untuk mengatur fungsi tubuh. Sistem saraf pusat
menerima informasi dari sistem saraf perifer, yang diterjemahkan, dan kemudian
sistem saraf pusat mengirim sinyal yang tepat pada sistem saraf perifer untuk
merangsangn aktivitas seluler. Pembagian obat susunan saraf pusat yaitu:
1. Agen Anestesi
Agen anestesi menekan sistem saraf pusat sehingga menyebabkan
kehilangan kesadaran. Agen anestesi diklasifikasikan sebagai anestesi umum
dan lokal. Anestesi umum digunakan untuk bedah umum, bedah jantung,
bedah neuro, dan bedah anak. Agen anestesi ini diberikan oleh seorang ahli
atau perawat anestesi. Agen anestesi ini dihirup melalui masker atau slang
pernafasan.
Anestesi umum dapat terdiri dari satu obat atau kombinasi obat yang
disebut dengan anestesi seimbang berdasarkan usia, berat badan, kesehatan
umum, riwayat kesehatan, dan riwayat alergi pasien. Penggunaan obat
anestesi ini biasa digunakan pada malam hari sebelum operasi. Pasien
diberikan agen hipnotik untuk membantu tidur malam yang baik. Pada hari
operasi, premedikasi biasanya dapat diberikan kepada pasien sekitar satu jam
sebelum operasi. Premedikasi biasanya terdiri atas 2 obat. Salah satunya
benzodiazepine seperti lorazepam (Ativan). Obat ini menimbulkan efek
sedasi dan mengurangi kecemasan. Obat yang lainnya adalah antikolinergik
seperti atropine untuk mengurangi sekresi. Barbiturat aksi cepat seperti
natrium tiopental (Penthotal) kemudian diberikan di ruang operasi untuk
menginduksi anestesi. Pasien mengalami 4 tahap anestesi, yaitu:

a. Tahap analgesia (hilangnya sensasi nyeri)


b. Tahap Eksitasi (tekanan darah naik, pasien lebih kasar, dan laju pernapasan
meningkat)
c. Tahap Anestesi Bedah (otot rangka mengalami relaksasi)
d. Tahap Paralisis Meduler (pernapasan dan fungsi vital lainnya berhenti
berfungsi karena pusat pernapasan mengalami kelumpuhan).
2. Sedatif-Hipnotik (obat penenang)
Obat sedatif-hipnotik diberikan dalam dosis rendah untuk mengurangi
respon fisik dan mental tanpa mempengaruhi kesadaran pasien. Seiring
dengan peningkatan dosis menyebabkan pasien tertidur. Bahkan dosis tinggi
obat sedatif-hipnotik dapat menganestesi pasien. Obat ini tidak boleh
diberikan kepada pasien yang memiliki gangguan pernapasan berat atau yang
sedang hamil.
3. Analeptika
Analeptik adalah zat yang merangsang pernapasan dan aktivitas
jantung. Salah satunya Metilfenidat (Retalin) sering diresepkan untuk anakanak dengan gangguan hiperaktivitas dan deficit perhatian atau attention
deficit hyperactivity disorder (ADHD).
4. Antiparkinson
Digunakan untuk mengobati tahap awal penyakit Parkinson. Obat ini
biasanya dikombinasikan dengan levodopa untuk mengontrol penyakit
Parkinson atau sebagai obat tunggal untuk mengobati pseudoparkinson. Ada
empat jenis obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson yaitu
dopaminergik, agonis dopamin, inhibitor MAO-B.

B. Obat yang Berpengaruh pada Sistem Kardiovaskuler


Obat jantung mengatur kontraksi jantung, denyut jantung dan irama
jantung. Ada 3 kelompok obat jantung yaitu: glikosida, antiangina, dan
antidisritmik.
1. Glikosida
Penghambat

pompa

natrium-kaliumdan

meningkatkan

kalsium

intraseluler. Hal ini menyebabkan serabut otot jantung berkontraksi lebih


baik. Glikosida juga digunakan untuk memperbaiki fibrilasi atrial dan atrial
flutter (detak jantung tak beraturan). Glikosida mencakup digoksin (Lanoxin),
inamrinon laktat (Inocor), dan milrinon laktat (Primacon), dan bipiridin
inotropik positif.
2. Antiangina
Digunakan untuk mengobati angina pektoris dengan meningkatkan
aliran darah baik dengan meningkatkan suplai oksigen atau dengan
mengurangi kebutuhan oksigen jantung.
a. Nitrat, mengurangi tahanan atau resistensi pembuluh vena sehingga
menurunkan beban kerja jantung dan meningkatkan vasodilatasi. Obat ini
digunakan pada angina varian. Nitrat yang paling diresepkan adalah
isosorbid dinitrat (Isordil, Sorbitrate) dan isosorbid mononotrat (Moneket,
Imdur).
b. Penghambat beta, menurunkan beban kerja jantung dan mengurangi
kebutuhan

oksigen

jantung.

Penghambat

beta

meliputi

atenolol

(Tenormin), metoprolol tartrat (Lopressor), nadolol (Corgard), dan


propranolol HCl (Inderal).
c. Penghambat Kanal Kalsium, mengurangi beban kerja jantung, mengurangi
kebutuhan oksigen jantung, serta digunakan pada angina pektoris varian.
Meliputi amlodipine (Norvasc), bepridil HCl (Vascor), distiazem HCl
(Cardizem), felodipin (Plendil), dan verapamil HCl (Calan, Isoptin).
3. Antidisritmik
Yaitu obat yang mengembalikan irama jantung normal dan digunakan
untuk mengobati disritmia (gangguan pada irama jantung). Meliputi:

a. Golongan I Penghambat kanal natrium: prokainamid (pronestyl, procan),


Quinidine sulfat, Poligalaktorat dan Glukonat (Quinidex, Cadioquin)
b. Golongan II Penghambat beta: Esmolol (Brevibloc) dan Propanolol HCl
(Inderal)
c. Golongan III Memperpanjang Repolarisasi: Adenosin (Adenocard),
Amiodaron HCl (Cordarone), Bretilium tosilat (Bretylol)
d. Golongan IV Penghambat kanal natrium: Verapamil HCl (Calan) dan
Ditiazem (Cardizem)
C. Obat yang Berpengaruh pada Hormonal
1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hiposfisis memproduksi hormon pertumbuhan (GH) dan
pada kelenjar hipofisis posterior memproduksi hormon antidiuretic (ADH)
juga oksitosin (dilepaskan untuk memulai kontraksi pada persalinan).
Ganiggguan yang terjadi yaitu kekurangan ADH yang disebut dengan
diabetes insipidus (DI) menyebabkan ginjal mengeluarkan sejumlah besar air.
Juga bisa terjadi Gigantisme (selama masa kanak-kanak) apabila kelebihan
hormon GH. Beberapa obat yang digunakan untuk gangguan hipofisis yaitu
desmopressin asetat (DDAV), desmopressin (Stimate), lypressin (Diapid),
vasopressin (Aqua) (Piressin), vasopressin tanat/minyak (Pitressin Tannate).
2. Kelanjar Adrenal
Dibagi menjadi 2 yaitu medulla adrenal dan korteks adrenal. Korteks
adrenal memproduksi glukokortikoid (kortisol) dan mineralokortikoid
(aldosteron). Kortikotropin (acthar) adalah obat ACTH yang digunakan untuk
diagnosis gangguan kelenjar adrenal dan dapat digunakan juga untuk
mengobati insufisiensi kelenjar adrenal dan obat antiinflamasi dalam
pengobatan reaksi alergi nseperti syok anafilaksis.
3. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mengeluarkan 2 hormon yaitu tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3). Penurunan jumlah T3 dan T4 yang diproduksi adalah
kondisi yang disebut hipotiroidisme dan peningkatan sirkulasi T3 dan T4
disebut hipertiroidisme.

a. Hipotiroidisme, diobati dengan pemberian natrium levotiroksin (levotroid,


synthroid) yang meningkatkan kadar T3 dan T4 juga untuk mengobati
gondok ringan dan tiroiditis limfositik kronis. Liotironin (Cytomel)
digunakan untuk pengobatan jangka pendek hipotiroidisme. Lyotric
(Euthroid, Thyrolar) jarang digunakan.
b. Hipertiroidisme, diobati dengan pemberian Propiltiourasil (PTU) dan
Metiltiourasil (Tapazole) digunakan untuk mengobati tirotoksik dan pasien
yang dalam persiapan untuk menjalani tirodektomi subtotal. Larutan lugol
digunakan untuk menekan fungsi tiroid pada pasien yang menjalani
tirroidektomi subtotal untuk penanganan penyakit Graves dan juga
berguna untuk mengatasi krisis tirotoksik.
4. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid mengsekresikan hormone paratiroid (PTH) yang
mengatur kadar kalsium dalam darah. Kekurangan PTH dapat menyebabkan
hipokalsemia yang dapat diobati dengan penggantian PTH yang mengoreksi
defisit kalsium dengan mendorong penyerapan kalsium di saluran pencernaan
dengan Kalsitriol.
D. Vitamin dan Mineral
1. Vitamin yang larut dalam lemak
a. Vitamin A (Acon, Aquasol) digunakan untuk pengobatan pada gangguan
kulit seperti jerawat yang memiliki efek beracun jika dikonsumsi
berlebihan.
b. Vitamin D digunakan untuk membuat bentuk aktif dari kalsifediol. Bentuk
aktifnya adalah hormon yang tergabung dengan hormon paratiroid (PTH)
dan kalsitonin untuk mengatur kalsium dan forfor oleh tulang.
c. Vitamin E dapat melindungi jantung, pembuluh darah, dan komponen sel
agar tidak teroksidasi serta mencegah sel-sel darah merah dari hemolisis
(pecah). ketika terjadi keseimbangan yang cukup dari garam, sekresi
pankreas, dan lemak, vitamin E diserap disaluran pencernaan dan disimpan
di semua jaringan terutama hati, otot, dan lemak.

d. Vitamin K diperlukan untuk mensistensi protrombin dan faktor pembekuan


dan penawar untuk overdosis oral antikoagulan Coumadin (warfarin).
2. Vitamin yang larut dalam air
a. Vitamin C diperlukan untuk endotelium kapiler dan perbaikan jaringan.
Vitamin C membantu dalam penyerapan zat besi dan metabolism asam
folat.
b. Vitamin B kompleks terdiri atas 4 vitamin yaitu vitamin B1 (tiamin)
digunakan untuk mengobati neuritis perifer dari alkoholisme atau beriberi. B2 (riboflavin) digunakan untuk mengatasi masalah kulit seperti
dermatitis bersisik, sudut mulut pecah-pecah, peradangan kulit dan lidah.
B3 digunakan

untuk

meredakan

pelagra

(defisiensi

niasin)

dan

hyperlipidemia serta dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan dan


vasodilatasi yang mengakibatkan sensasi panas di tubuh. B6 digunakan
untuk meringankan gejala penyebab neuritis oleh terapi isoniazid (INH)
untuk tbc.
3. Mineral
a. Besi dibutuhkan untuk regenerasi hemogelobin.
b. Tembaga digunakan dalam pembentukan sel darah merah dan jaringan
ikat, juga merupakan kofaktor untuk banyak enzim.
c. Zink, merangsang aktivitas lebih dari seratus macam enzim untuk
melakukan fungsi penting tubuh yang meliputi Produksi insulin,
pembuatan sperma, dan memainkan peran penting dalam sistem kekebaan
tubuh dan sintesis DNA. Zink juga membantu mempercepat penyembuhan
luka dan membantu mempertahankan saraf persa dan pembau.
d. Kromium, mengendalikan diabetes yang tidak tergantung insulin dengan
menormalkan glukosa darah seingga meningkatkan efek insulin tubuh
pada sel.
e. Selenium adalah mineral yang merupakan kofaktor untuk enzim
antioksidan yang melindungi protein dan asam nukleat dari kerusakan
akibat proses oksidasi.

E. Toksikologi
Toksikologi adalah kajian tentang hakikat dan mekanisme efek berbahaya
(efek toksik) berbagai bahan kimia terhadap makhluk hidup dan sistem biologik
lainnya. Sedangkan toksisitas atau keracunan obat adalah reaksi yang terjadi
karena dosis berlebih atau menumpuknya zat dalam darah akibat gangguan
metabolism atau ekskresi. Adapun obat-obat yang dapat menyebabkan keracunan
yaitu:
1. Paracetamol atau Asetaminen adalah obat analgesik atau antipiretik yang
populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan
sakit ringan, serta demam. Kelebihan dosis paracetamol dapat dapat
menyebabkan gangguan hati.
2. Asam Salisilat adalah (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang
bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat
berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2
kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di
samping itu digunakan pula garamsalisilat. Kegunaan Asam Salisilat yaitu
Asam salisilat adalah obat topikal murah yang digunakan untuk mengobati
sejumlah masalah kulit, seperti jerawat, kutil, ketombe, sporiasis, masalah
kulit lainnya, mengawetkan makanan, antiseptik, dan campuran dalam
pasta gigi. Asam salisilat digunakan pula sebagai bahan utama untuk
aspirin. Efek negatif dari Asam Salisilat itu adalah Asam salisilat
sebenarnya hanya baik digunakan sebagai obat lotion (tubuh bagian luar).
Konsumsi pada asam salisilat dapat menimbulkan gangguan lambung,
pusing, berkeringat, mual, dan muntah. Efek dalam jangka waktu lama
dapat menimbulkan kekurangan zat besi, kemerahan dan gatal-gatal pada
kulit. Konsumsi dalam jumlah besar mengakibatkan pendarahan pada
lambung.
3. Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan
NSAID, atau Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs. Umumnya, obatobatan analgetik adalah golongan obat antiinflamasi (antipembengkakan),
dan beberapa jenis obat golongan ini memiliki pula sifat antipiretik

(penurun panas), sehingga dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik.


Efeknya dapat menyebabkan agranulosit, iritasi lambung, reaksi kulit
kemerahan, dan apabila dicampur dengan Klorpromazine bisa mengalami
hipotermia berat.
4. Vitamin B6 disebut juga dengan pyridoxine, adalah vitamin yang larut air,
yang digunakan dalan penanganan defisiensi vitamin B6 dan beberapa
kasus anemia. Kelebihan vitamin B6 dapat menyebabkan mati rasa, sulit
bernapas, alergi pada kulit, kelelahan berat, dan lain-lain.
5. Vitamin C dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu
menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Bila dikonsumsi terlalu
banyak, vitamin C bisa menyebabkan terganggunya penyerapan vitamin
B12 yang mana berperan dalam fungsi saraf otak dan juga sel darah
merah. Selain itu, bisa menyebabkan asam lambung meningkat,
peningkatan kadar asam urat dalam kandung kemih, kulit ruam, atau
pusing dan mual.

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat merupakan rangkaian unsur-unsur kimia yang dapat menimbulkan
efek tertentu dalam tubuh sehingga memberikan efek penyembuhan pada tubuh
manusia. Obat tidak hanya diperuntukkan mempengaruhi satu sistem tubuh, tetapi
juga mempengaruhi banyak sistem dalam tubuh diantaranya sistem saraf pusat,
sistem kardiovaskuler, dan sistem hormonal. Obat memiliki efek yang bermanfaat
bagi tubuh dan terkadang juga memberikan efek buruk berupa efek toksik yang
hubungannya dengan toksikologi. Selain obat yang mempengaruhi berbagai
sistem dalam tubuh untuk proses penyembuhan, vitamin dan mineral yang berasal
dari asupan makanan yang dikonsumsi juga tidak kalah penting dalam melakukan
proses-proses dalam tubuh manusia.
B. Saran
Berdasarkan uraian diatas, penyusun dapat menyarankan agar pembaca
bisa lebih memahami tentang obat untuk berbagai sistem tubuh agar tidak terjadi
kesalahan pemberian obat dan memberikan efek yang diharapkan. Dan memenuhi
asupan vitamin dan mineral agar proses-proses dalam tubuh bisa berjalan dengan
seharusnya.

11

DAFTAR PUSTAKA
Kamienski, Mary dan Jim Keogh. 2015. Farmakologi DeMYSTiFied. Yogyakarta:
Rapha Publishing.
Wirasuta, M.A.G. dan Rasmaya, N. 2007. Toksikologi umum. Diakses 21 Juni
2016. Tersedia: http://farmasi.unud.ac.id/ind/wp-content/uploads/BukuAjar-Toksikologi-Umum.pdf
Wulans, kikey. 2013. Toksikologi Obat-obatan. Diakses 22 Juni 2016. Tersedia:
https://www.scribd.com/doc/188079733/Toksikologi-Obat

12

Anda mungkin juga menyukai